pada Anak
Kelompok D-2
Hippotesis
Anak tersebut menderita fimosis
Analisis Masalah
Makroskopis
Genitalia Masculina
Rumusan Masalah
Mikroskopis
Genitalia Masculina
Perkembangan Testis
Sirkumsisi
Penis
Penis terdiri dari 3 bagian, antara lain:
1. Radix penis
2. Corpus penis
3. Glans penis
Penis diperdarahi oleh:
4. A. profunda penis
5. A. bulbi penis
6. A. dorsalis penis
◉ Massa silindris pada penis terdiri atas: corpora cavernosa dan sebuah corpus
spongiosum.
◉ Corpus spongiosum mengalami pelebaran pada bagian ujung uretra sehingga membentuk
glans penis.
◉ Glans penis memiliki epitel berlapis gepeng dan bersambung dengan epitel epidermis
tipis yang melapisi glans.
6
Histologi Penis
Skrotum
◦ Skrotum merupakan suatu kantong
pemembungkus yang terletak pada
bagian bawah dinding anterior abdomen.
◦ Dinding skrotum terdiri dari 6 lapisan
◦ Pengaturan suhu oleh plexus
subcutaneus dan subanastomosis
ateriovenosa.
◦ Dipersarafi oleh:
Bagian anterior: N. ilioinguinalis dan ramus
genitalis nervus genitofemoralis
Bagian posterior: cabang N. perinealis dan
N. cutaneus femoris posterior.
Skrotum
◦ Suhu testis dipertahankan sekitar 2 ° C–3 ° C lebih
rendah dari suhu tubuh normal
◦ Fungsi pertahanan suhu testis yang lebih rendah
merupakan pengaturan khusus pembuluh darah
yang memasok testis.
◦ Arteri testis turun ke skrotum dikelilingi oleh pleksus
vena kompleks yang naik dari testis dan membentuk
pleksus pampiniformis.
◦ Otot-otot pada skrotum juga berperan dalam
menjaga suhu dalam skrotum
Urethra Masculina
Pada pria, memiliki panjang 20-25 cm.
Terbagi menjadi 3:
1. Pars prostatica
2. Pars membranosa : terpendek
3. Pars spongiosa/cavernosa : terpanjang
Diperdarahi oleh cabang dari a. vesicalis inferior dan
a. rectalis media.
Dipersarafi oleh n. pudendus dan plexus prostaticus.
Urethra Masculina
Anatomi Testis dan Epididimis
Histologi Testis
Histologi Testis
Perkembangan Duktus Wolfii
Bagian yang berkembang Hormon yang berperan
(gonadotropin realesing hornmone), GNRH terdiri dari FSHRH dan LHRH, GNRH akan
terangsang untuk meningkatkan sekresi hormon gonad (FSH ,LH). FSH akan merangsang sel
sertoli untuk membentuk ABP (androgen binding protein) untuk mengikat testosterone dan sel
sertoli akan memberikan tempat yang sesuai untuk kerja testosterone agar maximal, sedangkan
LH akan menuju sel targetnya yaitu sel leydig, sel leydig itu sendiri yang akan mensekresikan
testosterone di dalam tubulus seminiferous dan pembulu darah. Feedback negative akan dilakukan
oleh kadar testosterone yang tinggi dalam pembulu darah dan tubulus seminiferous.
Fungsi Hormon Testosteron
◦ Sebelum dan pada saat lahir (awal)
◦ Maskulinisasi saluran reproduksi
◦ Pre-pubertas
◦ Belum dapat aktif secara signifikan, karena sekresi hormone lain masih sangat lemah
Perkembangan testis dari fetus