Anda di halaman 1dari 33

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN

KISTA OVARIUM

Oleh:
Novita Limbu Tasik
15014101309
Masa KKM 15 Mei 23 Juli 2017

Supervisor Pembimbing:
dr. Ronny A. A. Mewengkang, Sp.OG

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN OBSTETRI GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
KISTA OVARIUM

Oleh:
Novita Limbu Tasik
15014101309
Masa KKM 15 Mei 23 Juli 2017

Telah dibacakan, dikoreksi dan disetujui pada tanggal Juni 2017 untuk
memenuhi syarat tugas Kepanitraan Klinik Madya di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Koordinator Pendidikan Supervisor Pembimbing


Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK Unsrat

dr. Suzanna Mongan, Sp.OG(K) dr. Ronny A. A. Mewengkang, Sp.OG

1
BAB I
PENDAHULUAN

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh dimana saja dan jenisnya beragam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus
menstruasi normal.1
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan silent killer. Karena seringkali penderita tidak ada merasakan
gejala apapun dan kebanyakan ditemukan pada fase yang lanjut.2
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita sangat ditakuti karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki
sifat yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun)
risiko pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya
karsinoma terutama pada wanita yang mulai menopause.3
Terdapat variasi dengan insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi
terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi
pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan
jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita,
kematian sebanyak 16.000 orang.3,4
Topik Kista Ovarium menarik untuk dibahas karena sebagian besar pasien
dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat
didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang
dalam operasi sectio caesaria.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Anatomi Ovarium

Gambar 1. Anatomi Ovarium dan Tuba


Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan.
Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.4
Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang, sedangkan
permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak
lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi
oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,5
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi

3
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum.3,4,6

Gambar 2. Anatomi Ovarium


Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika
albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang
sangat sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica
kanan dan kiri yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai
drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.5

2.2 Kista Ovarium


Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling
sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.7 Kista ovarium adalah suatu
kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium.8
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan
tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak

4
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam
panggul.4
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan
terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat
dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental
berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.9
2.2.1. Jenis Kista
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non neoplastik
dan neoplastik. Kista non neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan
mengempis sendiri setelah 2 - 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya
harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.10
Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya:6
a) Kistoma Ovarii Simpleks
Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan
halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi
besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna
kuning. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium.
b) Kistadenoma Ovarii Musinosum
Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh
menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista
dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista dengan
omentum, usus-usus, dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi
ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah
akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan
pengangkatan kista in situ tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa
salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.
c) Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya
unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.
Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain

5
teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan
umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.

d) Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ectodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan
entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya
tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut,
gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak
tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat
menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal
dari sel telur melalui proses patogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri
mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista dermoid.
Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga
peritoneum. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid
bersama seluruh ovarium.
Kista nonneoplastik terdiri dari:10
a. Kista Folikel
Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan
diameter 1 1,5 cm. Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis.
Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa
lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka
terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih
dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu, kista kadang-
kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun
dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan
kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5

6
cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam
waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.

b. Kista Korpus Luteum


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum
mempertahankan diri (korpus luteum persistens), perdarahan yang
sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan
yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus
luteum lebih jarang dari pada kista folikel. Dinding kista terdiri atas
lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari
sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid,
berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista
dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan
perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea
sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan
kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran
yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis.
Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang
sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik
terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
c. Kista Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa
adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel
granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali
sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat
pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan
hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

7
d. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak
terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang
melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan
pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.
Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas
satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan
serus.
e. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip
dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di
ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga
sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-
kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis
yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal
dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa
karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak
ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut
melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan
selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini
sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid
tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi
ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel
rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal
dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan,
endometriosis sering disebut kanker jinak.
f. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan
permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal
dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh
gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap

8
gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari:11
- Tipe Kista Normal
Tipe kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional.
Kista tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan
tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan
sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah,
kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi. Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum.
Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat
menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.
- Tipe Kista Abnormal
Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista
coklat (endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista
hemorrhage, dan kista Lutein. Kistadenoma merupakan kista yang
berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, tetapi
dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri. Kista Coklat merupakan
endometrium yang tidak pada tempatnya. Kista ini berisi timbunan darah
yang berwarna coklat kehitaman. Kista Dermoid merupakan kista yang
berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak. Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya
berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kista Endometriosis
merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan
tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan
nyeri hebat. Kista Hemorrhage merupakan kista fungsional yang disertai
perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian
bawah. Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Beberapa tipe kista lutein antara lain: Kista Granulosa Lutein merupakan

9
kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional.
Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat
dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan
akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan
rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di
rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan
menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur. Kemudian
Kista Theca Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan
berwarna seperti jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor
ovarium dan terapi hormonal. Dan kista polikistik ovarium merupakan
kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur
secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar
karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista
tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
2.2.2. Epidemiologi Kista Ovarium
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.12
Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan
pada 18% wanita post menopause. Insiden yang sering terjadi pada wanita
usia 30- 54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih.12
Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011
insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan
Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang
paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval
7,5-10,4 per 100.000 penduduk.13
Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista
ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi
Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada
wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus.14
2.2.3. Faktor Risiko Kista Ovarium
1. Gangguan pembentukan hormon

10
Kista ovarium disebabkan oleh 2 gangguan (pembentukan) hormon yaitu
pada mekanisme umpan balik ovarium dan hipotalamus. Estrogen merupakan
sekresi yang berperan sebagai respon hipersekresi folikel stimulasi hormon.
Dalam menggunakan obat- obatan yang merangsang pada ovulasi atau
misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa menyebabkan suatu hormon
yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.6
Gangguan keseimbangan hormon dapat berupa peningkatan hormon
Luteinizing Hormon (LH) yang menetap sehingga dapat menyebabkan
ganguan ovulasi.15
2. Memiliki riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista
ovarium.1
3. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya
menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.12
4. Pada pengobatan infertilitas
Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan
gonadotropin atau agen lainnya, seperti clomiphene citrate atau letrozole,
dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi
ovarium.12
5. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.
Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, risiko dari
merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh
menurun. Selain dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti
konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan,
konsumsi alkohol dapat juga meningkatka risiko penderita kista ovarium.16
Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional tidak terbentuk karena
menurunnya aktivitas indung telur.17
6. Gangguan siklus Haid
Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus
diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan

11
faktor risiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak
teratur juga merupakan faktor risiko kista ovarium.17
7. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal
Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor
risiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi
hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi risiko untuk terkena
kista ovarium.18

2.2.4. Patofisiologi Kista Ovarium


Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit matur. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.4,19
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.3,4
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia
tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan
kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,
induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau
terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.3,4
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang

12
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.3,4
2.2.5. Tanda dan Gejala Kista Ovarium
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista
semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan
keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.9 Pemastian
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya
mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan
ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala
mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh, berat dan
kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus
menstruasi tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau
kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri
senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada
saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal, dan pembengkakan
tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat
memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga
menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan
penanganan kesehatan segera.20
2.2.6. Diagnosis

13
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan
fisik. Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis
kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah:
Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material
padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.19
Dari gambaran USG dapat terlihat:
- Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang
oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang
tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo
yang lebih putih dari dinding depannya.
- Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa).
- Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus
(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen
darah di dalam kista.
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
- Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik.
- Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit,
HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.

14
- Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
- Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa,
namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili
keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses
operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.19

2.2.7. Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika
tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-
obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.3-5
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista
itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi
Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi.
Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-
4, sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau
ke-9. Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. 3-5

15
BAB III
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Ny. WB

Usia : 29 tahun

Pekerjaan : Swasta

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : S-1

Alamat : Wanea lingkungan I

MRS tanggal : 13 Maret 2017

No. Rekam medik : 49.56.67

B. ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri perut saat haid

Anamnesis:

16
Nyeri perut hilang timbul, memberat saat haid

Perut terasa membesar (-)

Perdarahan dari jalan lahir (-)

Riwayat post coital bleeding (-)

BAB, BAK tidak ada keluhan

Nafsu makan tidak ada keluhan

Riwayat persalinan :

P1: 2012 /P/ spt lbk/ 2600 gr / RSUP Prof dr. R. D. Kandou / sehat

P2: 2014 /L/ spt lbk/ 3200 gr / RSUP Prof dr. R. D. Kandou / sehat

Riwayat Haid:

Menarche : 13 tahun

Siklus Haid : tidak teratur

Lama Haid : 7 hari

Dismenore :-

Riwayat KB : (+) KB IUD sejak tahun 2014

Riwayat Penyakit Dahulu :-

Riwayat Keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit

serupa

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Praesens

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

17
Respirasi : 20 kali/menit

Suhu badan : 36,6C

Kepala : Normocephali

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : sekret (-/-)

Gigi dan mulut : karies (-), beslag (-)

Tenggorokan : T1/T1

Telinga : serumen (-/-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks : simetris, retraksi (-)

Jantung : BJ I-II reguler normal, bising (-), gallop (-)

Paru : Sp. Vesikuler, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Genitalia dan anus : normal

Ekstremitas : akral hangat, CRT 2

Berat badan : 56 kg

Tinggi badan : 161 cm

2. Status Lokalis (Abdomen)

Inspeksi : datar, lemas

Palpasi : nyeri (-), lemas (+), massa (-)

Perkusi : Shifting Dullness (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

3. Status Ginekologi

Inspeksi : fluksus (-), fluor (-), vulva t.a.k

Inspekulo : fluksus (-), fluor (-), vagina t.a.k, portio licin, OUE

18
tertutup.

PD : fluksus (-), fluor (-), portio licin, kenyal, OUE tertutup.

CUT : sulit dievaluasi.

A/P bilateral : adneksa lemas, massa (+) nyeri (-/-), permukaan licin,

massa teraba kistik, ukuran sebesar kepalan tangan orang

dewasa

CD : tidak menonjol

RT : TSA cekat, mukosa licin, ampula kosong

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium (6 Maret 2017)

Hematologi

Leukosit : 7914/uL Trombosit : 322.000/uL

Eritrosit : 4.40 10^6/uL MCH : 30.4 pg

Hemoglobin : 13,4 g/dL MCHC : 32.4 g/dL

Hematokrit : 41,3% MCV : 93,8 fL

Kimia klinik

Gula darah puasa : 91 mg/dL Albumin : 4,52 g/dl

SGOT : 29 U/L Chlorida darah :100.8mEq/L

SGPT : 41 U/L Kalium darah : 4,11 mEq/L

Ureum darah : 10 mg/dL Natrium darah : 138 mEq/L

Creatinin darah : 0,5 mg/L

Hemostasis

19
PT pasien/kontrol : 12,8 detik / 12,8 detik

INR pasien/kontrol : 1,02 detik / 1,02 detik

APPT pasien/kontrol : 35,6 detik / 31,0 detik

Laboratorium (7 Februari 2017)

Penanda Tumor (CA 125)

Hasil : 107,8 U/mL

2. EKG (6 Maret 2017)

Kesan: incomplete RBBB, HR: 81 x/m

3. Foto Thorax (6 Maret 2017)

Kesan: X Foto Thorax normal

4. USG (21 Januari 2017)

Uterus: retrofleksi, bentuk dan ukuran dalam batas normal

Miometrium: homogen, tidak tampak massa mioma ataupun adenomnosis

Kavum uteri: terisi IUD dalam posisi normal

Endometrium: reguler

Serviks: dalam batas normal

Adneksa: Kedua ovarium mengandung massa kistik berisi internal echo

homogen dengan ukuran ovarium kanan 10 x 7 cm, dan kiri 4,2 x 4,3 cm

berasal dari Kista Endometriosis

Kesimpulan:

- Kista Endometriosis Ovarium bilateral

- IUD insitu

Risk of Malignancy Indeks : < 200

E. RESUME MASUK

20
P2A0 29 tahun, MRS tanggal 13 Maret 2017. Pasien kiriman dari dokter

spesialis dengan diagnosis P2A0 + cyst ovarii. Pasien mengeluh nyeri perut

yang memberat saat haid, nyeri perut hilang timbul, riwayat post coital

bleeding (-), perdarahan dari jalan lahir (-), buang air kecil dan buang air besar

biasa, nafsu makan tidak ada keluhan.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,

frekuensi napas 20x/menit, dan suhu badan 36,6oC. Hasil Risk of Malignancy

Indeks: < 200

F. DIAGNOSIS KERJA

Pra Operasi : P2A0 29 tahun dengan kista ovarium

Pasca Operasi : P2A0 29 tahun dengan kista endometriosis bilateral

G. SIKAP

1. Konseling informed concent

2. Rencana Laparatomi VC

3. Sedia darah

4. Persetujuan operasi

5. Observasi tanda-tanda vital

H. FOLLOW UP
Tgl 13 Maret 2017 14 Maret 2017 15 Maret 2017

MRS R/ Lap VC tanggal

S 15/3/2017 - -

Keluhan (-)

21
KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM

T: 120/80 mmHg T: 120/80 mmHg T: 100/70 mmHg

O N: 80 x/m N: 80 x/m N: 78x/m

R: 20 x/m R: 22 x/m R: 20x/m

S: 36.50C S: 36.70C S: 36,40C

P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista
A
ovarium ovarium ovarium

R/ Lap VC (15/3/17)

P MRS. R/ Lap VC (15/3/17) Pre op hari ini ASA II Lap VC hari ini (15/3/17)

GA ETT

LAPORAN OPERASI

Telah dilakukan operasi: 15 Maret 2017

Status Pre-Operasi:

TD: 100/70 mmHg N: 78x/menit R: 20x/menit S: 36,4C

P2A0 29 tahun dengan kista ovarium

Jenis operasi : Laparatomi VC

Jam operasi dimulai : Jam 8.10 WITA

Jam selesai operasi : Jam 10.00 WITA

DPJP Operator : Prof. dr.Hermie M.M. Tendean, Sp.OG(K)

Jalannya Operasi:

22
Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dalam keadaan general
anestesi dilakukan tindakan aseptik dan antisepsik pada daerah abdomen dan
sekitarnya dengan povidon iodine, lalu ditutup dengan doek steril. Kecuali
lapangan operasi, dilakukan insisi linea mediana inferior. Insisi diperdalam lapis
demi lapis sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher, digunting
diperlebar keatas dan kebawah. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral.
Peritonium dijepit dengan 2 pinset, setelah yakin tidak ada jaringan usus
dibawahnya, digunting kecil diperlebar keatas dan kebawah. Eksplorasi tampak
massa kista coklat berasal dari ovarium kanan, terdapat perlekatan dinding kista
dengan dinding posterior uterus. Diputuskan dilakukan adhesiolisis dilanjutkan
dengan salpingektomi dekstra. Massa kistik 10 x 8 cm. Mesosalping dekstra
ditembus secara tumpul untuk membuat jendela, ligamentum
infundibulopelvikum dekstra dan mesosalping dekstra dijepit 3 klem, digunting,
dijahit double ligasi. Pangkal tuba, mesosalping dan ligamentum ovarii proprium
dekstra dijepit 3 klem, digunting, dan dijahit double ligasi. Kontrol perdarahan (-).
Jaringan dikirim untuk pemeriksaan VC: hasil kista hemoragik. Eksplorasi lanjut
uterus normal, ovarium sinistra tampak massa kista ukuran 7 x 6 cm, terdapat
perlekatan dinding kista dengan dinding posterior uterus. Diputuskan dilakukan
adhesiolisis dilanjutkan dengan kistektomi sinistra. Kontrol perdarahan (-).
Abdomen dibersihkan dari sisa darah dan bekuan darah, lalu abdomen dibilas
dengan NaCl 0.9%. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritoneum dijahit
secara jelujur dengan plain catgut, otot dijahit secara simpul dengan plain catgut,
kulit dijahit secara subkutikuler dengan chronic catgut. Luka operasi ditutup
dengan kassa steril. Operasi selesai.

Perdarahan : 200 cc

Diuresis : 300 cc

23
Follow Up Post Operasi
Tgl 16 Maret 2017 17 Maret 2017 18 Maret 2017

S Nyeri luka post op Nyeri luka post op -

24
O KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM

T: 110/80 mmHg T: 110/70 mmHg T: 120/80 mmHg

N: 80 x/m N: 80x/m N: 88x/m

R: 20 x/m R: 20x/m R: 22x/m

S: 36.20C S: 36,10C S: 36,50C

Mata: conj. anemis -/- Mata: conj. Anemis -/- Mata: conj. Anemis -/-

Abd: luka post op terawat Abd: luka post op terawat Abd: luka post op terawat

A P2A0 29 tahun dengan P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista
kista endometriosis endometriosis bilateral endometriosis bilateral
bilateral

P o Ceftriaxone 3x1gr o Cefadroxil 3x500 mg o Cefadroxil 3x500 mg


o Metronidazole 2x 0,5 o Metronidazole 2x 0,5 gr o Metronidazole 2x 0,5 gr
gr o As. Mefenamat 3x1 o As. Mefenamat 3x1
o Vit C inj 1x1 o Rawat luka
o Rawat luka o Pulang hari ini

Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi


15 Maret 2017
Leukosit : 11700 /uL
Eritrosit : 3,86 10^6/uL
Hemoglobin : 12,4 g/dL
Hematokrit : 35,3%
Trombosit : 229.000/uL
MCH : 32,1 pg
MCHC : 35,1 g/dL
MCV : 91,5 fL

Pemeriksaan Patologi Anatomi (Blok Parafin)


Lokasi Jaringan : Ovarium
o Makroskopis :

25
Diterima jaringan kista dengan ukuran 9 x 4 x 1 cm, sudah terbelah,
dinding kira kira 0,2 cm, putih, kecoklatan. Proses sebagian.
o Mikroskopis :
Sediaan jaringan dinding kista terdiri dari jaringan ikat fibrosis, area
perdarahan dan 1- 2 fokus kelenjar dan stroma endometrium di antaranya.
o Kesimpulan : Kista Endometriosis Ovarii

BAB IV
PEMBAHASAN

26
Diagnosis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak khas. Adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimbulkan nyeri yang tajam. Untuk memastikan penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh, berat dan kembung,
tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi
tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang
dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin
muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan
dinding endometrium menebal, dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak
disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya,
mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian
bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.20

Pada pasien ini dari anamnesa hanya ditemukan adanya nyeri perut hilang
timbul yang memberat saat haid. Pasien kiriman dari dokter spesialis dengan
diagnosis P2A0 + cyst ovarii. Pasien mengeluh nyeri perut yang memberat saat
haid, nyeri perut hilang timbul, riwayat post coital bleeding (-), perdarahan dari
jalan lahir (-), buang air kecil dan buang air besar biasa, nafsu makan tidak ada
keluhan.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran


compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, dan suhu badan 36,6C.

Dari pemeriksaan penunjang, kadar Ca 125 107.8 U/mL, USG: Kista


Endometriosis Ovarium Bilateral. Pada saat dilakukan laparatomi vries coupe,
hasil kista hemoragik. Hasil Risk of Malignancy Index didapatkan <200.

Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari pemeriksaan kadar serum
CA125, status menopause penderita, dan temuan ultrasonografi. Algoritme RMI
diperkenalkan pertama kali oleh Jacobs tahun 1990. RMI dihitung dengan formula

27
(RMI = U (ultrasonografi skor) x M (menopause status) x serum CA125 (U/ml).
Temuan ultrasonografi diklasifikasikan berdasar atas ada atau tidaknya lesi kistik
multilokular, bagian padat, lesi bilateral, ascites dan metastasis intraabdominal.
Bila tidak terdapat gambaran USG di atas maka diberi nilai 0, bila hanya tampak
satu gambaran saja diberi nilai 1, apabila tampak lebih dari satu diberi nilai 3.
Menopause status diberikan nilai 1 untuk premenopause dan nilai 3 bila
postmenopause. Postmenopause ditetapkan apabila wanita riwayat amenore lebih
dari satu tahun atau wanita umur lebih dari limapuluh tahun bila sudah dilakukan
operasi histerektomi. Premenopause adalah wanita selain yang disebutkan sebagai
postmenopause. Kadar CA125 dinyatakan sesuai dengan nilai absolut yang
didapatkan dalam satuan U/ml. Dengan cut off value 200, digunakan untuk
membedakan antara tumor ovarium yang jinak dan ganas, dengan sensitivitas
87% dan spesifisitas 97%. Penderita dengan skor RMI >200 mempunyai
kemungkinan 42 kali mengarah kanker ovarium dan skor RMI <200 0,15 kali.
Diagnosis histopatologik dipergunakan sebagai gold standard untuk menentukan
hasil dan jenis tumor jinak atau ganas.21

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang telah


dilakukan terhadap pasien ini, maka ditegakkan diagnosis kerja yaitu P2A0 29
tahun dengan kista endometriosis bilateral.

Penatalaksanaan

Kista ovarium kompleks harus dipertimbangkan untuk operasi pengangkatan.


Pendekatan pembedahan meliputi teknik insisional terbuka (laparatomi) dan
teknik invasif minimal (laparoskopi) dengan sayatan kecil.22 Pasien didiagnosis
dengan Kista Ovarium dimana merupakan salah satu jenis tumor ovarium
neoplastik maka dari itu tindakan yang diambil adalah dengan melakukan
tindakan operatif. Oleh karena ukuran tumor yang besar yang tidak mungkin
mengalami pengecilan spontan dan menghilang ditambah lagi dapat menimbulkan
komplikasi pada saluran kencing dan saluran pencernaan akibat efek penekanan
massa.8 Pada pasien ini dilakukan teknik pembedahan laparatomi vries coupe.
Pada pembedahan laparatomi ditemukan massa kistik 10x8 cm pada ovarium

28
dextra. Jaringan yang ada dibawa ke laboratorium patologi anatomi dilakukan
pemeriksaan potong beku atau vries coupe dan hasilnya kista hemoragik, serta
telah dilakukan pemeriksaan blok parafin dengan hasil kista endometriosis ovarii.
Pemeriksaan histopatologi pada jaringan uterus tidak ditemukan adanya tanda
keganasan sehingga pasien ini tidak dilakukan kemoterapi.

Komplikasi
Kista ovarium yang tidak ditindaklanjuti dapat membahayakan penderita dan
hal yang ditakutkan pada kista ovarium selain derajat keganasan yaitu dapat
terjadi ruptur yang bisa menyebabkan perdarahan intra-abdomen dan bisa
menyebabkan syok. Selain itu kista yang ada juga dapat terjadi torsi kista dimana
pembuluh darah menjadi tersumbat, menimbulkan rasa nyeri tajam dan
menyebabkan terjadinya infark jaringan.23

Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil, yaitu 13%. Namun untuk kista
yang dapat berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup
5 tahun (5 Years Survival Rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya
kira-kira 20-30%.7,24 Karsinoma ovarium memiliki prognosis bergantung pada
stadium saat pasien didiagnosis.19,25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

29
Kesimpulan
Telah dilaporkan suatu kasus dengan kista ovarium pada wanita umur 29
tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Mengingat kista ovarium merupakan salah satu tumor
ovarium neoplastik yang dapat terus membesar sehingga menyebabkan
komplikasi-komplikasi yang dapat membahayakan pasien, maka prinsip utama
penatalaksanaannya adalah laparatomi dengan Vries Coupe dan prosedur
adhesiolisis dilanjutkan dengan salpingektomi dekstra. Hasil VC adalah kista
hemoragik. Pada pemeriksaan blok parafin, didapatkan hasil kista endometriosis
ovarii.

Saran
Diperlukan deteksi serta pengetahuan yang cukup terhadap semua
keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang kebanyakan
ditemukan pada penderita dengan stadium lanjut. Penyakit ini disebut juga silent
killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan
kebanyakan diketahui saat kista sudah membesar. Usaha promosi kesehatan dari
setiap petugas kesehatan diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan
masyarakat tentang kista atau kanker ovarium. Contoh dari promosi kesehatan
yang sebaiknya dilakukan seperti jemput bola yaitu usaha promosi kesehatan
dengan cara mendatangi atau mengunjungi suatu daerah atau tempat. Agar supaya
masyarakat dapat lebih mengenal serta mengetahui bahaya suatu penyakit dan
dapat sekiranya segera memeriksakan diri jika terpapar suatu penyakit.
Kelengkapan dan ketelitian dalam pengisian status pasien di rumah sakit juga
sangat diperlukan guna menunjang pendekatan yang lengkap, akurat, dan
informatif.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Cetakan 5.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal: 346 362.
2. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2006. p.130.
3. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998.
4. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14.
5. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
7. Depkes RI. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan.availablewww.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th
_2009_ttg_Kesehatan.pdf Diakses tanggal 21 februari 2014
8. Owen E. 2005. Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
9. Sarjadi.1995. Patologi Ginekologik. Jakarta: Hipokrates.
10. Prawirohardjo S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
11. Nugroho T. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
12. William HC. 2007. American College of Obstetricians and Gynecologists
Ovarian Cysts. http://emedicine.com diakses tanggal 24 maret 2014.
13. Centers for Disease Control and Prevention, 2011.Ovarian Cancer Rates by
State. Diakses 16 November 2014.
14. Safitri Y. 2010. Pengalaman Wanita Usia Subur Dengan Kista Ovarium.
Skripsi Keperawatan Universitas sumatera Utara. Diakses tanggal 5 maret
2014.

31
15. Llewellyn, et al. 2001.Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Hipokrates.
16. Bustan M. 2007.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
17. Manuaba IBC, Manuaba, IBG. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah
Ginekologi. Jakarta: Penerbit CV. Trans Ino Media.
18. Henderson C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
19. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills. 2008.
20. Moore, J.G., 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
21. Pemaron U. Modifikasi Indeks Risiko Keganasan Sebagai Modalitas
Diagnostik Preoperatif Untuk Memprediksi Keganasan Tumor Ovarium :
Suatu Uji Diagnostik. Denpasar : 2013 hal 26 7.
22. Benson, P & Pernoll. (2009). Buku saku Obsetry Gynecology William.
Jakarta EGC.
23. Prawirohardjo Sarwono. Tumor Jinak Organ Genital. Ilmu Kandungan.
Edisi ke-3, cetakan kedua. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta;
2014; 284-5.
24. Berek, Jonathan S. Berek & Novak's Gynecology. 14th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. California. 2007. p 2173-90.
25. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Karsinoma Ovarium, Edisi ke 6. Interna
Publishing, Jakarta. 2014; 3047-51.

32

Anda mungkin juga menyukai