Anda di halaman 1dari 44

HIPERTENSI

DALAM
Kehamilan
Pembimbing : dr. Ronny, Sp.OG

Dysa Ayu Shalsabila 1102017077


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Tekanan Darah sistol ≥ 140


mmHg dan atau diastol ≥ 90
mmHg
EPIDEMIOLOGI
• KDK Penyebab kedua utama dunia
menyebabkan mortalitas dalam kehamilan
• SDKI 2012, AKI 359 per 100.000
• Di Indonesia HDK masuk kedalam 5 penyebab
kematian ibu terbesar
• 30 % kematian ibu di Indonesia tahun 2010
disebabkan HDK
Faktor Resiko
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis
• Umur yang Ekstrim
• Riwayat keluarga yang pernah
preeklamsia/eklamsia
• Riwayat penyakit ginjal dan
hipertensi
• obesitas
Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Hypertensi Kronik

Hypertensi Gestasional

Preeklamsia

Superimposed dr
Hipertensi Kronik
Pengukuran TD
01
Hipertensi Kronik
Hipertensi Kronik

HDK (mendahului) kehamilan atau


didiagnosis sebelum usia kehamilan 20
minggu) atau de novo
Etiologi
Sekunder
(penyakit ginjal,
vaskuler kolagen,
edokrin dan
pembuluh darah)k

Primer
(idiopatik)er
primer sekunder
Faktor Resiko Superimposed Preeklamsia
● Riwayat preeklamsia sebelumnya
● Penyakit ginjal kronis
● Merokok
● Obesitas
● Diastolik > 80 mmhg
● Sistolik > 130 mmhg
Klasifikasi
Kategori Sistolik Diastolik

Normal < 120 <80

prehipertensi 120 - 139 80 - 89

stage 1 : hipertensi 140 - 159 90 - 99

stage 2 : hipertensi ≥160 ≥100


Diagnosis
Bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum
kehamilan atau timbul < 20 minggu umur kehamilan

● Pemeriksaan EKG, mata dan USG ginjal


● laboratorium : fungsi ginjal, fungsi hepar,hb,
hematokrit dan trombosit
● pemeriksaan janin : USG janin. bila dicurigai
IUGR lakukan NST dan profil biofisik
● PIGF test -> berkembang menjadi preclamsia
Tatalaksana
Indikasi Antihipertensi
● tekanan darah sistolik ≥14o mmHg atau tekanan darah diastole ≥ 90 mmHg
● Target 135/85 mmHg

Obat yang disarankan labetalol atau nifedipine atau metildopa

Evaluasi Janin
u/mengetahui adanya insufisiensi plasenta lakukan NST, lakukan USG jika
dicurigai fetal growth retricstion atau superimposed preeklamsia.

Waktu kelahiran
sebelumn usia 37 minggu dengan tekanan darah dibawah 160/110 mmHg
tidak dilahirkan kecuali adanya indikasi medis
indikasi dilahirkan sebelum waktunya
● Ketidakmampuan untuk mengontrol tekanan darah ibu meskipun
menggunakan 3 atau lebih kelas antihipertensi dalam dosis yang tepat
● oksimetri nadi ibu kurang dari 90%
● penurunan progresif fungsi hati, fungsi ginjal, hemolisis, atau jumlah
trombosit
● gejala neurologis yang sedang berlangsung, seperti sakit kepala berat
yang tak tertahankan, skotoma visual berulang, atau eklampsia
● solusio plasenta
● reversed end-diastolic flow in the umbilical artery doppler velocimetry,
a non- reassuring cardiotocograph
Kunjungan Antenatal
● setiap minggu jika tekanan darah tidak terkontol.
● setiap 2 atau 4 minggu sekali jika tekanan darah terkontrol.
Monitoring dan tatalaksana postnatal
● kontrol tekanan darah <140/90
● teruskan obat antihipertensi, disarankan enapril, jika satu obat tidak
terkontrol maka nifedipine (amlodipin) ditambah enapril
● jika TK masih belum terkontrol tambahkan labetalol atau atenolol atau ganti
salah satu obat dengan atenolol/labetalol
● jika menggunakan obat methyldopa cari alternatif obat lain.
02
Hipertensi Gestasional
Hipertensi Gestasional

Hipertensi de novo usia


kehamilan >20 minggu
≠proteinuria
Faktor Resiko
● Nulliparitas
● Usia 40 tahun ke atas
● Interval kehamilan lebih dari 10 tahun
● riwayat keluarga pre-eklampsia
● BMI 35 kg/m2 atau lebih
● riwayat preeklamsia atau hipertensi gestasional sebelumnya
● penyakit vaskular yang sudah ada sebelumnya
● penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya.
Tatalaksana
Indikasi Antihipertensi
● tekanan darah sistolik ≥14o mmHg atau tekanan darah diastole ≥ 90 mmHg
● Target 135/85 mmHg
Obat yang disarankan labetalol atau nifedipine atau metildopa

Fetal Monitoring
USG, amniotic fluid volume assessment, umbilical artery doppler velocimetry.
CTG dilakukan bila ada indikasi.
Waktu kelahiran
● Jangan lahirkan sebelum usia 37 minggu pada hipertensi gestasional dengan
tekanan darah dibawah 160/110 mmHg kecuali adanya indikasi medis
● Jika dilahirkan lebih cepat dibutuhkan, berikan kortikosteroid dan
mangnesium sulfat jika diindikasikan
● Dilahirkan <37 jika ada indikasi
Monitoring
03
PREEKLAMSI
PREEKLAMSI

hipertensi yang baru terjadi pada


kehamilan / diatas usia
kehamilan 20 minggu disertai
adanya gangguan organ
Faktor
Resiko
Faktor
Resiko
Klasifikasi

Preeklamsia

Preeklamsia Berat
Patofisiologi
Patofisiologi
Kriteria Diagnosis minimal Preeklamsi
New Onset Hypertension
New Onset Evidence of end-organ damage
Proteinuria • Trombocytopenia
>20 • Renal insufficiency (cr >1.1
• >300 mg/24h W
• Urine dipstic > positif 1 mg/dL)
• Impaired liver function
• Pulmonary edema
Or • Cerebral or visual symptoms
• Ggn sirkulasi atau
uteroplasenta
Tatalaksana
Preeklamsia
tanpa gejala berat
Tatalaksana Preeklamsia berat
jika <34 minggu Pematangan Paru Janin bisa diberikan kortikosteroid
Betametason IM 1 x12 mg (2 hari)
Deksametason IM 2 x 6 mg (2 hari)
Antihipertensi
Syarat Pemberian MgSO4
• Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi
yaitu Ca glukonas 10% 1 g diberikan IV, selama 10 menit
• Refleks patella (+) kuat
• Frekuensi pernapasan >16 kali/menit, tidak ada tanda
distress pernapasan
• Produksi urin >30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5
cc/kgBB/jam)
Pemberian MGSO4
Pemberhentian MgSO4
• Ada tanda-tanda intoksitasi.
• Setelah 24 jam postpartum atau 24 jam setelah kejang
terakhir.
• Dalam 6 jam postpartum sudah terjadi perbaikan.
Pencegahan Preeklamsia
PRIMER SEKUNDER

● aspirin dosis rendah (75


skrining risiko terjadinya mg/hari) preeklamsia
preeklamsia untuk setiap wanita resiko tinggi sebelum
hamil sejak awal. mengontrol usia12- 20 minggu
penyebab ● suplementasi kalsium
1g/hari
Komplikasi

Iskemia uterplasenta
Kejang dan koma
– Pertumbuhan janin terhambat
– Trauma karena kejang
– Kematian janin
– Aspirasi cairan, darah, muntahan
– Persalinan prematur
dengan akibat gangguan pernafasan
– Solusio plasenta
Spasme arteriolar
Penanganan tidak tepat
– Perdarahan serebral
– Edema paru
– Ablasio retina
– Infeksi saluran kemih
– Thromboemboli
– Komplikasi anestesi atau tindakan
– Gangguan pembekuan darah
obstetrik
– Buta kortikal
Prognosis
● Preeklampsia diperkirakan menyumbangkan kematian
maternal sebesar 14%
● Kemungkinan preeklampsia berulang lagi di kehamilan yang
berikut adalah 10%
DAFTAR ISI
● Garovic, vesna , Chair Deschend, Thomas Easterling, and Ananth Karumanchi. 2022. "Hypertension
in Pregnancy : Diagnosis, Blood Pressure Goals, and Pharmacotheraphy : Scientific Statement From
the American Heart Association." AHA Journal 22-41.
● Mark, A, Brown Laura , Louise Magee, and S Kenny. 2018. "Hypertensive Disorders of Pregnancy
ISSHP Classification, Diagnosis, and Management Recommendations for International Practice." AHA
Journal 24-43.
● Naroyono, Wibowo, Rima Irwinda , Edwina Frisdiantini, and Made Karkata. 2016. Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Diagnosis dan Tatalaksana Preeklamsia. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Fetomaternal.
● Roberts , James, Phylist August, George Bakris, and John Barton. 2013. Hypertension in Pregnancy.
Wahington: American College of Obstetricans and Gynecologist.
● Sari, Kartika Novi, Mohammad Hakim, and Baning Theodola Rahayujati. 2016. "Determinan gangguan
hipertensi kehamilan di indonesia." Berita Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community
Medicine and Public Health) 295-302.

Anda mungkin juga menyukai