ANALISA KASUS
KISTA OVARI
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada fase awal seringkali terlihat
normal. Pemeriksaan darah terdiri dari hematologi rutin, urea,
elektrolit, fungsi hepar, dan koagulasi harus selalu dilakukan, terutama
jika terjadi perburukan atau harus dilakukan tindakan operasi. Angka
leukosit dapat meningkat pada kasus kista ovarium, tetapi juga pada
kasus apendisitis, ataupun infeksi dan abses panggul. Anemia dapat
terjadi dan mengindikasikan adanya perdarahan. Pemeriksaan Ca-125
tidak selalu harus dilakukan, karena pemeriksaan tersebut bukan
pemeriksaan yang spesifik.
Rasio neutrofil terhadap leukosit (neutrophil to lymphocyte ratio
/ NLR) dapat menjadi prediktor. Median NLR pada kista ovarium
adalah 8.0, median NLR pada kista ovarium adalah 7.5, sedangkan
median NLR pada kasus kista ovarium tanpa komplikasi hanya 2,2.
Pada kasus ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
didapatkan anemia, leukositosis (yang biasa ditemukan pada torsi kista
ovarium) dan juga NLR senilai 8,20 dan LED yang tinggi. Urea,
elektrolit, fungsi hepar, dan koagulasi dalam batas normal
Pemeriksaan Beta-HCG
Pemeriksaan ini digunakan untuk screening awal apakah wanita
tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik.
Radiologi
USG Kista Ovarium
USG dengan doppler pada kasus kista ovarium akan tampak gambaran
massa kistik, aliran darah yang berkurang, dan pembesaran ovarium
dengan hiperechoik sentral yang mengindikasikan adanya edema.
Iskemia karena aliran darah yang berkurang dapat menyebabkan edema
atau pembesaran ovarium