Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang tergantung bebas.Radix penis
dibentuk oleh tiga massa jaringa n erektil yang dinamakan bulbus penis dan crus penis dextra
dan sinistra. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada permukaan bawah
diaphragma urogenitale. Bulbus penis terletak ditembus oleh urethra dan permukaan luarnya
di bungkus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus penis melekat pada pinggir
arcus pubicus dan permukaan luarnya dibungkus oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus
melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis. Di
anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak
berdampingan membentuk corpus cavernosum penis.
Corpus penis pada hakekatnya terdiri atas tiga jaringan erektil yanmg di liputi sarung fascia
berbentu tubular. Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora cavernosa penis yang terletak di
dorsal dan satu corpus spongiosum penis terletak pada permukaan ventralnya. Pada bagian
distal corpus spongiosum penis melebar membentuk glans penis yang meliputi ujung distal
corpora cavernosa penis. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan muara
urethra disebut ostium urethra eksternum.
Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans
penis. Normalnya, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat
ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya
hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi
antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium
terpisah dari glans penis.

Gambar 1. Anatomi Penis.

Parafimosis

1. Definisi
Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus
koronarius.

Gambar 2. Parafimosis


2. Etiologi
Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat coitus/masturbasi
atau sehabis pemasangan kateter.

3. Epidemiologi
Parafimosis yang di diagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat
(disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisinya kurang baik. Fimosis dan
parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa
bayi dan remaja.

4. Patogenesis
Parafimosis merupakan kasus gawat darurat. Upaya untuk menarik kulit preputium
ke belakang batang penis, terutama yang berlebihan namun gagal untuk
mengembalikannya lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat
memasang selanguntuk berkemih (kateter), dapat menyebabkan parafimosis.
Kulit preptium yang tidak bias kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga
menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis
dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah
pembuluh nadi yang menuju glans penis.

5. Tata Laksana
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans
selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium
dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada
jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses
inflamasi menghilang, pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi. Walaupun demikian,
setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutnya diperlukan tindakan sirkumsisi secara
berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali.
Balanopostitis
Definisi
Balanitis : inflamasi superfisial glans penis
Postitis : inflamasi prepusium penis.
Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya.

Etiologi
Infeksi bakteri ataupun kandida dan iritasi dari iritan eksterna.
Pada anak <5 tahun dikarenakan higiene yang kurang baik

Gambaran Klinis
Iritasi, kemerahan, eksudat, edema glans dan permukaan dalam prepusium
Infeksi streptokokus : eksudat tipis, purulen pada sulkus korona glandis, dapat
bersamaan dengan infeksi tenggorok


Tata Laksana
Medikamentosa
Krim Metronidazol
Menghambat multiplikasi dan pertumbuhan bakteri
Antifungal krim clotrimazole 1%
Bekerja dengan menghambat sintesis membran sel dan menghambat
permeabilitas membran sel jamur.

Dapat sembuh dengan pembersihan lokal sederhana
Streptokokus rapid test dan kultur sekret dan ampisilin sistemik
Berulang sirkumsisi


BAB II
STATUS PASIEN

I.1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. BTR
Usia : 5 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Bejosari 2/4 Wonoyoso
No. RM : 040441

I.2. DATA DASAR
I.2.1. Aloanamnesis (Subjektif)
Keluhan Utama : ujung penis bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Ayah pasien mengatakan sejak 1 minggu ujung penis pasien bengkak.
Preputium pasien tidak dapat kembali setelah ditarik kebelakang.
Keluhan Tambahan :
- Demam 3 hari
- Nyeri saat BAK
- Rasa panas pada penis
Riwayat Peyakit Dahulu :
- Keluhan yang sama (-)
Riwayat Sosio Ekonomi & Pribadi
- Higienitas kurang baik
RPO : belum berobat

I.2.2. PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif)
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
- Nadi: 80 x/menit
- Suhu: 37
0
C
- RR: 20 x/menit

Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : distribusi merata, warna hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
- Hidung : deviasi septum (-), discharge (-/-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : discharge (-/-), kelainan bentuk (-/-)
- Mulut : bibir tidak kering, mukosa (n), lidah (n), tonsil T
1
/T
1

Leher
- KGB : dbn
- Thyroid : dbn
Thorax :
- Pulmo
I : Normochest, simetris statis dan dinamis, retraksi intercostae(-)
P : Fremitus taktil kanan = kiri
P : Sonor di seluruh lapang paru
A : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

- Cor
I : simetris statis dan dinamis, iktus kordis tidak tampak
P : Iktus cordis tidak kuat angkat
P : batas jantung normal
A : BJ I/II (n), regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- I : bentuk perut datar, distensi (-)
- A : Bising usus (+) 4x/menit (normal)
- P : supel, NT (-), hepar (n), lien (n)
- P : timpani seluruh lapang abdomen kecuali pada regio hypocondrium
dextra (hepar pekak)
Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (-), sianosis (-), capilary refill
<2detik
Status lokalis (genitalia)
- Edema pada preputium, preputium tertarik kebelakang dan tidak bisa
dilakukan manuver manual untuk pengembalian preputium
- Hiperemis pada glans dan OUE
- Sekret dari OUE (-)

Diagnosa
- Parafimosis
- Balanopostitis

Penatalaksanaan
- Reduksi manual gagal insisi dorsum dari cincin konstriksi
- Pamol, cefotaxim, dexamethason pulveres
- Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema

BAB III
ANALISA KASUS

S: Bengkak pada ujung penis sejak 1 minggu, awalnya karena sedang membersihkan ujung
penis pasien, tetapi saat preputium akan dikembalikan, tidak dapat kembali. Terdapat demam
selama 3 hari, nyeri BAK, dan rasa panas pada ujung penis.
O: Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal, pada status lokalis (genitalia)
terdapat edema pada preputium, preputium tidak dapat direduksi manual, kemerahan pada
glans penis dan OUE.
A : dari hasil anamnesa didapatkan bahwa preputium tidak dapat dikembalikan, rasa nyeri
dan panas di ujung penis, dan dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan preputium tidak dapat
dikembalikan serta adanya hiperemis di OUE dan glans penis, maka ditegakkan diagnosa
Balanopostitis dan Parafimosis
P : Reduksi manual gagal insisi dorsum dari cincin konstriksi, Pamol, cefotaxim,
dexamethason pulveres, Sirkumsisi jika sudah tidak infeksi dan edema.

Anda mungkin juga menyukai