Anda di halaman 1dari 3

Diagnosa Kerja

Parkinson Disease Grade 1

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)


merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau
tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency).2

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan usia.
Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas
substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari
protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pasa
daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus,
korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom.

Stadium klinis penyakit parkinson berdasarkan Hoenhn dan Yahr untuk menentukan berat
ringannya penyakit :3

 Stadium 1 : Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi lengan yang


terkena, tremor, ayunan lengan berkurang

 Stadium 2 : Bilateral, postur membungkuk ke depan, gaya jalan yang lambat


dengan langkah kecil-kecil, sukar membalikkan badan

 Stadium 3 : Gaya berjalan menonjol, terdapat ketidakstabilan postural

 Stadium 4 : Disabilitasnya jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, lebih


cenderung jatuh

 Stadium 5 : Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak mampu


berdiri/berjalan meskipun dibantu, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi, jarang
berkedip
Diagnosis Banding

1) Parkinsonism

Parkinsonisme adalah sindrom klinis yang ditandai dengan tremor, bradikinesia,


kekakuan, dan ketidakstabilan postural. Parkinsonisme mempunyai gejala yang ditemukan pada
penyakit Parkinson, tetapi parkinsonisme adalah gejala kompleks dan berbeda dari penyakit
Parkinson, yang merupakan penyakit neurodegeneratif progresif. Penyebab yang mendasari
parkinson banyak, dan diagnosis dapat menjadi kompleks. Kondisi neurodegenerative penyakit
Parkinson (PD) adalah penyebab paling umum dari parkinsonisme. Namun, berbagai etiologi
lainnya dapat menyebabkan gejala yang serupa, termasuk beberapa toksin, penyakit metabolik
dan beberapa kondisi neurologis selain Parkinson.

Sekitar 7% dari penderita parkinson mempunyai gejala setelah pengobatan dengan obat
tertentu. Efek samping dari obat-obatan, antipsikotik terutama neuroleptik terutama fenotiazin
(seperti perphenazine dan klorpromazin), thioxanthenes (seperti flupenthixol dan zuclopenthixol)
dan butyrophenones (seperti haloperidol (Haldol)), Piperazine (seperti ziprasidone), dan, jarang,
antidepresan. Insiden akibat obat parkinson meningkat dengan usia.3

2) Gangguan Ekstrapiramidal Obat

Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak bagian sistem motorik
yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari sistem ekstrapiramidal adalah terutama
di formatio reticularis dari pons dan medulla dan di target saraf di medula spinalis yang
mengatur refleks, gerakan-gerakan yang kompleks, dan kontrol postur tubuh.3

Istilah gejala ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu kelompok atau reaksi yang ditimbulkan
oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik. Istilah ini mungkin
dibuat karena banyak gejala bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas,
tetapi gejala-gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Namun, nama ini agak
menyesatkan karena beberapa gejala (contohnya akatisia) kemungkinan sama sekali tidak
merupakan masalah motorik. Beberapa gejala ekstrapiramidal dapat ditemukan bersamaan pada
seorang pasien dan saling menutupi satu dengan yang lainnya. Gejala Ektrapiramidal merupakan
efek samping yang sering terjadi pada pemberian obat antipsikotik. Antipsikotik adalah obat
yang digunakan untuk mengobati kelainan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan
skizoafektif.

Anda mungkin juga menyukai