Anda di halaman 1dari 7

1

ANALISA KASUS

KISTA OVARI

1) Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang radiologi. Diagnosis
baku emas adalah dengan cara melihat langsung ovarium melalui
laparoskopi atau laparotomi.
Anamnesis
Kista ovarium biasanya asimptomatik, beberapa wanita dapat
mengalami gangguan hormonal kelebihan estrogen akibat stimulasi sel
granulosa yang mengganggu siklus menstruasi normal atau
menyebabkan timbulnya perdarahan saat masa pre-pubertas dan post
menopause.14
Pada kasus kista ovarium, pasien datang dengan keluhan utama
nyeri akut abdomen, Nyeri dirasakan unilateral sesuai segmen ovarium
yang terkena, dapat menjalar ke punggung, daerah pelvis, atau paha.
Nyeri sering dideskripsikan sebagai nyeri yang tajam, menusuk,
intermitten, dan kram. Gejala lain yang dirasakan adalah mual dan
muntah, mirip dengan masalah gastrointestinal. Pada kista ovarium,
nyeri seringkali dirasakan selama lebih dari 8 jam. Pada pasien yang
lebih muda seperti pasien usia premenarche, nyeri dapat berlangsung
hingga 24 jam.
Pemeriksaan Fisik
Tidak spesifik. Pada fase awal, tanda vital seringkali dalam batas
normal. Dapat ditemukan demam subfebris. Massa pada adneksa
unilateral dapat teraba apabila kista berukuran besar, tetapi massa yang
tidak teraba tidak menyingkirkan diagnosis. Nyeri pada palpasi sering
ditemukan. Perlu dilihat apakah ada tanda-tanda iritasi peritoneal
seperti peningkatan tonus otot perut, posisi paha fleksi, distensi
abdomen, dan bising usus yang menghilang.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan demam subfebris 37,8 o
tanda vital lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen
didapatkan perut yang membesar serta pada palpasi teraba massa± 14 x
7 x 5 cm pada regio abdomen bawah sampai tengah serta nyeri tekan
(+).

Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada fase awal seringkali terlihat
normal. Pemeriksaan darah terdiri dari hematologi rutin, urea,
elektrolit, fungsi hepar, dan koagulasi harus selalu dilakukan, terutama
jika terjadi perburukan atau harus dilakukan tindakan operasi. Angka
leukosit dapat meningkat pada kasus kista ovarium, tetapi juga pada
kasus apendisitis, ataupun infeksi dan abses panggul. Anemia dapat
terjadi dan mengindikasikan adanya perdarahan. Pemeriksaan Ca-125
tidak selalu harus dilakukan, karena pemeriksaan tersebut bukan
pemeriksaan yang spesifik.
Rasio neutrofil terhadap leukosit (neutrophil to lymphocyte ratio
/ NLR) dapat menjadi prediktor. Median NLR pada kista ovarium
adalah 8.0, median NLR pada kista ovarium adalah 7.5, sedangkan
median NLR pada kasus kista ovarium tanpa komplikasi hanya 2,2.
Pada kasus ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
didapatkan anemia, leukositosis (yang biasa ditemukan pada torsi kista
ovarium) dan juga NLR senilai 8,20 dan LED yang tinggi. Urea,
elektrolit, fungsi hepar, dan koagulasi dalam batas normal

Pemeriksaan Beta-HCG
Pemeriksaan ini digunakan untuk screening awal apakah wanita
tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik.

Pemeriksaan Patologi Anatomi


Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan
dari tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama
dengan proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa
dibawah mikroskop.
Pada pasien ini dilakukan pemerikaan beta HCG dengan hasil
negative yang menyingkirkan pasien hamil, kemudian juga
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi setelah pembedahan
untuk melihat adanya keganasan serta jenis dari kista tersebut.
Pada kasus ini tidak didapatkan tanda keganasan.

Radiologi
 USG Kista Ovarium
USG dengan doppler pada kasus kista ovarium akan tampak gambaran
massa kistik, aliran darah yang berkurang, dan pembesaran ovarium
dengan hiperechoik sentral yang mengindikasikan adanya edema.
Iskemia karena aliran darah yang berkurang dapat menyebabkan edema
atau pembesaran ovarium

CT Scan Kista Ovarium

CT scan pada kista ovarium akan ditemukan massa adneksa dengan


diameter lebih dari 5 cm, pembesaran CT scan dengan hasil
ovarium, dan penebalan dinding kista lebih dari 3 mm. Sebagai
prediktor adanya kista ovarium, keakuratan CT scan lebih rendah
dibanding dengan USG.

Pada kasus pasien, dilakukan USG tampak massa kistik ovarium


serta hasil CT scan abdomen pada kedua adneksa : tampak massa bulat
kistik dengan septa, berbatas sebagian tegas, sebagian melengket
dengan caecum dan dinding anterior. Massa berdiameter ± 17 cm.
tampak juga ada cairan yang keluar dari massa dan berkumpul di
rongga antara uterus dan rectum (cavum doughlass).

2) Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

Penatalaksanaan kista ovarium tergantung kondisi klinis pasien, ada


tidaknya gangguan hemodinamik, dan kegawatdaruratan. Hal khusus
yang perlu diperhatikan pada kedua kondisi ini adalah apabila pasien
sedang hamil dan kista korpus luteum ikut diangkat. Pada kondisi ini,
pasien perlu diberikan suplementasi progesteron.

3) Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam jika


penatalaksanaannya sesuai prosedur. Quo ad vitam pada pasien ini ad
bonam karena pada pasien ini setelah dilakukan ooforektomi dengan
laparotomi, keadaan pasien semakin membaik. Hasil pemeriksaan lain
dalam batas normal dan luka jahit kering terawat. Quo ad functionam
pada pasien ini dubia karena pasien walaupun pasien masih memiliki
satu lagi organ reproduksinya, angka pasien memiliki anak kecil. Quo
ad sanactionam pada pasien ini dubia ad bonam karena angka kejadian
kista berulang masih ada namun cukup kecil setelah di operasi yaitu
13%.12

Anda mungkin juga menyukai