Anda di halaman 1dari 19

BAB I LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin MRS No. RM : : : : : Ny. Lastri 61 tahun Perempuan 14 November 2011 00.74.71.07

ANAMNESA Keluhan utama : perut terasa begah sejak 3 minggu SMRS

Riwayat penyakit sekarang Seorang wanita 61 tahun datang ke RS dengan keluhan perut terasa begah sejak 3 minggu SMRS. Keluhan dirasakan terus menerus dan semakin mengganggu, Os juga mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar, encer, gumpalan (-). Darah keluar dari jalan lahir bila Os melakukan aktifitas berlebihan, mual dan muntah tidak dikeluhkan, benjolan di perut disangkal, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat penyakit dahulu: Diabetes Mellitus (-) Hipertensi (-)


Asma (-)

Riwayat penyakit keluarga Diabetes Mellitus (-) Hipertensi (-) Asma (-)

Riwayat Pengobatan Os belum mendapatkan pengobatan untuk keluhan ini. Pengobatan jangka lama disangkal.

Riwayat Perkawinan Pernikahan pertama, masih menikah, lama pernikahan 42 tahun.

Riwayat Haid Menarkhe Siklus Haid : 11 tahun : 28 hari, lama 7 hari, haid teratur, tidak sakit

Riwayat Persalinan
No Tempat Bersalin Penolong Tahun Aterm Jenis Persalinan Penyulit JK BB/PB Keadaan

1 2 3 4 5 6

RB RB RB RB RB RB

Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan

1970 1972 1974 1978 1980 1982

Aterm Aterm Aterm Aterm Aterm Aterm

spontan spontan spontan spontan spontan spontan

P P P L L L

3200 3200 3200 2500 2700 3000

H H H H H H

Riwayat Alergi Os tidak alergi terhadap obat-obatan, alergi makanan (-) alergi cuaca-debu (-) Riwayat Kebiasaan Makan teratur, merokok (-), konsumsi jamu (-), alkohol (-)
7

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : baik Kesadaran Vital Sign TD Nadi RR : 110/70 mmHg : 84x/menit, irama nadi teratur, regular, kualitas cukup : 20x/menit : composmentis

Suhu : 36,5 oCelcius

Status Generalis Kepala : Normocephal simetris Mata Kulit : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), refleks pupil (+) isokor : Ikterus pada kulit (-), pucat telapak tangan dan kak (-), sianosis(-) ruam-ruam kemerahan di kulit (- ), turgor kulit normal KGB : Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axilla, leher, inguinal dan submandibula, nyeri tekan (-) Dada Paru Inspeksi : simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (-), scar (-), otot bantu pernapasan (-) Palpasi : simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-) Perkusi : sonor pada semua lapang paru, batas sonor-pekak setinggi ICS 6 linea midclavicularis dextra
8

: Normochest

Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), lendir (-/-), ronkhi (-/-), wheezing(-/-) Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi : ictus cordis tidak terlihat : ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra : batas jantung relatif dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-) gallop (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi : perut kembung (-), scar (-) : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), massa (-) : timpani pada seluruh kuadran abdomen , shifting dullness (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Extremitas Atas : akral hangat, udem (-/-), pucat (-)

Bawah : akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Pemeriksaan Penunjang Tampak struktur kistik yang bulat dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tegas Diagnosis P6A0 usia 61 tahun dengan kista ovarium curiga ganas Progonosis Diharapkan baik
9

Rencana Tindakan - Histeriktomi total

Laporan Pembedahan - Diagnosis pasca bedah : Kistadenoma ovarii serousum papiliform - Tindakan : Histeriktomi total, salpingoofrektomi bilateral, omentektomi

Pengobatan

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.

Definisi Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh abnormal di bagian tubuh

tertentu. Kista dapat berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain1. Sedangkan ovarium adalah sepasang kelenjar reproduksi pada wanita yang terletak di panggul. Maka kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium2.

II. Epidemiologi
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam stadium akhir. Kista dermoid yang merupakan bagian dari kista ovarium 80 % didapati pada penderita yang berusia antara 20-30 tahun. Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang3.

III. Klasifikasi Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
11

Tumor non neoplastik : 1. Tumor akibat radang 2. Tumor lain : kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein, kista inklusi germinal, kista endometrium, kista stein-leventhal Tumor neoplastik jinak : 1. Kistik : kistoma ovarii simpleks, kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kistadenoma endometroid, dan kista dermoid. 2. Solid : fribroma, leiomioma, firoadenoma, papiloma, angioma, limfangioma, tumor brennerm tumor sisa adrenal4. IV. Etiologi Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Secara normal, satu sel telur akan dihasilkan setiap bulannya. Sel telur ini berada dalam suatu kantong yang disebut dengan folikel dan sekitar hari ke 14 setelah mens, sel telur akan dilepaskan dari indung telur yang dinamakan ovulasi. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista5. V. Patogenesis Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita6. Jenis-jenis kista ovarium : 1. Tumor non neoplastik
12

1.1 Kista Fungsional Kista yang berbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional : kista folikular dan kista korpus luteum.

a. Kista folikel Kista yang berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya biasanya dengan diameter 11,5 cm. kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulose, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, lapisan ini menjadi atrofi. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengadung estrogen, maka kadang-kadang kista dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid. Diameter tumor < 5 cm, dapat ditunggu dulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.

b. Kista korpus luteum Pada keadaan normal, korpus luteum akan mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri; perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan coklat karena darah tua.

13

Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.

1.2 Kista teka lutein Kista teka lutein biasanya terjadi bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulose dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi sering kali sel-sel menghilang karena atersia. Kista teka lutein disebabkan karena pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

1.3 Kista inklusi germinal Kista ini disebabkan karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita lanjut usia, dan besar diameternya jarang > 1 cm. kista terletak di bawah permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan berisi cairan jernih dan serus.

1.4 Kista stein leventhal Ditemukan oleh Stein dan Leventhal pada tahun 1955. Disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hyperplasia endometrii sering ditemukan. Gejala berupa infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali hirsuitisme tanpa maskulinasasi, dan dengan kedua ovarium
14

membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali lipat, polikistik, dna permukaannya licin, kapsul ovarium menebal. Terapi pada beberapa waktu lalu, dilakukan wedge resection ovarium, namun sekarang sebagian diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi.

2. Tumor kistik 2.1 kista ovarii simpleks kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi dan gejala-gejala mendadak. Diduga kista ini suatu jenis kistadenoma serosum, yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

2.2 kistadenoma ovarii musinosum Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, mungkin disebabkan dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. Tumor ini paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor lazimnya berbentuk multilokuler, maka permukaannya bergala

(lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral. Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degenerative di dalam kista. Pada permukaan
15

terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah. Pada pemeriksaan mikroskopik, tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar : kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibatnya dapat menimbulkan penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus. Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.

2.3 kistadenoma ovarii serosum pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium). Kista ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma musinosum (60%) dan pada golongan umur 20 sampai 50 tahun. Umumnya kista tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, namun dapat pula bergala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khasnya memiliki potensi pertumbuhan
16

papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler. Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. Pada jaringan papilernya dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak ganas. Apabila ditemukan perubahan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. Terapi pada umumnya dilakukan pengangkatan tumor. Perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti karena besarnya kemungkinan keganasan. Bahkan kadang diperlukan pemeriksaan sediaan frozen section pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

2.4 kista endometroid kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini ditemukan oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

2.5 kista dermoid adalah suatu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak Nampak lebih nenonjol daripada elemenelemen entoderm dan mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.
17

Tidak ada cirri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya Nampak satu kista besar dengan ruangan-ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, yang bercampur dengan rambut. Pada kista dermoid dapat terjadi toris tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause7. Diagnosis a. anamnesis kista ovarium menimbulkan gejala nyeri jika terdorong ke struktur di sekitarnya, ruptur, perdarahan. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kista ovarium adalah : haid yang tidak teratur, nyeri pinggul, bersifat tumpul yang menetap atau intermitten yang menjalar ke belakang dan paha, nyeri jika bersenggama, nyeri pergerakan perut, mual, muntah, perut terasa penuh, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)2.

b. pemeriksaan fisik komplikasi bisa menyebabkan kaheksia dan berat badan menurun, limfadenopati di daerah leher, nafas pendek, dan efusi pleura. Kista yang besar dapat dipalpasi pada pemeriksaan abdomen. Sejumlah asites dapat mengganggu palpasi masa intra-abdomen2.
18

c. pemeriksaan penunjang laparoskopi pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut7. USG Ultrasonic adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acutic tertentu, dalam jaringan yang heterogen akan menimbulkan bermacam-macam echo, disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial, atau pleural effusion. Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadangkadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista Nampak bayangan echo yang lebuh putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah dalam kista. Kista berbentuk simple terlihat struktur unilokular dan berdinding tipis dikelilingi rongga abdomen tanpa gaung di bagian dalamnya. Kista ini tidak seperti kanker. Kebanyakan merupakan gambaran kista fungsional, yaitu kista folikular dan kista luteal. Kista yang berbentuk kompleks berbentuk multilokular, dengan dinding lebih tebal, penonjolan hingga ke dalam lumen maupun permukaan, atau berisi kista abnormal. Kista dengan keganasan terkadang tergambar menyerupai jenis ini. Kista dengan perdarahan, endometrioma, dan dermoid cenderung memiliki karakteristik di sonogram yang membantu membedakannya dengan kista dengan keganasan8. Foto Roentgen Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor7. Parasintesis Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Namun tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila kista tertusuk7. MRI
19

Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CTSCAN, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat memberikan petunjuk tentang organ asal dari mana yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa atau banyak kasus. USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa atau tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan8. Patologi anatomi Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ini adalah kista benigna ovarium. Kemungkinan kista ini adalah kista folikuler. Kadang-kadang kista dapat mencapai ukuran tertentu dalam sentimeter dan, jika terjadi ruptur dapat menyebabkan nyeri pada perut.

Teratoma ovarium atau dermoid cyst terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi

20

pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/pecah3. Diagnosis banding : Inflamasi pelvic (PID) : pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative pembesaran ovarium kiri sehingga memberikan kesan yang padat. Kehamilan ektopik : pada pemeriksaan transvaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas di sekitarnya. Tidak ada pembuahan intra-uterin. Kanker ovarium : pada pemeriksaan transvaginal ultrasound didapatkan dinding tebal dan ireguler9. Penatalaksanaan : Kebanyakan pasien dengan kista ovarim simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Namun dapat dilakukan beberapa pendekatan, jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi secara teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm. Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista. Bila kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, bahkan semakin membesar, maka lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada dua tindakan bedah yang utama, yaitu : laparoskopi dan laparotomi10. Prognosis : Prognosis kista ovarium tergantung pada usia pasien dan status kehamilan. Prognosis untuk kista jinak adalah baik. Secara keseluruhan, 70% - 80% dari kista folikel menghilang secara

21

keseluruhan. Keganasan merupakan masalah umum di antara pasien dengan kista ovarium. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum terlalu berhasil. Angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 year survival rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% penderita ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer11. Komplikasi : Komplikasi yang bisa terjadi pada kista ovarium : Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur dapat menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik, yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak. Torsio atau putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopause sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker. Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting7.

22

KESIMPULAN

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh abnormal di bagian tubuh tertentu. Kista dapat berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain1. Sedangkan ovarium adalah sepasang kelenjar reproduksi pada wanita yang terletak di panggul. Maka kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium2. Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam stadium akhir. Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Tumor non neoplastik : tumor akibat radang, dan tumor lain : kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein, kista inklusi germinal, kista endometrium, kista stein-leventhal. Sedangkan tumor neoplastik jinak : bersifat kistik : kistoma ovarii simpleks, kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kistadenoma endometroid, dan kista dermoid. Dan bersifat solid : fribroma, leiomioma, firoadenoma, papiloma, angioma, limfangioma, tumor brennerm tumor sisa adrenal4. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kista ovarium adalah : haid yang tidak teratur, nyeri pinggul, bersifat tumpul yang menetap atau intermitten yang menjalar ke belakang dan paha, nyeri jika bersenggama, nyeri pergerakan perut, mual, muntah, perut terasa penuh, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)2. Kista yang besar dapat dipalpasi pada pemeriksaan abdomen. Sejumlah asites dapat mengganggu palpasi masa intra-abdomen2

23

Kebanyakan pasien dengan kista ovarim simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista. Bila kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, bahkan semakin membesar, maka lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada dua tindakan bedah yang utama, yaitu : laparoskopi dan laparotomi10 Prognosis kista ovarium tergantung pada usia pasien dan status kehamilan. Prognosis untuk kista jinak adalah baik. Secara keseluruhan, 70% - 80% dari kista folikel menghilang secara keseluruhan. Keganasan merupakan masalah umum di antara pasien dengan kista ovarium. Komplikasi yang bisa terjadi pada kista ovarium : Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur dapat menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik, yang minimal. Torsio atau putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopause sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker7.

24

Anda mungkin juga menyukai