Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

S
DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RUANG FATIMAH RSI SUNAN KUDUS
MATERNITAS

Disusun Oleh :
Titis Wahyu Susilo
NIM : 92022040127

PRODI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN AJARAN 2022/2023

Jln Ganesha I, Purwosari 59316, Telp/Fax. 029144293/437218

Email Address: sekretariat@umkudus.ac.id Web Address:


http://www.umkudus.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.S DENGAN GANGGUAN ABORTUS IMMINENS

A. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal.
261). Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M,
1999). Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada
paruh pertama kehamilan (William Obstetri, 1990).

B. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan
dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah servik inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis

C. Tanda dan Gejala


Menurut Sandwell and West Birmingham Hospital, Gejala abortus
imminens yaitu:

1. Pendarahan Vagina
Bila Moms mengalami pendarahan vagina bisa berupa bercak ringan atau
semburan perdarahan dengan gumpalan bisa jadi ini gejala abortus
imminens.

Moms mungkin memperhatikan pendarahan saat pergi ke toilet sebagai


noda merah muda, coklat atau merahdi atas kertas toilet.

Setelah berbaring selama beberapa waktu, Moms mungkin mengalami


peningkatan pendarahan saat bangun; ini Ini karena darah menggenang di
vagina saat Moms berbaring.

2. Nyeri dan Kram Rahim


Gejala abortus imminens juga bisa seperti nyeri tipe haid ringan walaupun
tidak selalu ada. Nyeri dan kram ada di perut bagian bawah. Mereka
mungkin berada di satu sisi, kedua sisi, atau di tengah. Rasa sakitnya bisa
sampai ke punggung bawah, bokong, dan alat kelamin.

Setelah mengalami dua hal di atas, ada baiknya Moms memastikan ke


dokter kandungan lewat pemindaian USG. Ini melibatkan

Abortus imminens didiagnosis dengan pemindaian ultrasound. Ini


melibatkan probe yang dimasukkan ke dalam vagina Moms. Pemindaian
akan menunjukkan gambar Si Kecil dan mendeteksi detak jantung bayi. Jika
ada detak jantung, itu abortus imminens. Namun, jika tidak ada detak
jantung, maka ini akan mengkonfirmasi keguguran.
D. Patofisiologi  

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian


diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya
yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu
kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.
E. Pathway

Gangguan Gangguan Gangguan faal


Infeksi akut Trauma
endokrin Gizi/Anemia organ

Abortus (mati janin


<20 minggu)

Abortus Retensi Janin Abortus Resiko


Abortus Spontan
Infeksiosa (missed abortion) tinggi

Abortus Perdarahan, bercak ada


Imminens ancaman kehamilan

Kurang
Perdarahan Nyeri abdomen
pengetahuan

Nyeri akut ansietas


Shock

Risiko infeksi

Kekurangan
volume cairan
F. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%) dan
hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine

G. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang
menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus
didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan
oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak
banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
 Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
 Perhatian pendarahan yang terjadi
 Adanya infeksi
 Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
 Ada riwayat masalah pengobatan
 Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan
muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. Risiko Infeksi b.d perdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan
dengan kurang informasi.
1. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Rasional
. Tujuan
1. Nyeri akut berhubungan Pain Management Pain Management
dengan adanya kontraksi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk memberikan tindakan
uterus dalam kehamilan muda
komprehensif termasuk lokasi, keperawatan yang sesuai
Setelah dilakukan tindakan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
keperawatan selama 2 jam
dan faktor presipitasi,.
diharapkan nyeri akan
2. Kaji kontraksi uterus dan
berkurang
ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,
NOC:
durasi, intensitas, dan gambaran
1. Pain level 2. Untuk mengetahui kemajuan
ketidaknyamanan)
2. Pain control persalinan dan ketidaknyamanan
3. Observasi reaksi nonverbal dari reaksi
3. Comfort level yang dirasakan ibu
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil:
4. Kontrol lingkungan yang dapat
1. Mampu mengontrol nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
2. Menyatakan rasa nyaman
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
3. Mengungkapkan 3. Respon dari nyeri yang dirasakan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
penurunan nyeri
4. Menggunakan tehnik 6. Kolaborasikan dengan dokter jika ada ibu.
yang tepat untuk keluhan dan tindakan penanganan nyeri
mempertahankan kontrol yang tidak berhasil 4. Dapat mengurangi faktor yang
nyeri. memperparah tingkat nyeri
Analgesic administration

1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,


dosis dan frekuensi

2. Kolaborasi dengan dokter pemberian 5. Membantu mengurangi nyeri


obat analgesik pada klien
3. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan 6. Untuk diberikan tindakan
sesudah diberikan analgesik selanjutnya dalam mengatasi nyeri
yang tidak berhasil tersebut

Analgesic administration
1. Verifikasi dalam pemberian obat,
menghindari kesalahan dalam
pemberian obat

2. Menurunkan tingkat nyeri dengan


teknik farmakologi

Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi


peningkatan kehilangan cairan
mengakibatkan hipotensi dan takikardi
2. Kekurangan volume cairan NIC :
berhubungan dengan adanya Fluid Management 1. mengetahui keadaan umum
pendarahan 1. Monitor vital sign pasien
NOC: Fluid Balance, 2. Monitor status hydrasi (kelembaban 2. mengetahui perkembangan
Hydration, Intake membrane mukosa, nadi adekuat, rehidrasi
Setelah dilakukan tindakan tekanan darah ortostatik), jika 3. rehidrasi optimal evaluasi
selama 1x24 jam, masalah diperlukan intervensi
teratasi dengan kriteria hasil: 3. Monitor masukan makanan/ cairan dan
 Mempertahankan urin hitung intake kalori harian 4. mengurangi risiko kekurangan
output dalam batas normal 4. Kolaborasi pemberian cairan IV voume cairan semakin bertambah
sesuai dengan usia, dan 5. Dorong masukan oral 5. mengurangi risiko kekurangan
BB, 6. Berikan penggantian nasogastric sesuai voume cairan semakin bertambah
 TD, nadi, suhu tubuh output 6. mengurangi risiko kekurangan
dalam batas normal 7. Atur kemungkinan transfusi voume cairan semakin bertambah
 Tidak ada tanda dehidrasi 8. Persiapan untuk transfuse 7. mengurangi risiko kekurangan
 Elastisitas turgor kulit voume cairan semakin bertambah
baik. Membrane mukosa 8. mengurangi risiko kekurangan
lembab, tidak ada rasa Hypovolemia Management voume cairan semakin bertambah
haus tambahan. 1. Monitor intake dan output cairan
2. Pelihara IV line 1. mengetahui perkembangan
3. Monitor adanya kelebihan cairan rehidrasi
4. Monitor BB 2. mencegah infeksi dan
5. Monitor tingkat HB dan hemtokrit mempertahankan input cairan
6. Pasang urin kateter jika diperlukan yang adekuat
7. Kolaborasikan pemberian diuretic sesuai 3. mencegah masuknya cairan
interuksi berlebihan
4. mengetahui BB dan
membandingkan BB pasien
sebelum dan sesudah diberikan
intervensi
5. memonitor status kebutuhan
cairan pasien
6. mengetahui jumlah output cairan
7. membantu mempermudah output
cairan, menjaga keseimbangan
cairan

3. Ansietas berhubungan dengan NIC:


kemungkinan akan Anxiety Reduction
kehilangan janin 9. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi 1. mengidentifikasi perhatian pada
NOC: kecemasan. bagian khusus dan menentukan
Anxiety self-control, anxiety 10. Berikan informasi tentang arah dan kemungkinan pilihan/
level, coping. penyimpangan genetic khusus, resiko intervensi.
Setelah dilakukan tindakan yang dalam reproduksi dan ketersediaan 2. dapat menghilangkan ansietas
keperawatan selama (1x30 tindakan/pilihan diagnosa berkenaan dengan ketidaktahuan
menit) Ansietas klien teratasi 11. Kembangkan sikap berbagi rasa secara dan membantu keluarga mengenai
dengan kriteria hasil : terus menerus. stress, membuat keputusan, dan
1. Klien mampu 12. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal beradaptasi secara positif terhadap
mengidentifikasi dan perubahan fisik/psikologis.
mengungkapkan pilihan.
gejala cemas 3. kesempatan bagi klien untuk
2. Mengidentifikasi, mencari pemecahan situasi.
mengungkapkan dan 4. dapat menghilangkan kecemasan/
menunjukkan tekhnik depresi pada pasangan.
untuk mengontrol
cemas
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

4. Risiko Infeksi f.r perdarahan, NIC: 


dan kondisi vulva lembab 1. Kaji kondisi keluaran/dischart yang 1. Perubahan yang terjadi pada
NOC: keluar ; jumlah, warna, dan bau dishart dikaji setiap saat dischart
1. Imune Status 2. Terangkan pada klien pentingnya keluar. Adanya warna yang lebih
2. Knowledge: Infection perawatan vulva selama masa gelap disertai bau tidak enak
Control perdarahan mungkin merupakan tanda infeksi
3. Risk Control 3. Lakukan perawatan vulva 2. Infeksi dapat timbul akibat
4. Amati luka dari tanda infeksi (flebitis) kurangnya kebersihan genital yang
Setelah dilakukan tindakan
5. Anjurkan pada ps untuk melaporkan lebih luar
keperawatan selama 4 jam
dan mengenali tanda-tanda infeksi 3. Inkubasi kuman pada area genital
diharapkan diharapkan tidak
6. Anjurkan pada suami untuk tidak yang relatif cepat dapat
terjadi infeksi
melakukan hubungan senggama menyebabkan infeksi.
Kriteria Hasil se;ama masa perdarahan 4. Daerah ini merupakan port de
entry kuman Penanda proses
1. Tidak ditemukan tanda-
infeksi
tanda adanya infeksi. Infection Control
2. Jumlah Leukosit dalam 1. monitor tanda dan gejala infeksi
batas normal 2. Pantau hasil laboratorium 5. Mencegah infeksi
3. Amati faktor-faktor yang bisa
meningkatkan infeksi 6. Pengertian pada keluarga sangat
penting artinya untuk kebaikan ibu;
4. monitor Vital Sign senggama dalam kondisi perdarahan
5. Kontrol infeksi dapat memperburuk kondisi system

6. Ajarkan tehnik mencuci tangan reproduksi ibu dan sekaligus


meningkatkan resiko infeksi pada
7. Ajarkan tanda-tanda infeksi
pasangan.
8. Batasi pengunjung
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat ps
10. Tingkatkan masukan gizi yang cukup
11. Anjurkan istirahat cukup
12. Pastikan penanganan aseptic daerah 1. Proteksi diri dari infeksi
IV
13. Berikan PEN-KES tentang risk infeksi
2. Mengetahui hasil laboratorium
status imunitas terhadap
kemungkinan infeksi

3. Mencegah infeksi sekunder


4. Mengetahui keadaan umum pasien

5. Meningkatkan daya tahan tubuh

6. Mencegah terjadinya perpindahan


infeksi

7. membantu proteksi infeksi

8. Mencegah terjadinya infeksi

9. Mencegah terjadinya infeksi

10. Meningkatkan asupan nutrisi


pasien agar meningkatkan status
imunisasi
11. Meningkatkan relaksasi
12. Mencegah terjadinya infeksi
melalui IV
13. Meningkatkan pengetahuan pasien
terhadap risiko infeksi

4. Defisiensi pengetahuan sebab NIC: teaching disease process 1. Untuk mengetahui pengetahuan
– sebab terjadinya keguguran 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien pasien tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurang 2. Jelaskan pada pasien tentang penyebab 2. Agar pasien mengetahui sebab
informasi. dari gangguan kehamilan, misalnya adanya gangguan dari kehamilan
Setelah di berikan asuhan adanya penyakit ibu, kelainan traktur 3. Untuk mengetahui perkembangan
keperawatan selama 1×1 jam genitalis, trauma, gizi kehamilan pasien
diharapkan terjadi 3. Anjurkan untuk memeriksakan
peningkatan pengetahuan kehamilan secara teratur
pasien dan keluarga dengan
kriteria hasil :

Knowledge : disease process,


health behavior
1. Pasien/Keluarga
dapat menyebutkan
penyebab abortus
2. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali
tanda gejala abortus
3. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali
efek samping abortus
4. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan kembali
penanganan terhadap
efek samping yang
timbul akibat abortus

Anda mungkin juga menyukai