Anda di halaman 1dari 10

Krisna Fernanda Suryaputra

102017103 /
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : krisna.2017fk103@civitas .ukrida.ac.id

Abstrak

Kata Kunci :

Abstract

Key words:

Latar Belakang

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, manusia memerlukan untuk bergerak. Pergerakan ini

disebabkan oleh suatu sistem yang disebut muskuloskeletal yang terdiri dari jaringan tulang dan

jaringan otot. Jaringan tulang sebagai unsur pokok, berfungsi untuk menyangga struktur

berdaging, melindungi organ, sumber kalsium fosfat, dan penampung sumsum tulang yang

berperan dalam pembentukan sel darah.1 Lalu, jaringan otot berfungsi sebagai alat penggerak

daripada tulang-tulang tersebut dengan cara mengubah energi biokimia menjadi energi kinetik

mekanis secara biokimiawi.2 Kedua jenis jaringan ini seharusnya bekerja bersama secara normal

untuk menggerakan tubuh manusia. Jika salah satu dari jaringan tersebut mengalami kerusakan,

maka pergerakan itu akan terganggu dan menghambat manusia dalam beraktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, melalui makalah ini, saya akan membahas mengenai jaringan otot dan tulang

baik secara makroskopis dan mikroskopis dalam keaadaan normal, serta hubungannya jika

terjadi cedera sesuai dengan skenario.

Skenario

1
Pada suatu lomba tari, seorang wanita menari sambil memutar-mutar tungkai atasnya

pada sendi panggul. Kemudian jatuh terduduk.

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Tidak ada istilah yang tidak diketahui.

Rumusan Masalah

Seorang wanita jatuh terduduk saat tungkai atasnya terangkat pada sendi panggul.

Hipotesis

Wanita tersebut mengalami cedera di persendian panggul.

Jaringan Tulang

Jaringan tulang membentuk suatu sistem pengungkit dalam menggerakan tubuh. 1

Jaringan ini dapat dideskripsikan sebagai jaringan ikat bermineral khusus yang terdiri dari

beberapa sel antara lain osteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1,3

Osteoblas adalah sel tulang yang berperan dalam sintesis komponen organik matriks

tulang. Osteoblas dapat ditemukan di permukaan matriks tulang. Sel ini mempunyai ciri-ciri

seperti sel yang mempunyai aktivitas sintesis protein tinggi, seperti banyaknya jumlah retikulum

endoplasmik kasar dan ribosom di dalam sel.(lihat gambar -) Osteoblas memiliki bentuk kuboid

sampai silindris dan sitoplasmanya basofilik. Osteosit terselubung dalam suatu ruangan yang

disebut lakuna. Posisi daripada osteosit adalah di dalam dari jaringan tersebut dan di sekeliling

sel tersebut ada suatu tonjolan sitoplasma panjang yang menerobos matriks yang keras disebut

2
kanalikuli. Kanalikuli berfungsi sebagai perantara untuk osteosit mengambil nutrisi dari

pembuluh darah kapiler karena nutrisi tersebut tidak dapat berdifusi langsung ke jaringan tulang

yang matriksnya keras.(lihat gambar -) Osteoklas adalah suatu sel besar yang dapat bergerak

bebas dan mempunyai inti yang banyak. Ia adalah prekursor makrofag, yang dimana ia dapat

memakan partikel disekitarnya, terbukti dari adanya vakuol yang mengandung enzim lisosom.

Osteoklas dapat ditemuka di daerah resorpsi tulang, dimana ia akan membuat suatu lekukan

akibat kerja enzim tersebut, lekukan itu disebut Lakuna Howship.1,3,4 (kompilasi gambar gambar)

Selain sel-sel tersebut, jaringan tulang mempunyai beberapa serat kolagen dan elastin,

serta matriks tulangnya terdiri dari zat organik yaitu serat kolagen tipe I, substansi dasar yang

mengandung proteoglikan dan zat anorganik yang mengandung kalsium fosfat, kalsium

karbonat, dan hidroksiapatit.1

Tulang juga mempunyai 2 jenis, yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Kedua

jenis tulang ini dapat dibedakan secara langsung tanpa mikroskop, yaitu di tulang kompakta tidak

terdapat area-area berongga, sedangkan di tulang spongiosa terdapat area yang berongga. 1 (lihat

gambar -). Tulang kompakta jauh lebih kuat dari gaya mekanik dibanding tulang spongiosa,

sedangkan tulang spongiosa tersusun oleh lempeng-lempeng yang mempunyai bentuk dan

ukuran yang berbeda-beda dan tersebar, sehingga kekuatan utama tulang spongiosa adalah

elastisitasnya dalam menahan tekanan.5

Struktur lain yang terdapat pada tulang ialah saluran havers yang berisi urat saraf,

pembuluh darah, dan saluran limfe. Saluran havers ini saling terhubung oleh kanal volkman.

(gambar -)

Jaringan Otot

3
Otot adalah mesin biokimiawi utama yang mengubah energi kimiawi menjadi energi

kinetik.2 Jaringan otot berasal dari sel-sel yang berdiferensiasi dari sel mesenkim menjadi sel-sel

yang mempunyai sifat kontraktil dan terdapat di lapisan mesoderm.6 Diferensiasi sel mesenkim

meliputi suatu proses pemanjangan sel disertai dengan sintesis protein miofibril. Mikrofilamen

dan protein lain dalam sel berperan bersama dalam menghasilkan daya untuk kontraksi sel dan

akhirnya menciptakan gerakan dalam organ tertentu. 1 Jaringan otot terbagi menjadi 3 jenis yaitu

otot rangka/bercorak/lurik, otot polos, dan otot jantung.1,2,7,8

Otot rangka/bercorak/lurik terdiri dari sel silindris dengan banyak inti yang biasanya

berada di tepian sel dibawah membran sel. Inti yang banyak ini disebabkan oleh peleburan sel

mesenkimal embrional yang disebut mioblas.(gambar) Di dalam sarkoplasmanya terdapat sedikit

retikulum endoplasmik kasar, ribosom bebas, dan miofibril yang tersusun atas protein kontraktil

yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal). Protein-protein ini tersusun secara reguler

sehingga jika dilihat dibawah mikroskop akan terlihat pola terang gelap.(gambar) Setiap

miofibril dikelilingi oleh lapisan yang disebut endomisium. Kumpulan miofibril ini akan

membuat fasikulus dan dilapisi oleh perimisium. Lalu, beberapa fasikulus akan menyusun

muskulus yang dilapisi epimisium.(gambar) Jika dilihat dibawah mikroskop cahaya, serabut otot

yang dipotong secara memanjang akan menunujukan garis pita-pita.(gambar) Pita yang gelap

disebut pita A(aniostrop), sedangkan pita yang lebih terang disebut pita I(isotrop). Selain itu,

setiap pita I dibelah oleh suatu garis gelap yang disebut garis Z. Satu subunit sarkomer

terbentang dari 1 garis Z ke garis Z yang lain. Lalu, ditengah pita A terdapat zona yang lebih

gelap yang disebut zona H. Zona H dipisahkan oleh garis M.1,9 Di garis M, terdapat enzim

miomesin yang berfungsi menahan filamen tebal di tempatnya.1 (lihat gambar)

4
Otot polos mempunyai sel panjang yang runcing tanpa garis melintang. Setiap sel

memiliki satu inti di pusat pada bagian sel yang terlebar. Di mitokrondrianya, terdapat

mitokondria, ribosom, endoplasmik retikulum kasar, apparatus golgi dan filamen aktin dan

miosin. (gambar dari histo) Otot polos terdapat pada pembuluh darah, uterus, kandung kemih,

dan organ dalam lainnya. Kontraksi otot polos tidak dalam keadaan volunter atau sadar, jadi ia

diatur oleh saraf otonom, hormon, ataupun kondisi fisiologis tertentu. Ada 2 tipe persarafan otot

polos, yaitu tipe multi unit dan tipe viseral. Tipe multi unit adalah sistem persarafan dimana 1

saraf hanya mempersarafi 1 sel otot, sehingga kontraksi terjadi bersamaan. Namun, pada tipe

viseral, 1 saraf mempersarafi beberapa sel otot polos, namun sel-sel tersebut dihubungkan

dengan taut celah atau gap junction.1,9

Otot jantung mempunyai struktur silindris bercabang dengan inti sel berada di tengah.9

Selain itu, otot jantung mempunyai pola garis melintang yang sama dengan otot lurik.1,8

Karakteristik unik yang membedakan otot jantung dengan otot jenis lainnya yaitu adanya diskus

interkalaris. Diskus interkalaris adalah suatu garis gelap melintang yang melintasi deretan sel

dengan interval tidak teratur dimana ia adalah tempat dimana setiap serabut otot jantung saling

berhubungan.1,8,9 Di diskus interkalaris ini terdapat taut celah atau gap junction yang berfungsi

untuk meneruskan rangsang dari satu serabut otot ke yang selanjutnya. 9 Di sarkoplasma otot

jantung, ada retikulum sarkoplasma yang tidak begitu berkembang dan banyak mitokondria.1

Mekanisme Kontraksi Otot

Mekanisme kontraksi otot pada umumnya sama pada semua jenis otot namun ada sedikit

perbedaan. Berikut adalah mekanisme kontraksi otot.

5
Pada dasarnya, kontraksi otot adalah pergeseran filamen tipis mendekati garis M dengan

cara ditarik oleh filamen tebal. Selama kontraksi, filamen tebal dan tipis tidak mengubah

panjangnya. Awalnya, kontraksi diinduksi oleh potensial aksi pada suatu sinaps, taut

neuromuskular, di antara serabut otot dan suatu ujung akson terminal. 1 Potensial yang tiba di

terminal taut neuromuskular merangsang pelepasan neurotransmitter asetilkolin (ACh) yang

berdifusi dan memicu potensial aksi di serat otot. Potensial membran menembus ke bagian dalam

serat otot melalui tubulus transversus (tubulus T).

Saat impuls otot menyebar sepanjang tubulus T, ion kalsium (Ca2+) dilepaskan dari

retikulum sarkoplasma ke sarkoplasma. Lalu, ion Ca2+ berikatan dengan troponin C (TpC) di

filamen tipis. Setelah itu, tropomiosin berubah bentuk dan memindahkan dirinya secara fisik

untuk membuka tempat ikatan pada aktin untuk membuat jembatan silang dengan kepala miosin

di filamen tebal. Setelah jembatan silang terbentuk, molekul ATP menempel di kepala miosin

yang mempunyai ATPase, sehingga merombak ATP menjadi ADP, fosfat, serta energi. Energi

ini dipakai untuk kepala miosin menekuk dan menarik filamen tipis. Proses ini akan berulang

hingga Ca2+ tidak lagi tersedia.

Ketika potensial aksi berhenti atau Ca 2+ sudah habis, tropomiosin akan bergerak kembali

ke posisi awal dan menghambat tempat ikatan jembatan silang antara kepala miosin dan aktin.

Kontraksi berhenti dan filamen tipis akan kembali bergeser ke posisi awalnya, proses ini disebut

relaksasi.1,7 (lihat gambar)

Os Coxae

Regio pelvis terdiri dari os coxae, os sacrum, dan os coccygeus. Os sacrum dan os

coccygeus merupakan salah satu bagian yang menyusung tulang belakang. Os coxae sendiri

6
terdiri dari os ilium yang berada di superior, os ischii yang berada di inferior, dan os pubis yang

berada di anterior. Jika dilihat dari ventral(depan), kedua tulang os coxae akan membentuk suatu

gelang panggul yang saling terhubung oleh symphysis pubica dan bersendi dengan os sacrom

oleh sendi iliosacral.10 (gambar_)

Persendian di os coxae selain sendi iliosacral adalah antara lekuk sendi(acetabulum)

dengan caput femoris. Sendi ini merupakan sendi peluru yang berarti bentuk kepala sendi seperti

sebuah bola dan diliputi oleh lengkung sendi tersebut. 10 (gambar_) Persendian ini diperkuat oleh

3 ligamentum yaitu ligamentum iliofemorale yang berada di anterior, ligamentum pubofemolare

yang berada di inferior, dan ligamentum ischiofemorale yang berada di posterior. Dari ketiga

ligamen tersebut, ligamentum yang terpenting dan terkuat ialah ligamentum iliofemorale.

Ligamentum ini mencegah pelvis jatuh ke dorsal saat posisi berdiri tegak.10 (gambar_)

Di symphysis pubica, terdapat 2 ligamen yang menghubungkan tulang os pubis di os

coxae yaitu ligamentum pubicum superius dan ligamentum pubicum inferius. 11,12 Ligamentum

pubicum superius berfungsi untuk melekatkan kedua os pubis pada sisi superior dan ligamen ini

membentang sampai ke tuberculum pubicum. Ligamentum pubicum inferius berfungsi untuk

melekatkan kedua os pubis namun di sisi inferior serta melekat pada ramus inferior ossis pubis. 12

(gambar)

Otot-otot penting yang ada di os coxae jika dilihat dari depan adalah musculus iliacus,

psoas major dan minor. M. iliacus memiliki daya angkat yang kuat sehingga berfungsi sebagai

otot fiksator. Lalu, m. psoas major dan minor berfungsi sebagai otot fleksi, rotasi eksternal, dan

bila otot tersebut berkontraksi di kedua sisi akan berfungsi untuk menegakan tubuh dari posisi

berbaring telentang.10 (lihat gambar_)

7
Jika dilihat dari belakang, otot-otot bisa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu yang

berjalan horizontal dan berjalan vertikal. Otot-otot yang berjalan horizontal antara lain M.

obturatorius internus, M. gemelli superior dan inferior, serta M. quadratus femoris. Ketiga otot

ini berfungsi untuk gerak rotasi eksternal, adduksi, ekstensi kecuali M. quadratus femoris. Lalu,

utntuk otot-otot yang berjalan secara vertikal antara lain M. gluteus maximus, medius, dan

minimus, serta M. piriformis. M. gluteus maximus berfungsi untuk gerak ekstensi dan rotasi

eksternal di sendi panggul. M. gluetus medius dan minimus berfungsi untuk gerak abduksi.

Selanjutnya, M. piriformis berfungsi untuk gerak rotasi eksternal, abduksi ekstensi sendi

panggul, dan stabilitas.10 (gambar_)

Origo dan insersio dari masing-masing otot bisa dilihat di tabel berikut.

Otot Origo Insertio

M. iliacus Fossa iliaca

M. psoas major Corpus vertebrae thoracalis Trochanter Minor Femoris

ke-12 sampai corpus

vertebrae lumbalis ke 1-4

M. psoas minor Corpus vertebrae thoracalis

ke-12

M.gluteus maximus Os ilium, sacrum, coccygis, Tractus iliotibialis dan

dan lig. sacrotuberosum tuberositas glutea

M. gluteus medius Os ilium Trochanter major

8
M. gluteus minimus

M. piriformis Facies pelvica ossis sacri Trochanter major

M. obturitus internus Permukaan dalam membrana Fossa trochanterica

obturatoria

M. gemellus superior Os ischii Fossa trochanterica

M. gemellus inferior

M. quadratus femoris Tuber ischiadicum Tuberositas Tibiae

Kesimpulan

Sistem muskuloskeletal berperan penting dalam kehidupan manusia karena berfungsi

sebagai penopang dan penggerak tubuh manusia. Dalam skenario, bagian yang berperan sangat

besar saat penari wanita itu bergerak adalah bagian ekstremitas bawah khususnya daerah panggul

oleh os coxae serta otot-otot dan persendiannya. Ketika perempuan tersebut terjatuh, ada

kemungkinan terjadi dislokasi pada sendi panggul dan dapat berisiko tidak dapat berfungsi

dengan baik.

Daftar Pustaka

1. Mescher LA. Histologi dasar junqueira : teks & atlas. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2011.

2. Muray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Biokimia

Harper. Edisi ke-29. Jakarta: EGC; 2014.

9
3. Florencio-Silva R, Sasso GR da S, Sasso-Cerri E, Simões MJ, Cerri PS. Biology of bone

tissue: Structure, function, and factors that influence bone cells. BioMed Research

International. 2015;2015:421746. doi:10.1155/2015/421746. Diunduh dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4515490/pdf/BMRI2015-421746.pdf .

Diakses pada 21 Maret 2018.

4. Ito Y, Teitelbaum SL, Zou W, Zheng Y, Johnson JF, Chappel J, et al. Cdc42 regulates

bone modeling and remodeling in mice by modulating RANKL/M-CSF signaling and

osteoclast polarization. J Clin Invest 2010 06;120(6):1981-93.

5. Kozielski M, Buchwald T, Szybowicz M, Baszczak Z, Piotrowski A, Ciesielczyk B.

Determination of composition and structure of spongy bone tissue in human head of

femur by Raman spectral mapping. Journal of Materials Science : Materials in Medicine

2011 07;22(7):1653-61.

6. Wangko S, Karundeng R. Komponen sel jaringan ikat. Jurnal Biomedik 2014; 6(3):1-7

7. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta : EGC; 2012.

8. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Grasindo; 2008.

9. Kierszenbaum AL, Tres L. Histology and Cell biology: An introduction to pahtology. 4th

edition. Philadelphia: Elsevier ; 2016

10. Schünke M, Schulte E, Schumacher U, Voll M, Wesker K. Prometheus atlas anatomi

manusia: Anatomi umum dan sistem gerak. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2015

11. Putz RV, Pabst R. Atlas anatomi manusia sobotta jilid 2. Edisi ke 21. Jakarta: EGC; 2003

12. Gray H. Gray’s anatomy. Accesible from https://books.google.co.id/books?

id=5okODQAAQBAJ&source=gbs_navlinks_s

10

Anda mungkin juga menyukai