Anda di halaman 1dari 20

“GENERAL Disusun oleh:

Alvionita Citra Mayrani


2016730113

ANESTHESIA” Pembimbing:
dr. Maria Fransisca Susanti Handayani, Sp.An,
M.H.Kes
ANESTESI UMUM
American Society of Anesthesiologists (ASA) mendefinisikan anestesi umum sebagai
bius total yaitu prosedur pembiusan yang membuat pasien kehilangan kesadaran
selama operasi berlangsung bahkan jika diberi stimulasi nyeri.

Trias Anesthesia:
Hipnotik : pasien kehilangan kesadaran
Analgesik : pasien bebas nyeri
Relaksasi : pasien mengalami relaksasi otot rangka
LANGKAH-LANGKAH
ANESTESI UMUM
Induksi Anestesi
Preoksigenasi
(Inhalasi dan Intravena)

Maintenance Anestesi
Manajemen Jalan Napas
(Inhalasi dan Intravena)
STADIUM ANESTESI
Stadium I (stadium analgesi Dimulai sejak diberikan anestesi sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini,
atau stadium disorientasi) operasi kecil dapat dilakukan.

Stadium II (stadium delirium Dimulai dari hilangnya kesadaran sampai nafas teratur. Pada stadium ini penderita
atau stadium eksitasi) bisa meronta-ronta, pernafasan irregular, pupil melebar, refleks cahaya positif gerakan
bola mata tidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi, refleks fisiologi masih ada,
dapat terjadi batuk atau muntah, kadang-kadang kencing atau defekasi.

Stadium III (stadium Plana 1, terdapat pernapasan spontan regular dan pupil konstriksi. Refleks kelopak mata,
operasi) konjungtiva dan menelan menghilang. Plana 2, penghentian pernapasan yang intermiten
dan hilangnya refleks kornea serta laring. Plana 3, ditandai dengan relaksasi penuh pada
interkosta dan otot abdomen serta hilangnya refleks cahaya pada pupil. Plana 4, ditandai
dengan pernapasan yang tidak teratur, parakisis diafragma yang sebabkan apnea.

Stadium IV Dari paralisis diafragma sampai apnea dan kematian. Disebut juga stadium overdosis
atau stadium paralysis. Ditandai dengan hilangnya semua reflek, pupil dilatasi, terjadi
respiratory failure dan diikuti dengan circulatory failure.
TEKNIK ANESTESI UMUM
1. Anestesi Umum Intravena
a. Thiopental
Sifat anestesi thiopental adalah hipnotik yang sangat kuat, induksinya cepat dan
lancar, tidak mempunyai efek analgetik, tidak menimbulkan relaksasi otot, pemulihan
cepat tetapi masih ada rasa ngantuk.
b. Propofol
Propofol memiliki mula kerja yang cepat, efeknya adalah hipnotik. Kelebihan
propofol adalah bekerja lebih cepat daripada thiopental, konfusi pasca bedah
minimal, mual-muntah pasca bedah minimal.
TEKNIK ANESTESI UMUM
1. Anestesi Umum Intravena
c. Ketamine
Ketamine memilki sifat analgesik, anastetik, dan kataleptik dengan kerja singkat.
Ketamin memiliki sifat simpatomimetik sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
dan denyut jantung. Ketamine juga dapat menimbulkan halusinasi.
d. Opioid
Jenis opioid yang umum digunakan antara lain morphine, pethidine, fentanyl,
sufentanil. Fentanyl merupakan opioid yang lebih banyak digunakan dibanding morfin
karena menimbulkan efek analgesia anestesia yang lebih kuat dengan efek depresi
napas yang lebih ringan.
TEKNIK ANESTESI UMUM
1. Anestesi Umum Intravena
e. Midazolam
Midazolam mempunyai awitan yang cepat. Dan memiliki efek lain yaitu amnesia anterograde.
Jika diberikan bersama propofol memberikan sedasi yang baik tanpa memperlambat waktu pulih
sadar.
f. Muscle Relaxant
Pelumpuh otot nondepolarisasi (rocuronium) lebih sering dipilih dibandingkan succinylcholine
karena efek samping yang lebih kecil. Awitan dan durasi paralisis rocuronium lebih lama namun
jika dikombinasikan dengan sugammadex dapat mengembalikan ventilasi spontan lebih
cepat daripada succinylcholine.
TEKNIK ANESTESI UMUM
2. Anestesi Umum Inhalasi
a. Nitrous Oxide (N2O)
N2O digunakan sebagai obat dasar dari anestesia umum inhalasi dan selalu
dikombinasikan dengan oksigen dengan perbandingan antara N2O : O2 = 70 : 30 (untuk
pasien normal) 60 : 40 (untuk pasien yang memerlukan tunjangan oksigen yang lebih banyak)
50 : 50 (untuk pasien yang berisiko tinggi).
b. Halothane (Halotan)
Keuntungan: induksi cepat dan lancar, tidak bersifat iritatif terhadap jalan napas, pemulihan
relatif cepat, tidak menimbulkan mual dan muntah.
Kelemahan: mudah terjadi overdose, efek analgesia dan relaksasi otot kurang sehingga harus
dikombinasikan dengan obat lain, menimbulkan hipotensi.
TEKNIK ANESTESI UMUM
2. Anestesi Umum Inhalasi
c. Isoflurane
Isoflurane digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan
anestesi umum, isoflurane juga mempunyai efek analgetik dan relaksasi otot
ringan.
d. Sevoflurane
Sevoflurane memiliki induksi dan pemulihan paling cepat dari semua obat-obat
anestesia inhalasi yang ada saat ini. Sevofluran digunakan sebagai komponen
hipnotik dalam pemeliharaan anestesi umum. Juga memiliki efek analgesia ringan
dan relaksasi otot ringan.
PERIODE PRABEDAH
Klasifikasi Status Fisik
Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang adalah yang
berasal dari The American Society of Anesthesiologists (ASA).

ASA I Pasien sehat yang tidak disertai penyakit sistemik.

ASA II Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang, tanpa pembatasan aktivitas.

ASA III Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas tetapi tidak mengancam
jiwa.
ASA IV Pasien dengan penyakit sistemik berat sehingga tak dapat melakukan aktivitas rutin dan
penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.

ASA V Pasien kritis yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24
jam.
PERIODE PRABEDAH
Menanyakan riwayat anestesi sebelumnya, untuk menilai ada atau tidaknya alergi, mual-muntah, nyeri
Anamnesis otot, gatal atau sesak napas paska-bedah, sehingga obat yang dipakai pada anestesi sebelumnya dapat
dihindari penggunaannya.

Memeriksa gigi-geligi, ukuran lidah dan leher pendek yang dapat menyulitkan laringoskopi intubasi.
Pem. Fisik
Pemeriksaan umum lainnya seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

Pem. Pemeriksaan yang sesuai dengan dugaan penyakit yang dicurigai. Adapun pemeriksaan rutin yang
Penunjang biasa dilakukan ialah pemeriksaan hemoglobin, leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan dan
urinalisis.

Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada
Puasa pasien-pasien yang menjalani anestesia. Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, anak kecil 4-6
jam dan pada bayi 3-4 jam.
PERIODE PRABEDAH
Premedikasi
Tujuan dari premedikasi :
 Mengurangi kecemasan
 Mengurangi rasa nyeri
 Mengurangi kebutuhan obat-obat anestetik
 Mengurangi sekresi saluran pernapasan
 Menyebabkan amnesia
 Mengurangi kejadian mual-muntah pasca operasi
 Membantu pengosongan lambung, mengurangi produksi asam lambung atau meningkatkan pH asam
lambung
 Mencegah refleks-refleks yang tidak diinginkan
OBAT-OBAT PREMEDIKASI
Analgesik opiat • Morfin (amp 1cc = 10 mg), dosis 0,1-0,2 mg/kgBB
• Petidin (amp 2cc = 100 mg), dosis 1-2 mg/kgBB
• Fentanyl (fl 10cc = 500 mg), dosis 1-2 mcg/kgBB

Analgesik non-narkotik • Ketorolak, Asam mefenamat, Natrium diklofenak, Tramadol

Hipnotik • Ketamin (fl 10cc = 100 mg), dosis 1-2 mg/kgBB


• Pentotal (amp 1cc = 1000 mg), dosis 4-6 mg/kgBB

Sedatif • Diazepam/valium/stesolid (amp 2cc = 10mg), dosis 0,1 mg/kgBB


• Midazolam/dormicum (amp 5cc/3cc = 15 mg),dosis 0,1mg/kgBB

Antikolinergik • Sulfas atropine (anti kolinergik) (amp 1cc = 0,25 mg),dosis 0,01 – 0,02
mg/kgBB

Antiemetic • Ranitidin, Ondancentron 4-8 mg


PERIODE INTRABEDAH
Persiapan Anestesia
Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk tindakan anestesi umum
seperti: mesin anestesi yang berisi suplai gas, valve penurun, alat penguapan,
pengukur aliran, sirkuit pernapasan. Selain itu, dibutuhkan juga sungkup wajah,
laringoskopi, pipa endotrakeal, stylet dan pembuka jalan napas oral/nasal.
PERIODE INTRABEDAH
S = Scope Laringoskop dan stetoskop. Laringoskop harus diperiksa lampunya cukup terang atau tidak. Stetoskop diperlukan
untuk konfirmasi bunyi nafas paru kanan-kiri setelah intubasi endotrakeal serta memantau intensitas dan irama
denyut jantung.

T = Tube Endotracheal tube (ETT) dengan ukuran yang sesuai, disertai satu ukuran dibawahnya dan satu ukuran diatasnya.

A = Airway PEMANTAUAN
Alat-alat untuk menahan agar mengamankanDAN PENCATATAN
jalan napas seperti pipa orofaringeal Guedel atau pipa nasofaringeal.
Ahli anestesi wajib memantau pasien terus-menerus sejak pasien
T = Tapes Pita plester
tiba diyang akanoperasi
ruang digunakan untuk memfiksasi
hingga ETT.
keluar dari ruang pulih. Terkadang
I = Introducer Kawatpemantauan dilanjutkan
atau tongkat kecil di ICU.keSelama
yang dimasukkan operasi,
dalam ETT pemantauantindakan
untuk memudahkan intubasi. Alat ini harus
fleksibel agar dapat diatur. untuk menjaga keselamatan pasien.
ditujukan
C = Connector Penghubung antara ETT dengan sirkuit nafas.

S = Suction Mesin penghisap yang berguna untuk membersihkan jalan nafas ketika terpasang laringoskop-intubasi, selama
anestesia berlangsung, dan menjelang atau sesudah ekstubasi.
PERIODE PASCABEDAH
Periode pascabedah merupakan tindak lanjut dari kondisi pra dan intrabedah.
Recovery Room (ruang pulih) adalah ruangan khusus pasca anestesia.
Tujuan perawatan diruang pulih:
 Memantau secara kontinu dan mengobati secara cepat dan tepat masalah respirasi dan
sirkulasi
 Mempertahankan kestabilan sistem respirasi dan sirkulasi
 Memantau perdarahan luka operasi
 Mengatasi atau mengobati masalah nyeri pasca bedah
PERIODE PASCABEDAH
SKOR ALDRETTE
Kriteria Untuk
Kondisidapat dikeluarkan dari ruang pulih diperlukan skor ≥ 8.
Skor
Aktivitas Mampu menggerakkan keempat ekstremitas 2
Mampu menggerakkan dua ekstremitas 1
Tidak mampu menggerakkan ekstremitas 0

Respirasi Mampu bernapas dalam dan batuk dengan bebas 2


Dispnea, napas dangkal, atau terbatas 1
Apnea 0

Sirkulasi TD ± 20 mmHg dari nilai pra anestesia 2


TD ± 20-50 mmHg dari nilai pra anestesia 1
TD ± 50 mmHg dari nilai pra anestesia 0

Kesadaran Sadar penuh dan orientasi baik 2


Sadar setelah dipanggil 1
Tidak ada tanggapan terhadap rangsang 0

Saturasi Oksigen Mampu mempertahankan saturasi O2 > 90% dengan udara kamar 2
Memerlukan inhalasi O2 untuk mempertahankan saturasi O2 > 90% 1
Saturasi O2 < 90% meski dengan bantuan O2 0
PERIODE PASCABEDAH

SKOR STEWARD (ANAK)


Kriteria Untuk
Kondisidapat dikeluarkan dari ruang pulih diperlukan skor ≥ 5.
Skor
Kesadaran Menangis 2
Bereaksi terhadap rangsangan 1
Tidak bereaksi 0

Pernafasan Batuk, menangis 2


Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan nafas 0

Pergerakan Gerak bertujuan 2


Gerak tak bertujuan 1
Tidak bergerak 0
THA
NK
YOU
Referensi:
• Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ (2018). Clinical Anesthesiology. 6th Ed,. McGraw-Hill's. London (Section II, Chapter 8 & 9 Inhalation and Intravenous Anesthetics. Section V, Chapter 56 Postanesthesia Care).
• ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF: Buku Teks Kati-PERDATIN Edisi pertama. 2019. (Bagian 5, BAB 40 dan 41 Anestesi Umum dan Anestesi Balans).
• Departemen Anestesiologi dan Intensive Care FK UI (2012). Buku Ajar Anestesiologi. (Bagian IV, BAB 17 Anestesia Umum).

Anda mungkin juga menyukai