Etiologi
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. Estrogen sebagai faktor etiologi, karena
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
2. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
3. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
4. Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma
Jenis Mioma Uteri
01
02
Mioma submukosa
Mioma intramural
M i o ma d i u teru s d ap at
berasal dari serviks uteri dan
selebihnya adalah dari korpus
uteri. Menurut tempatnya di 03
04
uterus dan menurut arah
p e r t u m b u h a n n y a , m a ka
mioma uteri dibagi 4 jenis Mioma subserosa
M i o m a
antara lain :
intraligamenter
Manifestasi Klinis
P erd a ra h a n i n i sern g
bersifat hipermenore
Faktor Resiko
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, penyakit radang panggul, operasi tuba, kegagalan alat
kontasepsi, abnormalitas zigot, faktor ovarium dan merokok atau keterpaparan asap rokok.
Manifestasi Klinis
nyeri panggul tetapi tidak semua kehamilan ektopik bermanifestasi dengan nyeri.
Bisa terjadi ketidaknyamanan perut,
mual dan muntah,
sinkop, pusing,
perdarahan vagina.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang penting untuk dipertimbangkan pada kehamilan ektopik adalah
torsio ovarium, abses tuba-ovarium, apendisitis, hemorrhagic corpus luteum, ruptur kista ovarium,
ancaman keguguran, keguguran tidak lengkap, penyakit radang panggul, dan batu ureter
Penatalaksanaan
Pemberian metotreksat intramuskular atau operasi laparoskopi. .
Pasien dengan tingkat hCG yang relatif rendah akan diberikan metotreksat dosis tunggal.
Pasien dengan tingkat hCG yang lebih tinggi mungkin memerlukan rejimen dua dosis.
Indikasi Bedah :
indikasi perdarahan intraperitoneal, gejala yang menunjukkan ruptur massa ektopik yang
sedang berlangsung, atau ketidakstabilan hemodinamik
Algoritma
tatalaksana
ADENOMYOSIS
Definisi
Adenomiosis adalah keadaan dimana adanya endometrium ektopik didalam
myo metrium, sangat mirip dengan endo metrio sis, dimana letak ekto pik
endometrium diluar dari rongga Rahim. Keduanya disebabkan oleh ektopik
endometrium.
Faktor resiko
46-50 thn
Prosedur kuretasi dan dilatasi dapat menggangu endometrial miometrial interface
(EMI) dan memfasilitasi invasi, implantasi, penanaman, dan pembentukan koloni
endometrium di dalam dinding miometrium, meningkatkan risiko adenomiosis.
Manifestasi klinis
Tatalaksana
• Terapi hormonal
• Perdarahan Uterus Abnormal
Obat hormonal yaitu
Dikeluhkan perdarahan banyak, Gonadotrophin Relesing Hormone
b erhu b u ngan d engan b eratnya ag o n i st (Gn R H a) , yan g d ap at
pro ses adeno mi o si s. Perdarhan dikombinasikan dengan terapi
ireguler relatif jarang, hanya terjadi operatif
10 % wanita dengan adenomiosis
• Asimtomatis
• Terapi Operatif
Di temu kan ti d ak sen g aj a histerektomi, indikasi operasi
(pemeriksaan abdomen atau pelvis; antara lain ukuran adenomiosin
USG transvaginal atau MRI; bersama leb i h d ari 8 c m , g ej al a y an g
dengan patologi lain)
progresif seperti perdarahan yang
• D i s m e n o re a > 5 0 % w a n i t a semakin banyak dan infertilitas
dengan adenomiosis
lebih ddari 1 tahun walaupun telah
m e n d a p a t t e ra p i h o r m o n a l
konvensional
Algoritma
tatlaksana
OVARIAN TORSION
Definisi
Torsi ovarium juga disebut sebagai torsi adneksal. Keadaan ini terjadi ketika ovarium
memutar disekitar ligamen yang menahannya di tempat tersebut. Putaran ini memotong aliran
darah keovarium dan tuba fallopi, yang menyebabkan rasa sakit yang parah karena ovarium tidak
menerima cukup darah. Jika pembatasan darah berlanjut terlalu lama dapat menyebabkan
kematian jaringan yang berakibat kepada hilangnya ovarium.
Faktor resiko
1. Lebih dari 80% pasien dengan torsi ovarium memiliki massa ovarium 5 cm atau lebih besar
2. Usia 20-40 tahun
3. Tumor jinak dan ganas dalam torsi ovarium
4. Torsi ovarium dalam kehamilan
Tanda dan Gejala
1. Nyeri panggul akut
4. Demam
Terbentuknya kista normal, yang terjadi pada wanita usia remaja dan dewasa
muda yang dikenal dengan kista fungsional. Setelah masa ovulasi kista
fungsional ini akan menyusut. Namun, kista juga dapat berkembang menjadi
semakin besar dan menyebabkan kista pecah (ruptur).
Kista ovarium terpelintir atau pecah adalah suatu kondisi kegawadaruratan
yang perlu penanganan segera. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan
kehilangan organ ovarium dan mengancam nyawa.
Etiologi & Faktor resiko
Ruptur kista ovarium memiliki etiologi yang tidak jelas, terdapat faktor risiko yang diketahui. Ini
termasuk trauma perut dan terapi antikoagulasi.Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia
reproduksi 18-35 tahun.
Manifestasi klinis
Pasien sering datang dengan gejala nyeri perut yang akut, biasanya selama aktivitas fisik yang berat,
seperti olahraga atau hubungan seksual. Gejala terkait lainnya termasuk yang berikut ini:
Pendarahan vagina
Mual dan / atau muntah
Kelemahan
Syncope
Nyeri bahu
Keruntuhan peredaran darah
Pemeriksaan fisik
TUBOOVARIUM ABSES
Abses tubo ovarium adalah pembengkakan yang terjadi pada tuba ovarium yang ditandai dengan radang bernanah,
baik disalah satu tuba ovarium atau keduanya. Terjadi akibat infeksi pelvis puerperalis maupun dari penyebaran ke
ovarium organisme-organisme piogenik.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium :
1. Mengalami syok sepsis
leukopenia/leukositosis. Hasil
2. Onset 2 minggu setelah urinalisis menunjukan adanya
menstruasi dengan nyeri pyuria tanpa bacteriuria, LED
minimal 64mm/h
panggul dan perut
2. USG : dilakukan baik secara
3. Mual, muntah, demam,takikardi
transvaginal atau
4. Nyeri tekan abdomen
transabdominal.
3. Kuldosentesis : cairan
kuldosentesis pada wanita
dengan ATO yang tidak rupture
memperlihatkan gambaran
reaction fluid
Penegakkan Diagnosis
Tatalaksana
a. Cu ri g a ATO u tu h tan p a g ej ala : d o ksi kl i n
2x/100mg/hari selama 1 minggu atau ampisilin
Adanya gejala dan dapat
4x500mg/hari, selama 1 minggu. Bila massa tak
disertai adanya :
mengecil selama 14 hari atau membesar dapat
- Riwayat infeksi pelvis
dapat kemungkinan untuk laparotomi.
- Adanya massa adnexa,
b. ATO utuh dengan gejala : rujuk RS, tirah baring
biasanya lunak
dengan po sisi “semi fowler”. Observasi TTV,
- Produksi pus dari
p ro d u ksi u ri n e, p eri ksa l i n g kar ab d o men ,
kuldesintesis pada rupture
p em b eri an an ti b i o ti ka m assi f. Ji ka p erlu
di lanj utkan laparo to mi , SO uni lateral, atau
pengangkatan seluruh organ genitaliainterna.
c. ATO yang pec ah merupakan kasus darurat :
dilakukan laparotomi pasang drain kultur nanah,
s e t e l a h d i l a ku ka n l a p a ro t o m i d i b e ri ka n
sefalosporin generasi III dan metronidazole 2x1gr
selama 7 hari.
Daftar Pustaka
1. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology Bhuyar S et al. Int J
Reprod Contracept Obstet Gynecol. 2017 Jan;6(1):292-294AUTHOR (YEAR). Title of the publication.
Publisher
2. Hendarto, H. Endometriosis Dari Aspek Teori Sampai penanganan Klinis. Edisi 1; Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair: 2015AUTHOR (YEAR). Title of the publication. Publisher
3. Sun.Wei Guo. The Pathogenesis of Adenomyosis vis-a-vis Endometriosis:2020.9,485;
doi:10.3390/jcm9020485
4. Zeev Shoham. Journal of fertilization: in vitro-IVF-worldwide, reproductive medicine, genetics & stem cell
biology. Open access freely available online. Vol 8. Iss 2 No:e 102
5. Ci Huang, Mun-Kun Hong, Dh-Ching Ding. A review of ovary tosion. Wolters Kluwer-Medknow. 29(3):143
-147. 2017
6. Savaris Rf, Fuhrich DG, Duarte RV. Antibiotic theraphy for pelvic inflamatorry disease(Review). Cochrane
Library. Wiley.2017
7. I Gede Sastra Wint, Musa Taufiq. Pelvic inflammatory disease (PID) management in COVID-19 pandemic era.
Indonesian journal of obstetrics & ginecology science. 2019
8. https://emedicine.medscape.com/article/253620-overview
9. https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/tog.12447
TERIMAKASIH