Preeklampsia
Eklampsia
• Hipertensi
– Sistolik > 160 mmHg atau
– Diastolik > 100 mmHg
• Proteinuria
• Hipertensi – > 3 g/24 jam atau
– Sistolik > 140 mmHg atau – Dipstick +2
– Diastolik > 90 mmHg • atau disertai > 1 gejala
• Proteinuria – Gangguan serebral
– > 300 mg/24 jam atau – Trombositopenia
– Dipstick +1 – Sindroma HELLP
– Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
– Peningkatan SGOT/SGPT
– Edema paru disertai sianosis
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Identitas (usia)
• Nyeri kepala
• Gangguan visus
• Edema tungkai, seluruh tubuh
• Nyeri dada
• Sesak napas
• Nyeri epigastrium
• Riwayat peyait dahulu : hipertensi, DM, penyakit kardiovaskuler,
penyakit ginjal?
• Riwayat preeklampsia dalam keluarga
• Kehamilan : usia, paritas
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda vital :
-Tekanan darah :
TD ≥140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali Pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
• Status generalis :
- Edema palpebra
- Gangguan visus
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Nyeri epigastrium
- Hipereflex/klonus
- Defisit Neurologis
- Edema tungkai
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hipertensi kronik
• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
• Hipertensi gestasional (disebur juga transient
lrypertension)
• Sindroma HELLP
TATALAKSANA
• Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan, bagaimana:
-sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan, atau terapi medikamentosanya seperti apa
-sikap terhadap kehamilannya, berarti mau diapakan kehamilan ini
• Apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm? Disebut perawatan kehamilan "konservatif" atau "ekspektatif"
• Apakah kehamilan akan diakhiri (diterminasi)? Disebut perawatan kehamilan "aktif" atau "agresif"
Rawat Jalan
• Istirahat/tirah baring posisi miring
Pada kehamilan preterm (< 37
• Tidak perlu restriksi garam, diet yang mengandung 2 g Na / 4-6 g
NaCL (garam dapur) adalah cukup minggu), bila tekanan darah
• Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, mencapai normotensif, selama
roboransia prenatal perawatan persalinannya ditunggu
• Tidak diberikan obat-obat diuretik, antihipertensi, dan sedative sampai aterm.
Sementara itu, pada kehamilan
Rawat Inap aterm (> 37 minggu), persalinan
• Kriteria preeklampsia ringan dirawat di rumah sakit, ialah: ditunggu sampai terjadi onset
(a) bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria persalinan atau dipertimbangkan
selama 2 minggu
(b) (b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia untuk melakukan induksi persali
berat
Manajemen Umum Preeklampsia Berat
• Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah
baring miring ke sisi (kiri).
• Perawatan yang penting pada preeklampsia berat ialah pengelolaan cairan karena penderita
preeklampsia dan eklampsia mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oliguria.
(a) 5 % Ringer-dekstrose atau cairan garam faali jumlah tetesan < 125 cc/jam
(b) Infus Dekstrose 5 % yang tiap 1 liternya diselingi dengan infus Ringer laktat (60 - 125 cc/jam) 500
cc.
• Dipasang Foley catheter untuk mengukur pengeluaran urin.
• Oliguria terjadi bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2 - 3 jam arau < 500 cc/24 jam.
• Diberikan antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang, dapat menghindari
risiko aspirasi asam lambung yang sangat asam
Manajemen Umum Preeklampsia Berat
Pada ibu:
Pada janin:
• Kejang pada eklampsia
• Intrauterine groth restriction
• Sistem saraf pusat : Perdarahan intrakranial
(IUGR)
• Gastrointestinal-hepatic : Subskapular hematoma hepar
• Oligohidramnion
• Ginjal : Gagal ginjal akut
• Prematuritas
• Hematologik : DIC
• Solusio plasenta
• Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik atau
• Sindroma distres napas
nonkardiogenik
• Kematian janin intrauterin
• Lain-lain: asites, edema laring, hipertensi yang tidak
terkendalikan.
PROGNOSIS
• Fox R, Kitt J, Lesson P, Aye CYL, Lewandowski AJ. Preeclampsia: Risk Factors, Diagnosis, Management, and The Cardiovascular
Impact on the Offspring. Journal of Clinical Medicine. 2019; (8): 1-22.
• Youssef GS. Hypertension in pregnancy. European Society of Cardiology. 2019; 22(17).
• Belay AS, Wudad T. Prevalence and associated factors of pre-eclampsia among pregnant women attending anti-natal care at Mettu
Karl referal hospital, Ethiopia: cross-sectional study. Clinical Hypertension. Springer Nature. 2019; 25 (14).
• POGI. Diagnosis dan tatalaksana pre-eklamsia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran. Perkumpulan obstetri dan Ginekologi
Indonesia. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
• Prawirohardjo Sarwono. Hipertensi dalam kehamilan dalam Ilmu Kandungan. Ed. 4. Cet. 3. Jakarta: PT Bina Pustaka. 2010:530
• Gerungan, JC. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado.
Jurnal Ilmiah Bidan Poltekes Manado. 2014;2(1).66-72.
• Cunningham FG, et.al., editor. William’s Obstetric Textbook. 24th ed. New York: Mc Graw Hill; 2014.
• WHO. Recommendations for Prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia. 2011
• August P, Sibai BM. Preeclampsia: clinical features and diagnosis [internet]. UpToDate; 2020 [updated 2020 Jun 26; cited 2020 Aug
30]. Available from: https://www.uptodate.com/contents/preeclampsia-clinical-features-and-diagnosis#H935333926
• ACOG Committee on Practice Bulletins—Obstetrics. Gestational Hypertension and Preeclampsia: ACOG Practice Bulletin, Number
222. Obstet Gynecol. 2020;135(6):e237.
• Prawirohardjo Sarwono. Hipertensi dalam kehamilan dalam Ilmu Kandungan. Ed. 4. Cet. 3. Jakarta: PT Bina Pustaka. 2010:530.