TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan
uterus dengan ligamentum suspensorium ovarii.
1
Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika
albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang sangat
sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri
yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai drainase mengikuti
perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.
1 Definisi
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium adalah kantung yang
berisi cairan yang terletak di ovarium.
Kista ovarium terpuntir adalah kantong berisi cairan yang terdapat pada ovarium
yang mengalami torsi pada tangkai vaskularnya sehingga secara klinis pasien
mengalami nyeri akut abdomen. Kista ovarium tidak hanya berisi cairan akan tetapi
dapat berisi rambut, gigi, tulang atau sisa- sisa kulit.
2
2. Epidemiologi
Kista ovarium terpuntir dapat terjadi pada berbagai usia, namun pada
umumnya terjadi pada awal usia reproduksi. Hampir 17% kasus ditemukan pada
wanita premenarche dan post menopause. Usia median adalah 28 tahun dengan
persentasi pasien usia <30 tahun mencapai 70 – 75%.
3. Etiologi
4. Faktor resiko
a. Pengobatan infertilitas
b. Kehamilan
c. Hipotiroid
d. Merokok
5. Patofisiolgi
3
Kista ovarium terpuntir secara klasik terjadi unilateral pada ovarium yang
membesar patologis. Ireguleritas ovarium menimbulkan fulcrum di sekitar tuba yang
terlibat. Proses tersebut dapat berlangsung pada ovarium saja tapi lebih sering
mempengaruhi kedua ovarium dan tuba (adnexa terpuntir).
Berbagai faktor mempengaruhi perjalanan kista ovarium terpuntir. Kista
ovarium terpuntir normalnya paling sering terjadi pada usia muda, dimana
abnormalitas perkembangan misalnya tuba yang panjang atau ketiadaan mesosalfing
mungkin berperan. Faktanya, kurang dari setengah terpuntirnya ovarium pada pasien
anak melibatkan kista, teratoma, atau massa lainnya. Selama hamil muda, adanya
pembesaran kista korpus luteum mungkin merupakan predisposisi terpuntirnya kista.
Wanita yang menjalani induksi ovulasi untuk infertilitas memiliki resiko lebih besar,
dimana adanya kista teka lutein memperbesar volume ovarium secara bermakna.
Torsi pada tangkai tumor akan menyebabkan gangguan sirkulasi karena vena
mudah tertekan, terjadi bendungan darah dalam tumor yang berakibat tumor makin
besar dengan perdarahan didalamnya. Jika torsi berlanjut akan terjadi nekrosis
hemoragik dan jika dibiarkan dapat terjadi robekan pada dinding kista dengan akibat
perdarahan intra abdominal atau peradangan sekunder dengan manifestasi klinik
dengan akut abdomen.
Tumor ovarium, jinak maupun ganas berimplikasi pada 50-60% kasus.
Massa yang terlibat hampir seluruhnya lebih besar dari 4-6 cm, walaupun juga
mungkin terjadi pada massa berukuran lebih kecil.
Kondisi khusus :
4
Kebanyakan wanita dengan kista ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya :
a. Nyeri perut bagian bawah yang timbul mendadak dengan intensitas yang
tinggi
b. Perut membengkak
c. Demam
h. Sering berkemih
7. Diagnosis
5
yang sama sebelumnya mungkin membantu sehubungan dengan adanya
torsi yang membaik secara spontan. Demam mungkin merupakan temuan
akhir bila ovarium mengalami nekrosis. Onset selama latihan fisik atau
gerakannaktif lainnya umum terjadi.
b. Pemeriksaan fisik
Sama seperti anamnesis, pemeriksaan fisik pada kista ovarium
biasanya tidak spesifik dan sangat bervariasi. Biasanya ditemukan Massa
adnexa kenyal, unilateral. Nyeri tekan umum, nyeri lepas dan muscle
rigidity dapat ditemukan dan sering sulit dibedakan dari abses pelvis atau
apendisitis.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan
keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan
apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih
jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat
(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent
dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih
dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-
halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari
elemen-elemen darah di dalam kista.
6
Gambar 11 : Gambaran Kista pada USG
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun
diagnosis apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut
pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista
ovarium.
a. Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan
untuk screening awal apakah wanita tersebut hamil
atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah
penyakit keganasan, dapat diperkirakan melalui LED.
Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga dapat
membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
c. Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah
ada kemungkinan lain baik batu saluran kemih, atau
infeksi dan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
d. Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik
pada keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga
dapat diperiksa, namun CEA kurang spesifik karena
7
marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus
dan ovarium.
8. Diagnosa banding
a. Appendisitis
b. Kehamilan ektopik
c. Masa pada rongga pelvis
d. Kolik renal
e. Gangguan gastrointestinal
8
sirkulasi perifer. tetapi baru-baru ini, sirkulasi ovarium distabilkan oleh
terurai, telah terbukti menghasilkan jaringan ovarium yang layak tanpa
komplikasi sistemik.
10. Komplikasi
1. Infeksi
2. Peritonitis
3. Sepsis
4. Adhesi
5. Nyeri kronis
6. Infertilitas
11. Prognosis
Bonam dengan diagnosis dini dan penanganan tepat
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. SA
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lantik
MR : 17 18 02
9
B. Anamnesa
Seorang pasien wanita berumur 31 tahun datang ke UGD RSUD Simeulue pada
tanggal 08 oktober 2018 pukul 15.00 wib dengan :
Keluhan Utama :
Os datang dengan keluhan nyeri pada perut sebelah kanan bawah sejak 1 hari
yang lalu, nyeri dirasakan mendadak dan tidak tertahankan sejak beberapa jam
sebelum masuk rumah sakit yang disertai dengan demam, selain itu os juga
mengeluhkan mual muntah, terasa sakit di ulu hati, sakit kepala, dan tidak
nafsu makan. Os mengatakan perut terasa kembung. Os tidak dalam keadaan
hamil dan tidak ada riwayat Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-).
Riwayat nyeri ketika haid tidak dikeluhkan pasien. Riwayat penurunan berat
badan yang cepat (-) Nafsu makan tidak menurun. BAK dan BAB tidak ada
keluhan
Disangkal
Riwayat DM (-)
Riwayat kebiasaan
Riwayat Menstruasi
10
Os menstruasi pertama pada umur 15 tahun, dengan siklus 28 hari, teratur
G0P0A0
tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Suhu : 37,9 0C
Status Generalis
Thorak :
Paru :
11
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris
Perkusi : sonor
Jantung :
Auskultasi : BJ I > BJ II
Abdomen :
Perkusi : thympani
Ekstremitas
Pemeriksaan tambahan :
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Hb : 12,1 g/dl
Ht : 35,8 %
12
Leukosit : 11,0 x 103 / uL
E.Diagnosis kerja:
F. Diagnosa banding :
Kolik renal
Kista ovarium
G. Penatalaksanaan Awal
IVFD RL 30 gtt/i
Antasida syr 3 x C1
Rencana Tindakan :
Appendectomy cito
Dari hasil pasca operasi pasien tersebut, didapatkan hasil diagnosa akhir pasca
bedah adalah acute abdomen + Kista Ovarium terpuntir (D).
13
Follow Up
14
Mual (+) Nfs : x 1 amp
22x/menit
Muntah (-)
T : afebris
BAK (+)
Abdomen :
BAB(-) luka tertutup
perban, nyeri
tekan (+)
kamis/11 okt Nyeri bekas KU : sedang post laparatomi IVFD RL 20 tpm aff.
2018 operasi (+) kista ovarium
Kes : CMC terpuntir Cefadroxil tab 2 x 1
Nyeri perut (-)
TD : 100/70 (oovorektomi Norflam 2 x 1
Demam (-) mmHg dekstra)
As.mefenamat 2 x 1
Batuk (+) Nd : 84
Paracetamol tab 3 x
x/menit
Mual (-) 500 mg
Nfs :
Muntah (-) Ambroxol tab 3 x 30
19x/menit
gr
BAK (+) T : afebris
Albuforce 2 x II tab
BAB(-) Abdomen :
luka tertutup
perban, nyeri
tekan (+)
15
BAB(-) Abdomen :
luka tertutup
Pasien PBJ
perban, nyeri
tekan (-)
BAB III
ANALISA KASUS
16
disekitarnya. Sampel kista dikirim ke patologi klinik untuk dilakukan
pemeriksaan Patologi Anatomi.
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, W., Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
2003:729-730
Kumar, Robins. Ovarium dalam Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC.2002 :
390-393
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000
Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2009
17
18