Anda di halaman 1dari 27

2.

1.
IUD
Pemasangan Intra Uterine Device
✘ Cara Kerja IUD:
• Mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke saluran tuba
• Lilitan logam menyebabkan reaksi antifertilitas.
✘ Efektivitas : Sekitar 99 %.
✘ Keuntungan :
• Praktis dan ekonomis
• Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
• Kesuburan segera kembali jika dibuka
• Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
• Tidak mengganggu pemberian ASI.
✘ Kerugian :
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim
pemakai.

27
Alat dan bahan

1. IUD dan Inserter


2. sarung tangan
3. kain steril (duk) bolong
4. spekulum
5. tenakulum (cunam peluru)
6. pinset
7. klem
8. sonde rahim
9. gunting

28
Prosedur pelaksanaan

✘ Ada dua cara pemasangan atau insersi IUD, yaitu


cara dorong dan cara tarik.
✘ Cara dorongdigunakan untuk IUD Lippes Loop,
sedangkan cara tarik digunakan untuk IUD Copper-
T.

29
TEKNIK PEMASANGAN IUD LIPPES LOOP
(CARA DORONG)

✘ Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi,


tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar
kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang
✘ Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan
aseptik dengan bahan – bahan desinfektan.
✘ pasang duk (kain) steril yang berlubang
✘ Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati
pada vagina, sampai porsio dapat terlihat dengan jelas.
Sekali lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan
vagina yang merupakan kontraindikasi pemasangan IUD.
Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan
dibersihkan dengan bahan desinfektan.

30
TEKNIK PEMASANGAN IUD LIPPES LOOP
(CARA DORONG)

✘ Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit


dengan tenakulum, agar porsio dapat terfiksasi.
Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde
rahim,
✘ perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan
kedudukan uterus (ante atau retrofleksi).
✘ Tujuan melakukan sondase adalah mengetahui arah
serta panjang rongga rahim, sehingga dapat
menentukan ukuran IUD yang harus dipasang dan
kedudukan elips penghenti pada inserter.

31
TEKNIK PEMASANGAN IUD LIPPES LOOP
(CARA DORONG)
✘ IUD Lippes Loop yang ✘Secara perlahan, IUD dalam ✘ Tabung inserter yang
berbentuk seperti spiral, inserter didorong didalamnya sudah ada IUD
direndam lebih dahulu sedemikian rupa sehingga dan pendorong Inserter
dalam bahan benang IUD keseluruhannya secara halus dimasukkan
desinfektan (biasanya masuk ke dalam inserter ke dalam rongga rahim
larutan yodium). dan ujung IUD mencapai melalui orifisium uteri
✘ IUD diregangkan tepat sejajar dengan ujung eksternum dengan tangan
sehingga hampir lurus inserter yang menghadap ke kanan sampai melalui
dan dimasukkan ke arah pasien. kanalis servikalis (tidak
dalam inserter dari ✘Tangan kiri pemasang sampoai fundus). Dengan
ujung yang menghadap memegang pegangan hati-hati IUD didorong
pasien tenakulum. dengan pendorong inserter
dan secara bersamaan
tabung inserter ditarik
perlahan keluar rongga
rahim

32
TEKNIK PEMASANGAN IUD LIPPES LOOP
(CARA DORONG)
✘ Tenakulum dilepas, dan ✘Spekulum dilepas dan ✘ Setelah selesai
diperiksa apakah bekas sebelum mengakhiri pemasangan ditanyakan
jepitan pada porsio pemasangan, dilakukan pada akseptor, apakah
mengeluarkan darah. pemeriksaan colok cukup nyaman dan tidak
Darah yang keluar dari vagina untuk merasa pusing atau sakit
luka bekas jepitan dan memastikan bahwa perut yang berlebihan.
keluar dari orifisium uteri seluruh IUD sudah Awasi juga keadaan umum
eksternum dibersihkan masuk ke dalam rongga akseptor sesudah
dengan kasa kering. rahim sehingga ujung pemasangan IUD
Benang IUD dipotong IUD tidak teraba lagi,
dengan gunting, sehingga serta untuk
benang tertinggal kira- menempatkan benang
kira 2 atau 3 cm dari IUD pada forniks
introitus vagina. anterior vagina agar
Dilakukan desinfeksi pada tidak memberikan
daerah orifisium uteri keluhan pada suami saat
eksternum dan luka bekas koitus.
tenakulum.
33
TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA
TARIK)

✘ Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi,


tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar
kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang
✘ Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan
aseptik dengan bahan – bahan desinfektan.
✘ pasang duk (kain) steril yang berlubang
✘ Spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati-hati
pada vagina, sampai porsio dapat terlihat dengan jelas.
Sekali lagi diamati apakah ada kelainan pada porsio dan
vagina yang merupakan kontraindikasi pemasangan IUD.
Rongga vagina dan permukaan porsio dibersihkan
dibersihkan dengan bahan desinfektan.

34
TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA
TARIK)

✘ Dengan hati-hati porsio bagian depan dijepit


dengan tenakulum, agar porsio dapat terfiksasi.
Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde
rahim,
✘ perhatikan kelengkungan sonde terhadap posisi dan
kedudukan uterus (ante atau retrofleksi).
✘ Tujuan melakukan sondase adalah mengetahui arah
serta panjang rongga rahim, sehingga dapat
menentukan ukuran IUD yang harus dipasang dan
kedudukan elips penghenti pada inserter.

35
TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA
TARIK)

✘ Setelah kemasan dibuka, bagian sayap dari


IUD Cu-T dilipat ke arah pangkalnya dan ikut
dimasukkan ke dalam inserter. Cu-T yang
terlipat ini harus sesegera mungkin
dipasangkan pada akseptor, agar
kedudukannya tidak menetap (terlipat). Lebih
dianjurkan agar pelipatan ini dilakukan pada
saat masih ada dalam kemasan atau kemasan
belum dibuka, sehingga lebih menjamin
sterilitasnya.

36
TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA
TARIK)

✘ Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum.


Tabung inserter yang didalamnya sudah ada IUD dan
pendorong inserter secara halus dimasukkan ke dalam
rongga rahim melalui orifisium uteri eksternum dengan
tangan kanan. Pada waktu memasukkan inserter dengan
IUD di dalamnya, harus sampai elips penghenti tertahan
oleh serviks uteri, sehingga ujung inserter telah mencapai
fundus. Dengan menahan pendorong inserter, maka IUD
dapat dipasang dan tertinggal di dalam kavum uteri.

37
TEKNIK PEMASANGAN IUD COPPER-T (CARA
TARIK)
✘ Tenakulum dilepas, dan ✘Spekulum dilepas dan ✘ Setelah selesai
diperiksa apakah bekas sebelum mengakhiri pemasangan ditanyakan
jepitan pada porsio pemasangan, dilakukan pada akseptor, apakah
mengeluarkan darah. pemeriksaan colok cukup nyaman dan tidak
Darah yang keluar dari vagina untuk merasa pusing atau sakit
luka bekas jepitan dan memastikan bahwa perut yang berlebihan.
keluar dari orifisium uteri seluruh IUD sudah Awasi juga keadaan umum
eksternum dibersihkan masuk ke dalam rongga akseptor sesudah
dengan kasa kering. rahim sehingga ujung pemasangan IUD
Benang IUD dipotong IUD tidak teraba lagi,
dengan gunting, sehingga serta untuk
benang tertinggal kira- menempatkan benang
kira 2 atau 3 cm dari IUD pada forniks
introitus vagina. anterior vagina agar
Dilakukan desinfeksi pada tidak memberikan
daerah orifisium uteri keluhan pada suami saat
eksternum dan luka bekas koitus.
tenakulum.
38
TEKNIK PENCABUTAN IUD

✘ Akseptor dipersilahkan berbaring dengan posisi litotomi,


tangan ada di samping badan atau di atas kepala agar
kedudukannya lebih santai dan otot tidak tegang
✘ Untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan
aseptik dengan bahan – bahan desinfektan.
✘ pasang duk (kain) steril yang berlubang

39
TEKNIK PENCABUTAN IUD

✘ Sesudah spekulum dipasang dan rongga vagina dibersihkan


sehingga serviks uteri dan benangIUD tampak jelas, maka
benang IUD dijepit dengan klem. Pada waktu mencabut,
benang harusditarik perlahan-lahan. Pencabutan yang
terlalu kasar atau tergesa-gesa akan berakibat putusnya
benang IUD. Lebih bijaksana pencabutan dilakukan dengan
menegangkan benang IUD, dan IUD akan tercabut dengan
sendirinya.
✘ Apabila benang IUD tidak tampak, benang putus atau pada
waktu pencabutan dirasakan tarikan berat, hendaknya
akseptor dikirimkan kepada dokter yang berwenang
menanganinya lebih lanjut dengan surat rujukan.

40
3.
2.
PEMASANGAN
IMPLAN
Alat dan bahan

1. Meja periksa untuk klien berbaring


2. Alat penyangga lengan
3. Batang Norplant (6 buah) dalam kantong steril
4. Duk steril
5. Mangkok tempat meletakkan norplant
6. Handscoen steril
7. Sabun cuci tangan
8. Larutan antiseptik (povidon iodine, lengkap dengan
cawan/mangkok)
9. Zat anestesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
10. Spuit 5 ml

42
Alat dan bahan

11. Trokar #10 dan mandrin


12. Skalpel # 11 atau # 15
13. Kasa pembalut, bandaid, atau plester
14. Kasa steril dan pembalut
15. Epinefrin untuk keperluan darurat (renjatan
anafilaktik)
16. Klem penjepit atau forseps mosquito
17. Bak/tempat instrumen
18. Tempat sampah kering
19. Tempat sampah medis
20. Ember berisi larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi instrumen yang selesai
digunakan.
43
Prosedur pelaksanaan

✘ 1. Konseling pra pemasangan, jelaskan hal-hal yang


perlu diketahui klien tentang
norplant(indikasi, perhatian khusus, keuntungan
dan kerugiannya).
✘ 2. Pastikan bahwa klien telah yakin dengan
pilihannya untuk menggunakan KB norplant.

44
Prosedur pelaksanaan

✘ Persiapan
a. Minta klien mencuci lengannya sebersih mungkin
dengan sabun dan air, dan membilasnya sehingga
tidak ada sisa sabun.
b. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam
lengan atas
c. Beri tanda pada tempat pemasangan
d. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT
dan keenam kapsul implant sudah tersedia

45
Prosedur pelaksanaan

✘ Tindakan pra pemasangan


a. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan
dengan kain bersih
b. Pakai sarung tangan steril atau DTT
c. Usap tempat pemasangan dengan larutan
antiseptik
d. Pasang duk steril atau DTT disekeliling lengan
klien

46
Prosedur pelaksanaan
✘ Pemasangan kapsul implant
a. Suntikkan anestesi lokal tepat dibawah kulit (subkutan)
sampai kulit sedikit menggelembung
b. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm dan
suntikkan masing-masing 1 cc diantara pola pemasangan
nomor 1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6.
c. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
d. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel
(alternatif lain tusukkan trokarlangsung ke lapisan dibawah
kulit)
e. Sambil mengungkit kulit, masukkan terus trokar dan
pendorongnya sampai batas tanda 1 (pada pangkal trokar)
tepat pada luka insisi.
f. Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul kedalam
trokar (dengan tangan atau pinset)
47
Prosedur pelaksanaan

g. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung dari


trokar sampai terasa adanya tahanan.
h. Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar
keluar sampai mencapai pegangan pendorong.
i. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas
tanda 2 terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat
insisi)
j. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan
kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda 1.
k. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang.
l. Raba kapsul utnuk memastikan keenam kapsul implant telah terpasang
dalam pola kipas.
m. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh dari
insisi.

48
Tindakan pasca pemasangan

✘ a. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid.


✘ b. Beri pembalut tekan untuk mencegah pendarahan dan
mengurangi memar.
✘ c. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua
peralatan dalam larutan klorinuntuk dikontaminasi.
✘ d. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke
tempatnya (kasa, kapas, sarungtangan / alat suntik sekali
pakai)
✘ e. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin .
✘ f. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
dengan kain bersih.

49
Pencabutan Implant

1. Konseling pra pencabutan (alasan pencabutan, rencana klien pasca


pencabutan)
2. Pencabutan kapsul implant
• Persiapan
a. Mintalah klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan
air yangmengalir. Pastikan tidak terdapat sisa sabun.
b. Mintalah klien berbaring dengan lengan yang diletakkan lurus atau sedikit
bengkok dan disangga dengan baik
c. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien
d. Tentukan lokasi keenam kapsul dengan meraba. Untuk menentukan tempat
insisi, raba(tanpa sarung tangan ujung kapsul dekat lipatan siku. Bila tidak dapat
meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada cacatan medik klien.
Beri tanda pada posisi setiap kapsuldi lengan dengan menggunakan spidol.
e. Siapkan alat-alat dengan selalu menjaga sterilitas.

50
Tindakan pra pencabutan

a. Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
b. Pakai sarung tangan steril atau DTT.
c. Desinfeksi tempat pencabutan secara sentrifugal dengan kasa iodine.
d. Pasang duksteril pada daerah pencabutan, raba sekali lagi seluruh
kapsul untuk menentukan lokasinya.
e. Suntikkan obat anenstesi lokal dengan memasukkan jarum dibawah
ujung kapsul yangpaling dekat dengan siku, kemudian masukkan sampai
kurang lebih sepertiga panjangkapsul pertama (1 cm ), trik jarum pelan-
pelan sambil menyuntikkan obat anastesi sebanyak 0,5 ml. Tanpa
mencabut jarum geser ujung jarum ke arah kapsul berikutnya, ulangi
proses ini sampai jarum keenam.

51
Thank You
You are more than you can see

52

Anda mungkin juga menyukai