BLOK 1.2
SPRAIN
NPM : 120170133
Kelompok : 2A
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2020
SKENARIO 5
SPRAIN
STEP 1
Sprain: cedera pada ligamen yang disebabkan oleh peregangan yang berlebihan.
Cedera sendi yang menyebabkan robeknya sejumlah serat pada ligamen penyangga
otot, seperti terkilir atau keseleo. Spran bisa merusak pembuluh darah, otot, tendon,
atau saraf. Sprain yang parah mungkin saja akan terasa sangat sakit sampai sendi
tidak bisa digerakkan. Ada pembengkakan yang cukup besar yang terjadi karena
bahan kimia yang dirilis oleh sel yang rusak dan pendarahan dari pembuluh darah
yang pecah.
Nyeri: cara tubuh untuk mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh,
melibatkan interaksi antara saraf sensorik, saraf tulang belakang, dan otak
Vitamin: sekelompok senyawa organic berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita, berfungsi untuk
membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, macam-macam vitamin termasuk;
Vitamin A, vitamin B (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, B12), vitamin C, vitamin E,
vitamin K
STEP 2
STEP 3
1. Produksi laktat
2. Terjadi pada saat olahraga, di mana ototnya bekerja melebihi batas. Terjadi
karena regangan berlebihan atau adanya robekan pada otot, atau tekanan pada
tubuh yang menyebabkan sendi bergeser sehingga menyebabkan cedera pada
ligamen, atau karena pergerakan yang terlalu kuat.
3. Osteoblast, osteoklas, osteosit, dan osteoprogenitor
4. Myosin, aktin, bagian-bagian dari sarkomer, sarkolema, sarkoplasma, dan
miofilin, triad reticulum, pita A, pita I, tubulus transversa, mitokondria,
reticulum sarkoplasma
5. Pada saat otot berkontraksi, kemudian menarik tendon sehingga menyebabkan
perpendekan otot, lalu tulang mengalami pergerakan, dimulai dengan
pembentukan kolin jadi asetilkolin yang terjadi pada otot. Proses itu diikuti
dengan penggabungan antara ion kalsium, troponium, dan tropomisin.
Disebabkan oleh adanya interaksi jembatan silang antara myosin dan aktin
melalui peregeseran filament-filamennya. da stimulus yang dihantarkan oleh
sel saraf menuju otak atau sumsum tulang belakang, rangsang yang menuju
sel motorik memicu peningkatan permeabilitas sehingga Na masuk ke dalam
otot, memicu pengeluaran Ca dari retiklum sarkoplasma ke kompleks
sarkomer, memicu kalsium berikatan dengan troponin, dimana seharusnya
troponin berikatan dengan miosin. Sisi pengikatan miosin terbuka,
Meningkatkan daya ikat antara aktin dan myosin, miosin yang akan mengikat
aktin membutuhan energi dengan cara menghidrolisis ATP menjadi ADP +
Pi, terjadilah ikatan antara ADP + Pi + Miosin + Aktin. Ketika miosin dan
aktin sudah berikatan, miosin akan melepaskan ADP dan Pi, lalu akan
menarik aktin menuju ke sarkomer.
7. Ligamen iliofemorale, eksternal; ligamentum tubefemorale, dan ligamentum
ischiofemorale. Internal; ligamentum capitis femoris, ligamentum transversum
acetabula, dan ligamentum labrum acetabula.
8. Dari kreatin fosfat, respirasi aerob dan respirasi anaerob.
9. Articulatio coxae, articulatio cubiti, articulatio genus, articulatio sacroiliaca
10. Otot pada regio femoralis, terdiri dari quadriceps femoris, dan otot-otot
hamstring, otot-otot psoas major dan pectineus.
STEP 4
1. Ketika produk akhir glikolisis anaerob, piruvat, tidak dapat diproses lebih
lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif, molekul ini diubah menjadi laktat.
Akumulasi laktat diperkirakan berperan menimbulkan nyeri otot yang
dirasakan ketika seseorang melakukan olahraga berat. Metabolisme
karbohidrat; dari glukosa, mengalami reaksi glikolisis, menghasilkan ATP dan
asam piruvat, asam piruvat mengalami siklus krebs.
2. Adalah cedera yang disebabkan karena danya peregangan yang berlebihan
sehingga terjadi cedera pada ligamen
3. Struktur makroskopis, ligamen, dan otot
Struktur makroskopis:
system havers ; saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran
limfe, lamella ; lempeng tulang yang tersusun konsentris, lacuna ; ruang kecil
yang terdapat diantara lempengan-lempengan yang mengandung sel tulang,
kanalikuli ; ruang yang memancar diantara lacuna dan tempat difusi makanan
sampai ke osteon
Sel tulang:
Pembentukan tulang :
- Osifikasi intramembranosa : pembentukan tulang pipih seperti mandibula,
maxilia, dan tengkorak
- Osifikasi endokondral : pembentuk tulang panjang dan pendek.
Ligamen:
4. Myofibril; terbagi dua macam, miofilamen homogen yang terdapat pada otot
polos, dan miofilamen pectrogen yang terdapat pada otot jantung dan otot
kardio, dan berbentuk silindris panjang yang tersusun dari aktin dan myosin.
Sarkomer, unit struktural dan fungsional terkecil dari kontraksi otot pada
miofibril, terdiri dari pita A, pita I, dan zona H. Aktin: filamen tipis penyusun
miofibril, terdapat sisi aktif dan sisi pengikatan. Miosin: filamen tebal
penyusun miofibril, terdapat penonjolan yang disebut kepala miosin.
Tropomiosin: sebuah protein aktin pengikat yang mengatur kontraksi otot.
Troponin: protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.
5. Otot berkontraksi sehingga menggerakkan tulang, tulang yang tidak bergerak
akan menarik tulang yang bergerak, origo dari otot melekat pada tulang yang
tidak bergerak, dan insertio melekat pada tulang yang akan bergerak
6. Mekanisme kontraksi Otot Rangka
• Sebuah potensial aksi yang tiba di tombol terminal taut neuromuscular
merupakan asetil kolin,
• Potensial aksi menembus membrane permukaan dan kedalam bagian dalam
serat otot melalui tubulus T, Satu potensial aksi di tubulus T memicu
pelepasan Ca2+ dan Rs kedalam sentriol
• Ca2+ berikatan dengan troponin pada filament tipis
• Pengikatan Ca2+ ke troponin meyebabkan tropomiyosin berubah bentuk
secara memindahkannya menjauh dari posisi penghambatnya : proses ini
membuat tempat ikatan pada aktin untuk jembatan miyosin.
• Jembatan silang miyosin melekat pada aktin ditempat ikatan yang terjajar
• Peningkatan ini memicu jembatan menarik filament aktin tipis. Pada
filament tebal kea rah pusat sakromer (power stroke) ditenagai oleh energy
yang disediakan oleh ATP.
Kontraksi ini disebabkan oleh Pergeseran filament :
Filament tipis, bergeser kea rah dalam menuju ke pusat pita A. sewaktu
bergeser fiamen ini menarik garis-garis Z hingga keduanya terikat lebih dalam
dan sarkomer memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang
otot memendek bersamaan, seluruh serat otot memendek.
Interaksi jembatan silang :
Pengikatan: kepala myosin mengikat molekul aktin.
Kayuhan kuat: kepala myosin menekuk, sehingga menarik
miofilamen tipis ke arah dalam
Pelepasan: Jembatan silang terlepas di akhir kayuhan kuat dan
kembali ke konformasinya semula.
Pengikatan: Jembatan silang mengikat molekul aktin yang terletak
lebih distal; siklus berulang
Peran vitamin D; Vitamin D2 (ergocalciferol) dan vitamin D3
(cholecalciferol), merupakan derivat steroid, yang terbentuk dari ergosterol
dan 7-dehydrocholesterol. Vitamin D2 berbeda dari vitamin D3 dalam proses
pembentukan rantai 19-carbon, tetapi dua sterol mempunyai kesamaan dalam
aktifitas sebagai anti rakhitis pada manusia.
Peran Vitamin D yaitu Metabolisme vitamin D mengatur dan diatur oleh
Homeostasis Kalsium.
Fungsi utama vitamin D adalah mengkontrol jomeostasis kalsium,dan
selanjutnya. Metabolisme vitamin D diatur oleh faktor-faktor yang memberi
respons terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat plasma. Kalsitriol bekerja
mengurangi sintesisnya sendiri dengan menginduksi 24-hidroklase dan
menekan 1-hidroklase di ginjal.
7. (sumber energi yang digunakan untuk kontraksi otot)
a) pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP (sumber
segera);kreatinfosfat segera dipecahkan, dan pelepasan energinya
menyebabkan terikatnya sebuah ion fosfat baru pada ADP untuk menyusun
kembali ATP.
b) fosforilasi oksidatif (sumber utama jika ada O2), dijalankan oleh
glukosa yang berasal dari simpanan glikogen otot atau oleh glukosa dan asam
lemak yang disalurkan oleh darah.
c) glikolisis (sumber utama jika tidak ada O2). Piruvat, produk akhir
glikolisis, diubah menjadi laktat ketika ketiadaan O2 menghambat pemrosesan
lebih lanjut piruvat oleh jalur fosforilasi oksidatif.
Sumber yang utamanya dari ATP, lalu terdapat juga jalur-jalur tambahan yaitu
kreatin fosfat, glikolisis, dan fosforilasi oksidatif. Fosforilasi okisdatif
berlangsung di mitokondria dalam keadaan aerob, dengan bahan bakar
glukosa
MIND MAP
jalur mekanisme
karbohidrat
mekanisme
fisiologi otot
karbohidrat
mekanisme
regulasi
potensial
membran
mekanisme
kontraksi otot
rangka
STEP 5
Sasaran belajar
1. Regulasi metabolisme tulang dan otot, disertai dengan peran kalsium, dan
vitamin D, dalam metabolisme tulang
2. Mekanisme terjadinya gerakan pada extremitas: mekanisme kontraksi otot
rangka, hubungannya dengan persarafan, potensial membrane, dan struktur
protein dalam otot
3. Mekanisme pemenuhan kebutuhan energi pada otot rangka
4. Mekanisme karbohidrat: macam jalur metabolisme karbohidrat, mekanisme
regulasi, dan arti klinisnya
Refleksi diri
Dari kasus ini saya mengetahui bahwa Seorang laki-laki berusia 55 tahun
bekerja sebagai kuli bangunan mengeluhkan nyeri di bagian paha dan pinggang
terutama pada saat duduk dan bergerak. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter
menyampaikan pasien mengalami sprain di bagian otot karena kontraksi otot yang
berlebih ketika mengangkut barang. Dokter hanya memberikan vitamin untuk
memperkuat tulang dan otot. Saya dapat memahami definisi sprain , kontraksi otot ,
vitamin, dan nyeri. Tetapi saya kurang memahami regulasi metabolisme tulang dan
otot, mekanisme terjadinya gerakan pada extremitas, mekanisme pemenuhan
kebutuhan energi pada otot rangka, dan mekanisme karbohidrat.
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
A. Regulasi metabolisme tulang dan otot, disertai dengan peran kalsium, dan
vitamin D, dalam metabolisme tulang
a. Mekanisme kontraksi otot
Metabolisme tulang
o Potensial Membran
Membran sel tubuh manusia memiliki muatan listrik terpolarisasi yang
dikenal dengan potensial membran. Potensial membran timbul ketika
distribusi muatan (ion) positif dan negatif sepanjang membran tidak merata
dan terdapat perbedaan permeabilitas membran terhadap ion-ion tersebut. Ion-
ion yang berperan di antaranya adalah Na+ , K+, Cl-, dan protein anion intrasel.
o Struktur Protein dalam Otot
Gambar Susunan otot rangka
Serat otot berkontraksi sebagai respons terhadap satu atau lebih potensial
aksi yang merambat sepanjang sarkolemanya dan melalui tubulus T. Potensial
otot berasal dari taut neuromuscular (NMJ, neuro-muscular junction),
sinaps diantara neuron motorik somatik dan serta otot rangka.
Pada NMJ, ujung neuron motorik, yang disebut terminal akson, dibagi
menjadi sekelompok bulbus akhir sinaptik, bagian neural NMJ. Tergantung
di dalam sitosol dalam setiap bulbus akhir sinaptik adalah ratusan saccus
tertutup-membran yang disebut vesikel sinaptik. Di dalam setiap vesikel
sinaptik terdapat ribuan molekul asetilkolin, disingkat ACh, neurotransmitter
yang dilepaskan pada NMJ.
Impuls saraf (potensial aksi saraf) mencetuskan potensial aksi otot dengan
cara berikut:
Gambar Struktur taut neuromuscular (NMJ), sinaps diantara neuron motor somatik dan
serta otot rangka
Setelah asetilkolin yang dilepaskan pada taut neuromuscular mencetuskan
potensial aksi otot. Penyebaran potensial aksi sepanjang tubulus transversa
(tubulus T) yang menembus sepenuhnya melalui serat otot, dari satu sisi serat
ke sisi lainnya. Potensial aksi tubulus T menyebabkan pelepasan ion kalsium
di dalam serat otot di miofibril sekitarnya, dan ion kalsium ini kemudian
menimbulkan kontraksi. Seluruh proses ini disebut rangkaian eksitasi-
kontraksi.
Rangkaian eksitasi kontraksi
Tubulus T ukurannya kecil dan berjalan melintang terhadap miofibril.
Tubulus ini bermula pada membran sel dan terus menembus dari satu sisi serat
otot ke sisi di hadapannya. Tubulus-tubulus ini bercabang di antara tubulus itu
sendiri dan membentuk hamparan tubulus T yang saling menjalin di antara
seluruh miofibril yang terpisah. Pada awal tubulus T di membran sel, tubulus
tersebut terbuka ke bagian luar serat otot. Oleh sebab itu, tubulus tersebut
berhubungan dengan cairan ekstraseluler yang mengelilingi serat otot, dan
mengandung cairan ekstrasel di dalam lumennya. Tubulus T sebenarnya
merupakan perluasan bagian dalam membran sel. Oleh karena itu, bila suatu
potensial aksi menyebar ke membran serat otot, suatu perubahan potensial
juga menyebar di sepanjang tubulus T ke bagian dalam serat otot. Arus listrik
yang mengelilingi tubulus T ini kemudian menyebabkan kontraksi otot.
Retikulum sarkoplasma terdiri atas dua bagian utama: (1) ruangan besar
yang disebut sisterna terminalis yang berbatasan dengan tubulus T, dan (2)
tubulus longitudinal yang panjang dan melingkupi seluruh permukaan
myofibril yang benar-benar berkontraksi.
Gambar Sistem tubulus transversa (T) - retikulum sarkoplasma
Kanal-kanal bocor K+ ini juga dapat dilewati sedikit ion natrium, tetapi
jauh lebih permeabel terhadap kalium daripada natrium, normalnya sekitar
100 kali lebih permeabel.
Gambar Yang kiri yaitu pompa elektrogenik dan yang kanan yaitu protein
kanal, (kadang disebut “daerah pori berdua", kanal kalium, atau kanal
"bocor” kalium (K+))
Sifat-sifat khusus dari kedua jenis kanal transport lain yang melalui
membran saraf: kanal natrium dan kalium bergerbang voltase.
1. Keratin Fosfat
Kreatin fosfat sumber pertama untuk memasok tambahan ATP ketika
olahraga dimulai. Mengandung satu gugus fosfat berenergi tinggi, yang
dapat diberikan langsung ke ADP untuk membentuk ATP.
Ketika ikatan fosfat terminal di ATP terputus, pemutusan ikatan antara
fosfat dan kreatin juga membebaskan energi. Energi yang dibebaskan dari
hidrolisis kreatin fosfat, bersama dengan fosfat, dapat diberikan langsung ke
ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini, yang dikatalisis oleh enzim sel otot
kreatin kinase, bersifat reversibel; energi dan fosfat dari ATP dapat
dipindahkan ke kreatin untuk membentuk kreatin fosfat: