Anda di halaman 1dari 8

NARASI KISTA OVARIUM

DEFINISI
Kista Ovarium merupakan kantung atau kantong yang berkembang di dalam ovarium. Kista
dapat berisi cairan, atau material padat atau juga bisa kombinasi antara keduanya. Jenis dari
cairan yang terdapat di dalam kista berkisar dari tipis dan berair hingga kental dan seperti
pasta dan dinding yang menutupi kista bisa tipis ataupun tebal. Kista ovarium sering terjadi
terutama pada wanita antara usia 30 dan 60 tahun. Kista ovarium muncul bisa tunggal atau
ganda dan dapat terjadi pada satu ataupun bisa juga kedua ovarium. Sebagian besar dari kista
ovarium bersifar jinak (non-kanker), akan tetapi sebagian kecil bisa menjadi ganas (kanker).1

Ovarium / indung telur terdiri dari beberapa bagian. Penutupnya disebut dengan
epitel, bagian sentral disebut dengan stroma dan ada sel yang disebut dengan sel benih, yang
memproduksi telur. Kista dapat terbentuk di bagian mana saja pada ovarium.1

Epidemiologi

Prevalensi sebenarnya dari kista ovarium tidak diketahui, karena banyak pasien
diyakini asimtomatik dan tidak terdiagnosis, dan prevalensinya tergantung pada populasi
yang diteliti. Sekitar 4% wanita akan dirawat di rumah sakit karena kista ovarium pada usia
65 tahun. Dalam sampel acak dari 335 wanita berusia 24-40 tahun tanpa gejala, prevalensi
lesi adneksa adalah 7,8%.

Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi kista ovarium atau massa adneksa berkisar dari fisiologis normal (kista
folikular atau luteal) hingga keganasan ovarium. Kista ovarium dapat terjadi pada semua usia
tetapi lebih sering terjadi pada usia reproduksi dan memiliki peningkatan kejadian pada
wanita menarchal karena produksi hormon endogen.2

Faktor risiko pembentukan kista ovarium meliputi:

- Pengobatan infertilitas - Pasien yang diobati dengan gonadotropin atau agen induksi
ovulasi lainnya dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom
hiperstimulasi ovarium.
- Tamoksifen
- Kehamilan - Dalam kehamilan, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua
saat kadar hCG memuncak.
- Hipotiroidisme
- Gonadotropin ibu - Efek transplasenta gonadotropin ibu dapat menyebabkan
perkembangan kista ovarium janin.
- Merokok
- Ligasi tuba - Kista fungsional telah dikaitkan dengan sterilisasi ligasi tuba.

Jenis Kista

1. Kista Non Neolastik/Kista fungsional (tipe kista yang paling umum)


Kista yang tidak berbahaya yang terbentuk sebagai bagian dari siklus menstruasi.

a. Kista Folikel
Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan biasanya
berukuran sedikit lebih besar (3 - 8 cm) dari folikel pra-ovulasi (2,5 cm). Kista ini terjadi
karena kegagalan proses ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi
kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artifisial di
mana gonadotropin diberikan secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi.

b. Kista Luteal
Kista luteum terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atatu perdarahan yang
mengisi rongga yang terjadi setelah ovulasi. Terdapat 2 jenis kista lutein, yaitu kista
granulosa dan kista teka.3
- Kista Granulosa
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah ovulasi,
dinding sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya vaskularisasi
baru, darah terkumpul di tengah rongga membentuk korpus hemoragikum.
Resorbsi darah di ruangan ini menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum
- Kista Teka
Kista jenis ini tidak perrrah mencapai ukuran yang besar. Umumnya bilateral dan
berisi cairan jernih kekuningan.

2. Kista Neoplastik
Kista ini timbul dari pertumbuhan berlebih sel yang tidak sesuai di dalam ovarium dan
mungkin ganas atau jinak.
a. Kistadenoma
Kistadenoma terjadi dari sel-sel yang menutupi bagian luar dari ovarium (epitel).
Daripada tumbuh didalam ovarium itu sendiri, kistadenoma sering menempel pada
ovarium dengan tangkai dan berarti mereka dapat tumbuh hingga ukuran besar.
Meskipun tidak bersifat kanker,tetapi perlu untuk diangkat melalui proses pembedahan.
Terdapat dua (2) jenis dari kistadenoma-serosa dan musinosa. kistadenoma serosa berisi
cairan serosa, jernih kekuningan.sedangkan kistadenoma musinosa berisi cairan
musinosum tampak berwarna kebiruan di dalam kapsul yang dindingnya tegang.
b. Kista Dermoid
Kista dermoid kerap mengandung isi-isi yang aneh seperti rambut, bagian dari gigi
atau tulang , jaringan lemak , dsb. Hal ini dapat terjadi karena kista ini berkembang
dari sel benih ovarium saat proses perkembangan embrio. Sel-sel ini memiliki potensi
untuk berkembang menjadi jenis sel apapun sehingga dapat membuat berbagai jenis
jaringan

Anamnesis
Kista ovarium berukuran kecil kebanyakan jinak (tidak berbahaya) dan tidak
menimbulkan gejala apapun , sementara Kista besar dapat menyebabkan masalah dan
gejalanya adalah mungkin sebagai berikut:
1. Nyeri dan ketidaknyamanan pada perut
Rasa nyeri nya mungkin bisa muncul dan hilang, tapi bisa berlangsung lama dan
beberapa wanita lebih memperhatikannya setelah berhubungan seks.
2. Perut kembung atau bengkak.
3. Periode/ masa haid yang berubah
Masa haid mungkin menjadi tidak teratur dan menyakitkan, lebih berat atau lebih
ringan dari biasanya.

4. Lebih sering pergi ke toilet


Tergantung dimana kista itu berada dan berapa ukurannya, karena dapat memberi
tekanan pada kandung kemih atau usus. Dengan demikian dapat menyebabkan rasa
sakit saat buang air besar.

Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya
rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain,
termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan
atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.
Pemeriksaan bimanual dapat membantu menentukan lokasi, bentuk (reguler atau
irreguler), ukuran, konsistensi, nyeri tekan, dan mobilitas. Ovarium bisa sulit untuk
dipalpasi tergantung pada tubuh pasien, pengalaman penyedia layanan, dan anatomi
panggul pasien.

Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Ultrasonografi transvaginal (TVS) adalah pemeriksaan yang penting dalam
evaluasi awal massa adneksa.
b. MRI / CT / PETCT
Jika temuan pada USG tidak dapat secara jelas mencirikan sifat dan asal massa
adneksa, maka studi pencitraan lebih lanjut harus didiskusikan dengan konsultan
radiologi. Tidak ada modalitas pencitraan spesifik yang terbukti lebih unggul daripada
yang lain, meskipun MRI cenderung lebih disukai untuk menentukan asal massa
panggul yaitu rahim, ovarium atau usus.
c. Penanda tumor
Penanda tumor bukan diagnostik tetapi dapat membantu untuk
mengkarakterisasi massa ovarium
CA 125: CA 125 (normal <35 kU/L) meningkat pada 80% wanita dengan kanker
ovarium; meskipun 50% penyakit stadium awal akan memiliki tingkat normal.

1.5 Tatalaksana
Risk Malignancy Index (RMI) harus digunakan untuk memilih wanita-wanita dengan
risiko keganasan yang lebih besar. Menggunakan cut-off RMI 200, sensitivitas 70% dan
spesifisitas 90% dapat dicapai. Klasifikasi International Ovarian Tumor Analysis (IOTA)
juga dapat digunakan oleh mereka yang memiliki pelatihan yang diakui.
Kista ovarium asimtomatik tidak memerlukan tindakan, observasi atau pembedahan
tergantung pada gambaran spesifik. Potensi risiko intervensi bedah perlu diimbangi dengan
risiko keganasan yang disebabkan oleh kasus individu.
a. Tidak diperlukan tindakan lebih lanjut
- Kista ovarium sederhana premenopause kurang dari 5 cm. Kista ini hampir pasti jinak

- Kista ovarium sederhana pascamenopause kurang dari 1 cm. Kista ini hampir pasti
jinak [5].

b. Manajemen konservatif
- Fitur USG sugestif kista ovarium fungsional. NB Kista ovarium fungsional tidak
terjadi pada wanita pascamenopause lanjut.
- Kista simple pramenopause ≤7 cm tanpa gambaran keganasan lainnya. Risiko
keganasan dengan fitur tersebut kurang dari 1%. Tidak perlu melakukan penanda
tumor. Ada kekhawatiran mengenai penilaian akurat dari dinding kista di atas 7cm.
Proyeksi papiler dan nodul intramural dapat diabaikan, menyebabkan pelabelan kista
yang salah sebagai "sederhana". Proyeksi papiler dalam kista unilokular meningkatkan
risiko keganasan hingga 6 kali lipat dan oleh karena itu tidak boleh dikelola secara
konservatif. Sekitar 7% dari kista “sederhana” yang berukuran lebih dari 7 cm, pada
wanita pra dan pascamenopause adalah borderline atau ganas.
- Kista simple pascamenopause ≤5 cm tanpa gambaran keganasan lain dan CA 125
normal. Risiko keganasan dengan fitur tersebut kurang dari 1%.
- Tanpa gejala. Atau
- Risiko operasi lebih besar daripada manfaat pengangkatan kista.
- Preferensi pasien (setelah konseling mengenai risiko).

Tindak lanjut dari kista ovarium yang dikelola secara konservatif

- Kista sederhana pramenopause

 <5cm : Tidak ada penyelidikan lebih lanjut karena tidak ada risiko keganasan yang
signifikan
 5-7cm: Lebih dari 50% kista ovarium yang terdeteksi pada wanita premenopause adalah
fungsional dan 90% kista fungsional akan sembuh dalam waktu 2 bulan. Oleh karena itu,
ulangi USG pada 6 bulan, dengan CA 125 hanya jika kista masih ada. Sebuah CA 125
tidak diperlukan pada presentasi.
- Kista jinak non-fungsional biasanya tetap tidak berubah
- Jika kista telah sembuh maka tidak diperlukan tindak lanjut lebih lanjut.
- Jika kista tetap tidak berubah, pemindaian tahunan atau pembedahan dapat ditawarkan.
Tidak ada bukti saat ini untuk menentukan durasi tindak lanjut dan pasien dapat
dipulangkan sebagaimana mestinya.
- Kista yang bertambah besar atau rumit harus dipertimbangkan untuk diangkat. Pil
kontrasepsi oral kombinasi tampaknya tidak bermanfaat untuk pengobatan kista ovarium
fungsional, meskipun penghentian metode progesteron mungkin berguna.
- Pascamenopause
Ultrasound dan CA 125 harus dilakukan setiap enam bulan sampai kista sembuh. Jika tidak
ada perubahan ukuran kista setelah satu tahun masa tindak lanjut, maka pasien dapat
dipulangkan. Kista ovarium asimtomatik, sederhana, unilateral (diameter kurang dari 5 cm)
memiliki risiko keganasan yang rendah (<1%). Namun, risiko keseluruhan keganasan pada
kista sederhana pada wanita pascamenopause (berapapun ukurannya) dapat mencapai 10%.

c. Operasi
Pertimbangan pembedahan harus dilakukan jika kista tidak memenuhi kriteria untuk
manajemen konservatif. Manajemen konservatif mungkin tepat dalam kasus tertentu.
Pendekatan laparoskopi untuk pembedahan pada massa ovarium jinak yang diduga lebih
disukai daripada laparotomi karena morbiditas yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang
lebih singkat. Risiko, manfaat, dan komplikasi potensial dari pembedahan harus disesuaikan
secara individual. Kista ovarium yang besar mungkin masih memerlukan laparotomi,
meskipun tidak ada data yang kuat tentang ukuran dan jenis pendekatan pembedahan yang
ada.
- Kista ovarium kompleks (kecuali dianggap hemoragik atau korpus luteum). NB Kista
ovarium fungsional tidak terjadi pada wanita pascamenopause lanjut.
- Kista simple pascamenopause >5cm . Risiko keganasan diperkirakan antara 2% dan 9%.
- Kista simple pramenopause >7cm. Ada kekhawatiran mengenai penilaian akurat dari
dinding kista di atas 7cm. Jika manajemen konservatif lebih disukai, MRI kista mungkin
berguna untuk mengkarakterisasi dinding kista dan mengecualikan fitur kompleks.
- Gejala.
- Dugaan keganasan.
Pendekatan laparoskopi dapat digunakan ketika risiko keganasan dianggap rendah.
Pemeriksaan rongga peritoneum secara menyeluruh harus dilakukan dan jika ditemukan
tanda-tanda keganasan, konsultasikan dengan ahli onkologi ginekologi untuk evaluasi dan
stadium lebih lanjut.
Tumpahan isi kista harus dihindari jika memungkinkan, ini mungkin melibatkan
penggunaan retrieval bag. Jika tumpahan terjadi, lavage peritoneal ekstensif dengan cairan
hangat harus dilakukan.
Pengambilan spesimen laparoskopi harus, jika memungkinkan, melalui port umbilikalis.
Teknik ini dikaitkan dengan nyeri pasca operasi yang lebih sedikit, waktu pengambilan yang
lebih cepat, kosmetik yang lebih baik, dan hernia insisional yang lebih sedikit.

Manajemen laparoskopi kista ovarium pada wanita pascamenopause harus melibatkan


salpingooforektomi (biasanya bilateral) daripada kistektomi. Wanita harus diberi konseling
sebelum operasi bahwa jika fitur keganasan dicurigai selama laparoskopi, maka prosedur
mungkin harus ditinggalkan dengan bantuan laparotomi di bawah tim onkologi di kemudian
hari.

Kistektomi ovarium dan pemeliharaan jaringan ovarium lebih disukai bila pembedahan
dilakukan untuk penyakit jinak pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya.
Risiko dari ooforektomi, misalnya untuk mengontrol perdarahan, harus disebutkan selama
informed consent.

1.6 Komplikasi
Ada tiga komplikasi klasik kista ovarium yang biasanya muncul di unit gawat darurat:
- Ruptur
Kista bisa pecah / meletus , apabila kista pecah dapat menyebabkan nyeri yang luar
biasa pada perut bagian bawah. Rasa sakit yang dirasakan tergantung pada apa
yang dikandung oleh kista, apakah itu terinfeksi dan apakah ada pendarahan.
- Pendarahan
- Torsi
Apabila kista tumbuh pada tangkai ovarium, tangkai nya bisa menjadi bengkok dan
itu yang dinamakan dengan torsi. Torsi menghentikan suplai darah ke kista dan
menyebabkan rasa sakit yang berlebihan di perut bagian bawah.

Anda mungkin juga menyukai