Anda di halaman 1dari 26

Genitalia Masculina dan Perkembangan Testis

pada Anak
Kelompok D-2

Angga putra pratama 102016084


Krisna Fernanda Suryaputra 102017103
Hansel Sanchia 102017211
Dwi afriani 102013549
Cheche okke dewi N. 102017021
Theresia Laurencia 102017080
Kezia eggiova ananda 102017125
Natasha Princess L 102017173
Natalia Margaretha Simalango 102017224
Sekenario-3
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke poliklinik Ukrida, dengan keluhan
penis membengkak, buang air kecil terasa sakit dan tidak lancar. Setelah dilakukan
pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa anak ini menderita fimosis dan harus dilakukan
sirkumsisi.

Istilah yang Tidak Diketahui


Fimosis : kelainan pada pria yang belum disunat dimana kulup penis melekat kencang pada kepala
penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis. Kondisi ini umum terjadi pada
anak berusia dua hingga enam tahun. Seiring waktu, kulup penis seharusnya mulai terpisah dari
kepala penis secara alami.
Rumusan Masalah
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke Poliklinik Ukrida, dengan keluhan
penis membengkak, buang air kecil terasa sakit dan tidak lancar.

Hippotesis
Anak tersebut menderita fimosis
Analisis Masalah
Makroskopis
Genitalia Masculina

Rumusan Masalah
Mikroskopis
Genitalia Masculina

Perkembangan Testis

Sirkumsisi
Penis
Penis terdiri dari 3 bagian, antara lain:
1. Radix penis
2. Corpus penis
3. Glans penis
Penis diperdarahi oleh:
4. A. profunda penis
5. A. bulbi penis
6. A. dorsalis penis

Penis dipersarafi oleh nervus pudendus dan


plexus pelvicus.
PENIS

◉ Massa silindris pada penis terdiri atas: corpora cavernosa dan sebuah corpus
spongiosum.
◉ Corpus spongiosum mengalami pelebaran pada bagian ujung uretra sehingga membentuk
glans penis.
◉ Glans penis memiliki epitel berlapis gepeng dan bersambung dengan epitel epidermis
tipis yang melapisi glans.
6
Histologi Penis
Skrotum
◦ Skrotum merupakan suatu kantong
pemembungkus yang terletak pada
bagian bawah dinding anterior abdomen.
◦ Dinding skrotum terdiri dari 6 lapisan
◦ Pengaturan suhu oleh plexus
subcutaneus dan subanastomosis
ateriovenosa.
◦ Dipersarafi oleh:
Bagian anterior: N. ilioinguinalis dan ramus
genitalis nervus genitofemoralis
Bagian posterior: cabang N. perinealis dan
N. cutaneus femoris posterior.
Skrotum
◦ Suhu testis dipertahankan sekitar 2 ° C–3 ° C lebih
rendah dari suhu tubuh normal
◦ Fungsi pertahanan suhu testis yang lebih rendah
merupakan pengaturan khusus pembuluh darah
yang memasok testis.
◦ Arteri testis turun ke skrotum dikelilingi oleh pleksus
vena kompleks yang naik dari testis dan membentuk
pleksus pampiniformis.
◦ Otot-otot pada skrotum juga berperan dalam
menjaga suhu dalam skrotum
Urethra Masculina
Pada pria, memiliki panjang 20-25 cm.
Terbagi menjadi 3:
1. Pars prostatica
2. Pars membranosa : terpendek
3. Pars spongiosa/cavernosa : terpanjang
Diperdarahi oleh cabang dari a. vesicalis inferior dan
a. rectalis media.
Dipersarafi oleh n. pudendus dan plexus prostaticus.
Urethra Masculina
Anatomi Testis dan Epididimis
Histologi Testis
Histologi Testis
Perkembangan Duktus Wolfii
Bagian yang berkembang Hormon yang berperan

◦ Sinus urogenital : urethrae dan ◦ Testosterone : berguna dalam

glandula prostat pertumbuhan duktus wolfian, dan


descendens testiculorum
◦ Tuberkulus genital : glands penis
◦ Dihidrotestosteron : berguna dalam
◦ Genital swslling : skrotum
pertumbuhan kelenjar prostat
◦ Lipatan urethral : corpus spongiosa
◦ Factor inhibitior duktus mulerian : berguna
dalam regresi duktus mulerian
Perkembangan Ductus Wolfii
Perjalanan Sperma
◦ Sperma yang disalurkan oleh testis naik melalui funiculus spermaticus, lalu
akan menjadi ductus deferens, setinggi pinggul akan menyilang ureter dan
akan membentuk ampula deferens, setelah itu akan bergabung dengan
glandula vesikulosa menjadi ductus ejaculatorius dan akan bermuara di
urethrae pars prostatica
Pengaturan Sekresi Hormon Testosteron
Pengaturan Sekresi Hormon Testosteron
◦ Rangsangan dimulai dari hipotalamus yang akan meneruskan rangsangnya ke GNRH

(gonadotropin realesing hornmone), GNRH terdiri dari FSHRH dan LHRH, GNRH akan

melanjutkan rangsangannya ke hipofisis anterior (adenohipofisis), dan adenohipofisis akan

terangsang untuk meningkatkan sekresi hormon gonad (FSH ,LH). FSH akan merangsang sel

sertoli untuk membentuk ABP (androgen binding protein) untuk mengikat testosterone dan sel

sertoli akan memberikan tempat yang sesuai untuk kerja testosterone agar maximal, sedangkan

LH akan menuju sel targetnya yaitu sel leydig, sel leydig itu sendiri yang akan mensekresikan

testosterone di dalam tubulus seminiferous dan pembulu darah. Feedback negative akan dilakukan

oleh kadar testosterone yang tinggi dalam pembulu darah dan tubulus seminiferous.
Fungsi Hormon Testosteron
◦ Sebelum dan pada saat lahir (awal)
◦ Maskulinisasi saluran reproduksi

◦ Memacu penurunan testis dari rongga abdomen

◦ Pre-pubertas
◦ Belum dapat aktif secara signifikan, karena sekresi hormone lain masih sangat lemah
Perkembangan testis dari fetus

gen SRY (sex-


determining- 5 minggu 6 minggu 7 minggu
region on Y)

7-9 bulan 9 minggu 8-9 minggu


Fimosis
Fimosis Kongenital  Fimosis Didapat 
◦ Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit ◦ Hal ini berkaitan dengan kebersihan
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis (higiene) alat kelamin yang buruk,
pada saat lahir, namun mencapai 90% pada peradangan kronik glands penis dan
saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia
 preputium atau penarikan
17 tahun yang masih mengalami fimosis
berlebihan kulit preputium, yang
kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain
menyebabkan pembentukan jaringan
mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki
parut dekat bagian kulit preputium
berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit
yang membuka.
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah membuang preputium penis sehingga glans penis menjadi terbuka.
Tujuan:
◦ Menjaga higiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
◦ Mencegah terjadinya infeksi pada glans atau preputium penis
◦ Mencegah timbulnya karsinoma penis

Indikasi medis tindakan sirkumsisi adalah:


◦ (1) fimosis atau parafimosis
◦ (2) balanitis rekuren
◦ (3) kondiloma akuminata
◦ (4) karsinoma skuamosa pada preputium.
Tata Laksana Sirkumsisi
1. Kain kasa steril
2. Cairan disinfekstans (povidon
yodium)
3. Kain steril untuk mempersempit
daerah operasi
4. Semprit steril beserta jarumnya serta
obat anestesi lokal (prokain/lidokain
0,5-1%)
5. Satu set peralatan pembedahan minor.
Kesimpulan
Genitalia pria dibagi menjadi 2 yaitu, interna (testis, epididymis, vas deferens, dan
beberapa kelenjar) dan eksterna (penis, urethra, dan skrotum). Kasus fimosis pada anak
ini menyerang baigan genitalia eksterna dan dapat disembuhkan atau diobati dengan
sirkumsisi. Kasus fimosis pada anak ini termasuk dalam fimosis kongenital, dan dapat
dikatakan wajar, karena dilihat dari faktor usia anak itu sendiri (4 tahun).

Anda mungkin juga menyukai