Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM (BENIGNA NEOPLASMA OVARI)

Disusun oleh :
PUTRI AGUSTIANI DWIYANTI BADRUDIN
CKR0140032

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
1. Definisi
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal
pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan
siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
ovarium. Cairan yang terkumpul dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar ovarium. (Agusfarly, 2008)
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium
yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul. (Winkjosastro, et.all, 1999)

2. Anatomi Fisiologi

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang


tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama
(homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai
sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah
menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi
dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.

Ovarium terdiri dari dua bagian:


1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat
banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya
(umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.
Ovarium juga merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid
(estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.
3. Manifestasi Klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-
gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
a. Perut terasa penuh, berat, kembung
b. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
c. Haid tidak teratur
d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
e. Nyeri sanggama
f. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan
segera:
a. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
b. Nyeri bersamaan dengan demam
c. Rasa ingin muntah

4. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor
pemicu yaitu :
a. Gaya hidup tidak sehat, diantaranya :
1) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2) Zat tambahan pada makanan
3) Kurang olah raga
4) Merokok dan konsumsi alcohol
5) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
6) Sering stress
7) Zat polutan
8) Pengunaan bedak talk perineal
b. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya
karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia
tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

5. Patofisiologi
Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5-2 cm dengan kista di tenga-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapaty berupa kista folikural dan luteal yang kadang-
kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuik FSH dan HCG.
Kista neopalasia dapat tumbuh dari prolifelasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ni adalah kistadenoma serosa dan mucinous.Tumor
ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah
tumor sel granulosa dari sec cord sel dan germ cel tumor dari germa sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

6. Komplikasi
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak
dan memerlukan tindakan yang cepat.

b. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
c. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen,
mengganggu aktifitas sehari-hari.
d. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi
kista tumpah kedalam rungan abdomen.
e. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas
45 tahun.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan:
a. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
b. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan
untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran
rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan
dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu
mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.
Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
c. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat
ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh
untuk biopsi.
d. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

8. Intervensi Medis
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor. Akan tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan
pengangkatan tuba (Salpingo-oovorektomi). (Wiknjosastro, et.all, 1999)
Asuhan post operatif merupakan hal yang berat karena keadaan yang
mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau
infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda vital, asupan dan
keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena, antibiotik dan analgesik
biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman,
perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan
emosional Ibu. (Hlamylton, 1995).
Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena
kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-
tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus
mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan,
berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak
boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat
benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti
darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah
operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah sesuai anjuran. (Long,
1996)

9. Intervensi Keperawatan
a. Perawatan pre operasi
Pendidikan pasien pre operasi :
1) Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan
ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anestersi umum.
Caranya:
a) Pasien diletakkan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi
paru yang maksimum.
b) Instruksikan pasien untuk nafas dalam.
c) Hembuskan melalui mulut, ambil nafas pendek dan batikkan di
bagian paru yang paling dalam. (Brunner & Suddarth, 2000: 436)
2) Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif
Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada
pasca operatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah
statis vena dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal.
a) Ajarkan pasien/keluarga miring ke arah kiri / kanan.
b) Sangga bagian belakang pasien dengan menggunakan
bantal. (Brunner & Suddarth, 2000: 437)
3) Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan
diberikan untuk meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa
mengantuk dan haus. (Brunner & Suddarth, 2000: 437)
4) Kontrol kognitif
Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan
ketegangan, ansietas yang berlebihan. Caranya :
a) Imajinasi
Pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman
yang menyenangkan.
b) Distraksi
Pasien dianjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati.
c) Pikiran optimis diri
Menyatakan pikiran-pikiran optimis.
b. Pengecekan pra operatif segera
1) Nutrisi dan cairan
a) Cairan per oral dianjurkan malam sebelum operasi.
b) Pasien dipuasakan untuk mencegah aspirasi.
2) Persiapan intestinal
Pembersihan dengan enema pada malam sebelum operasi.
Tujuannya untuk mencegah defekasi saat pembedahan.
3) Persiapan kulit pre operatif
Pencukuran pada daerah yang akan di operasi.
10. Pathway
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth.1998.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi I.Jakarta: EGC


Smeltzer & Bare.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC
Price, Sylvia.2006.Patofisiologi: Kosep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta:
EGC
Ninknjosastro, Hanifa.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Mansjoer, Arief dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapus
Manuaba.2008.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai