Pembimbing:
dr. I Wayan Sumandyasa, Sp.OG
Disusun Oleh:
Asriana Timang (112022005)
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSAU Dr.Esnawan Antariksa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 12 September – 19 November 2022
Defenisi Abortus
Abortus adalah: ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
Abortus: kehamilan pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin <500 gram
Abortus Spontan: Abortus yang berlangsung tanpa tindakan
Abortus Provokatus: Abortus yang terjadi sengaja dilakukan tindakan
• Medisinalis
• Kriminalis
Klasifikasi Abortus
1. Abortus imminens
2. Abortus insipient
3. Abortus inkomplit
4. Abortus komplit
5. Missed Abortion
6. Abortus habitualis
7. Abortus infeksius
8. Abortus septic
Jenis Abortus Perdarahan Serviks Hasil Konsepsi Besar Uterus Gejalan Klinis
Sedikit sampai sedang Tertutup Masih didalam uterus Sesuai usia kehamilan Kram dan nyeri perut,
Abortus Imminens
nyeri punggu bawah
Sedang sampai banyak Terbuka Masih dalam uterus Sesuai atau lebih kecil Kram dan nyeri perut
Abortus Insipien
dari usia kehamilan
Sedikit sampai banyak Terbuka Keluar sebagian Lebih kecil dari usia Kram dan nyeri perut
Abortus Inkomplit
kehamilan keluar jaringan
Sedikit sampai tidak Tertutup Keluar seluruhnya Lebih kecil dari usia Nyeri dan kram perut
Abortus Komplit
ada kehamilan tidak dirasakan atau
hanya sedikit bila ada.
Uterus agak kenyal
Tidak ada Tertutup Tidak ada (Mati) Lebih kecil dari usia Tanda2 kehamilan
Missed Abortion
kehamilan menghilang
Abortus Habitualis Abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih berturut-turut
Abortus Infeksius Abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi genital
Abortus Septic Abortus yang disertai infeksi pada peredaran darah tubuh/peritoneum
Etiologi
Faktor genetic. Translokasi parental keseimbangan genetic
Kelainan kongenital uterus
Autoimun
Defek fase luteal
Infeksi
Hematologik
Lingkungan
Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih secara berturut-turut
Penderita umumnya tidak sulit untuk hami kembali namun kehamilannya akan berakhir dengan
abortus
Etiologi
Reaksi Imunologik
Keadaan dimana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk tetap bertahan menutup setelah
kehamilan melewati trimester pertama, dimana ostium serviks akan membuka (inkompeten) tanpa disertai
rasa mules / kontraksi Rahim dan akhirnya terjadi pengeluaran janin
Epidemiologi
Bishop melaporkan bahwa kejadian abortus habitualis sekitar 0,41% dari seluruh kehamilan
Data dari beberapa studi menunjukan bahwa setelah 1 kali abortus spontan pasangan mempunyai
resiko 15% untuk mengalami keguguran lagi
Abortus yang sudah terjadi 3 kali secara berurutan maka resiko selnajutnya akan meningkat 30 –
45%
Diagnosis
Anamnesis: mengeluarkan banyak lendir dari vagina
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Inspekulo: Ostium eksternum apakah tertutup atau terbuka
Pemeriksaan Penunjang (Radiologi)
Histerosalpingografi (HSG): Ostium internum uteri melebar > 8 mm
Tatalaksana
Pemeriksaan kehamilan lebih awal, bila dicurigai Inkompetensi serviks dapat dilakukan tindakan
untuk memberikan fiksasi pada servuiks agar dapat menerima beban dengan berkembangnya usia
kehamilan.
Tindakan: SHIRODKAR / McDONALD
Komplikasi
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok
Prognosis
Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar > 90%
Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %
Kesimpulan
Abortus Habitualis didefinisikan sebagai abortus spontan tiga kali atau lebih secara berturut-turut.
Kondisi ini diperkirakan karena factor genetik, adanya kelainan pada uterus, factor endokrin,
imunologis, dan lingkungan. Tatalaksana dapat dilakukan dengan mencari etiologi serta menanganinya.
Daftar Pustaka
7. Hadijanto B. Perdarahan pada kehamilan muda. Dalam: Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi ke-4.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009 : 460-73.
8. Widjanarko B. Abortus. [internet] 2009 [cited 2022 Oktober 23]. Available from : http://reproduksiumj.com
9. Ford HB, Schust DJ. Recurrent pregnancy loss: etiology, diagnosis, and therapy. Rev Obstet Gynecol. 2009
Spring;2(2):76-83.
10. F. G Cunningham, KJ. Leveno, SL. Bloom. Abortion in William Obstetrics, 22nd edition. Mc-Graw Hill, 2005
11. McPhee S, Obsterics and obstretrics disoders,Current medical diagnosis and treatment, 2009 edition, Mc Graw
Hill, 2008
12. Mansjoer A, TORCH. Editor Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W, dalam Kapita
Selekta Kedokteran edisi ketiga, Jilid pertama, Media Auesculapius FKUI, Jakarta, 2001.