Anatomi
Uterus: organ tebal, berotot, bentuk buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, Letak di dalam pelvis antara rektum dan kandung kemih . Ukuran sebesar telur ayam dan berrongga. Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran :7-7,5 cm x 5,25 cm x 1,25 cm. Berat normal 57 gram. Pada masa kehamilan uterus membesar Setelah menopause, uterus wanita nullipara maupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke ukuran pada masa predolesen.
Pembagian Uterus
c. Lapisan serosa (peritoneum viseral) terdiri dari lima ligamentum yang menfiksasi dan menguatkan uterus yaitu: 1. Lig. kardinale (terpenting), mencegah uterus tidak turun, tdd: jar. ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. Terdapat V. dan A uterina. 2. Lig. sakro uterinum: menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan. 3. Lig. rotundum: menahan uterus tetap antefleksi, berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat. 4. Lig. Latum: meliputi tuba, berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. 5. Lig. infundibulo pelvikum: menahan tuba fallopi, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Terdapatsaraf, kel. limfe, A dan V ovarika.4
ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui Korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri Faktor predisposisi yang bersifat herediter dan faktor hormon pertumbuhan dan Human Placental Lactogen. Kromosom yang membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal.
Faktor Predisposisi
Umur : jarang < 20 tahun, 10% pada > 40 tahun, gejala klinis antara 35-45 tahun. Paritas : nullipara atau yang relatif infertil Faktor ras dan genetik : wanita berkulit hitam, wanita dengan riwayat keluarga dengan mioma. Fungsi ovarium : korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma
PATOGENESIS
Gejala tergantung terutama pada kombinasi ukuran, jumlah dan letak mioma Diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen Pukka: reseptor estrogen pada mioma uteri lebih banyak didapatkan dibandingkan dengan miometrium normal Meyer, de Snoo mengemukakan patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest dan genitoblast Meyer: asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot.
DIAGNOSIS
1.Anamnesis Teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan bertambah panjang Riwayat perdarahan per vaginam terutama usia 40 tahun kadang perdarahan kontak.
2. Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan abdomen luar : kelanian +/Palpasi bimanual uterus: bentuk tidak regular, tidak lunak atau berbenjol-benjol yang keras pada palpasi. Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang keluar dari OUE (kanalis servikalis), lunak, mudah digerakkan, bertangkai serta mudah berdarah. Melalui pemeriksaan inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis servikalis) berwarna pucat.
3. Temuan laboratorium Anemia paling sering disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Polisitemia kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin Dilakukan pemeriksaan darah lengkap,urine lengkap dan tes kehamilan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal menetapkan adanya mioma uteri serta menentukan jenis tumor dalam rongga pelvis. Gambaran ultrasonografi mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik. b. Histeroskopi mioma uteri submukosa dengan infertilitas, jika tumornya kecil serta bertangkai dapat diangkat sekaligus. c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan. tampak massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal.
Diagnosis Banding
Polip serviks:
suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel endoserviks dapat bermetaplasia Ujungnya dapat mengalami nekrosis mudah berdarah.
Penatalaksanaan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas : 1. Penanganan konservatif, bila : mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC. Pemberian zat besi. Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis GnRH sebelum pembedahan mengurangi hilangnya darah selama pembedahan Progestin dan antipprogestin kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.
2. Penanganan operatif, bila : Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu. Pertumbuhan tumor cepat. Mioma subserosa bertangkai dan torsi. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya. Hipermenorea pada mioma submukosa. Penekanan pada organ sekitarnya.
Jenis operasi
1. Enukleasi Mioma Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut : Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang. Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas. Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang.
2. Histerektomi
Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut: Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien. Perdarahan uterus berlebihan :Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis. Rasa tidak nyaman di pelvis:
Nyeri hebat dan akut Rasa tertekan punggung bawah /perut bagian bawah yang kronis Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih
c) Penanganan Radioterapi Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient). Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu. Bukan jenis submukosa. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Tujuan radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan
Komplikasi
1. Degenerasi ganas (0,32-0,6% ) 2. Torsi (putaran tangkai) 3. Nekrosis dan infeksi.
PROGNOSIS
Terapi bedah bersifat kuratif. Mioma yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3 nya memerlukan tindakan lebih lanjut.