Anda di halaman 1dari 2

F1 PENYULUHAN ORANG TUA BALITA GIZI KURANG DI KELURAHAN

SUKAMENANTI KECAMATAN KEDATON

Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang termasuk di


Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi yang kurang diantaranya Kurang Energi
Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), dan Anemia.

Gizi kurang banyak menimpa balita sehingga golongan ini disebut golongan rawan gizi.
Gizi kurang berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi kurang juga
berdampak terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas. Anak yang
kekurangan gizi pada usia balita, akan tumbuh pendek dan mengalami gangguan
pertumbuhan serta perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat kecerdasan
(Adisasmito, 2008).

Gizi kurang dan gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia. Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan
menyatakan bahwa persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan yang terjadi di wilayah
Indonesia adalah sebesar 3,9%, sedangkan persentase gizi kurang adalah 13,8%. Hal tersebut
tidak berbeda jauh dengan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2017, dimana persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan
sebesar 3,8% dan persentase gizi kurang sebesar 14,0% (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018).

Berdasarkan dara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Provinsi Lampung,
persentase gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan yaitu sebesar 3,1% untuk
gizi buruk, dan 12,8 untuk gizi kurang. Sedangkan untuk Kota Bandar Lampung, persentase
gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan masih lebih tinggi dibandingkan
ratarata Kabupaten di Provinsi Lampung yaitu sebesar 3,02% untuk gizi buruk, dan 13,07
untuk gizi kurang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Data Dinas Kesehatan
Bandar Lampung tahun 2019, diperoleh bahwa terdapat sasaran balita gizi kurang yaitu
sebanyak 1.277 balita.

Permasalahan
1. Terdapat 4 orang balita gizi kurang di Kelurahan Sukamenanti
2. Kekhawatiran akan menjadi stunting
3. Nafsu makan anak yang kurang, sering jajan dan lebih memilih susu daripada makan
nasi
4. kurangnya pengetahuan orang tua bayi mengenai gizi kurang, stunting, dan
pencegahan atau penanganan yang dapat dilakukan dirumah.

Perencanaan
1. Menggali informasi mengenai penyebab gizi kurang pada balita yang di kunjungi
secara door to door
2. Mengedukasi pengaturan pola makan dan gizi yang baik secara door to door
3. Pembagian PMT secara door to door
4. Penyuluhan mengenai gizi kurang, stunting, dan pencegahan atau penanganan yang
dapat dilakukan oleh orang tua secara door to door.
5. Evaluasi setelah kunjungan
Intervensi
1. Melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan secara door to door
2. Edukasi mengenai gizi kurang dan stunting secara door to door
3. Pemberian PMT secara door to door
4. Edukasi mengenai mengindari anak mengemil sebelum makan nasi, utamakan makan
nasi terlebih dahulu setelahnya diselingi dengan PMT secara door to door
5. Penyuluhan mengenai gizi kurang dan penanganan yang dapat dilakukan ibu / orang
tua dirumah secara door to door

Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 28 Mei 2021
Waktu : Pukul 09.00 – 11.15 WIB
Tempat : Rumah Balita di Kelurahan Sukamenanti
Peserta : Balita dan Ibu di Kelurahan Sukamenanti
Petugas PKM : Kak Winda, dan Kak Novi (Bidan Poskel), 3 dokter Internsip (dr. Zafira
Uswatun, dr. Tassya Fatimah, dr. Ulima Larissa)

Sasaran
Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan usia balita dengan gizi kurang

Monitoring :
Ketepatan waktu : Dilaksanakan sesuai hari yaitu Jumat, 28 Mei 2021 dan waktu sesuai
rencana.
Tempat pelaksanaan : Sesuai rencana memberikan PMT pada 4 Balita dengan gizi kurang di
Kelurahan Sukamenanti
Kehadiran petugas : Petugas hadir semua, tidak ada yang berhalangan atau digantikan.
Kelengkapan alat / fasilitas / ruangan : Alat tulis kantor, Antropometri, Grafik tumbuh
kembang, Biskuit PMT.
Respon dari audiens/sasaran : Respon audiens menyambut baik, tertarik, dan
peduli.

Evaluasi :
Efektifitas: Secara keseluruhan cara yang digunakan sudah cukup efektif
Efisien: Metode yang digunakan belum cukup efisien dan sulit digunakan untuk kegiatan
selanjutnya

Apa penyebab balita gizi kurang yang dikunjungi? Nafsu makan anak yang kurang, karena
sering jajan disekitar perumahan, dan tidak mau memakan nasi

Anda mungkin juga menyukai