KISTA OVARI
DISUSUN OLEH :
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah KMB III yang berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN GANGGUAN NEOPLASIA KISTA OVARI " dengan tepat waktu guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas yang diampu oleh Ibu Eni Purwaningsih,
S.Kep.,Ns
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih
baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neoplasia secara harfiah diartikan sebagai pertumbuhan sel baru dalam tubuh suatu organisme. Sel baru
yang terbentuk itu disebut dengan neoplasma. Neoplasma merupakan kumpulan sel abnormal yang
terbentuk oleh sel - sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Robbins, 2010).
Kista ovarium adalah bentuk neoplasma pada ovarium yang bersifat jinak, memiliki struktur dinding
yang tipis, mengandung cairan serosa, dan sering terjadi pada wanita dimasa reproduksinya, sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi, dan pelepasan sel
telur dari ovarium (Owen, 2010).
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita.
Perjalanan penyakit yang sillent killer atau secara diam diam menyebabkan banyak Wanita yang tidak
menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau perut yang tampak membesar (Manuaba, 2010).
Kista ovarium adalah suatu jenis tumor yang berupa kantong abnormal berisi cairan yang tumbuh dalam
indung telur (ovarium). Penyebab dari kista ovarium belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa
faktor yang bisa menyebabkan kista ovarium yaitu riwayat keluarga dengan kanker ovarium ataupayudara,
faktor lingkungan seperti palutan zat radio aktif, ketidakseimbangan hormon estrogen maupun progesteron,
siklus haid tidak teratur, menstruasi di usia dini ,penggunaan obat pelangsing tubuh serta pola hidup yang
tidak sehat (Wahyuni, 2012).
B. Tujuan
C. Manfaat.
1. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi para
praktisi kesehatan maupun mahasiswa dan sebagai informasi serta referensi kepustakaan mengenai
masalah reproduksi khususnya asuhan keperawatan pada pasien dengan neoplasma kista ovarium .
2. Bagi Penulis Penulisan karya ilmiah akhir ini menjadi wadah bagi penulis dalam melakukan asuhan
keperawatan dan mampu menyelesaikan masalah pasien dengan penyakkit neoplasma kista ovarium .
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Kista ovarium adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat mengakibatkan pembesaran
pada abdomen bagian bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi
perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar (prawirohardjo,2009). Kista ovarium merupakan salah
satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium
disebabkan oleh ganguan (pembentukan) hormone pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Kista ovarium
yang bersifat ganas disebut kanker ovarium. Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,
normalnya yang berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (nugroho, 2010).
2. Etiologi
Menurut Nugroho (2010), kista ovarium disebabkan oleh ganguan (pembentukan) hormone pada
hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Beberapa teori menyebutkan bahwa penyebab tumor adalah bahan
karsinogen seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa pembakaran zat arang, bahanbahan tambang. Seperti
penelitian yang pernah dilakukan oleh Intan Ayu Maulina (2013) dalam penelitiannya dengan judul “Asuhan
Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny.M Umur 47 Tahun dengan Post Salpingo Oophorektomi Dextra
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang” menuliskan bahwa beberapa factor resiko berkembangnya
kista ovarium, adalah wanita yang biasanya memiliki:
o Riwayat kista terdahulu
o Siklus haid tidak teratur
o Perut buncit
o Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
o Sulit hamil
o Penderita hipotiroid
3. Klasifikasi
Menurut Yatim (2005) pemeriksaan yang biasa yang dilakukan pada perempuan yang dicurigai
menderita kista fungsional, antara lain:
7
Pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi apakah ada pembesaran kista.
Pemeriksaan kadar Human Chorionik Gonadotropin (HCG) di dalam serum untuk
menyisihkan ada-tidaknya kehamilan.
Pemeriksaan USG atau CT Scan untuk mendeteksi adanya kista.
Pemeriksaan CA-125 untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista.
Pemeriksaan hormone seperti LH (Lactogenic), FSH (Folikel Stimulating), estradiol
dan esterogen.
5. Pathway
6. Patofisiologi
kista ovarium Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan
berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang
tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan
8
sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium
(corvin, E.J 2008).
1) Komplikasi kista ovarium Menurut Sinclair (2010), komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
diantaranya: 1) Torsi Torsi (melilit) meliputi ovarium, tuba falopii, atau ligamentum rotundum pada
uterus. Jika dipertahankan, torsi ini dapar berkembang menjadi infark, peritonitis, dan kematian.
Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista atau karsinoma, TAO, atau massa yang tidak
melekat, atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi ini paling sering muncul di antara
wanita usia reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat di kuadran abdomen bawah,
mual, dan muntah. Suatu massa nyeri tekan terlihat pada sisi yang terkena. Dapat terjadi demam dan
leukositosis. Laparoskopi adalah terapi pilahan; adneksa dilepaskan (detorsi), viabilitasnya dikaji,
dan adneksa gangrene dibuang. Setiap kista yag ada juga dibuang dan dievaluasi secara histologis.
2) Rupture Rupture kista folikuler menyebabkan timbulnya nyeri yang akut dan singkat. Rupture pada
kista korpus luteum, yang sangat banyak memiliki pembuluh darah, dapat menyebabkan perdarahan
yang mengancam jiwa. Nyeri akut tidak dapat dibedakan dari kehamilan ektopik yang rupture, tetapi
HCG serum negative. Nyeri tekan pelvis yang difus terdeteksi pada pemeriksaan pelvis dan
seringkali terjadi unilateral pada sisi ayng terkena. Suatu masa dapat terdeteksi melalui palpasi.
Distensi abdomen dan syok terjadi pada perdarahan hebat. Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk
menegakan diagnosis, dan menunjukan massa adneksa kistik yang kompleks dengan cairan bebas
dalam kul de sak. Adanya kehamilan intrauterus dapat terdeteksi dan mengurangi kemungkinan
kehamilan ektopik. Pengangkatan kista melalui upaya bedah dibutuhkan jika pasien secara
hemodinamik tidak stabil atau jika diagnosis tidak pasti. Jika kehamilan kurang dari 12 minggu,
korpus luteum harus diangkat, suplementasi progesterone akan mempertahankan kehamilan.
Metode pembedahan:
a) Laparaskopi adalah dengan pembiusan secara umum (general anastesi). Luka sayatan pada dinding
perut sekitar 1 cm. Dengan video laparaskopi bisa terlihat baik bagian-bagian rongga perut dan bagian
depan rongga panggul. Dengan kombinasi penggunaan alat pembuka (koagulator), electro surgery,
dan ultrasonic, dan ultrasonic surgery atau sinar laser dilakukan pengangkatan miom dan perbaikan
dinding uterus kaya dengan pembuluh darah, hingga perlu teknik-teknik tertentu untuk mengatasi
komplikasi perdarahan (Yatim, 2008).
b) Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka selaput perut. Yang dimaksud pembedahan
laparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada tuba fallopi, Operasi pada ovarium.
c) Ooforektomi adalah pengangkatan ovarium.
d) Histerektomi Histerrektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan
karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya
prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan
dengan alas an mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya
dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhan (Prawirohardjo,
2007).
10
11