Abstract
The human body has a digestive system in which diseases that involve this system still frequently
occur in Indonesia. One of the diseases that involves in digestive system is Inflammatory Bowel
Disease (IBD) which is an inflammation in the lower digestive tract, however the cause f this
disease is still unclear. The classic clinical sign of this disease are chronic diarrhea that can be
accompanied with blood. There are a lot of examination that can be done to work on diagnosis.
The treatment given has a purpose to stop the inflammation and prevent further complication.
Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari banyak organ yang masing-masing memiliki fungsinya untuk
Apabila terdapat infeksi dan peradangan, fungsi ini akan mengalami gangguan terutama proses
pencernaan, dimana penyerapan nutrisi dapat terganggu. Penyakit yang melibatkan saluran
1
pencernaan sering dialami masyarakat Indonesia, sehingga diperlukan edukasi untuk masyarakat
Skenario
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan saat
BAB kotorannya bercampur darah berwarna merah segar sejak 3 hari yang lalu.
Rumusan Masalah
Perempuan berusia 35 tahun dengan keluhan saat BAB kotorannya bercampur darah
Anamnesis
BAB kotorannya bercampur darah berwarna segar segar 4-5x, volume 1/2 – 1 gelas
mineral sejak 3 hari yang lalu. Sejak 3 minggu yang lalu BABnya encer 3-4x/hari, disertai
dengan nyeri hilang timbul bagian bawah. Diare sering dialami dan hilang timbul sejak 3 tahun
yang lalu dan jika ada diare bisa berlangsung 1-2 minggu. Tidak ada daging menonjol yang
Working Diagnosis
2
Working diagnosis yang diambil berdasarkan pemeriksaan dan anamnesis adalah
inflammatory bowel disease (IBD) yang terdiri dari beberapa jenis seperti ulcerative colitis dan
Crohn’s disease.
Etiologi
Sampai saat ini tidak ada penyebab yang pasti. Namun, beberapa pendapat menyatakan
bahwa pasti terjadi defek immunologis pada epitel usus, sehingga membuat reaksi inflamasi
abnormal. Beberapa hal yang dapat menyebabkan defek imunologis ini antara lain genetik,
lingkungan, dan mikroba. Suatu penilitian menemukan bahwa terdapat lebih dari 160 locus gen
yang berkaitan dengan penyakit ini, dimana mereka merubah respon umum ke mikroba normal
Epidemiologi
Secara global, penyakit ini sering terjadi negara-negara Eropa dan Amerika. Di Indonesia
sendiri belum ada studi epidemiologi terhadap penyakit ini. Namun, di beberapa rumah sakit
masih ditemukan beberapa kasus walaupun dalam jumlah kecil. (lihat gambar 1) Penyakit IBD
cenderung mengenai orang-orang berumur 20 tahun hingga 40 tahun. Tidak ada perbedaan
Patogenesis
Secara singkat, IBD merupakan disregulasi respon imunologik mukosa terhadap antigen
Gambaran Klinik
3
Pada umumnya, gambaran klinik yang paling sering pada IBD adalah diare kronik
dengan atau tidaknya darah dan nyeri perut. Gejala-gejala lain antara lain, demam, gangguan
nutrisi karena anoreksia (tidak mau makan), nausea(mual), dan muntah. IBD mempunyai 2 jenis
yaitu Crohn’s disease dan colitis ulseratif. Hal yang membedakan kedua jenis ini adalah lokasi
terjadinya inflamasi. Pada kolitis ulseratif, umumnya terjadi di kolon sehingga dapat
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan penurunan berat badan karena gangguan nutrisi.
Selain itu, rebound tenderness/ Blumberg sign karena bisa jadi terdapat perforasi/abses. Regio
perianal diperiksa untuk mencari abses atau fistula. Lesi kulit yang bermakna pada penyakit ini
laju endap darah/LED, trombositosis, dan leukositosis, namun leukositosis tidak dapat dijadikan
indicator untuk diagnosis. Dapat ditemukan juga penurunan kadar serum albumin dan
hemoglobin. Pemeriksaan kultur tinja terhadap bakteri pathogen/parasit juga dapat dilakukan dan
Endoskopi mempunyai peran penting dalam diagnosis dan penatatalaksanaan kasus IBD.
Pada dasarnya, KU (ulcerative colitis) melibatkan mukosa kolon secara difus dan kontinu
4
dimulai dari rectum menyebar sama proximal (colon). Pada PC (penyakit Crohn), sifatnya ialah
transmural, segmental, dan dapat terjadi pada saluran cerna bagian atas.1
Pada KU secara makroskopis, lesi tampak difus dan terdapat batas tegas antara bagian
yang normal dan sakit. Selain itu, terlihat merah dan granuler, serta ulkus luas yang dasarnya
lebar. Dapat ditemukan juga pulau-pulau mukosa regenerasi yang menonjol ke lumen
Pada PC, secara makroskopis, dinding usus menebal akibat edema, peradangan, fibrosis,
dan hipertrofi muskularis propria. Selain itu, penyakit ada pada daerah yang terpisah sehingga
terjadi skip lesions dan cobblestone.(lihat gambar 4) Secara mikroskopis, dapat ditemukan
bantak neutrofil yang merusak epitel kripta dan membentuk abses kripta. Kerusakan mukosa
kronik disebabkan oleh distorsi, atrofi, dan metaplasia. Dapat juga diemukan ulkus dan
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari IBD antara lain perdarahan divertikuler, infeksi colitis, anorectal
divertikuler bleeding
5
Penyebab masih kurangnya serat Penyebabnya Penyebabnya merokok, Mycobacterium
tertentu.
Diare kronik, bisa Nyeri perut kiri Bervariasi Bervariasi Gejala : tinja Nyeri perut
ada/tidak ada kuadran kiri tergantung tergantung berdarah, kronik tidak khas,
darah, kadang bawah, demam, penyebabnya. penyebab kelelahan, gejala diare ringan
abdomen kanan
bawah
6
histopatologi dapat penyebab. jaringan
ditemukan Endoskopi
kista, uji
serologi.
Tatalaksana
Mengingat bahwa etiologi dan patogenesis dari penyakit ini kurang jelas, maka tujuan
Obat golongan lain yang dapat dipakai adalah kortikosteroid seperti prednisone 40-60
mg/hari selama 3 minggu. Selain itu, dapat juga diberikan obat golongan imunosupresif seperti
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dengan perjalanan penyakit adalah perforasi usus, stenosis
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh banyak tidaknya komplikasi, namun biasanya ini merupakan
7
Kesimpulan
Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu penyakit radang di saluran cerna
bawah yang sampai saat ini penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Gambaran klinik
dari penyakit ini pada umumnya adalah diare kronik yang bisa disertai dengan darah disertai
dengan gejala lain seperti demam dan anoreksia. Untuk mendiagnosis seseorang terkena penyakit
ini dapat dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, endoskopi, dan histopatologi. Ketika kita
mendiagnosa seseorang menderita penyakit ini, tidak menutup kemungkinan pasien tersebut
menderita penyakit lain yang mirip seperti perdarahan divertikuler, infeksi colitis, anorectal
bleeding, colorectal ca, dan TB usus. Tujuan dari tatalaksana pengobatan IBD mengurangi
Daftar Pustaka
1. Djojoningrat D. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2: Inflammatory bowel disease. Edisi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3822528/
4. Runge MS, Greganti MA. Netter’s internal medicine. 2nd edition. Elsevier: Canada; 2008.
5. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Buku ajar patologi robbins. Edisi ke-9. Elsevier:
Singapura; 2015.
8
6. Kuipers EJ, Grady WM, Lieberman D, et al. Colorectal cancer. Nat Rev Dis Primers.
2015;1:15065. Published 2015 Nov 5. doi:10.1038/nrdp.2015.65