permukaan bola mata. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata
sekaligus.
Penyakit yang termasuk lesi nonkanker ini jarang menyebabkan komplikasi berbahaya.
Tetapi jika terus tumbuh dan tidak ditangani, pterygium bisa menyebar sampai
menutupi pupil mata sehingga mengganggu penglihatan penderitanya.
Gejala Pterygium
Pada umumnya, pterygium hanyalah berupa tumbuhnya selaput pada permukaan bola
mata tanpa ada keluhan lain. Namun kadang kondisi ini juga dapat disertai oleh gejala
yang meliputi:
Mata merah.
Iritasi, gatal, atau perih pada mata.
Pandangan samar atau kabur.
Terasa ada yang mengganjal di mata apabila selaput pterygium tebal atau lebar.
Diagnosis Pterygium
Pterygium bisa dideteksi oleh dokter melalui gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput
tipis pada permukaan bola mata. Dokter juga akan menjalani pemeriksaan mata
dengan lebih saksama untuk memastikan kondisi mata pasien.
Apabila dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih mendetail.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan penglihatan serta memeriksa
perubahan lengkungan pada kornea pasien.
Setelah operasi, pasien akan diberikan obat-obatan untuk menurunkan risiko terjadinya
komplikasi, sekaligus untuk mencegah kambuhnya pterygium. Selain itu, pemantauan
kondisi mata pasien juga akan dilakukan selama sekitar 1 tahun.
Penderita disarankan untuk menghindari pajanan dari lingkungan sekitar, seperti sinar
matahari, asap, atau debu yang dapat memicu pterygium. Misalnya dengan
mengenakan kacamata hitam atau topi saat bepergian. Hal tersebut berguna untuk
mencegah pterygium atau kekambuhannya.