KISTA OVARIUM
Pembimbing :
Oleh :
2018790126
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini, penulis menyajikan hasil laporan kasus dengan judul Mola
Hidatidosa. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinikFakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan pula terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Deflina, Sp. OG atas kesediaan beliau sebagai
pembimbing dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna, baik
dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan laporan ini. Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik
secara moral maupun spiritual, penulis ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini
dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk
dunia kesehatan.
Penulis
Yayan Latuconsina
PENDAHULUAN
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh
karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium
memiliki sifat yang jinak (80-84%).
TINJAUAN PUSTAKA
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.
Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
2.2 Definisi
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum
diketahui. Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi
cairan. Pada wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.1
1. Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi
karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbulkan nyeri pada saat haid.4
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang
tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak
enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat
ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.1,2
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding
sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan,
kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat
bersifat ganas. 1
Kista folikel
- Gambaran Klinik
Penemuan kista folikel umumnya dilakukan melalui pemeriksaan USG
transvagin atau pencitraan MRI. Diagnosis banding kista folikel adalah
salfingitis, endometrios kista lutein, dan kista neoplastik lainnya. Sebagian
kista dapat mengalami obliterai dalam 60 hari tanpa pengobatan. Pil
kontrasepsi dapat digunakan untuk mengatur siklus dan atresi kista folikel.
- Terapi
Tata laksana kista folikel dapat dilakukan dengan melakukan pungsi langsung
pada dinding kista menggunakan peralatan laparoskopi, Pastikan dulu bahwa kista
yang akan dilakukan pungsi adalah kista folikel karena bila terjadi kesalahan
identifikasi dan kemudian kista tersebut tergolong neoplastik ganas, maka cairan
tumor invasif akan menyebar di dalam rongga peritoneum.
1. Kista Granulosa
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah ovulasi,
dinding sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya
vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah rongga membentuk korpus
hemoragikum.
Resorbsi darah di ruangan ini menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.
Kista lutein yang persisten dapat menimbulkan nyeri lokal dan tegang dinding
perut yang juga disertai amenorea atau menstruasi terlambat yang menyerupai
gambaran kehamilan ektopik. Kista lutein juga dapat menyebabkan torsi ovarium
sehingga menimbulkan ayeri hebat atau perdarahan intraperitoneal yang
membutuhkan tindakan pembedahan segera untuk menyelamatkan penderita.
2. Kista Teka
Kista jenis ini tidak pernah mencapai ukuran yang besar (Gambar 13-44 dan
Gambar 13-45). Umumnya bilateral dan berisi cairan jernih kekuningan. Kista
teka seringkali dijumpai bersamaan dengan ovarium polikistik, mola hidatidosa,
korio karsinoma, terapi hCG. dan klomifen sitrat.
Tidak banyak keluhan yang ditimbulkan oleh kista ini. Pada umumnya tidak
dupertukan tindakan bedah untuk menangani kista ini karena kista dapat
menghilang secara spontan setelah evakuasi mola, terapi korio karsinoma, dan
penghentian stimulasi Ovulasi dengan klomifen. Walaupun demikian, apabila
terjadi ruptur kista dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum maka
diperlukan tindakan laparotomi segera unruk menvelamatkan penderita.
- Gambaran Klinik
Walaupun mengalarni pembesaran ovarium juga mengalami proses sklerotika
yang menyebabkan permukaannya berwarna putih tanpa identasi seperti mutiara
sehingea disebut sebagai ovarium kerang (Gambar 13-46). Ditemukan banyak
folikel berisi cairan di bawah dinding fibrosa korteks yang mengalami penebalan.
Teka interna terlihat kekuningan karena mengalami luteinisasi, sebagian stroma
juga mengalami hal yg sama.
- Terapi
Klomifen sitrat 50-100 mg per hari untuk 5- 7 hari per siklus. beberapa praltisi
juga menambahkan hCG untuk memperkuat efek pengobatan. Walaupun
reseksi baji (wedge) cukup menjanjikan, hal tersebut jarang dilakukan karena
dapat terjadi per- lengketan periovarial. Karena endometrium lebih banyak
terpapar oleh estrogen, maka dianjurkan juga untuk memberikan progesteron
(LNG, desogestrel, CPA)
Tumor Kistikovarium
Kistadenoma Ovarii Serosum
Gambaran Umum Kistadenoma serosum mencakup sekitar 15 25% dari
keseluruhan tumor jinak ova- (Gambar 13-48) Usia penderita berkisar antara
20 50 tahun. Pada 12-50% kasus, kista ini terjadi pada kedua ovarium
(bilateral). Ukuran kista berkisar antara 5 15 cm dan ukuran ini lebih kecil dari
rata-rata ukuran kistadenoma musinosum. Kista berisi cairan serosa, jernih
kekuningan. Proliferasi fokal pada dinding kista me- nyebabkan proyeksi
papilomatosa ke tengah kista yang dapat bertransformasi menjadi kistadeno
fibroma. Proyeksi papilomatosa ini harus diperhatikan secara saksama dalam
upaya untuk membedakannya dengan proliferasi atipik.
Gambaran Klinik
Kistadenoma serosum yang ditemukan pada usia 20-30 tahun digolongkan
sebagai neoplasma potensi rendah untuk transformasi ganas dan hal ini
bertolak belakang dengan penderita pada usia peri atau pascamenopause yang
memiliki potensi plastik yang tinggi. Seperti dengan sebagian besar tumor
epitelial ovarium, tidak di jumpai gejala klinik khusus yang dapat menjadi
petanda kista denoma serosum. Pada sebagian besar kasus, tumor ini
ditemukan secara kebetulan saat dilakukan pemeriksaan rutin. Pada kondisi
tertentu, penderita akan mengeluhkan rasa tidak nyaman di dalam pelvis,
pembesaran perut, dan gejala seperti asites.
Terapi
Pengobatan terpilih untuk kistadenoma serosum adalah tindakan pembedahan
(eksisi) dengan eksplorasi menyeluruh pada organ intrapelvik dan abdomen.
Untuk itu, jenis insisi yang dipilih adalah mediana karena dapat memberikan
cukup akses untuk tin- dakan eksplorasi. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan PA
selama operasi sebagai antisipasi terhadap kemungkinan adanya keganasan.
Gambaran Klinik
Tumor musin ini merupakan tumor dengan ukuran terbesar dari tumor dalarm
tubuh manusia. Terdapat 15 laporan yang menyebutkan berat tumor di atas 70
kg (150 lbs). Sebagai konsekuensi, semakin besar ukuran tumor di ovarium,
semakin besar pula kemungkinan diagnosisnya adalah kistadenoma ovarii
musinosum. Tumor ini juga asimtomatik dan sebagian besar pasien hanya
merasakan pertambahan berat badan atau rasa penuh di perut. Pada kondisi
tertentu, perempuan pascamenopause dengan tumor ini dapat mengalami
hiperplasia atau perdarahan pervaginam karena stroma sel tumor mengalami
proses luteinisasi sehingga dapat menghasilkan hormon (terutama estrogen).
Bila hal ini terjadi pada perempuan hamil, maka dapat terjadi pertumbuhan
rambut yang berlebihan (virilisasi) pada penderita.
Cairan musin dari kistoma ini dapat mengalir ke kavum pelvik stroma ovarium
sehingga terjadi akumulasi cairan musin intraperitoneal dan hal ini dikenal
sebagai pseudomiksoma peritonii. Hal yang serupa, dapat pula disebabkan oleh
kistadenoma pada apendiks (appendiceal mucinous cystadenoma).
Terapi
Apabila ternyata stroma kistadenoma ovarii musinosum mendiseminasi cairan
musin ke rongga peritoneum (pseudomyxoma) dan hal ini ditemukan pada saat
mela- kukan tindakan laparotomi, maka sebaiknya dilakukan salpingo-
ooforektomi unilateral. Untuk mengosongkan cairan musin dari kavum
peritoneum, encerkan terlebih dulu musin dengan larutan dextrose 5 % - 10%
sebelum dilakukan pengisapan (suction).
Kista Dermoid .
Gambaran Umum
Kistadermoid merupakan tumor terbanyak (10 % dari total tumor ovarium)
yang berasal dari sel germinativum. Tumor ini merupakan tumor jinak sel
germinativum dan paling banyak diderita oleh gadis yang berusia di bawah 20
tahun. Tumor sel germinal ini mencakup 60 % kasus dibandingkan 40% yang
berasal dari sel non- germinal untuk kelompok umur yang telah disebutkan
terdahulu.
Gambaran Klinik
Walaupun terdapat beberapa jaringan penyusun tumor, tetapi ektodermal
merupakan komponen utama, yang kemudian diikuti dengan mesodermal dan
entodermal. Semakin lengkap unsur penyusun, akan semakin solid konsistensi
tumor ini. Kista dermoid jarang mencapai ukuran yang besar, tetapi kadang-
kadang bercampur dengan kistadenoma ovarii musinosum sehingga
diameternya akan semakin besar. Unsur penyusun tumor terdiri dari sel-sel
vang telah matur sehingga kista ini juga disebut sebagai teratoma matur. Kista
dermoid mempunyai dinding berwarna putih dan relatif tebal, berisi cairan
kental dan berminyak karena dinding tumor mengandung banyak kelenjar
sebasea dan derivat ektodermal (sebagian besar adalah rambut).
Dalam ukuran kecil, kista dermoid tidak menimbulkan keluhan apa pun dan
penemuan tumor pada umumnya hanya melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Rasa penuh dan berat di dalam perut hanya dirasakan apabila ukuran tumor
cukup besar. Komplikasi kista dermoid dapat berupa torsi, ruptura. perdarahan,
dan transformasi ganas.
Gambaran Klinik
Fibroma timbul secara bilateral pada 2-10% kasus dan ukuran rata-rata tumor
ini adalah 6 em. Konsistensi tumor adalah kenyal. padat dengan permukaan
yang halus dan rata. Asites dan hidrotoraks merupakan paket dari sindroma
Meig's dan tanpa kedua ini maka tumor yang berasal dari jaringan ikat
Ovarum murni disebut sebagai fibroma ovarii.
Terapi
Hampir semua tumor padat ovarium diindikasikan untuk diangkat, termasuk
fibroma. Pengangkatan tumor biasanya diikuti dengan menghilangnya
hidrotoraks dan asites.
Tumor Brenner
Gambaran Umum
Robert Meyer merupakan pionir dalam mengenali tumor ini karena sebelum ini
selalu didiagnosis sebagai fibroma. Ternyata, tumor ini mempunyai
karakteristik histopatologi yang berbeda karena tersusun dari sarang sarang
atau kolom epitel di dalam jaringan fibromatosa. Distribusi sarang epitel di
dalam stroma mengesankan gambaran ganas tetapi gambaran homogen dan
uniformal tanpa aktivitas anaplasia menunjukkan hal yang sebaliknva,
Karakteristik sarang-sarang epitel tersebut seringkali menunjukkan tendensi
untuk mengalami degenerasi kistik sentralis. Rongga-rongga vang terbentuk
mempunyai massa sitoplasmik yang menyerupai gambaran ovum di dalam
folikel,
Gambaran Klinik
Tumor Brenner termasuk jarang ditemukan dan umumnya ditemukan pada
perempuan usia lanjut (50 tahun). Tidak ada gejala klinik khusus dari tumor ini
dan seringkali ditemui secara tidak sengaja pada saat operasi. Pernah
ditemukan tumor Brenner seberat 10 kilogram (Averbach) dan semula diduga
sebagai fibroma. Tumor ini tumbuh bilateral pada 10 % dari total kasus. Novak
mengajukan teori Walt-hard cell islet terkait dengan histogenesis tumor ini
tetapi Greene et al berpendapat bahwa jaringan asal tumor ini adalah epitel
permukaan, rete, dan stroma ovarium. Arey meragukan epitel ovarium dan
mengajukan uroepitel sebagai jaringan asal. Woodruff, Acosta, dan Me Kinlay
percaya bahwa teori metaplasia dan degerasi berada di balik histogenesis tumor
Brenner.
Hingga akhir millenium ini, tumor Brenner dianggap sebagai tumor jinak
(98%) Tumor ini mencakup 1% - 2% dari total tumor ovarium dan sekitar 95%
terjadi unilateral. Idelson melaporkan transformasi ganas pada sekitar 50 kasus
dan melihat adanya hubungan kistadenokarsinoma musinosum dengan
kripsikan transformasi tersebut sebagai proliferasi tanpa invasi nyata pada
stroma. Farrar melaporkan ada 7,5 % kasus yang menunjukkan efek estrogenik
(hiperplasia endometrium) dari tumor Brenner. Ullery melaporkan sejumlah
kasus tumor Brennet dengan efek virilisasi pada penderita.
Terapi
Eksisi
Tumor Endometroid
Gambaran Umum Yang paling menarik dan banyak menjadi bahan diskusi
adalah keberadaan jaringan yang mirip dengan endometrium di dalam rongga
pelvik, termasuk yang bermanifestasi pada ovarium. Tumor Endometroid
paling sering dijumpai pada ovarium, ligamentum sakro uterina dan rotundum,
septum rektovaginalis, tunika serosa (uteri,tuba.rektum, sigmoid dan kandung
kemih), umbilikus, parut laparotomi, sakus hernialis, apendiks, vagina, vulva,
serviks, tuba, dan kelenjar limfe. Tumor endometroid ini pertama kali dibahas
oleh Sampson pada tahun 1921 dan semenjak itu banyak ahli mencoba
membahas tentang histogenesis lesi ini. Sekitar 30% -50% endometroid ovarii
terjadi bilateral dan hanya 10% tumor endometroid timbul pada tempat yang
sama metroid terjadi bersamaan dengan karsinoma endometrium. dengan
endometriosis. Sekitar 30% penderita karsinoma endometroid terjadi
bersamaan dengan karsinoma endometrium
Terdapat 4 teori terkait yang dianut hingga saat ini, yaitu regurgitasi darah haid
(teori Sampson), metaplasia selomik, diseminasi limfatik (teori Halban) dan
hematogenik.
Teori implantasi dan metaplasia dianggap paling masuk akal walaupun tidak
dapat menjelaskan endometroid di tempat yang jauh (umbilikus, pleura, dan
seba- gainya). Walaupun teori limfatik dan hematogenik dapat menjelaskan
pertumbuhan endometroid di tempat jauh dari kavum uteri, tetapi sangat sedikit
kasus atau studi yang dapat mendukung teori ini.
Gambaran Klinik
Bentuk manifestasi endometroid di berbagai tempat di kavum pelvik sangat
bervariatif. Bentuk yang paling sering ditemukan adalah penonjolan berwarna
merah kehitaman, terutama pada ovarium dan bagian belakang dinding uterus.
kebocoran akibat upaya untuk melepaskan ovarium dari perlekatannya dari
jaringan sekitar, akan disertai oleh keluarnya cairan kecokelatan (seperti karat).
Apabila endometroid membentuk kista pada ovarium maka permukaan dalam
dinding akan memiliki gambaran seperti lapisan endometrium di kavum uteri
disertai dengan area-area yang berdarah.
Walaupun terjadi perlekatan dengan fimbria tuba yang disertai lapisan atau
serat-serat fibrin, tetapi pada banyak kasus hal tersebut tidak menimbulkan
penyatuan juluran fimbria. Perdaralhan atau bekuan darah dari tumor
dendometroid menjadi penyebab utama obstruksi dari bagian paling ujung
tuba. Penonjolan, perlekatan dan perdarahan adalah penampakan umum di
semua lokasi lesi endometroid di dalam kavum pelvik. Cavanagh menemukan
hubungan usia (kurang dari 30 tahun) dengan progresivitas pertumbuhan
endometroid (termasuk penyebarannya) di ovarium dan kavum pelvik (Gambar
13-65). Diagnosis ditegakkan dengan laparoskopik diagnostik.
Terapi
Sangat tergantung dari usia dan fertilitas pasien karena tindakan ooforektomi
adalah pilihan yang cukup radikal untuk menyelesaikan kasus ini. Untuk
penanganan infertilitas dapat dicobakan eksisi endometroid tumor dan
dikombinasikan dengan hormonal atau menopause buatan secara temporer.
2.5 Etiologi
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
2.6 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graaf. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara bertahap akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma)
dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, hcg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplastik dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
2.8. Diagnosis
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan
ascites yang pasif.
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen
125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium
normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah
kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma
epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak
dan pada 6% pasien sehat.
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat
tumor.
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama
untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis,
satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis
kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau
mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan
e. CT Scan
f. Parasentesis
g. Tes kehamilan
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu
pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik:
2.9. Komplikasi
Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan dinding
kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan
pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat
robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemoragi yang timbul secara
akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum
dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen,
seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan keganasan dapat
terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum, kistadenoma
ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari
kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.
2.10. Penatalaksanaan
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil
pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperiksa.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien dengan
kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi
harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien dengan kista
benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi
ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk
fertilitas di masa mendatang.
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya
setiap tahun sekali.
2.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir.2
Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon
yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi kista adalah ovarium.
Berdasarkan sifat kista dapat bersifat fisiologis dan patolgis. Berdasarkan tingkat
keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista non-neoplastik dan
kista neoplastik Pemeriksaan untuk kista dapat di lakukan dengan USG dan dengan
Laparoskopi. Prognosis kista jinak sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
6.