PENDAHULUAN
1. Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja
dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium
(indungtelur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. (Wiknjosastro,2007)
2. Klasifikasi
o Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel deGraaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan memebesar
menjadi kista.
o Kista tekalutein
Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
o Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium
o Kista stein leventhal
Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
o Kista denomaserosum
Para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium).
o Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
o Kistadermoid
Sebenarnya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitelkulit, rambut, gigi, dan produk
glandula sebasea.
o Solid
Karsinoma endometroid dan mesonefroma.
3. Faktor Resiko
Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium adalah wanita
yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro,2007).
4. Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin
(Sastrawinata, Sulaiman.dkk.2004).
5. Manifestasi klinik
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan
nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihatdari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana
yang serius. (Wiknjosastro,2007)
6. Diagnosis
o Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit
tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa
penuh diperut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih
sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering .
o PemeriksaanFisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika
terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk.
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat
terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada
ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi
mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro,2007).
o Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium. Dengan pemeriksaan
ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium,
apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak. Dapat membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium.
2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium padakolon dapat untuk menentukan
apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang
terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.
4. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop. Melalui
laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA.
7. Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm.
Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi
jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai
dengan pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran kurang
dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun
harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause,
kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah
diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium
kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau
simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas dimasa mendatang. Pengangkatan
ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita postmenopause, perimenopause,
dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi
serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik.
Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan
serum CA125 lebih dari 35U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
keluarga. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan
yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat
kepastian tumorganas atau tidak.
8. DiagnosaBanding
o Kehamilan
o Mioma uteri
o Tumor kolon sigmoid
o Ginjal ektopik
o Limpa bertangkai
o Ascites
9. Komplikasi
10. Prognosis
Pada penderita tumor ovarium yang dicurigai ganas insisi abdomen hendaklah
insisi mediana atau paramedian yang cukup luas agar memudahkan melakukan
eksplorasi rongga perut bagian atas. Prosedur standar yang harus dilakukan adalah:
a. Pengertian
b. Persiapan Alat
Instrumen Tambahan
1. Klem pean manis 1
2. Langen back 1
3. Richacson (hak dalam) 1
4. Kanul suction 1
5. Pean 90 1
6. Ring klem 2
7. Fenster 1
8. Klem peritonium 4
c. Persiapan Meja Instrument
Lenen
1. Duk besar 3
2. Duk kecil 4
3. Duk panjang 3
4. Baju operasi 5
5. Handuk tangan 5
6. Sarung meja mayo 1
Lain – Lain
1. Slang sution 1
2. Kabel couter 1
3. Bengkok / cucing / kom 1/1/1
1. Paragon mess 22 1
2. Sarung tangan 6,5/7/7,5/8 Sesuai kebutuhan
3. Betadine 10 % 1
4. Cairan Aquabidest 1 L 1
5. Under pad On / Steril 2/2
6. Sufratul / hypavix 1/1
7. Towel / EMP / Suction bag 1/1/1
8. Arde / Couter 1/1
9. Cath 16 / urobag / spuit 10 1/1/1
10. Kassa 10
11. Deppers 20
12. Big kass 5
13. Vicryl 0 / 1 1/1
14. Side 1/ 2-0 1/1
15. Cutgut Plain 2-0 1
16. Monosyn 3-0 1