Disusun oleh:
Sultan Bahrain Nur Jusuf (1102017224)
clinical case
CONTENTS
01 03
LAPORAN KASUS ANALISIS KASUS
02
TINJAUAN
PUSTAKA
01
LAPORAN KASUS
clinical case
IDENTITAS PASIEN
clinical case
ANAMNESIS
Keluhan Utama Pasien merasa mulas sejak ± 7 jam SMRS
Keluhan Tambahan Keluar cairan bening dari vagina sejak ± 12 jam SMRS
keluhan perut mules sejak ± 7 jam SMRS, hilang-timbul, semakin sering dengan
intensitas tidak teratur yang dirasakan sejak jam 12.00 malam.
Keluar cairan bening, tidak berbau dari jalan lahir sejak ± 12 jam SMRS. Perut
terasa kencang sebelum keluar cairan .
RPS
Pasien kontrol ke bidan dan diberi vitamin.
Makan 3x/hari
Riw. Kebiasaan Riw. Merokok (-), alkohol (-),
zat-zat tertentu (-).
Suami pasien perokok aktif
Riw. Obstetri
Riw. KB Paritas : G5P3A1, Gravida 37-38 minggu
Pil KB dengan lama pemakaian 3 bulan HPHT : 02 Desember 2021
HPL : 09 September 2022
Usia Kehamilan berdasarkan HPHT : 37-38 minggu
ANC
Trimester 1 : 1 kali
Trimester 2 : 1 kali
Trimester 3 : 2 kali
PF STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik Kepala : dbn
Kesadaran : Composmentis Mata : CA -/-, SI -/-
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Mulut : dbn
Nadi : 85x/menit THT : dbn
Suhu : 36.6 oC Leher : dbn
SpO2 : 99% on room air Thorax : dbn
Pernafasan : 20x/menit Abdomen : Status obstetrikus
TB : 155 cm Ekstremitas : dbn
BB : 71 kg
IMT : 29.5 kg/m2 (Overweight)
STATUS OBSTETRI
TFU : 36 cm
TBJ : ±3.720 gram V/V : Oedem (+/+)
Leopold I : bokong. Portio : Tipis Lunak
Leopold II : PUKA Pembukaan : lengkap
Leopold III : kepala. Ketuban : Jernih
Leopold IV : Bagian terbawah janin memasuki Presentasi : Kepala
PAP, 3/5 di atas simfisis pubis
His : 3 x 10’ x 20”
DJJ : 160 x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Satuan Nilai rujukan
PT (pasien) 8.6 L Detik 10.3 - 12.9
Pemeriksaan luar didapatkan TFU (36 cm), TBJ ( ±3.720g), Leopold I (bokong), Leopold II (PUKA),
Leopold III (kepala), Leopold IV (masuk PAP, 3/5 atas simfisis). His (3x 10’x 20”), DJJ (160 x/menit).
Pemeriksaan dalam V/V (Oedem +/+), Portio (Tipis Lunak), Pembukaan lengkap, Ketuban (Jernih),
Presentasi (Kepala). Hasil laboratorium Hb, Hct, Eritrosit rendah. Leukosit, neutrofil, LED dan SGPT
meningkat. PT, APTT rendah.
DIAGNOSIS KERJA TATALAKSANA
• G5P3A1 Hamil Aterm Inpartu Kala IVFD RL 20 tpm
II Lama dengan PTM Injeksi Ceftriaxone 1gr
• Janin hidup tunggal intrauterine Observasi TTV
letak kepala Observasi DJJ
Persiapan SC
PROGNOSIS
Dubia Ad Bonam
Tanggal, jam Temuan Klinis dan Penatalaksanaan
Follow Up pemeriksaan
02/9/2022 pukul S Nyeri Post Operasi
14.00 WIB
O KU : tampak sakit sedang, skor nyeri 5
TD : 125/80 mmHg
HR : 92 x/menit
SpO2 : 98%
RR : 20 x/menit
suhu : 36.2 C
Status lokalis :
Oxitosine 1 ampul/8jam
Ketoprofen supp./8jam
Methergin 1 ampul/8jam
02
TINJAUAN PUSTAKA
clinical case
Partus tak maju adalah persalinan dengan his adekuat tidak menunjukkan
kemajuan pembukaan serviks, penurunan kepala, dan putaran paksi selama 2 jam
terakhir
clinical case
EPIDEMIOLOGI
Power
Passage
Passanger
Penolong
KLASIFIKASI
Kala II Lama
MANIFESTASI KLINIS
Ibu
• Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernapasan cepat, dan meteorismus
Janin
• DJJ cepat/tidak teratur, air ketuban bercampur mekonium, warna hijau,
berbau, kaput suksedaneum besar, moulase yang hebat, kematian
janin
DIAGNOSIS
clinical case
TATALAKSANA
Cairan:
Nilai KU ibu &
Segera rujuk RL, NaCL,
janin
glukosa 5%
clinical case
TATALAKSANA KHUSUS
Fase Laten Memanjang
a) Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur
dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
b) Jika fase laten > 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap
serviks:
• Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin,
mungkin pasien belum inpartu.
• Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin (lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak masuk fase aktif
setelah pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
• Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka lakukan akselerasi
persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan.
clinical case
Fase Aktif Memanjang
a) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau
obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
b) Nilai his :
• Jika his tidak adekuat pertimbangkan adanya inertia uteri, jika
his adekuat pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi,
malposisi atau malpresentasi.
• Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan
mempercepat kemajuan persalinan.
clinical case
Kala II Lama
a) Memimpin ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran spontan.
b) Jika tidak ada malposisi/malpresentasi berikan drip oksitosin.
• Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:
• Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang
kepala dari stasion (0) lakukan ekstraksi vakum.
• Jika kepala antara 1/5 – 3/5 di atas simfisis pubis lakukan ekstraksi
vakum.
• Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan SC.
KOMPLIKASI
• Infeksi intrapartum
• Rupture uteri
• Pembentukan fistula
• Cedera otot-otot dasar panggul
• Efek pada janin : kaput suksedaneum, molase
kepala janin
clinical case
03
ANALISIS KASUS
clinical case
clinical case
clinical case
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin, AB. (2012) Buku Praktis Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:EGC
2. T. Nugroho., 2012. “Patologi kebidanan,” Yogyakarta, Nuha Med.
3. Mochtar, R.2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.`Jakarta: EGC. Hlm: 384-386.
4. Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
5. Infante-torres, N., Milagros., Angel, et al., (2020). Relationship Between Prolonged Second Stage of Labor and
Short-Term Neonatal Morbidity: A Systematic Review and Meta-Analysis. International Journal of Environmental
Research and Public Health. September. pp.2-26.
6. Purwaningsih, W dan Fatmawati, S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
7. WHO. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Pedoman Bagi
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Hlm: 137-139.
8. Manuaba, IBG. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
9. Yuliasari, D., Anggraini., Sunarsih., (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di RSUD
Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013. Jurnal kebidanan. 2(1), Januari, pp.7-12.
10. Cunningham, F G. Gant, N F. Leveno, K J. Gilstrap III, L C. Hauth, J C. Wenstrom, K D. 2022. Obstetri Williams.
Edisi 26. Vol.1. McGrawHill.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
clinical case