Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU

PENANGANAN HOLISTIK KISTA OVARIUM

Disusun Oleh:
FADLIANUR
(14 19 777 14 386)

Pembimbing :
dr. Djemi, Sp.OG (K). OBGYNSOS. MARS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang


bersangkutan sebagai berikut :

Nama : Fadlianur
Stambuk : 14 19 777 14 386
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Al-Khairaat
Judul Referat : Penanganan Holistik Kista Ovarium
Bagian : Ilmu Obstetri dan Ginekologi

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian


Ilmu Obstetri dan Ginekologi , Fakultas Kedokteran Universitas Al Khairaat.

Palu, 2022

Pembimbing Dokter Muda

dr. Djemi, Sp.OG (K). OBGYNSOS. MARS Fadlianur

2
BAB I

PENDAHULUAN

Kista ovarium adalah suatu pertumbuhan abnormal di ovarium yang


bentuknya bulat, berisi cairan, biasanya bertangkai, dan bisa tumbuh terus menjadi
besar.
World Health Organization atau WHO mengungkapkan bahwa kasus
ovarium terdeteksi paling menonjol berada di negara-negara maju, namun juga
banyak terjadi di negara yang sedang berkembang. Di negara-negara maju, rata-
rata terdapat 10 orang penderita kista ovarium dari 100.000 orang.
Pengecualiannya adalah Jepang di mana rata-rata 6,5 orang dari 100.000 orang.
Sementara di negara-negara Amerika Selatin, terdapat 7,7 kasus per 100.000
orang. Berbagai begara berkembang seperti negara-negara di Benua Afrika
memiliki kasus kista ovarium yang lebih sedeikit.. Khusus di Indonesia,
sebagaimana dilaporkan Kemenkes terdapat 23.400 orang yang menderita kista
dan sebanyak 13.900 orang yang meninggal dunia.
Rata-rata wanita ketika mengetahui dia memiliki kista ovarium adalah takut,
sedih, stres dan cemas yang diakibatkan pikiran-pikiran atau keyakinan irasional
dari diri sendiri maupun lingkungan luar terkait salah satu dampak dari penyakit
ini yaitu mengalami gangguan infertilitas. Sedangkan ketika melakukan operasi
kista perasaan mereka adalah pasrah dan takut.
Terapi holistik adalah terapi untuk menangani pikiran, tubuhm dan jiwa untuk
mendukung kesehatan dan penyembuhan. Terapi Holistik yang mempunyai
metode terapi medis, psikoterapi, terapi psikososial, dan terapi psikoreligius.
Manfaat terapi holistik dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental
secara keseluruhan dan bermanfaat untuk menyembuhkan: depresi, kesemasan,
masalah emosi, masalah keluarga, stress trauma, dan sakit kronis.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi ovarium

Gambar 1. Anatomi Ovarium dan Tuba

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium
adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5 cm.1

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-


pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas.
Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan depannya
ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung
yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari
infundibulum.1,4 Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu
dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari
gubernakulum1,2,3

4
Gambar 2. Anatomi ovarium

Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika


albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang
sangat sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica
kanan dan kri yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai
drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.4

B. Kista Ovarium
a. Definisi
Kista ovarium adalah suatu pertumbuhan abnormal di ovarium
yang bentuknya bulat, berisi cairan, biasanya bertangkai, dan bisa
tumbuh terus menjadi besar.
b. Etiologi
Kista ovarium memiliki beragam etiologi mulai dari fisiologis
(follicular/luteal cyst) hingga keganasan ovarium dan lebih banyak terjadi
pada wanita dalam usia reproduktif.2
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu
sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama
siklus menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

5
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma

Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui,


diduga akibat abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat
genetis kanker yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan
karsinogenik.
c. Epidemiologi
World Health Organization atau WHO mengungkapkan bahwa
kasus ovarium terdeteksi paling menonjol berada di negara-negara
maju, namun juga banyak terjadi di negara yang sedang berkembang.
Di negara-negara maju, rata-rata terdapat 10 orang penderita kista
ovarium dari 100.000 orang. Pengecualiannya adalah Jepang di mana
rata-rata 6,5 orang dari 100.000 orang. Sementara di negara-negara
Amerika Selatin, terdapat 7,7 kasus per 100.000 orang. Berbagai
begara berkembang seperti negara-negara di Benua Afrika memiliki
kasus kista ovarium yang lebih sedeikit.. Khusus di Indonesia,
sebagaimana dilaporkan Kemenkes terdapat 23.400 orang yang
menderita kista dan sebanyak 13.900 orang yang meninggal dunia.
d. Sifat kista
1. Kista fisilogis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut
berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista

6
tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih
mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista fisiologis
diantaranya adalah kista korpus luteal, kista folikular, kista teka-
lutein.4
2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker
ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian
terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang
tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan
tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,
sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
disebut juga sebagai silent killer.
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat,
yang kadang tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering
muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya
diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang
agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak
biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika
sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan
melalui proses laparoskopi.1,2
e. Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan
tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid.
1. Kista Ovarium Non-Neoplastik
a) tumor akibat radang : Tumor ini biasanya disebabkan oleh
proses infeksi yang terjadi pada adneksa. Tumor ini cukup
jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya
bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan

7
menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi
proses imunologis sehingga terbentuk abses.1
b) Kista Folikel : Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak
sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel,
atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di
bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang
lazim, melainkan membesar menjadi kista.bisa di dapati satu
kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1
½cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan
apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel.
Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di
tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel
yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu
banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH
(luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause
berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau
gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya
asimtomatik.1

8
Gambar 3. Kista Folikel

c). Kista Korpus Lutein: Dalam keadaan normal korpus luteum


lambat laun mengecil dan menjadi korpusalbikans. Kadang-kadang
korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus
luteum persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan meny
ebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteummemberi gambaran
yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning,
terdiriatas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan
kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal
ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopikterganggu,
kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1, 3

Gambar 4. Kista Korpus Lutein

 
d). Kista Teka Lutein: Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju.
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihatluteinisasi sel-sel
teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh
hormonekoriogonadrotropin yang berlebihan.1,3
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung
telur yangfungsional dan membesar bukan karena

9
tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat
fase pendarahan dari siklus menstruasi. Kista teka-lutein biasanya
berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;
biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur,
serta terapi hormone

Gambar 4. Kista Teka Lutein

 
e.) Kista Inklusi Germinal: Terjadi karena invaginasi dan isolasi
bagian-bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada 
wanita usia lanjut dan besarnya jarangmelebihi 1 cm. Kista
terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas
satulapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan
jernih dan serous.1,3

Gambar 5. Kista Inklusi Germinal

10
f). Kista Endometrium: Kista ini endometriosis yang berlokasi di
ovarium. Akibat proliferasi dari sel yangmirip dinding
endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil
peluruhan dindingsaat menstruasi 1,3
2. Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a). Kistoma Ovari Simpleks: Kista ini mempunyai permukaan
yang rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral
dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih,serous dan berwarna kuning. Pada dinding
kista tampak lapisan epitel kubik. Terapiterdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yangdikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3
b). Kistadenoma Ovarii Serosum:
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan 
kistadenomamusinosum dan dijumpai pada golongan umur
yang sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-
20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat m
embesarsehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil
dibanding dengan ukurankistadenoma musinosum. Permukaan
tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated  karena kista
serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler
ke dalam rongga kistasebesar 50% dan keluar pada permukaan
kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dankadang-kadang
coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri
kecil,tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papiloma)

11
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan
gambaran makroskopiskistadenoma serosum papileferum yang
ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaanrnikroskopis pun
tidak selalu mernberikan kepastian.
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang
dilapisi epitel kubikatau torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofil dan inti sel yang besar dan gelapwarnanya. Karena
tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelum),maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam, tetapi sebagian besar terdiri atasepitel bulu getar seperti
epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan
pengendapankalsium dalam stromanya yang dinamakan
psamoma. Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang  menyertai tumor serosa
proliferatif. Kebanyakanditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasaketidaknyamanan
daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen
atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang
ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada stadium
terminal. 1,2,6
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan
stratifikasi epitel, sertaanaplasia dan mitosis pada sel-sel,
kistadenoma serosum secara makroskopikdigolongkan ke
dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma
serosummengalami perubahan keganasan. Bila terdapat
implantasi pada peritoneum disertaidengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipundiagnosis histopatologis
pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak
(histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap 
sebagai neoplasma ovarium ganas (clinicalymalignant).

12
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi
oleh karena berhubungdengan besarnya kemungkinan
keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang telititerhadap
tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu
diperiksa sediaan yangdibekukan (frozen section) pada saat
operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu
operasi.1,3

Gambar 6. Kistadenoma Ovarii Serosum

c). Kistadenoma Ovarii Musinosum: Asal tumor ini belum


diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin munculsebagai
tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal
dari teratoid ditemukan pada penderiayang muda. Paling sering
pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang
sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak dit
emukan bersama-samadengan kistadenoma ovarii serosum.
Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dariseluruh
ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum nerupakan
40% dari seluruhkelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin,
permukaan berbagala(lobulated) dan umumnya multitokular
dan odematosa; lokular yang mengandungniukosa ini kelihatan
biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat

13
mencapaiukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak
dapat ditemukan jaringan yangnormal lagi. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral(8-
10%). Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan
terutama apabila
terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. P
ada permukaan terdapatcairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampaicoklat tergantung
dari percampurannya dengan darah. Pemeriksaan mikroskopik
: tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak tinggidan sel-
sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam
satu
lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbu
h seperti struktur kelenjar,kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista
baru, yang menyebabkan kista menjadimultilokuler. Jika
terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada
saatoperasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan
peritoneum rongga perut,dan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei
timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya
penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang
ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.1,3
d). Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya
terlepas sewaktu haid danterlihat keluar dari kemaluan seperti
darah); tidak terletak dalam rahim tetapimelekat pada dinding
luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid,
lapisantersebut menghasilkan darah haid yang akan terus
menerus tertimbun dan menjadikista. Kista ini bisa 1 pada dua

14
indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakitterutama
sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

Gambar 7. Kista Endometroid

e). Kista Dermoid:


Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium
yangkistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang mas
ih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral,lazimnya diju
mpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan
pada anakkecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat
pembentukan lapisanembrional. Lapisan ektoderm yang saat
dewasa akan menjadi sel sel folikel rambut,tulang, serta gigi
secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini
tidakmempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih
keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit,rambut
kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus
gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produkkelenjer

15
sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur
dengan rambut. Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai
dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan d
inding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga 
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hany
a 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lew
atmenopause. 1,3

Gambar 8. Kista Dermoid

2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan
tetapi, ini tidak berarti bahwatermasuk suatu neoplasma yang
ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna. Potensimenjadi
ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat
rendah padafibroma ovarium dan sangat tinggi pada
teratoma embrional yang padat.1,6
a). Fibroma ovarii: Potensi menjadi ganas sangat rendah pada
fibroma ovarium, kurang dari 1%.Fibroma ovarii berasal dari
elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang
multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma
ovarium dan paling seringditemukan pada penderita menopause.

16
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan
beratnya 20 kg, dengan 90%uniteral. Permukaan tidak rata,
konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan.Apabila
konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila
lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan
ikat dengan sel-sel di tengah jaringankolagen. Apabila terdiri
atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma
ovarii.Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai
dan dapat terjadi torsi. Padatumor ini sering ditemukan
sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).1,2,6
b). Tumor Brenner: Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang
sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensi
nya 0,5% dari semua tumorovarium. Besar tumor ini beraneka
ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapakilogram.
Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna
kuning muda sepertifibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-
kadang pada tumor ini temukan sindromaMeigs. Gambar
mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni
sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi
jaringan ikat yang luas dan padat.Tumor Brenner tidak
menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan hi
stopatologikovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa
kasus tumor ini menunjukkankeganasan pada histopatologi dan
klinisnya.1,2,6
c). Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor): Tumor ini
sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini
menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atashirsutisme,
pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.

17
f. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan. 1,6

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. 1,2

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi


gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG. 1,2

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel

18
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah
dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2
g. Gejala klinik
Kebanyakan wanita dengan kista ovarium tidak menimbulkan
gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan
tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda adalah akibat dari
pertumbuhan , aktivitas endokrin, atau komplikasi dari kista tersebut.
Biasanya gejala antara lain:
a. Haid tidak teratur
b. Nyeri pada saat menstruasi
c. Konstipasi dan polyuria jika tumor sudah menekan tumor atau
kandung kemih
d. Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri saat bersenggama karena
perenggangan atau penekanan daerah panggul.
e. Pada USG akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-
kadang oval ) dan terlihat sangat lusen dengan dinding-dinding
yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista Nampak bayangan
opak yang lebih.
f. Infertilitas
g. Perut membuncit karena ada masa dalam abdomen
h. Kemung
i. Mual
j. Gangguan nafsu makan
k. Sesak napas karena penumpukan cairan bisa juga terjadi pada
rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada.
h. Diagnosis
Kejadian kista pada ovarium umumnya ditemukan secara tidak
sengaja saat pasien sedang melakukan pemeriksaan rutin atau

19
pemeriksaan ginekologi lainnya. Hal ini disebabkan oleh kista ovarium
yang dapat bersifat asimtomatis terutama saat ukurannya kecil. Kista
ovarium dengan ukuran besar umumnya dapat menyebabkan gejala
seperti terjadi perasaan begah, mudah kenyang, keinginan untuk
berkemih, dan rasa nyeri pada perut. Pada Kista ovarium yang sudah
berubah menjadi ganas, gejalanya dapat lebih beragam akibat
kemungkinan terjadinya metastasis, baik di daerah sekitar abdomen
bahkan dapat mencapai payudara.
Ovarium ganas berupa malaise, penurunan berat badan, nyeri pada
daerah yang terdampak (nyeri abdomen atau nyeri dada), dan kesulitan
untuk bernapas.5 Dikarenakan kista ovarium yang jinak umumnya
bersifat asimtomatis, maka diperlukan pendekatan klinis yang baik
mengenai keluhan yang dimiliki pasien. Pemahaman mengenai onset,
durasi, pemicu, dan karakteristik perlu didalami dengan baik untuk
dapat menentukan derajat keparahan dari kista ovarium. Selain
anamnesis berdasarkan keluhan dan temuan fisik, riwayat keluarga dan
faktor risiko juga penting untuk ditanyakan. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa atau riwayat ditemukannya kista ovarium perlu
ditelusuri. Riwayat menstruasi, ada atau tidaknya rasa nyeri saat haid,
peningkatan volume darah haid, serta pemendekan siklus haid juga
perlu ditanyakan pada kasus suspek kista ovarium. Riwayat obstetri
juga perlu dieksplorasi mengingat adanya hubungan kehamilan dengan
kista ovarium. Riwayat operasi serta penggunaan kontrasepsi juga
perlu untuk ditanyakan.3
Apabila ditemukan kecurigaan adanya kista ovarium atau ada
temuan massa, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dalam hal
ini, pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah TTV, pemeriksaan
abdomen, dan pemeriksaan dalam. Jika kista sudah membesar, dapat
dirasakan adanya masa atau benjolan pada pemeriksaan abdomen.
Deskripsi masa yang perlu diberikan adalah lokasi, ukuran, batas,
kepadatan, mobilitas, dan ada atau tidaknya nyeri. Pada pemeriksaan

20
dalam dilakukan pemeriksaan inspeksi, inspekulo, VT atau RT untuk
menentukan massa pada adneksa.3
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi Alat peraba (transducer) digunakan untuk
memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan
menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan
cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang
oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang
tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo
yang lebih putih dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

Gambar 9. USG

Pemeriksaan Lab

21
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan
yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
 Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik.
 Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit
keganasan, dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain
seperti leukosit, HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai
keadaan pasien.
 Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
 Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa,
namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili
keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari
tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan
proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop. 6

i. Penatalaksanaan
Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika
tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-
obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID 1,2,4

Operasi

22
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau
laparotomi. Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan
pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi
kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan
pemeriksaan Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista
itu sendiri melalui operasi. Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi
diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan
gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan
patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.
1,2,4,6

j. Komplikasi
Beberpa ahli mencurigai kista ovarium bertanggungjawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun . mekanisme
terjadinya kanker masih belum jelas namun, dianjurkan pada wanita
yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi
dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
a. Torsio : putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran
diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan torsi
bermacam-macam , yang pentign adalah faktor-faktor dari tumor
sendiri dan gerakan-gerakan peristaltic dari usus.
b. Rupture dari kista: hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara
spontan atau oleh trauma. Sehingga menyebabkan perdarahan.
Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga
berangsur-angsur, menyebabkan pembesaran kista, dan hanya
dalam jumlah yang banyak yang akan terjadi distensi yang cepat
dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
k. Prognosis

23
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila
sujdah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil
yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan
keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma
sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan
prognosis yang buruk.1,6
C. Penangana Holistik pada Kista Ovarium
Terapi holistik adalah terapi untuk menangani pikiran, tubuhm dan jiwa
untuk mendukung kesehatan dan penyembuhan.
Manfaat terapi holistik dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
mental secara keseluruhan dan bermanfaat untuk menyembuhkan: depresi,
kesemasan, masalah emosi, masalah keluarga, stress trauma, dan sakit kronis.
Terapi Holistik yang mempunyai metode terapi medis, psikoterapi, terapi
psikososial, dan terapi psikoreligius.
Rata-rata wanita ketika mengetahui dia memiliki kista ovarium adalah takut,
sedih, stres dan cemas yang diakibatkan pikiran-pikiran atau keyakinan irasional
dari diri sendiri maupun lingkungan luar terkait salah satu dampak dari penyakit
ini yaitu mengalami gangguan infertilitas3,5. Sedangkan ketika melakukan operasi
kista perasaan mereka adalah pasrah dan takut.
Kecemasan yang ada dalam diri seseorang dalam menyikapi penyakit yang
datang sesungguhnya merupakan sesuatu yang normal. Ketika seorang wanita
mengetahui bahwa dirinya mengalami penyakit pada bagian ovariumnya, sangat
mungkin mereka merasakan adanya ketakutan dan ketegangan. Kekhawatiran ini
menjadikan mereka berpikir bahwa kematian ini mungkin sudah dekat3,4
Perasaan cemas yang dialami individu melibatkan reaksi sensional bahwa
seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan takut yang seringkali

24
tidak jelas serta tidak mendapat dukungan yang memadai dari situasi yang terjadi.
Saat mengalami kecemasan, individu merasa takut, tidak nyaman. Sebagian
bahkan mengungkapkan adanya firasat buruk akan ditimpa malapetaka padahal
mereka tidak tahu mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.4,5
Kecemasan berkaitan erat dengan kesehatan. Salah satu faktor mempengaruhi
kecemasan individu adalah agama. Agama dapat dinilai dapat memberikan
perubahan emosional, perilaku pada individu yang mengalami kecemasan.
Relevansi klinis dari religiutas dapat di kategorikan menjadi empat golongan
yaitu, (1) pencegah penyakit, (2), penyesuaian terhadap penyakit, (3) kesembuhan
dari operasi, (4) meningkatkan hasil pengobatan. Agama dapat membantu proses
koping dalam menghadapi penyakit. Agama merupakan salah satu faktor protektif
dalam kehidupan dan mencegah hal-hal yang diluar kendali manusia. Pendekatan
diri kepada Tuhan akan membuat diri individu semakin dapat mengatasi suatu
permsalahan yang sedang dihadapi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Amita (2021) dimana koping religius mampu efektif dalam
menurunkan kecemasan pada penderita kista ovarium. 3,4
Salah satu pencegahan dan penanganan kista ovariuam adalah dengan
meninjau pola makan pasien sebagai edukasi kepada wanita untuk bisa
memperbaiki gaya hidup salah satunya pola makan. Anjuran pola makan dalam
penelitian ini adalah mengonsumsi sayuran, buah, daging, menghindari juck-food,
perbanyak minum air putih 1,6 L/hari, hindari konsumsi kopi karena mengandung
kafein, minuman bersodan dan yang mengandung alcohol, rutin berolahraga
minimal 1 kali dalam seminggu, istirahat cukup, menghindari paparan rokok dan
management stress yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan.
(Aininna 2019). Dalam hal pencegahan dan penanganan kista ovarium ditinjau
dari pola makan pasien, disimpulkan bahwa pola makan yang sehat berpengaruh
terhadap kesehatan alat reproduksi wanita, salah satunya sebagai pencegahan dan
terapi kista ovarium.5,6
Selain meperbaiki pola makan, dukungan keluarga juga mempengaruhi
kondisi psikis wanita yang menderita kista ovarium. Tingkat stres pada tatanan
keluarga sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Menurut penelitian Bentuk

25
dukungan keluarga seperti dukungan emosional masih sangat sedikit yaitu 33%.
Contoh dukungan emosional yang dapat dilakukan adalah memberikan nasehat,
saran, arahan dan mendampingi saat sakit. Akibat menderita kista ovarium, wanita
sudah stres, apalagi ditambah tidak mendapatkan dukungan suami akan
menambah stres. Manfaat dukungan emosional ini dapat menekan munculnya
suatu stresor. Stres berat akan mengakibatkan koping mal adaptif pada diri
seseorang.3,6,7
Keluarga dalam hal ini adalah suami harus memberikan dukungan yang
positif agar anggota keluarga yang mengalami stres dapat melakukan koping
adaptif. Dukungan suami akan mendukung istri yang menderita kista ovarium
untuk mencapai adaptasi yang baik berupa mekanisme koping adaptif. Dukungan
keluarga dapat diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu: a). dukungan
informasional; b). dukungan instrumental; dan c). dukungan emosional.
Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya:
kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,
terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan konkrit suami kepada istrinya
berupa mengajak istrinya untuk mencari pertolongan kepada penyedia layanan
seperti dokter, puskesmas dan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Triyanto, 2010). terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami
dengan mekanisme koping istri yang menderita kista ovarium dengan nilai p =
0,016 pada CI 95%.Sebanyak 24 istri penderita kista ovarium menerima dukungan
suami yang cukup ternyata 23 orang mampu melakukan mekanisme koping yang
adaptif dan hanya 1 orang yang masih melakukan mekanisme koping mal adaptif.
Sementara dari 10 istri penderita kista ovarium yang menerima dukungan suami
kurang ternyata terdapat 6 orang diantaranya melakukan mekanisme koping mal
adaptif.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Amita N, Pelatihan Coping Religius Dalam Menurunkan Kecemasan


Pada Penderita Kista Ovarium. [Tesis] Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia.2019
2. Mobeen S. Ovarian Cyst [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National
Library of Medicine; 2020 [cited 2022sep15]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/ NBK560541/

27
3. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. 4th ed. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono; 2010.
4. Aininna I. Analisis Pencegahan Dan Penanganan Ovarian Cysts
Ditinjau Dari Pola Makan Pasien. [Tesis]. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret 2019
5. Ending T. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Mekanisme
Koping Istri Yang Menderita Kista Ovarium Di Purwokerto. [Tesis]
Purwokerto: Universitas Jendral Sudirman. Purwokerto.2010
6. Dini D, Fuad N. Efektivitas Rational Emotive Behaviour Therapy
Untuk Menurunkan Kecemasan Wanita Yang Menderita Kista
Ovarium [Tesis]. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.2021
7. Kurniawaty. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur
Dengan Pencegahan Kista Ovarium.[Tesis]. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret. 2019
8. Andonotopo W, Kristano H, Dewantiningrum J, et al. Ultrasonografi
Obstetri dan Ginekologi Praktis. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto; 2017. p.
29-38
9. Rezacova M. Ovarian cyst seen on plain abdominal radiograph. Surg
Case Rep Rev. 2018. DOI: 10.15761/SCRR.1000110
10. Eskander R. Berman M. Kader L. American College Of Obstetricians
and Gynecologist Committee on Practice Bulletins- Gynocolog. 2016.
p: 210-226. DOI: 10.1097/AOG.0000000000001768
11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Kista ovarium.
http://www.Medinuc.com dinkes

28

Anda mungkin juga menyukai