Anda di halaman 1dari 4

Standar Operasional Prosedur (SOP)

KISTA OVARIUM

DEFINISI

Kista ovarium adalah kantung, berisi materi cair atau setengah cair yang berada pada ovarium.

PEMERIKSAAN FISIK

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen.

- Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata.


- Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

- Cancer antigen 125 (CA 125) kurang dari 35 U/ml adalah kadar
- CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium
- Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien
sehat.

2. Laparaskopi

- Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-sifat tumor.

3. Ultrasonoexafi

- Menentukan letak dan batas tumor, kistik atau solid, cairan dalam rongga perut yang
bebas dar tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista
ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas yang
didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan
merupakan kista fungsioual, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista
inklusi. Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma benigna.
USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba.
USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur
pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh.
USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar
dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung
kemih yang penuh.
4. MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat memberikan
gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya tidak diperlukan

5. CT Scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik bila dibanding
dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untukmengidentifikasi organ intraabdomen dan
retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.

6. Foto Rontgen

Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat terlihat gigi.

7. Parasentesis

Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

8. Tes kehamilan

Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan

DIAGNOSIS

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu :

1. Anamnesis
1. Timbul benjolan di perut dalam waktu relatif
2. Keluhan rasa berat dalam perut
3. Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu
makan, rasa serak, dan lain-lain
4. Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu megeluarkan hormon
5. Nyeri perut bila terinfeksi, terpundir, pecah

2. Pemeriksaan Fisik
1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran > 5 cm
2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

DIAGNOSA BANDING

1. Kehamilan
2. Mioma uteri
3. Tumor kolon sigmoid
4. Ginjal ektopik
5. Limpa bertangkai
6. Ascites a.c penyakit lain
7. Tuberculosis pentonei
8. Infeksi pelvis
9. Apendisitis akut

PENATALAKSANAAN

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non
neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang
tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya
besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan
tuba. Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian
menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan
kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor
dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang
dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan ksia
ovariurn kompleks. Laparoskopi digunaknan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional
atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi.

Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium
tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita postmenopause,


perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan
anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.

Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan
sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista
ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat
karsinoma ovarium pada keluarga.

Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan penteriksaan sediaan yang
dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor
ganas atau tidak.
Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya adalah total
abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan appendiktomi (optional). Tindakan
hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan
jika stadiumnya ia masih muda, belum menpunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
pada fow potential malignancy (borderline).

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor
sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas
sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6
bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

PENCEGAHAN

Pemakaian kontrasepsi oral mencegah pertumbuhan kista ovarium fungsional. Penggunaan


selama 15 tahun mengurangi resiko kistadenokarsinoma epitel ovarium.

Setiap wanita harus melakukan pemeriksaan ginekologis tahunan. Pada wanita dengan resiko
tinggi dengan riwayat keluarga atau iiwayat kanker payudara terdahulu harus melakukan
pemeriksaan USG dan CA 125 tahunan.

Pada wanita dengan resiko tinggi -kistadenokrasinoma ovarium, dapat dilakukan ooforektomi
profilaktik untuk mencegah pertumbuhan karsinoma ovarium.

PROGNOSIS

Prognosis untuk kista benigna adalah baik. Dapat residual dan terjadi di ovarium kontralateral.

Anda mungkin juga menyukai