Disusun Oleh:
Asriana Timang 112022005
Pembimbing:
dr. I Wayan Sumandyasa, Sp.OG
1
Nama : Ny. R
Pendidikan : SMA
Pangkat : -
Pekerjaan : - Nama Suami : Tn. Y
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Pangkat : -
Identittas Pasien Gol darah : B+ Pekerjaan : Karyawan Swasta
GPA: G1P0000A000 Agama : Islam
Alamat: Jl. Cililitan Besar Suku : Jawa
RT08/RW03 No.4413 Kel.Kebon Gol darah : A+
Pala Kec.Makasar, Jakarta Timur
2
Keluhan Utama
Pasien datang ke RS dengan keluhan keluar air-air sejak pukul 17.00 WIB,
mules 1x
Keluhan Tambahan : -
3
Riwayat Menstruasi
o Menarche : 14 tahun
o Siklus : tidak teratur
o Lama : 4-5 hari
o Volume : 50cc/24 jam
o Keluhan : -
Anamnesis o HPHT : 31 - 12 – 2022
Status Perkawinan
Pasien menikah 1x
o HPL : 3 – 11 - 2022 usia saat menikah 22 tahun
4
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 118/75 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Status Suhu : 36,6 C
Generalis Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 81 Kg
IMT : 31,6 (Obesitas 2)
5
Kulit : Sawo Matang
Kepala : Normo cephal, rambut warna hitam
Muka : Simetris
Mata : Sklera anikterik, konjungtiva tidak anemis
Telinga : Daun telinga normal, liang telinga lapang
Status Hidung : Simetris, tidak tampak septum deviassi, sekret (-)
6
Pemeriksaan Payudara
Inspeksi:
• Simetris
• putting susu menonjol
• Discharge : -
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: Membesar, warna kulit sawo matang, striae gravidarum (+), linea nigra (+),
Pemeriksaan lesi kulit (-)
Obstetri Palpasi Leopold
Leopold I: Bokong
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Konvergen
TFU : 26 cm
Auskultasi : DJJ: 140-180 x/menit
7
Pemeriksaan Laboratorium Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
(diambil pada tanggal 20-09-2022)
Hematologi
Darah Rutin
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 2* % 2-4
Monosit 6 % 2-8
8
Pemeriksaan USG & CTG
Pemeriksaan
Penunjang
9
Pasien datang ke UGD RS Esnawan dengan keluhan keluar air sejak
pukul 17.00, mules-mules 1x, lendir (+), keputihan (+). Pasien juga
mengatakan bahwa 5 hari SMRS sempat keluar lendir dan darah. Pasien
hamil anak pertama dengan usia kehamilan 33-34 minggu.
Pemeriksaan fisik didapatkan, warna kulit sawo matang, striae
Uraian Masalah gravidarum (+), linea nigra (+). Pada pemeriksaan Leopold I: Bokong,
Leopold II: Punggung Kiri, Leopold III: Kepala, Leopold IV, TFU
Konvergen. TFU 26cm dan Auskultasi didapatkan DJJ 140-180 x/menit.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan hemoglobin 11.7
g/dl, Leukosit 8700 mm3, Hematokrit 35%, Trombosit 249000 mm3,
Eosinofil 2%, Netrofil batang 3%, Netrofil segment 65%, Limfosit 24%,
Monosit 6%.
10
G1P0000A000 hamil 33-34 minggu
dengan KPD
Rencana Terapi
Diagnosis Kerja
1. Infus RL + 2 ampul 8 tpm
2. Inj. Ceftriaxone 2x1
3. Inj. Kalmetasone 2x4 amp
4. Microges sup 3x200 mg
5. Infus RL + Oxytocin 20 tpm
11
Ibu
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Prognosis Janin
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
12
19/9/2022 S: Pasien datang dari UGD dengan keluhan keluar air-air
20/9/2022 S: Ps.mengatakan masih keluar air-air berwarna kuning, lendir (+), bau (-), demam (-),
(Pagi) sempat gemetar, bayi sudah tidak terlalu aktif, kontraksi (+) tetapi jarang, keluar darah
setitik pada pukul 22.00 WIB
O: KU: Baik, Kes. Compos Mentis
TD: 115/75 mmHg, S:36,7 C, N: 92 x/menit
A: G1P0000A000 H.33-34 minggu dengan KPD
P: Th/ Dilanjutkan
13
20/9/2022 S: Ps. Masih mengeluhkan keluar air-air berwarna jernih, lendir (-), mules
(sore) (-)
O: KU: Baik, Kes. Ompos Mentis
TD: 122/59 mmHg, S: 36.5 C, N: 83 x/menit
CTG: 127-163
A: G1P0000A000 H.33-34 minggu dengan KPD
P: Th/ Dilanjutkan
CTG setiap 8 Jam
21/9/2022 S: Telah dilakukan sc oleh dr.Zakaria pada jam 9.25 WEB a/i KPD
(pagi) O: KU: Baik, Kes. Compos Mentis
TD: 100/82 mmHg, S: 36.0 C, N: 95 x/menit
Bayi:
BBL 2100 gr, PB 47cm, LK 32 cm, LD 28cm, LP 27cm
APGAR Score 9/10, cacat (-), meco (-), miksi (-)
A: P0101A000 H.33-34 minggu dengan KPD
P: Th/ Dilanjutkan
14
21/9/2022 S: Ps. Mengeluhkan nyeri post sc (+), ASI (+/+)
(sore) O: KU: Baik, Kes. Compos Mentis
TD: 106/64 mmHg, S: 36.6 C, N: 84 x/menit
A: P0101A000 post sc a/i KPD
P: Observasi KU dan TTV
Infus RL + 2 amp oxy (20 tpm)
22/9/2022 S: Ps. Sudah bisa duduk, berdiri, berjalan, nyeri bekas sc sudah berkurang
(sore) O: KU: Baik, Kes. Compos Mentis
TD:120/80 mmHg, S: 36.6 C, N: 90 x/menit
A: P0101A000 post sc a/i KPD
P: Th/ dilanjutkan
15
23/9/2022 S: Tidak ada keluhan
(pagi) O: KU: Baik, Kes. Compos Mentis
TD: 112/70 mmHg, S: 36.5 C, N: 73 x/menit
A: P0101A000 post sc a/i KPD
P: Th/ Oral
16
Tinjauan Pustaka
17
Sel telur + sel ovum – Tuba fallopi – Zigot – Hari 5-8 zigot akan turun
menuju kavum uteri – Morula - Blastocyst (terdiri dari Inner cell mast dan
trophoblast) – Inner cel mast (Endoderm & Ektoderm) – Endoderm menjadi
Epiblas yang kan menjadi Cavum amnion
inner cell mass mulai berdiferensiasi menjadi ektoderm dan endoderm
Cavum amnion muncul bersamaan dengan inner cell mass, disusun oleh sel
Anatomi epiblastic (hari 7-8) dan tertutup oleh amnion
Membran ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin
Membran terhadap infeksi.
Ketuban
18
Anatomi Membran Ketuban
19
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum proses persalinan
yang dapat terjadi pada kehamilan preterm dan pada kehamilan aterm.
ketuban yang pecah sebelum kehamilan 37 minggu Preterm Prematur
Defenisi Rupture of Membrans (PPROM) dan tidak sedang dalam masa persalinan.
Bila terjadi lebih dari 12 jam maka disebut dengan Prolonged PROM
20
1. Hilangnya elastisitas selaput ketuban karena penipisan oleh infeksi
atau rendahnya kadar kolagen
2. Infeksi intramniotik
3. Faktor risiko utama PPROM termasuk riwayat PPROM, serviks
21
Pada aterm, KPD terjadi pada sekitar 8% dari seluruh kehamilan.
Pada tahun 2012 berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) diketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada kasus KPD sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup
Epidemiologi Provinsi Jawa Barat memiliki angka kematian ibu tertinggi yaitu 321 per
100.000 kelahiran hidup dan turun menjadi 123,29 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2009.
Wanita dengan ketuban pecah dini memiliki 50% kemungkinan lebih besar
untuk melahirkan dalam waktu 24 sampai 48 jam dan kemungkinan sekitar
70%-90% untuk melahirkan dalam 7 hari.
22
Patofisiologi
23
a. Ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang
b. Pemeriksaan darah lengkap
c. Pemeriksaan mikroskopis: Tes Fern - Adanya gambaran daun pakis
Diagnosis d. USG :Jumlah cairan dalam kavum uteri, menentukan usia kehamilan,
letak janin dan plasenta
e. Kardiotokografi – ada tidaknya kegawatan janin
f. Tes lakmus (tes nitrazine): kertas lakmus merah berubah menjadi biru -
pH normal vagina 4,5-5,5 cairan amnion bersifat basa yaitu pH antara
7,0-7,5
24
Komplikasi pada Preterm
KPD Komplikasi pada Aterm KPD
1. Persalinan preterm
1. Infeksi pada fetus dan neonatal
2. Infeksi fetus dan neonates
2. Infeksi maternal
3. Infeksi maternal
3. Prolaps/kompressi tali pusat
4. Prolaps/kompressi tali pusat
4. Gagalnya induksi pada persalinan
Komplikasi sehingga dilakukan Sectio 5. Gagalnya induksi pada persalinan
Caesarae sehingga dilakukan Sectio
Caesarae
5. Melahirkan dalam waktu 1
minggu 6. Deformasi pada fetus
6. Respiratory Distress Syndrome 7. Hypoplasia pada pulmonary
7. Chorioamnionitis
8. Abruptio Plasenta
9. Kematian fetus antepartum
25
Tatalaksana
26
Tatalaksana
Konservatif
27
Tatalaksana
Aktif
28
Prognosis tegantung pada usia kandungan, keadaan ibu serta adanya infeksi atau
tidak
Pada usia kehamilan lebih muda, trimester dua (13-26 minggu) memiliki
prognosis yang buruk
Prognosis Pada kehamilan dengan infeksi prognosisnya menjadi lebih buruk, sehingga bila
bayi selamat dan dilahirkan memerlukan penanganan yang intensif
Apabila KPD terjadi setelah usia masuk ke dalam aterm maka prognosisnya
lebih baik terutama bila tidak terdapat infeksi, sehingga terkadang pasca aterm
sering digunakan induksi untuk membantu persalinan
29
Ketuban Pecah Dini merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau dimulainya tanda inpartu, keadaan ini membutuhkan penanganan
segera. Utnuk menegakan diagnosis perlu diketahui usia kehamilan untuk dapat
Kesimpulan segera diberikan tatalaksana. Pasien harus dievaluasi dalam pengaturan klinis
untuk menentukan apakah telah terjadi pecah ketuban. Selain itu perlu juga
dilakukan pemantauan apakah terjadi tanda dan gejala infeksi. Tatalaksana yang
dapat diberikan dengan du acara yaitu secara konservatif maupun secara aktif.
30
Daftar Pustaka
1. Negara KS, Mulyana RS, Pangkahila ES. Buku ajar ketuban pecah dini; 2017. Denpasar: Universitas Udayana. H:
1-27, 95-104.
2. Nugrahaeni A. Pengantar anatomi fisiologi manusia. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia; 2020. H: 246-7.
3. Arma N, Karlinah N, Yanti E. Bahan ajar obstetri fisiologi. Yogyakarta: Deepublish; 2015. H: 90-5.
4. Wilkes, P.T, “Premature Ruptur of Membrane”, 2004 available at www. emedicine.com / med/med/topic. 3246.
htm
5. Svigos, J.M, Robinson, J.S, Vigneswaran,R. “Premature Rupture of the Membranes”, High Risk Pregnancy
Management Options, W.B Saunders Company, London, 1994, h.163-171
6. Soewarto S. Ketuban pecah dini. Pada: Prawirohardjo S, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editor.
Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016. H: 677-82.
7. Dayal S, Hong PL. Premature rupture of membranes [internet]. 2022 [diakses pada 19 September 2022]. Tersedia
di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532888/
8. Maryuni, Kurniasih D. Risk factors of premature rupture of membrane. National Public Health Journal. 2017; 11
(3): 133-7.
31
9. Manuaba GIB. Ketuban Pecah Dini (KPD). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana. Jakarta: EGC; 2014.
H: 229-232.
10. Elder, M.G, et al. “Preterm Premature Rupture of Membranes”, Preterm Labor, 1sted, Churchill Livingstone Inc. New York,
1997, hal 153-164
11. Arif M, Kuspuji T, dkk, (ed) “Ketuban Pecah Dini”, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi ke-3, Penerbit Media
Aesculapius FKUI, Jakarta, 2001, hal 310-313
12. Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, “Ketuban Pecah Dini “, Standar Pelayanan Medik Obstetri
dan Ginekologi, Jakarta, 1991, hal. 39-40.
13. Abdul Bari Saifuddin, Prof., dr., SpOG, MPH, (ed) “Ketuban Pecah Dini”, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo-POGI, Jakarta, 2002, hal M112-115
32
33