KISTA OVARIUM
Oleh:
Novita Limbu Tasik
15014101309
Masa KKM 15 Mei 23 Juli 2017
Supervisor Pembimbing:
dr. Ronny A. A. Mewengkang, Sp.OG
LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
KISTA OVARIUM
Oleh:
Novita Limbu Tasik
15014101309
Masa KKM 15 Mei 23 Juli 2017
Telah dibacakan, dikoreksi dan disetujui pada tanggal Juni 2017 untuk
memenuhi syarat tugas Kepanitraan Klinik Madya di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh dimana saja dan jenisnya beragam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus
menstruasi normal.1
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan silent killer. Karena seringkali penderita tidak ada merasakan
gejala apapun dan kebanyakan ditemukan pada fase yang lanjut.2
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita sangat ditakuti karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki
sifat yang jinak (80-84%). Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun)
risiko pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya
karsinoma terutama pada wanita yang mulai menopause.3
Terdapat variasi dengan insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi
terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi
pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan
jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita,
kematian sebanyak 16.000 orang.3,4
Topik Kista Ovarium menarik untuk dibahas karena sebagian besar pasien
dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat
didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang
dalam operasi sectio caesaria.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Anatomi Ovarium
3
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum.3,4,6
4
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam
panggul.4
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum
yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan
terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat
dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental
berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.9
2.2.1. Jenis Kista
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non neoplastik
dan neoplastik. Kista non neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan
mengempis sendiri setelah 2 - 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya
harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.10
Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya:6
a) Kistoma Ovarii Simpleks
Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan
halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi
besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna
kuning. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium.
b) Kistadenoma Ovarii Musinosum
Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh
menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista
dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista dengan
omentum, usus-usus, dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi
ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah
akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan
pengangkatan kista in situ tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa
salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.
c) Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya
unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.
Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain
5
teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan
umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.
d) Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ectodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan
entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya
tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut,
gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak
tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat
menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal
dari sel telur melalui proses patogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri
mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista dermoid.
Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga
peritoneum. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid
bersama seluruh ovarium.
Kista nonneoplastik terdiri dari:10
a. Kista Folikel
Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan
diameter 1 1,5 cm. Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis.
Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa
lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka
terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih
dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu, kista kadang-
kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun
dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan
kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5
6
cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam
waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.
7
d. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak
terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang
melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan
pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.
Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas
satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan
serus.
e. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip
dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di
ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga
sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-
kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis
yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal
dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa
karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak
ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut
melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan
selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini
sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid
tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi
ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel
rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal
dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan,
endometriosis sering disebut kanker jinak.
f. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan
permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal
dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh
gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap
8
gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari:11
- Tipe Kista Normal
Tipe kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional.
Kista tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan
tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan
sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah,
kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi. Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum.
Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat
menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.
- Tipe Kista Abnormal
Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista
coklat (endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista
hemorrhage, dan kista Lutein. Kistadenoma merupakan kista yang
berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, tetapi
dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri. Kista Coklat merupakan
endometrium yang tidak pada tempatnya. Kista ini berisi timbunan darah
yang berwarna coklat kehitaman. Kista Dermoid merupakan kista yang
berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak. Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya
berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kista Endometriosis
merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan
tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan
nyeri hebat. Kista Hemorrhage merupakan kista fungsional yang disertai
perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian
bawah. Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Beberapa tipe kista lutein antara lain: Kista Granulosa Lutein merupakan
9
kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional.
Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat
dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan
akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan
rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di
rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan
menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur. Kemudian
Kista Theca Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan
berwarna seperti jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor
ovarium dan terapi hormonal. Dan kista polikistik ovarium merupakan
kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur
secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar
karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista
tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
2.2.2. Epidemiologi Kista Ovarium
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.12
Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan
pada 18% wanita post menopause. Insiden yang sering terjadi pada wanita
usia 30- 54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih.12
Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011
insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan
Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang
paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval
7,5-10,4 per 100.000 penduduk.13
Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista
ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi
Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada
wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus.14
2.2.3. Faktor Risiko Kista Ovarium
1. Gangguan pembentukan hormon
10
Kista ovarium disebabkan oleh 2 gangguan (pembentukan) hormon yaitu
pada mekanisme umpan balik ovarium dan hipotalamus. Estrogen merupakan
sekresi yang berperan sebagai respon hipersekresi folikel stimulasi hormon.
Dalam menggunakan obat- obatan yang merangsang pada ovulasi atau
misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa menyebabkan suatu hormon
yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.6
Gangguan keseimbangan hormon dapat berupa peningkatan hormon
Luteinizing Hormon (LH) yang menetap sehingga dapat menyebabkan
ganguan ovulasi.15
2. Memiliki riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista
ovarium.1
3. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya
menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.12
4. Pada pengobatan infertilitas
Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan
gonadotropin atau agen lainnya, seperti clomiphene citrate atau letrozole,
dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi
ovarium.12
5. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.
Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, risiko dari
merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh
menurun. Selain dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti
konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan,
konsumsi alkohol dapat juga meningkatka risiko penderita kista ovarium.16
Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional tidak terbentuk karena
menurunnya aktivitas indung telur.17
6. Gangguan siklus Haid
Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus
diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan
11
faktor risiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak
teratur juga merupakan faktor risiko kista ovarium.17
7. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal
Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor
risiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi
hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi risiko untuk terkena
kista ovarium.18
12
ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.3,4
2.2.5. Tanda dan Gejala Kista Ovarium
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista
semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan
keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.9 Pemastian
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya
mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan
ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala
mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh, berat dan
kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus
menstruasi tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau
kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri
senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada
saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal, dan pembengkakan
tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat
memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga
menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan
penanganan kesehatan segera.20
2.2.6. Diagnosis
13
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan
fisik. Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis
kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah:
Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material
padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.19
Dari gambaran USG dapat terlihat:
- Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang
oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang
tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo
yang lebih putih dari dinding depannya.
- Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa).
- Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus
(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen
darah di dalam kista.
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
- Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik.
- Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit,
HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
14
- Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
- Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa,
namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili
keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses
operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.19
2.2.7. Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika
tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-
obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.3-5
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista
itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi
Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi.
Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-
4, sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau
ke-9. Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. 3-5
15
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. WB
Usia : 29 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S-1
B. ANAMNESIS
Anamnesis:
16
Nyeri perut hilang timbul, memberat saat haid
Riwayat persalinan :
P1: 2012 /P/ spt lbk/ 2600 gr / RSUP Prof dr. R. D. Kandou / sehat
P2: 2014 /L/ spt lbk/ 3200 gr / RSUP Prof dr. R. D. Kandou / sehat
Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun
Dismenore :-
serupa
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Praesens
Nadi : 80 kali/menit
17
Respirasi : 20 kali/menit
Kepala : Normocephali
Tenggorokan : T1/T1
Berat badan : 56 kg
3. Status Ginekologi
Inspekulo : fluksus (-), fluor (-), vagina t.a.k, portio licin, OUE
18
tertutup.
A/P bilateral : adneksa lemas, massa (+) nyeri (-/-), permukaan licin,
dewasa
CD : tidak menonjol
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Kimia klinik
Hemostasis
19
PT pasien/kontrol : 12,8 detik / 12,8 detik
Endometrium: reguler
homogen dengan ukuran ovarium kanan 10 x 7 cm, dan kiri 4,2 x 4,3 cm
Kesimpulan:
- IUD insitu
E. RESUME MASUK
20
P2A0 29 tahun, MRS tanggal 13 Maret 2017. Pasien kiriman dari dokter
spesialis dengan diagnosis P2A0 + cyst ovarii. Pasien mengeluh nyeri perut
yang memberat saat haid, nyeri perut hilang timbul, riwayat post coital
bleeding (-), perdarahan dari jalan lahir (-), buang air kecil dan buang air besar
frekuensi napas 20x/menit, dan suhu badan 36,6oC. Hasil Risk of Malignancy
F. DIAGNOSIS KERJA
G. SIKAP
2. Rencana Laparatomi VC
3. Sedia darah
4. Persetujuan operasi
H. FOLLOW UP
Tgl 13 Maret 2017 14 Maret 2017 15 Maret 2017
S 15/3/2017 - -
Keluhan (-)
21
KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista
A
ovarium ovarium ovarium
R/ Lap VC (15/3/17)
P MRS. R/ Lap VC (15/3/17) Pre op hari ini ASA II Lap VC hari ini (15/3/17)
GA ETT
LAPORAN OPERASI
Status Pre-Operasi:
Jalannya Operasi:
22
Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dalam keadaan general
anestesi dilakukan tindakan aseptik dan antisepsik pada daerah abdomen dan
sekitarnya dengan povidon iodine, lalu ditutup dengan doek steril. Kecuali
lapangan operasi, dilakukan insisi linea mediana inferior. Insisi diperdalam lapis
demi lapis sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher, digunting
diperlebar keatas dan kebawah. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral.
Peritonium dijepit dengan 2 pinset, setelah yakin tidak ada jaringan usus
dibawahnya, digunting kecil diperlebar keatas dan kebawah. Eksplorasi tampak
massa kista coklat berasal dari ovarium kanan, terdapat perlekatan dinding kista
dengan dinding posterior uterus. Diputuskan dilakukan adhesiolisis dilanjutkan
dengan salpingektomi dekstra. Massa kistik 10 x 8 cm. Mesosalping dekstra
ditembus secara tumpul untuk membuat jendela, ligamentum
infundibulopelvikum dekstra dan mesosalping dekstra dijepit 3 klem, digunting,
dijahit double ligasi. Pangkal tuba, mesosalping dan ligamentum ovarii proprium
dekstra dijepit 3 klem, digunting, dan dijahit double ligasi. Kontrol perdarahan (-).
Jaringan dikirim untuk pemeriksaan VC: hasil kista hemoragik. Eksplorasi lanjut
uterus normal, ovarium sinistra tampak massa kista ukuran 7 x 6 cm, terdapat
perlekatan dinding kista dengan dinding posterior uterus. Diputuskan dilakukan
adhesiolisis dilanjutkan dengan kistektomi sinistra. Kontrol perdarahan (-).
Abdomen dibersihkan dari sisa darah dan bekuan darah, lalu abdomen dibilas
dengan NaCl 0.9%. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritoneum dijahit
secara jelujur dengan plain catgut, otot dijahit secara simpul dengan plain catgut,
kulit dijahit secara subkutikuler dengan chronic catgut. Luka operasi ditutup
dengan kassa steril. Operasi selesai.
Perdarahan : 200 cc
Diuresis : 300 cc
23
Follow Up Post Operasi
Tgl 16 Maret 2017 17 Maret 2017 18 Maret 2017
24
O KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
Mata: conj. anemis -/- Mata: conj. Anemis -/- Mata: conj. Anemis -/-
Abd: luka post op terawat Abd: luka post op terawat Abd: luka post op terawat
A P2A0 29 tahun dengan P2A0 29 tahun dengan kista P2A0 29 tahun dengan kista
kista endometriosis endometriosis bilateral endometriosis bilateral
bilateral
25
Diterima jaringan kista dengan ukuran 9 x 4 x 1 cm, sudah terbelah,
dinding kira kira 0,2 cm, putih, kecoklatan. Proses sebagian.
o Mikroskopis :
Sediaan jaringan dinding kista terdiri dari jaringan ikat fibrosis, area
perdarahan dan 1- 2 fokus kelenjar dan stroma endometrium di antaranya.
o Kesimpulan : Kista Endometriosis Ovarii
BAB IV
PEMBAHASAN
26
Diagnosis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak khas. Adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimbulkan nyeri yang tajam. Untuk memastikan penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh, berat dan kembung,
tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi
tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang
dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin
muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan
dinding endometrium menebal, dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak
disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya,
mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian
bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.20
Pada pasien ini dari anamnesa hanya ditemukan adanya nyeri perut hilang
timbul yang memberat saat haid. Pasien kiriman dari dokter spesialis dengan
diagnosis P2A0 + cyst ovarii. Pasien mengeluh nyeri perut yang memberat saat
haid, nyeri perut hilang timbul, riwayat post coital bleeding (-), perdarahan dari
jalan lahir (-), buang air kecil dan buang air besar biasa, nafsu makan tidak ada
keluhan.
Risk of malignancy Index (RMI) adalah integrasi dari pemeriksaan kadar serum
CA125, status menopause penderita, dan temuan ultrasonografi. Algoritme RMI
diperkenalkan pertama kali oleh Jacobs tahun 1990. RMI dihitung dengan formula
27
(RMI = U (ultrasonografi skor) x M (menopause status) x serum CA125 (U/ml).
Temuan ultrasonografi diklasifikasikan berdasar atas ada atau tidaknya lesi kistik
multilokular, bagian padat, lesi bilateral, ascites dan metastasis intraabdominal.
Bila tidak terdapat gambaran USG di atas maka diberi nilai 0, bila hanya tampak
satu gambaran saja diberi nilai 1, apabila tampak lebih dari satu diberi nilai 3.
Menopause status diberikan nilai 1 untuk premenopause dan nilai 3 bila
postmenopause. Postmenopause ditetapkan apabila wanita riwayat amenore lebih
dari satu tahun atau wanita umur lebih dari limapuluh tahun bila sudah dilakukan
operasi histerektomi. Premenopause adalah wanita selain yang disebutkan sebagai
postmenopause. Kadar CA125 dinyatakan sesuai dengan nilai absolut yang
didapatkan dalam satuan U/ml. Dengan cut off value 200, digunakan untuk
membedakan antara tumor ovarium yang jinak dan ganas, dengan sensitivitas
87% dan spesifisitas 97%. Penderita dengan skor RMI >200 mempunyai
kemungkinan 42 kali mengarah kanker ovarium dan skor RMI <200 0,15 kali.
Diagnosis histopatologik dipergunakan sebagai gold standard untuk menentukan
hasil dan jenis tumor jinak atau ganas.21
Penatalaksanaan
28
dextra. Jaringan yang ada dibawa ke laboratorium patologi anatomi dilakukan
pemeriksaan potong beku atau vries coupe dan hasilnya kista hemoragik, serta
telah dilakukan pemeriksaan blok parafin dengan hasil kista endometriosis ovarii.
Pemeriksaan histopatologi pada jaringan uterus tidak ditemukan adanya tanda
keganasan sehingga pasien ini tidak dilakukan kemoterapi.
Komplikasi
Kista ovarium yang tidak ditindaklanjuti dapat membahayakan penderita dan
hal yang ditakutkan pada kista ovarium selain derajat keganasan yaitu dapat
terjadi ruptur yang bisa menyebabkan perdarahan intra-abdomen dan bisa
menyebabkan syok. Selain itu kista yang ada juga dapat terjadi torsi kista dimana
pembuluh darah menjadi tersumbat, menimbulkan rasa nyeri tajam dan
menyebabkan terjadinya infark jaringan.23
Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil, yaitu 13%. Namun untuk kista
yang dapat berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup
5 tahun (5 Years Survival Rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya
kira-kira 20-30%.7,24 Karsinoma ovarium memiliki prognosis bergantung pada
stadium saat pasien didiagnosis.19,25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
29
Kesimpulan
Telah dilaporkan suatu kasus dengan kista ovarium pada wanita umur 29
tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Mengingat kista ovarium merupakan salah satu tumor
ovarium neoplastik yang dapat terus membesar sehingga menyebabkan
komplikasi-komplikasi yang dapat membahayakan pasien, maka prinsip utama
penatalaksanaannya adalah laparatomi dengan Vries Coupe dan prosedur
adhesiolisis dilanjutkan dengan salpingektomi dekstra. Hasil VC adalah kista
hemoragik. Pada pemeriksaan blok parafin, didapatkan hasil kista endometriosis
ovarii.
Saran
Diperlukan deteksi serta pengetahuan yang cukup terhadap semua
keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang kebanyakan
ditemukan pada penderita dengan stadium lanjut. Penyakit ini disebut juga silent
killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan
kebanyakan diketahui saat kista sudah membesar. Usaha promosi kesehatan dari
setiap petugas kesehatan diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan
masyarakat tentang kista atau kanker ovarium. Contoh dari promosi kesehatan
yang sebaiknya dilakukan seperti jemput bola yaitu usaha promosi kesehatan
dengan cara mendatangi atau mengunjungi suatu daerah atau tempat. Agar supaya
masyarakat dapat lebih mengenal serta mengetahui bahaya suatu penyakit dan
dapat sekiranya segera memeriksakan diri jika terpapar suatu penyakit.
Kelengkapan dan ketelitian dalam pengisian status pasien di rumah sakit juga
sangat diperlukan guna menunjang pendekatan yang lengkap, akurat, dan
informatif.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
15. Llewellyn, et al. 2001.Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Hipokrates.
16. Bustan M. 2007.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
17. Manuaba IBC, Manuaba, IBG. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah
Ginekologi. Jakarta: Penerbit CV. Trans Ino Media.
18. Henderson C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
19. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills. 2008.
20. Moore, J.G., 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
21. Pemaron U. Modifikasi Indeks Risiko Keganasan Sebagai Modalitas
Diagnostik Preoperatif Untuk Memprediksi Keganasan Tumor Ovarium :
Suatu Uji Diagnostik. Denpasar : 2013 hal 26 7.
22. Benson, P & Pernoll. (2009). Buku saku Obsetry Gynecology William.
Jakarta EGC.
23. Prawirohardjo Sarwono. Tumor Jinak Organ Genital. Ilmu Kandungan.
Edisi ke-3, cetakan kedua. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta;
2014; 284-5.
24. Berek, Jonathan S. Berek & Novak's Gynecology. 14th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. California. 2007. p 2173-90.
25. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Karsinoma Ovarium, Edisi ke 6. Interna
Publishing, Jakarta. 2014; 3047-51.
32