Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

Hiperemesis Gravidarum

Dokter Pembimbing :
dr. Eddy Purwanta, Sp.OG

Disusun Oleh:
Gita Noor Azizah
2016730042

KEPANITRAAN KLINIK OBSTETRI GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya pada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Hiperemesis Gravidarum” ini tepat pada
waktunya.
Laporan Kasus ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas untuk penilaian
kegiatan kepaniteraan klinik Stase Ilmu Obstetri & Gynekologi tahun 2020. Penulis
menyadari ketidaksempurnaan laporan ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik untuk perbaikan penyusunan laporan selanjutnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing laporan kasus ini dr. Edy Purwanta,
Sp.OG yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan kasus ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi instansi kepaniteraan klinik FKK UMJ
dan RSIJ Cempaka Putih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, November 2020

Penulis

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Sudah Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Haji Ung RT 01/03, Kemayoran
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/Tgl. periksa : 07 November 2020
No R.M : 01047156

2. Anamnesis

a Keluhan utama
Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS
b Riwayat Penyakit Sekarang
G3P2A0 dengan usia kehamilan 14 minggu mengeluhkan mual
dan muntah sejak 1 hari SMRS, mual dan muntah terus menerus,
muntahan berupa makanan dan minuman, sebanyak > 6x/hari,
terutama setelah makan, mual dan muntah mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Keluhan disertai tidak nafsu makan, nyeri pada ulu hati, lemas,
dan pusing. Penurunan kesadaran atau pingsan dan demam disangkal.
c Riwayat Penyakit Dahulu
- Kehamilan pertama & kedua pernah mengalami hal serupa, sampai
dirawat di Bidan. Namun tidak separah sekarang
- Gastritis sejak 1 tahun yang lalu
- Hipertensi dan DM disangkal.
d Riwayat Operasi
- SC saat kehamilan pertama dan kedua

e Riwayat Penyakit Keluarga


- Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama sekarang
dan sebelumnya.
- Riwayat Hipertensi, magh, dan diabetes melitus disangkal.
f Riwayat Psikososial
- Pasien merasa emosi meningkat semenjak ada tugas sekolah anak
- Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol,
tidak mengkonsumsi kopi.
g Riwayat Pengobatan
- Belum pernah berobat sebelumnya
h Riwayat Alergi
- Tidak mempunyai alergi makanan, debu atau obat-obatan

3. Status Obstetri
a Riwayat Perkawinan : umur 11 tahun
b Riwayat Haid :
- Menarche usia : 14 tahun
- Siklus : teratur, 1x/bulan
- Lama haid : 7 hari
c HPHT : 25 Agustus 2020
d Taksiran persalinan : 1 Juni 2021
e Riwayat ANC : melakukannya di Klinik 1 bulan sekali
f Riwayat Persalinan :
- G3P2A0
- Gravida (3), Aterm (1), Prematur (1), Abortus (0), Anak
Hidup (2), Sectio Caesarea (2)
4. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Antropometri
- Berat badan : 55 kg
- Tinggi badan : 155 cm
- IMT : 22,89 (Normal)
 Tanda Vital
- Tekanan Darah : 107/78 mmHg
- Nadi : 72 x/menit, reguler
- Laju Pernapasan : 20 x/menit, spontan
- Suhu : 36,8 ◦C
5. Status Generalis
a. Pemeriksaan Kepala

Kepala :Normocephal
Mata :Simetris (+), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah kotor (-), bibir sianosis (-)
Leher : nyeri tenggorokan (-), nyeri tekan (-) pembesaran KGB (-)
b. Pemeriksaan Thorax
Paru Paru
Inspeksi : Normochest (+), Pergerakan dinding dada kanan dan kiri,
Simetris (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-/-), Masa (-/-), Krepitasi (-/-), Vokal fremitus
(+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : SD Ves (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-),Wh (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat (-)
Palpasi : Ictus Cordis teraba (-)
Perkusi : Redup (+/+)
Auskultasi : S1 & S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Payudara
Payudara simetris (+/+), papilla mamae menonjol (+/+)
c. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak datar, terdapat luka berkas operasi
Auskultasi : Bising usus 20x/menit
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani seluruh keadaan abdomen
d. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas Superior dan Inferior : Akral hangat (+/+), sianosis (-/-), CRT
< 2 detik (-/-), edema (-/-)

6. Pemeriksaan Obstetri : Belum dapat dilakukan


TFU : 12 cm
TBJ : 140 gram
His :-
DJJ : 140x/ menit
Inspeksi : tampak bekas operasi
Palpasi :-
Leopold I : -
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
7. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Tanggal : 07-11-2020 (09.30)


Hematologi Lengkap
Hemoglobin 11.0 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 10.69 103/µL 3.60 – 11.00

Hematokrit 31 % 35 – 47
Trombosit 371 103/µL 150 – 440
Eritrosit 4.39 106/ µL 3.80 – 5.20

Basofil 0 % 0-1

Eosinophil 1 % 2-4

Netrofil batang 4 % 3-5

Netrofil segmen 79 % 50-70

Limfosit 12 % 25-40

Monosit 4 % 2-8

Netrofil Limfosit 6.92 <3.13


Rasio
Laju Endap 60 mm 0-20
Darah
MCV/VER 71 (L) fL 80 – 100
MCH/HER 25 pg 26 – 34

MCHC/KHER 36 g/dL 32 – 36

Kimia Klinik (Elektrolit)

Natrium darah 133 mEq/L 135-147

Kalium darah 3.3 mEq/L 3.5-5.0

Klorida darah 106 mEq/L 94-111

GDS 74 mg/dL 70-200

CRP kuantitatif 12.2 mg/dL <6

Urinalisis (21:18)

Warna Kuning Kuning

Kejernihan Agak keruh Jernih

Leukosit 8 /LPB 0-5


Eritrosit 2 /LPB <3

Silinder - /LPK -

Sel epitel Gepeng (2+) /LPK 1+

Kristal - -

Bacterial - -

Berat Jenis 1.020 1.005-1.030

PH 6 5.0-7.0

Protein - Negatif

Glukosa - Negatif

Keton 3+ -

Tanggal : 08-11-2020 (07.38)


Aseton Urine +1 - (Negatif)

Tanggal : 09-11-2020 (09:16)


Aseton urine - - (Negatif)

8. Diagnosa Kerja
- Ibu : G3P2A0 hamil 14 minggu dengan HEG
- Anak : Janin Tunggal Hidup Intrauterin
9. Resume
Ny Y, G3P2A0 usia kehamilan 14 minggu datang dengan keluhan mual
dan muntah sejak 1 hari SMRS, Keluhan disertai tidak nafsu makan, setiap
makan nasi akan dimuntahkkan, nyeri pada ulu hati, lemas, dan pusing. TD:
107/78 mmHg, Nadi: 72 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,8 0C, IMT : 22,89 (Gizi
Normal), keton urin : +3
Diagnosis Ibu: G3P2A0 usia kehamilan 14 minggu dengan Hiperemesis
gravidarum

Diagnosis janin: Janin Tunggal Hidup Intrauterin

10. Rencana Tindakan


IGD (7 November 2020, 06.30)
- Infus Asering 20 TPM
- Inj Ranitidin IV (1x1 amp)
- Inj Ondansetron IV (1x1 amp)
Bangsal
7 November 2020
07.00 Ranitidine IV (1x1 amp), ondansentron IV (1x1 amp)
10.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 30 TPM
13.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM
18.00 Sucralfat Syr
24.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM
8 November 2020
06.00 Sucralfat Syr
09.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM
12.00 Sucralfat Syr
17.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM
18.00 Sucralfat Syr
9 November 2020
06.00 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM, Sucralfat Syr
12.00 Sucralfat Syr
Pulang

12 November 2020
19.30 Infus Asering + ondansentron 8 mg 20 TPM
22.00 Rantin PO
13 November 2020
04.00 Infus Aminofluid 12 TPM + Ondecentron IV
06.00 Sucralfat Syr
10.00 Rantin PO
16.00 Infus Aminofluid 12 TPM + Ondecentron IV
22.00 Rantin PO
14 November 2020
04.00 Infus Aminofluid 12 TPM + Ondecentron IV
06.00 Sucralfat Syr
10.00 Rantin PO
16.00 Infus Aminofluid 12 TPM + Ondecentron IV
22.00 Rantin PO
15 November 2020
04.00 Asering 20 TPM
06.00 Sucralfat Syr , Ondencentron IV
10.00 Rantin PO
12.00 Sucralfat Syr

11. Prognosis
Ibu : dubia ad bonam

Anak :-

12. Follow-up

7 November 2020 (09.30 WIB)

S Mual (+), Muntah (+), Pusing (+), Lemas (+), Nyeri ulu hati (+), Tidak nafsu
makan (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Hb. : 11
Na : 133
Clorida : 106
Kalium : 3,3
CRP : 12,2
A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG
P • Infus Asering +Ondancentron 8 mg 20 TPM tiap 8 jam (10.00, 18.00,
24.00 WIB)
• Sulcralfat Syr (18.00 WIB)
• Rencana pemeriksaan urinalisis
7 November 2020 (19.00 WIB)

S Mual (+), Muntah (+), Pusing (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati (+¿), Tidak nafsu
makan (-),
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 85 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,8oC
A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG

P -

08 November 2020 (06.00 WIB)


S Mual (+), Muntah (-), Pusing (↓), Lemas (↓), Nyeri ulu hati (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/75 mmHg
Nadi : 86 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,0oC
Keton : +3
A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG
P Cek ulang aseton urin tanggal 09 November 2020
Infus Asering +Ondancentron 8 mg (09.00, 17.00 WIB)
Sulcralfat Syr PO (06.00, 12.00, 18.00 WIB)
08 November 2020 (12.00 WIB)

S Mual (+), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (-), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 90/75 mmHg
Nadi : 85 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Keton : +3
A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG
P Rencana cek aseton urin
09 November 2020 (06.00 WIB)
S Mual (+¿), Muntah (-), Pusing (−¿), Tidak dapat BAB (-), Lemas (-), Nyeri ulu
hati (-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,7oC

A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG


P Infus Asering +Ondancentron 8 mg (06.00 WIB)
Sulcralfat Syr PO (06.00, 12.00 WIB)
09 November 2020 (10.30 WIB)
S Mual (-), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (-), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/65 mmHg
Nadi : 85 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,7 oC
Aseton urin : negative
A G3P2A0 hamil 14 minggu HEG
P Dilakukan USG  hasil: usia kehamilan 15 mgg
Sore boleh pulang

12 November 2020 (15.00 WIB)

S Mual (+), Muntah (+), Pusing (+), Lemas (+), Nyeri ulu hati (+), Tidak nafsu
makan (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/90mmHg
Nadi : 70 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,7oC

A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG


P Rencana konsul internist
Inf Asering : D5% 1:1 1kolf tiap 8 jam
Ondansentron 8 mg/kolf
Cek Lab HR, elektrolit, ketonuria
12 November 2020 (19.30 WIB)

S S : Mual (+), Muntah (+), Pusing (+), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu
hati (+), Tidak nafsu makan (+)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/90mmHg
Nadi : 70 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,7oC
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG

P Infus Asering +Ondancentron 8 mg


Rantin PO (22.00 WIB)
13 November 2020 (06.00 WIB)
S Mual (↓), Muntah (↓), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/85 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21kali/menit
Suhu : 36,3oC
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P Infus Aminofluid tiap 12 jam (04.00, 16.00 WIB)
Dianjurkan diet tinggi garam
Sucralfat Syr PO (06.00, 12.00, 18.00 WIB)
Rantin PO (10.00, 22.00 WIB)
Ondensentron 4 mg IV (04.00, 16.00 WIB)
13 November 2020 (10.00 WIB)

S Mual (↓), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 118/85 mmHg
Nadi : 86 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Aseton urin : +3
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P -
13 November 2020 (21.00 WIB)
S Mual (↓), Muntah (-), Pusing (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati (-), Tidak nafsu
makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/75 mmHg
Nadi : 85 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,9oC
Aseton urin : +3
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P -
14 November 2020 (06.00 WIB)
S Mual (↓), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,9oC
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P Cek aseton ulang
Infus Aminofluid tiap 12 jam (04.00, 16.00 WIB)
Dianjurkan diet tinggi garam
Sucralfat Syr PO (06.00, 12.00, 18.00 WIB)
Rantin PO (10.00, 22.00 WIB)
Ondensentron IV (04.00, 16.00 WIB)
14 November 2020 (13.00 WIB)
S Mual (+), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,8oC
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P -

14 November 2020 (20.00 WIB)


S Mual (-), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (+), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/75 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Aseton urin : Negatif
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P -

15 November 2020 (06.00 WIB)


S Mual (-), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (-), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Aseton urin: negatif
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P Infus Asering 20 TPM (04.00 WIB)
Dianjurkan diet tinggi garam
Sucralfat Syr PO (06.00, 12.00 WIB)
Rantin PO (10.00 WIB)
Ondensentron IV (06.00 WIB)
15 November 2020 (13.00 WIB)
S Mual (-), Muntah (-), Pusing (-), Tidak dapat BAB (-), Lemas (-), Nyeri ulu hati
(-), Tidak nafsu makan (-)
O Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit, kuat angkat, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Aseton urin: negatif
A G3P2A0 hamil 15 minggu HEG
P Rencana pulang sore
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu aktifitas sehari-hari karena keadaan umum pasien
yang buruk akibat dehidrasi. Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan
muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80%
primi gravida dan 40-60% multi gravida. Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat
dibagi dalam tiga tingkatan. Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan
USG. Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan
rawat inap dirumah sakit dengan pemberian terapi medikamentosa, nutrisi, cairan
parenteral, dan alternatif. Prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan
dengan penanganan yang baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang terjadi pada
usia awal kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada keadaan muntah-muntah yang
berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam- basa dan elektrolit dan ketosis.
Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50 % kehamilan. Kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet,
dan simptom akan teratasi hingga akhir trirnester pertama. Penyebab penyakit ini
masih belum di- ketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya
dengan endokrin, biokimiawi, dan psikologis.
Emesis gravidarum Hiperemesis gravidarum
Mual dan muntah dikeluhkan terus Mual dan muntah mengganggu
melewati 20 minggu pertama kehamilan aktivitas sehari-hari
Mual dan muntah menimbulkan
Tidak mengganggu aktivitas sehari-hari komplikasi (ketonuria, dehidrasi,
hipokalemia, penurunan berat badan
Tidak menimbulkan komplikasi
patologis

B. Epidemiologi
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian hiperemesis
gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah seluruh kehamilan di dunia. Mual dan
muntah dapat mengganggu dan membuat ketidakseimbangan cairan pada cairan
pada jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis (WHO, 2013). Berdasarkan hasil
penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan hiperemesis gravidarum
mencapai 14,8 % dari seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah terjadi pada
60-40 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum
perubahan fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.

C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum bersifat multifaktorial dan masih belum
diketahui secara pasti. Tampaknya ini terkait dengan peningkatan kadar serum
hormon kehamilan. Penyebab diduga termasuk human chorionic gonadotropin
(hCG), estrogen, progesteron, leptin, hormon pertumbuhan plasenta, prolaktin,
tiroksin, dan hormon adrenokortikal. Yang lebih baru terlibat adalah hormon lain
yang termasuk ghrelin, leptin, nesfatin-1, dan PYY-3.
Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human Chorionic gonadotropin
(hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen, yang dapat
merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan kehamilan ganda atau mola
hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG lebih tinggi daripada perempuan
hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah yang lebih berat. Progesteron
juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara menghambat motilitas
lambung dan irama kontraksi otot-otot polos lambung. Hiperemesis gravidarum
merefleksikan perubahan hormonal yang lebih drastis dibandingkan kehamilan
biasa.
Kadar hormon korionik gonadotropin merupakan salah satu etiologi yang
dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Kadar hormon gonadotropin dalam
darah mencapai puncaknya pada trimester pertama, tepatnya sekitar minggu ke
14-16. Oleh karena itu, mual dan muntah lebih sering terjadi pada trimester
pertama. Peningkatan kadar hCG mengakibatkan perubahan atau gangguan
(dismotilitas) sistem pencernaan serta gangguan sistem imun humoral yang
diduga sebagai pencetus infeksi H.pilory selama kehamilan.

D. Faktor Presdiposisi
1. Faktor adaptasi hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi
hyperemesis gravidarum. Dapat dimasukan dalam ruang lingkup faktor
adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan
overdistensi Rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa. Sebagian
kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap estrogen dan koreonik
gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa jumlah
hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi.
2. Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hyperemesis gravidarum
belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut
kehilangan pekerjaan, diduga dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis
gravidarum.
3. Faktor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili korialis
yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat
menyebabkan kejadian hyperemesis gravidarum
E. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi
hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III.
Hiperemesis gravidarum tingkat I
 Muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu makan
dan minum.
 Berat badan turun dan nyeri epigastrium
 Muntahan yang keluar: Pertama-tama isi muntahan adalah makanan,
kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan dapat keluar darah
jika keluhan muntah terus berlanjut.
 Frekuensi nadi meningkat sampai 100 x/menit
 Tekanan darah sistolik menurun.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, lidah kering,
penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah urin.
Hiperemesis gravidarum tingkat II
 Memuntahkan semua yang dimakan dan diminum
 BB cepat menurun
 Rasa haus yang hebat
 Frekuensi nadi 100-140 kali/menit
 TD sistolik < 80 mmHg
 Apatis
 Pucat
 Lidah kotor
 Ikterus,
 Aseton serta bilirubin dalam urin
Hiperemesis gravidarum tingkat III, sangat jarang terjadi

 Kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang ditandai


dengan
 Muntah yang berkurang atau bahkan berhenti
 Kesadaran pasien menurun (delirium sampai koma)
 Pasien dapat mengalami icterus
 Sianosis
 Nistagmus
 Gangguan jantung
 Dalam urin ditemukan bilirubin dan protein
F. Patofisiologi
Ada teori yang menyebutkan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron karena
keluhan ini mucul pada 6 minggu pertama kehamilan yang dimulai dari hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu. Pengaruh fisiologis
hormon korionik gonadotropin, estrogen dan progesteron ini masih belum
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya sistem
pengosongan lambung.
Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hiperemesis
gravidarum terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan
minuman yang masuk, sehingga apabila terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya kadar elektrolit dalam darah. Selain itu
hiperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi karena energi yang didapat dari
makanan tidak cukup, lalu karena oksidasi lemak yang tidak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah sehingga menimbulkan asidosis.
Selanjutnya, dehidrasi yang telah terjadi menyebabkan aliran darah ke
jaringan berkurang, hal tersebut menyebabkan pasokan zat makanan dan
oksigen berkurang dan juga mengakibatkan penimbunan zat metabolik yang
bersifat toksik didalam darah. Kemudian, hiperemesis gravidarum juga dapat
menyebabkan kekurangan kalium akibat dari muntah dan ekskresi lewat
ginjal, yang menambah frekuensi muntah yang lebih banyak, dan membuat
lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan.
G. Diagnosis
 Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu

 TTV: Nadi meningkat 100 X/menit, tekanan darah menurun pada keadaan
berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
 Tampak dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun.
 Pemeriksaan USG: Untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan,
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
molahidatidosa.
 Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the
left, benda keton, dan proteinuria.
 Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi
H. Tatalaksana
Non Farmakologi
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan
pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang
sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang
kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat
ringan. Jenis makanan yang direkomendasikan adalah makanan ringan,
kacang-kacangan, produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman
elektrolit dan suplemen nutrisi peroral disarankan sebagai tambahan untuk
memastikan terjaganya keseimbangan elektrolit dan pemenuhan kebutuhan
kalori. Menu makanan yang banyak mengandung protein juga memiliki efek
positif karena bersifat eupeptic dan efektif meredakan mual. Manajemen stres
juga dapat berperan dalam menurunkan gejala mual.

Farmakologi
Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit

 Stop makanan per oral 24 - 48 jam.


 Infus glukosa 10% atau 5 %: RL = 2 : 1, 40 tetes per menit.
 Obat
- Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50 - 100 mg/hari/infus.
- Mekanisme kerja dari vitamin B6 adalah sebagai kofaktor dalam
metabolism glukosa, asam amino dan lemak
- Vitamin B12 200 µg/hari/infus, vitamin C 200 mg/hari/infus.
- Antiemetik: prometazin (avopreg) 2 - 3 kali 25 mg per hari per oral
atau proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau
mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.
- Antasida: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta 3 x 1 tablet
per hari per oral atau magnam 3 x 1 tablet per hari per oral. Cara kerja
ranitidine adalah sebagai antagonis histamin 2 yang mana H2
dihambat agar menurunkan sekresi asam lambung, sehingga rendah.
 Diet sebaiknya meminta advice ahli gizi
- Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 - 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan
selama beberapa hari.
- Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini
rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
- Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boieh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali
kalsium.
 Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9 %). Cairan dekstrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50
atau 150 mg atau 100 mg dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl. Urin output
juga harus dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstik untuk
mengetahui terjadinya ketonuria.
 Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamin
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklorperazin), antikolinergik (disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila masih tetap tidak
memberikan respons, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid
dengan reseptor antagonis 5-Hidroksrriptamin (5-HT3) (ondansetron,
sisaprid).

I. Komplikasi
Mual muntah yang berkepanjangan, sering, dan berat, dapat berpotensi
mengakibatkan Acute Kidney Injury karena dehidrasi.
Risiko pada Maternal

Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia,


palsi nervus ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani, akan terjadi psikosis Korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan
untuk beraktivitas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk hiperemesis
tingkat III perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.
Risiko pada Fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertum- buhan janin dalam rahim (IUGR).
J. Prognosis
Tujuan terapi emesis atau hiperemesis gravidarum adalah untuk
mengatasi ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih
dari 3 kg atau 5% berat badan. Penilaian keberhasilan terapi dilakukan secara
klinis dan laboratorium. Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari
penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan intensitas mual, serta
perbaikan tanda-tanda vital dan dehidrasi. Parameter laboratorium yang perlu
dinilai adalah perbaikan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum
sangat memuaskan. Literatur lain menyebutkan, prognosis hiperemesis
gravidarum umumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi
elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.
BAB III
PENUTUP

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang terjadi pada
usia awal kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada keadaan muntah yang berat, dapat
terjadi dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit dan ketosis. Berdasarkan hasil
penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan hiperemesis gravidarum mencapai
14,8 % dari seluruh kehamilan. Keluhan mual dan muntah terjadi pada 60-40 %
multigravida. Rasa mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan
fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang.
Diagnosis dan penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan yang tepat
dapat mencegah komplikasi hiperemesis gravidarum yang membahayakan ibu dan
janin. Ketepatan diagnosis sangat penting, karena terdapat sejumlah kondisi lain yang
dapat menyebabkan mual dan muntah dalam kehamilan. Tatalaksana komprehensif
dimulai dari istirahat, modifikasi diet dan menjaga asupan cairan. Jika terjadi
komplikasi hiperemesis gravidarum, penatalaksanaan utama adalah pemberian cairan
rehidrasi dan perbaikan elektrolit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI & Usaid, 2013. Program Perencanaan Persalinan dan Komplikasi
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam rangka mempercepat penurunan
AKI & AKB, Jakarta.
2. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K,
Hypertensive Disorders in Pregnancy, dalam William Obstetrics, edisi ke-24,
New York: McGraw-Hill, 2014
3. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Saifuddin A, Rachimhadhi T. Ilmu
Kebidanan, edisi ke-4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2014: 815-818.
4. Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan.

Anda mungkin juga menyukai