Pembimbing :
dr. Zulfadli, SpOG
Koas:
Ahmad Syahputra
Nopri Yanda Harajab
Dita Ayu Permata Dewi
Echa Putri Anjani
Mai Rista Nila Sari
Pasien datang dari rujukan RS Pesawaran, mengatakan sedang hamil anak kedua, hamil 8
bulan (32 minggu) datang dengan keluhan tekanan darah tinggi. Keluhan yang
dirasakan disertai dengan pusing dan mual sejak 8 jam SMRS. Riwayat hipertensi sebelum
kehamilan (-), penglihatan kabur (-), nyeri epigastrium (-), edema non pitting (+) di
seluruh tubuh, kejang (-), riwayat keluar darah (-), keluar air-air (-), pasien mengatakan
gerakan janin aktif.
Riwayat Penyakit Dahulu
(-)
Riwayat Penyakit Keluarga
(-)
Riwayat kontrasepsi
(-)
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Keadaan
Anak
Penolong Umur Jenis Anak
No. Tahun
Persalinan Kehamilan Persalinan
JK BB
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur
Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut (60 cc)
Lamanya : 7 hari
HPHT : 28 September 2018
TP : 5 Juni 2019
STATUS GENERALIS
Leopoid 2 Letak memanjang, pada bagian dextra terdapat bagian yang memanjang (punggung
janin). Pada bagian sinistra teraba bagian kecil-kecil janin. (ekstremitas janin).
Leopold 4 Konvergen
HIS (-)
DJJ 98 x/menit
Pemeriksaan dalam : Portio lunak, pembukaan 0 cm, pendataran 0%, terbawah kepala, penunjuk belum
dapat dinilai, ketuban belum dapat dinilai
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 17,5 11,5 - 16,5 g/dL
HASI LABORATORIUM
Leukosit 23.300 4.800 – /µL
10.800
Eritrosit 5,6 4,2 – 5,4 Juta /µL
Hematokrit 46 37- 47 % Parameter Hasil Nilai Satuan
Trombosit 249.000 150.000 – /µL rujukan
450.000 - Monosit 4 2-8 %
MCV 84 79-99 fL CT 10 9 - 15 Menit
MCH 32 27-31 pg BT 2 1-3 Menit
MCHC 38 30-35 g/dL
Hitung Jenis Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
- Basofil 0 0–1 %
SGOT 27 < 31 /µL
- Eosinofil 0 2–4 %
SGPT 21 < 31 /µL
- Batang 0 3–5 %
Gula darah 89 < 140 mg/dl
- Segmen 84 50 – 70 %
sewaktu
- Limfosit 12 25 - 40 % Ureum 34 13 - 43 mg/dl
Creatinine 0,75 0,55 – 1,02 mg/dl
Parameter Hasil Nilai rujukan Parameter Hasil Nilai Satuan
Warna Kuning Kekuningan rujukan
Kejernihan Jernih Jernih SGOT 27 < 31 /µL
Berat jenis 1,030 1,005 – 1,030 SGPT 21 < 31 /µL
Leukosit/lesis Negatif Negatif (10 leuko/ul) Gula darah 89 < 140 mg/dl
Nitrit Negatif Negatif sewaktu
Protein 500 Negatif (< 30 mg/dl) Ureum 34 13 - 43 mg/dl
Glukosa Negatif Negatif (< 30 mg/dl) Creatinine 0,75 0,55 – mg/dl
Keton Negatif Negatif (< 50 mg/dl) 1,02
Urobilinogen Negatif Negatif (< 1 mg/dl)
Bilirubin 1 mg/dl Negatif (< 2 mg/dl)
Darah samar 10 ery/ul Negatif (< 30 ery/ul)
Sedimen
- Leukosit 0-1 1-4/LP 400x/LPB
- Erytrosit 1-2 0-1/LP 400x/LPB
DIAGNOSIS KERJA PENATALAKSANAAN
• Darah Lengkap
• Urine lengkap
• Kimia darah
• USG
TATALAKSANA PEB PADA KASUS INI
Pemberian MgSO4
Pada pasien ini terapi yang harus di berikan untuk gawat janin :
Observasi DJJ setiap 15 menit
Jika 3 x observasi masih abnormal :
Tindakan sementara yang dilakukan
1. Berikan oksigen
2. Hentikan pemakaian oksitosin
3. Posisikan pasien tidur miring ke kiri
4. Hidrasi yang adekuat
2A. PENATALAKSANAAN PADA GAWAT JANIN YANG TEPAT ?
LAKUKAN > RESUSITASI INTRAUTERIN :
Pada pasien ini terapi yang harus di berikan untuk gawat janin :
Observasi DJJ setiap 15 menit
Jika 3 x observasi masih abnormal ? :
Tindakan sementara yang dilakukan
Jika 3 x observasi masih abnormal
Resusitasi Intrauterin
LAKUKAN !!! 1. Miringkan ibu ke sebelah
kiri untuk memperbaiki
sirkulasi plasenta
Jika janin imatur dan keadaan insufisiensi plasenta kurang tegas, dinasehatkan untuk mengadakan
observasi tambahan.
Sekali janin matur, kejadian insufisiensi plasenta biasanya berarti bahwa kelahiran dianjurkan. Persalinan
dapat diinduksi jika servik dan presentasi janin menguntungkan. Selama induksi denyut jantung janin
harus dipantau secara teliti.
Dilakukan sectio secaria jika terjadi gawat janin, sectio sesaria juga dipilih untuk kelahiran presentasi
bokong atau jika pasien pernah mengalami operasi uterus sebelumnya
MENGAPA DIBERIKAN OKSIGENASI?
Hipoksia Janin
glikolisis anaerob
menghasilkan
asam laktat
Sekresi
Adenocorticotropin
Mengaktifkan maternal-
Hormone (ACTH) Dan
fetal HPA aksis
Hormon Kortisol
Adrenal
Stimulasi Stimulasi
Hipotalamus, Plasenta,
Menghasilkan
Korion Trofoblas,
Corticotropin Releasing
Amnion, Dan Sel
Hormone(crh)
Desidua
ANCAMAN BAGI JANIN
• Aspirasi mekonium dapat menyebabkan disfungsi paru berat dan kematian janin
• Mekonium normalnya akan keluar 24-48 jam setelah bayi lahir
Aspirasi
Mekonium
• usaha untuk membebaskan kompresi
aortokaval dan memperbaiki aliran darah
balik, curah jantung dan aliran darah
Posisikan ke kiri uteroplasenter.
• Perubahan dalam posisi juga dapat
membebaskan kompresi tali pusat.
Sebelum pemberian MgSO4 ulangan, periksa : Refleks patella positif (menghindari terjadinya defek
sistem saraf)
Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernapasan minimal 16x/menit
Jika terjadi depresi nafas Berikan Ca glukonas 1 gr IV (10 ml larutan 10%) bolus
dalam 10 menit
Dosis Antihipertensi
Efek fisiologis glukokortikoid pada paru meliputi peningkatan kemampuan dan volume
maksimal paru, menurunkan permeabilitas vaskuler, meningkatkan pembersihan cairan
paru, maturasi struktur parenkim, memperbaiki fungsi respirasi, serta memperbaiki
respon paru terhadap pemberian terapi surfaktan post natal.
• Pemberian kortikosteroid pada saat antenatal terhadap
fungsi paru neonatus terjadi melalui dua mekanisme, yaitu
memicu maturasi arsitektur paru dan menginduksi enzim
paru yang bermain dalam maturasi secara biokimia.
Berdasarkan teori terjadi nya infeksi memungkinkan akibat dari hal hal yang
dijelaskan sebagai berikut:
• melalui transplasental
intrauterin
• saat melalui jalan lahir selama
Intrapartum proses persalinan
pengambilan
pengambilan ketuban
cervical contoh vili
amniosintesis contoh darah pecah lebih
cerclage korialis
perkutaneus dari 24 jam
transservikal
APAKAH HAL INI MUNGKIN TERJADI ? YA
Berdasarkan penelitian pada jurnal ini didapatkan hasil Angka kejadian infeksi awitan dini pada neonatus dalam
penelitian ini adalah 35,17 per 1000 kelahiran
hidup.
PEMBAHASAN ISI JURNAL
KRITERIA IBU :
demam 37,8ºC dalam 2 minggu menjelang persalinan
jumlah leukosit darah ibu 15.000 sel/mm3 pada saat menjelang persalinan
Adanya indikasi gawat janin, cairan ketuban berwarna hijau (hijau kental
atau encer)
ADANYA LEUKOSITOSIS MERUPAKAN SALAH SATU TANDA ADANYA KEMUNGKINAN INFEKSI INTRAUTERINE PADA PASIEN
Faktor risiko yang
berpengaruh terhadap
kemungkinan
terjadinya INAD adalah
gawat janin dengan
nilai p=0,045 (OR 0,61;
IK95% 0,38-0,99),
jumlah leukosit ibu
p<0,001 (OR 3,99;
IK95% 2,73-5,84),
jumlah leukosit cairan
lambung p<0,001 (OR
4,62; IK95% 3,39-6,30).
Variabel ibu demam
(t37,8), gawat janin,
leukosit ibu
t15.000/mm3, dan
jumlah leukosit cairan
lambung t5/LPB dapat
dimasukkan ke dalam
analisis regresi logistik
karena hasil pada
analisis bivariat p<0,25.
TERIMA KASIH