1907101030022
Summary, Vignette dan Brain Mapping
Skenario
Ny. AZ 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut mendadak
bagian bawah kiri, dirasakan sejak 30 menit yang lalu, nyeri seperti ditusuk tusuk.
Pasien mengaku nyeri dirasakan setelah mengangkat beban berat. Pada
pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, HR 88x/menit, RR
20 x/menit, suhu 36,8 C. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan massa teraba
padat, immobile, batas tegas disertai nyeri tekan. Pada pemeriksaan USG dan
Doppler ditemukan massa hipoekoik dan aliran darah arteri dan vena ovarica
menurun.
DEFINISI
Kista ovarium merupakan tumor jinak, ovarium berisi cairan atau bahan
semiliquid akibat respon perubahan hormon selama pubertas dan menopause. Kista
ovarium terdiri dari kista fungsional dan neoplastik. Kista ovarium dapat
menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, ruptur dan torsio kista. Ruptur kista
terjadi akibat komplikasi dari kista ovarium, merupakan salah satu
kegawatdaruratan di bidang obstetri dan ginekologi yang perlu penangan tepat agar
prognosis menjadi lebih baik, yaitu kondisi pecahnya kantung kista yang berisi
cairan kista beserta komponenya termasuk darah. 1,2
Torsio kista adalah kondisi terpelintirnya jaringan penunjang ovarium
(ligamen dan pembuluh darah yang memperdarahi ovarium) sehingga menimbulkan
suatu penurunan aliran darah, edema stroma, hemoragik internal dan infark. Torsio
ini umumnya terjadi secara unilateral dan umumnya disebabkan oleh tumor
ovarium, baik yang jinak maupun ganas.3,4
FAKTOR RISIKO
ETIOPATOFISIOLOGI
Ruptur kista terjadi oleh karena adanya peningkatan volume kista, berisi
cairan atau darah. Trauma pada abdomen dan konsumsi obat-obatan antikoagulan
dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya ruptur kista. Jenis kista non-fisiologis
yang dinilai sering menyebabkan ruptur diantaranya yaitu cystadenomas dan kista
dermoid. Tertumpahnya cairan yang bersifat sebasous mengakibatkan peritonitis
kimiawi yang bersifat difus.1,5
Etiologi terjadinya torsio kista didasari kepada perubahan anatomi pada
ukuran ovarium yang mempengaruhi berat dan bentuk ovarium itu sendiri sehingga
dapat merubah posisi dari tuba fallopi dan memudahkan ligamen-ligamen
sekitarnya untuk terpelintir. Tumor jinak diteliti lebih sering dalam menyebabkan
torsio, hal ini dikarenakan tumor ganas memiliki sifat “cancerous adhesions” yang
dapat memfiksasi massa tumor tersebut dengan jaringan di sekitarnya. 3,4
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
Tanda dan gejala ruptur kista:
- Pecahnya kista kecil dapat menyebabkan nyeri hebat mendadak
- Muntah, diare, dan parah sakit perut.
- Iritasi peritoneal karena kebocoran cairan kista dapat menyebabkan nyeri
tekan yang signifikan, distensi abdomen, dan hipoperistaltik.
- Jika kista itu diketahui ada, ukurannya ditemukan berkurang & cairan
bebas terlihat di rongga peritoneum.
- Reaksi peritoneal terlihat dengan pecahnya dermoid kista.
- Bahan sebaceous berkumpul ke dalam rongga peritoneum yang
menyebabkan perut akut dan demam.
- Sering ditemukan leukositosis dan sonografi menunjukkan cairan bebas
masuk rongga peritoneum.
- Jika sonografi mendesak tidak memungkinkan, kuldosentesis
memberikan informasi penting dalam penegakan diagnosa.
Berikut penegakan diagnosis torsio kista:
- Riwayat medis meliputi massa adneksa, nyeri perut berulang, dan demam
ringan.
- Pemeriksaan fisik harus mencakup pencarian massa atau nyeri panggul.
Evaluasi laboratorium harus mencakup serum human chorionic
gonadotropin, hematokrit, jumlah sel darah putih, dan panel elektrolit.
- Tidak ada penanda serum untuk diagnosis torsi adneksa. Beberapa
penanda serum dapat menunjukkan tipe tumor adneksa. Gonadotropin
kronis manusia serum dapat mengungkapkan kehamilan atau tumor sel
germinal ovarium. CA-125 dapat mengindikasikan tumor ovarium ganas
atau endometrioma. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan
antara peningkatan kadar interleukin-6 serum dan torsi ovarium.
- Pencitraan adalah yang paling penting saat mengevaluasi massa panggul.
Ultrasonografi adalah penilaian diagnostik lini pertama. Ovarium yang
mengalami torsi dapat membulat dan membesar dibandingkan dengan
ovarium kontralateral, karena edema atau pembengkakan vaskular dan
limfa. Ultrasonografi dapat dengan mudah membedakan massa ovarium
berdasarkan komponen, lokasi, kepadatan, aliran Doppler, dan
ukurannya. Dapat terjadi penurunan atau hilangnya aliran Doppler di
pembuluh darah ovarium yang mengalami torsi. Magnetic Resonance
Imaging (MRI) mahal tetapi membantu dalam mendiagnosis torsio
ovarium jika temuan pada USG masih samar. MRI dapat
mendemonstrasikan komponen massa secara lebih rinci daripada
ultrasound.
TATALAKSANA 7,8
Tatalaksana pada torsio kista dan ruptur kista, yaitu diawali dengan
tatalaksana awal pada kista ovarium itu sendiri:
Pada pasien dengan tanda-tanda dan dicurigai mengalami kista ovarium
maka harus dirujuk ke rumah sakit
Skenario:
Ny. AZ 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut mendadak
bagian bawah kiri, dirasakan sejak 30 menit yang lalu, nyeri seperti ditusuk tusuk.
Pasien mengaku nyeri dirasakan setelah mengangkat beban berat. Pada
pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, HR 88x/menit, RR
20 x/menit, suhu 36,8 C. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan massa teraba
padat, immobile, batas tegas disertai nyeri tekan. Pada pemeriksaan USG dan
Doppler ditemukan massa hipoekoik dan aliran darah arteri dan vena ovarica
menurun.
A. Rujuk
B. Laparoskopi
C. Histerektomi
D. Analgetik
E. Antibiotik