Anda di halaman 1dari 31

Kista Ovarium

R Kamilahsari S. . 201720401011115
Laporan Kasus

 Identitas Pasien
 Nama : Ny.SN
 Umur : 48 th
 Alamat : Tulung Agung
 Pekerjann : IRT
 Agama : Islam

 Nama suami : Tn.R


 Umur suami :
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Anamnesis
Masuk rumah sakit tanggal 4 desember 2018 pkl. 20.45 WIB
Keluhan Utama : Pasien mengeluh sudah 1 minggu nyeri perut bagian kanan
bawah.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri perut yang dirasakan hilang timbul, saat ini nyeri bertambah . perut
sering terasa penuh dan kembung ± 1 bulanan. Pasien tidak mengalami
demam, mual (-), muntah (-), Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
panggul (-).Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. BAB sering susah , BAK
dbn. Pada tanggal 12 november pasien melakukan pemeriksaan USG di SAM
HUSADA dan interpretasinya adalah kista ovarium dextra dengan ukuran 9,6 x
4,9 x 5,7 cm namun pasien tidak memeriksaan diri ke dokter.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
- HT sejak 3 th yll tidak rutin minum obat (catropil)
- Maag (+)
- DM disangkal

 RiwayatPenyakitKeluarga : -

 Riwayat Menstruasi :
menarche sejak usia 11 tahun, siklus haid teratur 28 hari (sebelum menikah
haid sering tidak teratur), lama haid ± 6 hari dengan banyaknya ganti
pembalut 2 kali dalam sehari. Belakangan ini Sering nyeri saat haid (+)
 HPHT pada tanggal 23 november 2018.
 Riwayat Pernikahan :
Usia pertama kali menikah adalah 25 tahun, menikah sebanyak 2 kali,
lamanya pernikahan yang kedua 2 th.
 Riwayat Kontrasepsi : IUD
Riwayat Obstetri :
I. 25 th/aterm/BB 33.000 gr/hidup/ ditolong bidan
 II. 24 th/aterm/BB 3000 gr/hidup/ ditolong bidan

 Pemeriksaan Fisik
BB : 85 kg
Status Generalis :
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
 Tanda-tanda Vital :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 83x/menit
 RR : 21x/menit
 Suhu : 36.7 o C
 Status Umum
 Kepala : Oedem kelopak mata - / -
Konjunctiva anemis - / -
Sclera icterus - / -
 Dypsneu -
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Thorax :Bentuk normal, gerak simetris, tampak sesak, retraksi dinding dada +/+,wh -/-, rh -/- ,
mammae membesar +/+,hiperpigmentasi areola mammae +/+
 Abdomen : Inspeksi : rounded ,cicatrix (-), bekas operasi (-), striae (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), Hepar lien tidak teraba. Teraba massa pada perut kanan bagian bawah
 Extermitas : Akral hangat, kering, merah; anemis -, ikterus -, edema tungkai -/-
 Pemeriksaan Ginekologi :
 Abdomen :
 Inspeksi → abdomen tampak besar, tidak ada tanda-tanda peradangan
ataupun kemerahan
 Palpasi → tidak teraba massa, nyeri tekan (-).
 Perkusi  asites -
 Inspekulo → -
 VT → tidak dilakukan VT
 Pemeriksaan Penunjang
 DL
 HB : 12,9 g/dl
 LED : 40/jam
 Leukosit : 9,3/mm3
 Eritrosit : 4,31/ mm3
 Trombosit : 201/ mm3
 SGOT : 13 U/L
 SGPT : 75 U/L
 HbsAg : –
 Anti HIV : non reaktif
 Test kehamilan : -
 Diagnosis
Kista ovarium
 Planning
MRS
Infus RL 20 tpm
asam mefenamat 2x1
Pro OP
 Kista :
Kista adalah kantong berisi cairan,
kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam.
Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium
(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium
Sifat Kista

1. Fungsional

 Kista yang terbentuk saat fungsi normal haid


 Biasanya berukuran < 4 cm
 Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya
 Menurun dalam kurun 2-3 siklus haid
 Terdapat 2 macam kista fungsional: kista folikular dan kista korpus luteum
2. Kista patologis

 Kista ovarium yang bersifat ganas.

 Pada kista ini, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa
tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar.
 Pada sebagian besar CA ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan
sebagian kecil berbentuk tumor padat.
 Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematian yang sering dari
semua kanker ginekologi.
 Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik  keluhan apabila sudah terjadi metastasis
 Sehingga 60% – 70% pasien datang pada stadium lanjut  “silent killer”
 Pemeriksaan USG transvaginal  Kista ovarium fungsional terjadi pada semua
umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium
jarang setelah masa menopouse.
 Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon
pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari
folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi
Faktor resiko terjadi kista ovarium :
 Riwayat kista ovarium sebelumnya
 Siklus menstruasi yang tidak teratur
 Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
 Menstruasi dini
 Tingkat kesuburan
 Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
 Terapi tamosifen pada kanker mamma

 Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus
oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.
klasifikasi

Kistik tumor
ovarium non
neoplastik
Jinak
Tumor ovarium
Tumor ovarium
neoplastik
Ganas
 Tumor Nonneoplastik
Tumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
progesteron dan estrogen.
A. Tumor akibat radang
 Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista
tuboovarial.
B. Tumor lain
 Kista Folikel
 Kista Korpus Luteum
 Kista Lutein
 Kista Inklusi Germinal
 Kista Endometrium
 Kista Stein-Laventhal
 Tumor Neoplastik jinak
A. Tumor Kistik
1. Kistoma Ovarii Simpleks
2. Kistadenoma Ovarii Musisonum
3. Kistadenoma Ovarii Serosum
4. Kistra Endometrioid
5. Kista Dermoid

..\Klasifikasi kista.docx
Manifestasi Klinis

 Akibat pertumbuhan
 Menyebabkan pembenjolan perut  Tekanan terhadap alat–alat
disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisisnya
dalam perut.
 Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan
gangguan miksi,
 Terkadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat
juga mengakibatkan obstipasi.
 Akibat aktivitas hormonal
 Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali
jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
 Akibat komplikasi
 Perdarahan ke dalam kista.
 Putaran tangkai
 Infeksi pada tumor
 Robek dinding kista
 Perubahan keganasan
Diagnosis

 Anamnesa
 Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil.
 Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut.
 Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.
 Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi
ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut.
 Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman,
gangguan miksi dan defekasi.
 Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi sering. (DeChemey et al,1994)
 Obstipasi karena pergerakan usus terganggu atau dapat juga
terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering.
 Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu
pada penetrasi yang dalam.
 Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan
dan rasa enak dan rasa sesak.
 Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali
jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
 Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang
abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan
menarche lebih awal.
 Pemeriksaan Fisik
 Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen.
 Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk.
 Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya
rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.
 Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada
ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis.
 Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium.
 Cancer antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan
oleh membran sel ovarium normal dan karsinoma ovarium.
Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125
ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel
ovarium.
 Laparoskopi
 Mengetahuiasal tumor dari ovarium atau tidak, dan
menentukan sifat- sifat tumor.
 Ultrasonografi
 Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid,
 Cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.
 Kistasimpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu
cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo.
 Kistakompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat
papul ke dalam lumen..
 USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi
yang jelas dari struktur pelvis.
 MRI
 MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT
scan, dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang
lebih baik. MRI ini biasanya tidak diperlukan
 CT Scan
 Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT
Scan kurang baik bila dibanding dengan MRI.
 CT Scan dapat dipakai untukmengidentifikasi organ
intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan
ovarium.
 Foto Rontgen
 Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang
dapat terlihat gigi.
 Tes kehamilan
 HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.
 Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal
berikut yaitu pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang
disebutkan diatas disertai pada pemeriksaan fisik:
 Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran
>5cm
 Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau
kanan atau mengisi kavum douglasi
 Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.
Diagnosis Banding

Keganasan ovarium

Torsio

Endometrioma
Terapi

 Jika kista <5cm, tidak menimbulkan gejala, dan tidak ada kecurigaan
ganas  dimonitor selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
 Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan
gejala maupun tanpa gejala.
Komplikasi

 Perdarahan ke dalam kista, bila dalam jumlah banyak akan terjadi


distensi cepat dan nyeri perut mendadak.
 Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman
patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut.
 Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada
kista denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista
dermoid.
Prognosis

 Prognosis dari kista jinak sangat baik.


 Apabila sujdah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup
kecil yaitu 13%.

Anda mungkin juga menyukai