Hipospadia Tipe
Penoscrotal
Pembimbing: dr. Hendi Anshori, Sp.B
Disusun Oleh: Nadhira Nizza Hanifa - 130112190656
01
Kasus
Identitas
Nama: An. MZ
Pasien dibawa oleh keluarganya ke Poli Bedah Umum dengan keluhan lubang
kencing yang tidak berada di ujung penis. Keluhan disadari orang tua pasien sejak lahir.
Keluhan disertai dengan bentuk penis yang tidak seperti biasanya dimana penis pasien
melengkung ke arah bawah dan terdapat kulit tebal yang menumpuk di bagian atas
penis pasien. Pancaran kencing pasien menjadi tidak jauh dan mengarah ke bawah
sehingga pasien kesulitan BAK sambil berdiri. BAK 3-4 kali sehari dan tidak nyeri.
Demam disangkal. Keluhan testis yang tidak ada ataupun benjolan di perut disangkal.
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal.
Anamnesis
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sejak lahir, pasien sering sakit-sakitan berupa demam selama sekitar 2-3 yang
akan langsung sembuh bila diberi obat dari Puskesmas. Riwayat dirawat di rumah
• Kepala: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), Pernapasan cuping hidung (-)
• Leher: KGB tidak teraba, retraksi (-)
• Thorax: Bentuk dan gerak simetris, retraksi suprasternal (-), VBS kanan=kiri,
ronchi (-/-), wheezing (-/-), slem (-/-)
• Abdomen: datar lembut, BU (+) normal, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
• Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2”
Pemeriksaan Fisik
STATUS LOKALIS
• Penis
o Inspeksi: penis belum disunat, panjang 2,5 cm,
OUE terletak di penoscrotal, preputial hood (+),
chordee (+), edema (-), hematoma (-)
o Palpasi: Nyeri tekan (-), benjolan (-)
• Scrotum
o Inspeksi: Tampak menggantung, warna lebih gelap
dari warna kulit sekitarnya, edema(-) hematoma (-)
o Palpasi: testis +/+ teraba, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI RUTIN (08/12/2021)
1.
Prognosis
Ad vitam: ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: ad bonam
02
Tinjauan
Pustaka
Anatomi
URETRA
Uretra laki-laki terdiri dari 4 bagian:
• intramural (preprostatic)
• Prostatic
• Intermediate (membranous) 🡪
dimulai dari apex prostat dan masuk
ke membrane perineal
• Spongy (penile) 🡪 berakhir di lubang
eksternal uretra laki-laki
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins. John Wiley & Sons, Ltd; 2014. 1134 p.
Anatomi
PENIS
Penis merupakan organ kopulasi laki-laki yang menjadi
tempat keluarnya urin dan cairan semen. 3 bagian penis:
• Root 🡪 terdiri dari crura, bulb, dan otot
ischiocavernosus dan bulbospongiosus. Crura dan
bulb terdiri dari jaringan erektil
• Body 🡪 di dalamnya terdapat sepasang corpora
cavernosa dan corpus spongiosum
• Glans
o Di bagian distal, corpus spongiosum meluas
untuk membentuk glans penis/head of
penis
o Ujung corpora cavernosa akan membentuk
corona glans penis yang memiliki lekukan
yaitu leher glans
o Pada leher glans penis, kulit dan fascia
penis memanjang menjadi lapisan ganda
kulit yang disebut preputium (foreskin)
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins. John Wiley & Sons, Ltd; 2014. 1134 p.
Anatomi
PENIS
VASKULARISASI
Arteri
Penis disuplai terutama oleh percabangan dari arteri internal pudendal:
• Dorsal arteries of penis 🡪 suplai jaringan fibrosa di sekeliling corpora
cavernosa, corpus spongiosum, spongy uretra, dan kulit penis
• Deep arteries of penis 🡪 arteri utama yang suplai jaringan erektil
• Arteries of the bulb of the penis 🡪 mensuplai bagian posterior
(bulbous) dari corpus spongiosum dan uretra
Vena
• Darah di cavernous space disuplai oleh plexus vena yang mengikuti
deep dorsal vein of penis dan memasuki pelvis menuju prostatic
venous plexus
• Darah dari kulit dan subkutan menuju ke superficial dorsal vein yang
sebagian besar menuju ke internal pudendal vein
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins. John Wiley & Sons, Ltd; 2014. 1134 p.
Anatomi
PENIS
Sadler TW, Langman J. Langman’s medical embryology. 13th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 407 p.
Embriologi
PENIS
1. Pengaruh androgen dari testis 🡪 perpanjangan genital tubercle menjadi phallus
2. Pada proses elongasi ini, phallus menarik urethral fold ke depan sehingga membentuk dinding lateral dari
urethral groove
3. Urethral groove akan meluas ke kaudal membentuk glans. Epitel yang melapisi bagian dalam urethral groove
yang berasal dari endoderm akan membentuk urethral plate
4. Pada akhir bulan ketiga, kedua urethral fold akan menutup dan membentuk penile uretra. Bagian distal penis
yang berasal dari ektoderm akan terbentuk di bulan keempat membentuk ujung dari glans penis dan
penetrasi ke dalam membentuk lumen menjadi external urethral meatus
Sadler TW, Langman J. Langman’s medical embryology. 13th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 407 p.
Embriologi
HIPOSPADIA
Sadler TW, Langman J. Langman’s medical embryology. 13th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 407 p.
CLINICAL SCIENCE
Hipospadia
Definisi
Hipospadia merupakan malformasi kongenital pada genitalia eksternal laki-laki
berupa adanya muara urethra yang terletak proksimal dibandingkan lokasi yang
seharusnya. Kelainan ini terbentuk pada masa embrional karena adanya defek
pada masa perkembangan alat kelamin.
1. III GWH, Murphy JP, Peter SD St. Holcomb and Ashcraft’s Pediatric Surgery. 7th ed. Elsevier; 2020. 1317 p.
2. Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias. StatPearls. 2021.
Epidemiologi
1. III GWH, Murphy JP, Peter SD St. Holcomb and Ashcraft’s Pediatric Surgery. 7th ed. Elsevier; 2020. 1317 p.
2. Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias. StatPearls. 2021.
3. Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Klasifikasi
Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Etiologi dan Faktor
Risiko
FAKTOR GENETIK
FAKTOR ENDOKRIN
• Faktor genetik dipercaya berhubungan
• Ketika pembentukan uretra dan genitalia
pada laki-laki dengan riwayat keluarga
eksterna laki-laki selama trimester
dengan hipospadia. Estimasi
pertama usia kehamilan, kecukupan
heritabilitas adalah 57-77%
androgen sangat dibutuhkan
• Beberapa mutasi genetik telah
• Hipospadia sering ditemui pada laki-laki
ditemukan yang memungkinkan
dengan berkurangnya produksi
menjadi penyebab terjadinya
androgen atau sensitivitas terhadap
hipospadia
androgen
van der Horst HJR, de Wall LL. Hypospadias, all there is to know. Eur J Pediatr. 2017;176(4):435–41.
Etiologi dan Faktor
Risiko .
FAKTOR MATERNAL/FETAL
FAKTOR LINGKUNGAN
• Studi epidemiologis menemukan
• Zat kimia yang banyak terdapat di
adanya peningkatan insidensi
lingkungan telah dipelajari mengandung
hipospadia pada bayi kecil masa
endocrine disruptors 🡪 mengintervensi
kehamilan dan kembar monochorionic
jalur androgen dan estrogen selama
diferensiasi seksual
• Hipospadia yang parah juga berkaitan
• Penggunaan pestisida, kontrasepsi oral,
dengan hipertensi maternal,
dan obat-obatan (valproate, loperamide,
oligohidramnion, dan kelahiran
paroxetine, dan obat-obatan anti-
prematur 🡪 kemungkinan delivery
androgen oleh ibu hamil) berhubungan
plasenta adalah faktor penting yang
dengan terjadinya hipospadia
kemungkinan berkaitan dengan
penyediaan hCG untuk fetus
van der Horst HJR, de Wall LL. Hypospadias, all there is to know. Eur J Pediatr. 2017;176(4):435–41.
Manifestasi Klinis
Keluhan yang paling sering terjadi:
• Angulasi penis abnormal yang menyebabkan:
o ereksi yang nyeri
o gangguan fertilitas dengan ejakulasi abnormal
o pada beberapa kasus kesulitan untuk penetrasi saat coitus
• Pada hipospadia ringan mungkin pancaran tidak terpengaruh namun pada bentuk yang
lebih parah meatus dapat menyempit dan pancaran urin akan mengarah ke bawah
Hipospadia pada sebagian besar pasien timbul sebagai malformasi yang terisolasi, namun
pada beberapa kasus dapat disertai malformasi genitourinari yang lain. Malformasi yang
paling sering berkaitan dengan hipospadia:
• cryptorchirdism (8-10% kasus)
• Hernia Inguinal (9%-15% kasus)
⮚ Secara umum, semakin proksimal lokasi meatus uretra, semakin parah derajat kurvatur
⮚ Hipospadia yang ditemukan saat sirkumsisi perlu segera dirujuk dan sirkumsisi perlu ditunda
• Gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan derajat kelainan. Keluhan yang
paling sering terjadi adalah:
o pancaran urin yang melemah ketika berkemih
o nyeri ketika ereksi
o gangguan dalam berhubungan seksual
• Riwayat keluarga dengan hipospadia
• Riwayat penyakit sebelumnya atau komorbid
Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK
1. Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
2. Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias. StatPearls. 2021.
Diagnosis
van der Horst HJR, de Wall LL. Hypospadias, all there is to know. Eur J Pediatr. 2017;176(4):435–41.
Diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Midshaft dan distal hipospadia seringkali tidak membutuhkan pencitraan atau pemeriksaan penunjang
lainnya karena risiko anomali renal sama seperti populasi normal
• Insiden DSD akan meningkat pada hipospadia letak proksimal atau kompleks. Pada kasus-kasus
hipospadia dengan UDT unilateral maupun bilateral, mikropenis, atau bifid scrotum, waspadai
terdapat DSD (disorder of sex development). Pada kasus-kasus seperti ini dapat dilakukan pemeriksaan:
• Pemeriksaan hormonal
• Pemeriksaan karyotype
• USG 🡪 Mullerian remnant (utricular or dilated utriculus) ditemukan pada 50% perineal hipospadia.
pasien perlu melakukan pemerisaan USG renal, bladder, dan abdomen, dan voiding
cystourethrogram (VCUG) untuk mengetahui apakah ada malformasi lainnya.
1. III GWH, Murphy JP, Peter SD St. Holcomb and Ashcraft’s Pediatric Surgery. 7th ed. Elsevier; 2020. 1317 p.
2. Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias. StatPearls. 2021.
Tatalaksana
• Tujuan dari tatalaksana adalah:
o Membuat penis tegak lurus kembali sehingga dapat digunakan untuk coitus
o Reposisi muara urethra ke ujung penis agar memungkinkan pasien berkemih sambil
berdiri
o Membuat neourethra yang adekuat dan lurus
o Merekonstruksi penis menjadi terlihat normal
o Menurunkan risiko terjadinya komplikasi seminimal mungkin
• Secara umum, tujuan dari operasi adalah untuk tujuan kosmetik dan normalitas fungsional
• Operasi koreksi hipospadia idealnya dilakukan diantara umur 6-12 bulan 🡪 Kemudahan perawatan
paska operasi termasuk dalam masalah higienitas, pemakaian kateter, kebutuhan analgesik, dan
perubahan emosi pasca operasi
1. III GWH, Murphy JP, Peter SD St. Holcomb and Ashcraft’s Pediatric Surgery. 7th ed. Elsevier; 2020. 1317 p.
2. Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Tatalaksana
Beberapa tahap operasi yaitu:
1. Orthoplasty (Chordectomy) 🡪 Melakukan koreksi chorde sehingga penis tegak lurus
kembali. Hal ini dikarenakan pada pasien hipospadia biasanya terdapat suatu chorda
yang merupakan jaringan fibrosa yang mengakibatkan penis pasien bengkok
2. Urethroplasty 🡪 membuat uretra baru yang sesuai dengan lokasi yang seharusnya
3. Meatoplasty
4. Glansplasty 🡪 pembentukan glans penis kembali. Glansplasty sering diikuti dengan
prepucioplasty
Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Prognosis
Anak-anak dengan hipospadia memiliki masa pubertas dan pertumbuhan seks
sekunder yang normal dengan fungsi testis dan androgen yang normal. Aktivitas
Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
Referensi
1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincott Williams
& Wilkins. John Wiley & Sons, Ltd; 2014. 1134 p.
2. Sadler TW, Langman J. Langman’s medical embryology. 13th ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer; 2015. 407 p.
3. III GWH, Murphy JP, Peter SD St. Holcomb and Ashcraft’s Pediatric Surgery. 7th ed.
Elsevier; 2020. 1317 p.
4. Krisna DM, Maulana A. Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia. Berk Ilm
Kedokt Duta Wacana. 2017;02(02):325–33.
5. Donaire AE, Mendez MD. Hypospadias. StatPearls. 2021.
6. van der Horst HJR, de Wall LL. Hypospadias, all there is to know. Eur J Pediatr.
2017;176(4):435–41.
7. Gomella TL, Eyal FG, Bany-Mohammed F. Gomella’s Neonatology. 8th ed. McGraw-Hill
Education; 2020. 1472 p.
8. Djakovic N, Nyarangi-Dix J, Özturk A, M.Hohenfellner. Hypospadias. Adv Urol. 2008;7.
Terima
Kasih