Anda di halaman 1dari 56

Laporan Kasus:

EKLAMSIA
Dibuat oleh: Elmer Samuel (202206010114)
Pembimbing kasus: dr. Mutawakkil J. Paransa, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Departemen Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin, S.H Sukabumi
Periode 29 Mei - 05 Agustus 2023
DAFTAR ISI

01 PENDAHULUAN 03 ANALISIS KASUS

02 LAPORAN KASUS 04 KESIMPULAN


01
PENDAHULUAN
EKLAMSIA
Sebuah kondisi medis yang serius dan risiko
tinggi kematian pada wanita hamil

Ditandai dengan TD tinggi, disertai dengan


kejang dan/tanpa penurunan kesadaran
Prevalensi
1 : 1000 kehamilan →negara berkembang
Eklamsia → Kematian ibu yang signifikan di seluruh dunia
Terdapat banyak faktor dan penyebab dalam terjadinya eklamsia

Eklamsia → kondisi darurat dan perlu penanganan medis segera → penting bagi
wanita hamil untuk menjaga gaya hidup sehat dan melakukan perawatan
antenatal dengan baik selama kehamilan
02
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Pasien
Pasien
Nama : Ny. SM
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Tanggal lahir/usia : 1 Agustus 1998/ 24 tahun
Usia : 29 tahun
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Kebon Kelapa
Alamat : Kebon Kelapa
Agama : Islam
Agama : Islam
Status : Menikah
Status : Menikah
Tanggal masuk RS: 31 Mei 2023
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Kejang sejak 4 jam SMRS
● Ny.S G1P0A0 usia kehamilan 34-35 minggu (USG RS Hermina 2 minggu lalu)
diantar keluarga ke emergensi kebidanan RSUD R. Syamsudin, SH dalam kondisi
tidak sadarkan diri setelah mengalami kejang
● Pasien kejang sebanyak 2x saat dirumah dan sesaat ketika sampai RS
● Kejang berlangsung kurang lebih selama 30 detik dengan mata melihat keatas,
badan menjadi kaku, setelah kejang → tidak sadarkan diri
● Ketika sadar → keluhan sakit kepala, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati.
● Keluhan: mulas-mulas, keluar air-air, dan darah dari jalan lahir disangkal
● Riwayat tekanan darah tinggi (150/… mmHg)→ 5 bulan usia kehamilan (kontrol
bidan pertama kali)
● Konsumsi obat anti-hipertensi tidak rutin
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

● Riwayat darah tinggi, kencing manis,


● Riwayat darah tinggi, kencing manis,
penyakit jantung, paru, ginjal, hati
penyakit jantung, paru, ginjal, hati
disangkal oleh pasien
disangkal oleh pasien
● Riwayat asma, alergi disangkal
● Riwayat asma, alergi disangkal
● Riwayat trauma, operasi disangkal

Riwayat Kebiasaan
● Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal oleh pasien
● Riwayat penggunaan NAPZA disangkal
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat Menstruasi
Pasien tidak menggunakan kontrasepsi
● Menarche : 13 tahun
● Lama haid : 7 hari
● Siklus haid : 25 hari
● Jumlah darah : 2-3x pembalut/hari Riwayat ANC
● Keluhan : (-)
● HPHT : lupa Pasien melakukan ANC sebanyak 1x di
bidan, yaitu saat trimester 2 dan dokter
spesialis kandungan 1x saat trimester 3
Riwayat Obstetri

Hasil
Kehamilan Penolong/Tempat Jenis Persalinan Keadaan Bayi
Kehamilan

1 Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit berat


Kesadaran : Somnolen, GCS 10 (E3M5V2)

Tanda-tanda vital
● Tekanan darah : 210/120 mmHg Antropometri
● Nadi : 130x/menit ● BB sebelum : 97 kg
● Laju nafas : 43x/menit ● BB sesudah : 102 kg
● Suhu : 36.5oC ● TB : 155 cm
● SpO2 : 90% on room air ● BMI :42.45 (obesitas
tingkat III)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : normocephalic, deformitas (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
Hidung : simetris, deformitas (-/-), sekret (-/-)
Telinga : simetris, deformitas (-/-), sekret (-/-)
Mulut : mukosa oral lembab, coated tongue (-)
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-)
Thoraks :
- Paru : gerakan dinding dada simetris, vesikuler kanan & kiri, rhonki (+/+),
wheezing (-/-)
- Jantung : kesan kardiomegali, S1 & S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-/-/-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK

Pemeriksaan Obstetrik Interna


Pemeriksaan Obstetrik Eksterna
Inspekulo : tidak dilakukan
Janin hidup tunggal intrauterin, letak kepala,
Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
TBBA: 2325 gram, BJA: 175x/menit, teratur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan

Hematologi

Hemoglobin 13.2 g/dL 12-14

Leukosit 18.100 /μL 4.000-10.000

Hematokrit 39 % 37-47

Eritrosit 4.4 juta/μL 3.8-5.2

Trombosit 292.000 /μL 150.000-450.000

MCV 89.7 fL 80-100

MCH 30.3 pg 26-34

MCHC 33.8 g/dL 32-36


Laboratorium Darah

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan

pH 7.495 7.38-7.44

PCO2 32.7 mmHg 35-40

O2sat 98.2 % 91-100

GDS 122 mg/dL ≤ 140

SGOT 11 U/l < 31

SGPT 12 U/l < 32


Laboratorium Darah
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan

Ureum 12 mg/dL 15-36

Kreatinin 0.50 mg/dL 0.52-1.04

Natrium 133 mmol/L 137-150

Kalium 4.1 mmol/L 3.5-5.5

Klorida 103 mmol/L 94-108

Kalsium 8.2 mg/dL 8-10.4

Hemostasis

BT 1.30 menit 2-6

CT 7.00 menit 2-8


Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan

Warna Kuning Muda Kuning

Kejernihan Keruh Jernih

pH 6.0 4.6-8.0

Berat Jenis 1.020 1.005-1.030

Leukosit Negatif sel/μL Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Protein Pos (+++/500) mg/dL Negatif

Glukosa Negatif mg/dL Negatif

Keton Negatif mg/dL Negatif

Urobilinogen Normal mg/dL <1

Bilirubin Negatif Negatif

Eritrosit 5 sel/μL Negatif


Laboratorium Darah

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Rujukan

Mikroskopis Urine

Leukosit 2 /LPB <6

Eritrosit Pos (+/10) /LPB <3

Epitel 2 /LPK 1-15

Silinder Negatif /LPB Negatif

Kristal Negatif /LPB Negatif

Bakteri Negatif /LPK Negatif


Kardiotokografi
● Baseline : 170-180 bpm
● Variability : 15-20 bpm
● Acceleration : (+)
● Deceleration : (-)
● Interpretasi : Kategori II
Rontgen Thorax

Kesan :
Kardiomegali dan edema paru
Diagnosis Awal
Ny. S, 24 tahun, G1P0A0 gravida 34-35 minggu dengan eklamsi; susp. PPCM
Janin hidup tunggal intrauterin, letak kepala
Rencana Terminasi Kehamilan
TATALAKSANA

● Informed consent kepada pasien dan keluarga
● Advis IGD
○ MgSo4 2 mg bolus IV
○ Furosemid 2 ampul IV
○ Nicardipine 10 mg hingga TD 160/90 mmHg
● Advis Kebidanan
○ Konsultasi IPD
○ Pro rawat ICU
○ Rencana perbaikan KU, TTV → terminasi kehamilan
● Advis IPD
○ Drip nicardipine 10 mg/jam, naik bertahap → target TD 140 mmHg
○ Lasix 2 ampul bolus, selang 15 menit diulang hingga 3x → 3 x 2 ampul
○ Terminasi kehamilan sesuai kebidanan
● Advis Neurologi → citicoline 250 mg/12 jam IV
● Advis Anestesi → acc GICU
● Observasi KU, TTV, kemajuan persalinan, DJJ
CATATAN Laporan operasi :
1. Dilakukan tindakan septik dan antiseptik di daerah
PERSALINAN abdomen dan sekitarnya
2. Insisi pfannenstiel sepanjang 10 cm
3. Plika vesikouterina diidentifikasi dan digunting
langsung secara melintang
Tanggal operasi : 1 Juni 2023
4. SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus
Jam operasi : 19.12 -20.30
oleh jari penolong dan diperlebar ke kiri dan
Indikasi operasi : Eklamsia
kanan
Jenis operasi : SCTP + IUD
5. Lahir bayi laki-laki (pk. 19.17) dengan BB 2020
Anestesi : anestesi spinal
gram, PB 44 cm, APGAR 1 menit 5, 5 menit 7
Jumlah perdarahan : ± 200 cc
6. Disuntikkan oksitosin 10 IU IM, kontraksi baik
7. Plasenta lahir spontan lengkap, pemasangan IUD
copper +380A sebelum uterus ditutup seluruhnya
8. SBR dijahit 2 lapis, lapisan dijahit secara jelujur
9. Tidak ada perdarahan aktif, alat dan kassa lengkap
10. Abdomen ditutup lapis demi lapis
Diagnosis Pasca Persalinan
Ny. S, 24 tahun, P1A0 partus prematurus SC a/i eklamsia; PPCM
Prognosis Ibu
Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam

Prognosis Janin
Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P

Keadaan umum: sakit sedang Advis kebidanan, IPD,


Kesadaran: CM, E4M6V5 anestesi → acc
TD: 140/84 mmHg Ny. S, G1P0A0 gravida terminasi kehamilan
Kejang (-), sesak
1 Juni 2023 Nadi: 99x/menit 34-35 minggu dengan dengan SC
berkurang
RR: 25x/menit eklamsi; susp. PPCM Puasa 6 jam sebelum
Suhu: 36,5 operasi
SpO2: 94% on NK 4 lpm Pre-operasi

KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
TD : 144/94 mmHg
● Rencana
Kejang (-), sesak Nadi : 80x/menit Ny. S, P1A0 partus
intervensi
berkurang, pusing RR : 21x/menit prematurus SC a/i
2 Juni 2023 dilakukan
(+), pandangan Suhu : 36,7 eklamsi + PPCM + IUD
● RL + MgSO4
buram (+) SpO2 : 99% on NK 4 lpm POD I
● RL + Oxy stop
Perdarahan minimal
TFU 2 jari dibawah pusat
Skala nyeri : 2
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P

● Mobilisasi segera
● Diet rendah garam
KU : sakit sedang
● Infus RL 500cc + MgSO4 20%
Kesadaran : CM
10 gr 20 tpm
TD : 122/69 mmHg
● Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Nadi : 88x/menit
Pusing (+), Ny. S, P1A0 partus ● Metronidazole 3 x 500 mg IV
RR : 19x/menit
pandangan prematurus SC a/i ● Dopamet 3 x 500 mg PO
3 Juni 2023 Suhu : 36,1
buram (+), eklamsi + PPCM + IUD ● Nifedipine 3 x 10 mg PO
SpO2 : 99% on NK 2 lpm
sesak (-) POD II ● Kaltrofen 3 x 100 mg supp
Konjungtiva merah muda
● Observasi TTV, perdarahan,
Perdarahan minimal
TFU
TFU 2 jari dibawah pusat
● GV POD III
Skala nyeri : 2
● IPD → furosemid 3 x 2 ampul
IV, lainnya lanjutkan
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P

KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
TD : 130/72 mmHg ● Infus RL 500cc, 20 tpm
Nadi : 88x/menit ● Ceftriaxone 2 x 1 gram IV →
Pusing (-), RR : 22x/menit Cefixime 2 x 200 mg PO
sesak (-), Suhu : 36,7 ● Metronidazole 3 x 500 mg IV
nyeri ulu hati SpO2 : 98% on room air Ny. S, P1A0 partus ● Metildopa 3 x 250 mg PO
(-), Konjungtiva merah muda prematurus SC a/i ● Kaltofren supp → ganti Asam
4 Juni 2023
pandangan ASI (+/+) eklamsi + PPCM + IUD Mefenamat 3 x 500 mg PO
kabur (+), TFU 2 jari dibawah pusat, POD III ● Terapi IPD lanjutkan
nyeri luka kontraksi uterus baik ● Rencana pindah rawat ruang
operasi (+) Luka operasi tertutup biasa
perban, rembesan (-) ● Observasi KU, TTV,
Perdarahan aktif perdarahan
pervaginam (-)
BAK (+) dengan kateter
FOLLOW-UP
Tanggal S O A P

KU : sakit sedang
Kesadaran : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
RR : 20x/menit
● Rencana pulang
Suhu : 36,5 Ny. S, P1A0 partus
● IPD : acc pulang
Nyeri luka SpO2 : 98% prematurus SC a/i
5 Juni 2023 ● Edukasi pasien mengenai
operasi (+) TFU 2 jari dibawah pusat, eklamsi + PPCM + IUD
perawatan luka, nutrisi, KB,
kontraksi uterus baik POD IV
tanda bahaya nifas
Luka operasi tertutup
perban, rembesan (-)
Perdarahan aktif
pervaginam (-)
BAK spontan (+)
DATA BAYI

Jenis kelamin : laki-laki


Tanggal lahir: 1 Juni 2023
Berat lahir : 2020 gram
Panjang badan : 44 cm
APGAR : 5/7
03
ANALISIS KASUS
1. Apa Itu Eklamsi?

Kelainan akut pada Preeklamsi atau Preeklamsi berat dalam


masa kehamilan, persalinan, atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang dengan/tanpa penurunan
kesadaran
Serangan Kejang Eklamsi

Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat


Invasi Kontraksi Konvulsi Koma
Etiologi Faktor Risiko
Eklamsi → ↑ permeabilitas blood 1. Riwayat Preeklamsi sebelumnya
brain barrier (BBB) selama 2. Usia ibu > 35 tahun
preeklamsia → perubahan aliran 3. Nulliparitas
darah otak → gangguan 4. Usia ibu < 20 tahun
autoregulasi 5. Obesitas
6. Kehamilan multifetal
7. Kurang perawatan prenatal
Patofisiologi
Mekanisme 1
Kegagalan Invasi sitotrofoblas → remodelling arteri spiral buruk → suplai
darah plasenta menurun
Suplai darah menurun → resistensi arteri uterus ↑ & vasokonstriksi →
iskemi plasenta dan stress oksidatif → endotel rusak → endotel rahim &
serebral→ gangguan neurologis

Mekanisme 2
TD tinggi preeklamsi → disfungsi autoregulasi pembuluh darah serebral →
Hipoperfusi, kerusakan endotel, atau terjadi Edema
2. Bagaimana cara menegakkan diagnosis Eklamsi
pada pasien?
Teori Kasus

Pasien G1P0A0 usia 24 tahun dengan


gravida 36-37 minggu
1. Umur kehamilan > 20 minggu
Pasien mengalami kejang sebanyak 1x
2. Hipertensi
saat dirumah dan 1x saat di ponek RSUD
3. Kejang
R. Syamsudin, SH.
Anamnesis 4. Penurunan kesadaran
Saat sadar → pasien mengeluhkan
5. Penglihatan kabur
penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri
6. Nyeri kepala hebat
ulu hati sebelum terjadi kejang
7. Nyeri ulu hati
Riwayat hipertensi sejak usia kehamilan
5 bulan
Teori Kasus

Pada saat pasien datang dalam


keadaan tidak sadarkan diri stupor
1. Kesadaran : somnolen sampai
GCS 6 (E1M3V2) setelah mengalami
koma
kejang. Setelah dilakukan tatalaksana
2. Tanda Vital: Sistolik
awal menjadi Somnolen GCS 10
≥140mmHg,dan diastolik ≥ 90
Pemeriksaan (E3M5V2).
mmHg
Fisik
3. Proteinuria minimal +1
TTV pada pasien didapatkan
4. Penurunan kesadaran tanpa
TD: 210/120 mmHg
disertai kejang
Nadi: 130x/menit
5. Tetanus
RR: 43x/menit
SpO2: 84%
Teori Kasus

1. Pemeriksaan Hb, Ht, leukosit,


Pada pemeriksaan hematologi → leukositosis
trombosit, urin lengkap, fungsi
(18.100/µL)
hati, fungsi ginjal
2. Pemeriksaan foto rontgen thorax
Pada pemeriksaan kimia urin → protein urin
3. Pemeriksaan CT Scan bila ada
Pos (+++/500) dan eritrosit (5 sel/µL)
dugaan perdarahan otak
Pemeriksaan 4. Pungsi lumbal, bila ada indikasi
Pada pemeriksaan makroskopis urin →
Penunjang 5. Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca,
eritrosit positif (+/10)
dan Cl; kadar glukosa, Urea,
Kreatinin, SGOT, SGPT, Analisis
Foto rontgen thorax → kardiomegali dan
gas darah, asam urat untuk
edema paru
mencari penyebab kejang yang
lain, sesuai indikasi
Pemeriksaan KTG → kategori II
6. Pemeriksaan USG, KTG
3. Bagaimana Penanganan Klinis Pada
Pasien Eklamsi?
Terminasi Kehamilan

Tujuan:
1. Mencegah Kejang berulang
2. Menurunkan/mengendalikan TD
3. Mengatasi hemokonsentrasi dan memperbaiki diuresis
dengan pemberian cairan
4. Mengatasi hipoksia dan asidosis
Pengobatan Medisinal
Obat anti kejang
● Magnesium sulfat (MgSO4)
○ Untuk mengendalikan kejang dan merupakan lini pertama
○ Dosis pemuatan → 4-6 gram IV, 15-20 menit
○ Dosis maintenance → 2 gr/jam
○ Pemberian dilanjutkan sampai 24 jam setelah kejang
○ Syarat pemberian
■ Harus tersedia antidotum → kalsium glukonas 10% → 1gr dalam 10cc
■ Frekuensi pernapasan ≥ 16x/menit
■ Produksi urine ≥ 30cc/jam (≥ 0.5 cc/kgbb/jam)
■ Refleks patella positif
○ Pemberian dihentikan bila:
■ Ada tanda intoksikasi
■ 24 jam pasca salin
■ Dalam 6 jam pasca salin terjadi perbaikan
Pengobatan Medisinal
Obat anti kejang
● Anti epilepsi lainnya → diazepam, fenitoin
○ Benzodiazepin dan barbiturat → kejang refrakter yang tidak responsif terhadap
MgSO4

Obat suportif
● Anti hipertensi
○ Hydralazine 2 mg IV dilanjutkan dengan 100 mg dalam 500 cc NaCl secara titrasi →
hingga TD <170/<110 mmHg
○ Labetalol 20 mg bolus IV. Bila tidak berhasil dalam 10 menit → ulangi dengan
memberi 40 mg, lalu 80 mg setiap 10 menit (maks. 220 mg), hingga target
○ Nifedipine 10 mg PO setiap 30 menit (maks. 120 mg/hari)
○ Obat lainnya → metildopa, nicardipine, verapamil, nimodipine
Pengobatan Medisinal

Obat suportif
● Diuretik bila terdapat edema paru, gagal jantung, edema anasarka
● Kardiotonika bila ada tanda payah jantung
● Antipiretik bila ada demam
● Antibiotik bila ada tanda infeksi
● Analgetik bila penderita gelisah karena kesakitan
Pengobatan Medisinal

Perawatan serangan kejang dan koma dapat dilakukan bersama dengan bagian neurologi
dengan merawat dan memantau :
- Di kamar isolasi yang cukup terang dan tenang
- Mulut pasien dipasangkan sudip lidah
- Kepala direndahkan dan daerah orofaring diisap dengan suction
- Fiksasi badan ke tempat tidur harus cukup kendor → cegah fraktur
- Untuk atasi status konvulsivus → injeksi benzodiazepin, fenitoin, diazepam
- Untuk atasi edema otak → infus mannitol, gliserol, dexamethasone
- Kesadaran dan kedalaman koma penting untuk dipantau
- Mobilisasi → cegah ulkus dekubitus
- Pemberian nutrisi → NGT
Pengobatan Obstetrik
Sikap dasar → semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri tanpa memandang usia
kehamilan dan keadaan janin

Terminasi kehamilan bila status hemodinamik dan metabolisme ibu sudah stabil, yaitu 4-8
jam setelah salah satu atau lebih dari keadaan berikut :
1. Setelah pemberian obat anti kejang terakhir
2. Setelah kejang berhenti
3. Setelah pemberian obat anti hipertensi terakhir
4. Pasien mulai responsif

Ibu hamil dengan PEB dengan usia kehamilan < 34 minggu → kortikosteroid harus diberikan
jika waktu dan keadaan memungkinkan → bantu pematangan paru-aru
4. Komplikasi Ibu dan Janin
Risiko terberat → kematian ibu dan janin

Komplikasi Ibu → solusio plasenta, sindroma HELLP (hemolytic, elevated


liver enzyme, low platelet), edema paru, pneumonia aspirasi, stroke,
status epileptikus, atau kelumpuhan total, PRES (Posterior Reversible
Encepalopathy Syndrome), PPCM (PeriPartum Cardiomyopathy)

Komplikasi janin → asfiksia mendadak, IUGR (intrauterine growth


restriction), gawat janin, persalinan prematur, IUFD (intrauterine fetal
death)
PPCM (PeriPartum Cardiomyopathy)
● Penyebab kardiomiopati langka yang terjadi selama akhir kehamilan atau
periode postpartum awal, ditandai dengan disfungsi ventrikel kiri dan
gagal jantung
● Dapat mengancam nyawa
● Dapat mengenai segala usia → 50% kasus pada wanita usia >30 tahun
● Wanita kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi
● Dapat terjadi pada multiparitas, kehamilan ganda, obesitas, hipertensi
kronis, penggunaan tokolitik jangka panjang
● Penegakan diagnosis :
○ Pemeriksaan darah rutin → ditemukan ↑ peptida natriuretik otak dan
evaluasi penyebab lainnya
○ Radiografi thorax → kardiomegali dan/atau edema paru → tidak
spesifik untuk PPCM tetapi sugestif untuk gagal jantung
○ EKG → tidak signifikan, namun penemuan QRS yang memanjang > 20
milidetik terkait dengan mortalitas pasien dengan PPCM
○ Ekokardiografi → untuk evaluasi anatomi dan fungsi jantung, serta
fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF). Pada PPCM LVEF < 45%
5. Edukasi Eklamsi Terhadap Pasien

1. Penjelasan terkait penyakit tentang Eklamsi → penyebab, faktor risiko,


gejala-gejala yang dapat dialami, dan penanganan awal.
2. Harus rutin melakukan pemeriksaan ANC dan cek rutin dengan dokter
spesialis kandungan
3. Diet rendah garam dan penurunan berat badan
04
KESIMPULAN
Penegakkan diagnosis eklamsi pada pasien ini → anamnesis, pemeriksaan
fisik klinis dan obstetrik, dan pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan
darah lengkap, pemeriksaan urin, dan pemeriksaan KTG.

Penyebab potensial pada pasien ini → akibat dari komplikasi preeklamsi


yang tidak segera ditangani, riwayat ANC yang buruk dapat menyebabkan
terjadinya eklamsi

Terapi pasien → terminasi kehamilan dengan seksio sesarea


Sebelum terminasi → perbaikan KU → mencegah komplikasi ibu dan janin →
gangguan pertumbuhan janin hingga kematian ibu dan janin
Daftar Pustaka
1. Magley M, Hinson MR. Eclampsia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Jun 25].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554392/
2. Liu S, Joseph KS, Liston RM, Bartholomew S, Walker M, León JA, et al. Incidence, Risk Factors, and Associated Complications of
Eclampsia. Obstetrics & Gynecology. 2011 Nov;118(5):987.
3. Bartal MF, Sibai BM. Eclampsia in the 21st century. American Journal of Obstetrics & Gynecology. 2022 Feb 1;226(2):S1237–53.
4. Karrar SA, Hong PL. Preeclampsia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Jun 25].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570611/
5. Lopez-Jaramillo P, Barajas J, Rueda-Quijano SM, Lopez-Lopez C, Felix C. Obesity and Preeclampsia: Common Pathophysiological
Mechanisms. Front Physiol. 2018 Dec 19;9:1838.
6. Mahran A, Fares H, Elkhateeb R, Ibrahim M, Bahaa H, Sanad A, et al. Risk factors and outcome of patients with eclampsia at a
tertiary hospital in Egypt. BMC Pregnancy Childbirth. 2017 Dec 22;17:435.
7. Magee LA, Pels A, Helewa M, Rey E, von Dadelszen P, Canadian Hypertensive Disorders of Pregnancy Working Group. Diagnosis,
evaluation, and management of the hypertensive disorders of pregnancy: executive summary. J Obstet Gynaecol Can. 2014
May;36(5):416–41.
8. Ngwenya S. Severe preeclampsia and eclampsia: incidence, complications, and perinatal outcomes at a low-resource setting,
Mpilo Central Hospital, Bulawayo, Zimbabwe. Int J Womens Health. 2017 May 17;9:353–7.
9. Hicks MA, Tyagi A. Magnesium Sulfate. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Jun
25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554553/
Daftar Pustaka
1. Euser AG, Cipolla MJ. Magnesium sulfate treatment for the prevention of eclampsia: A brief review. Stroke. 2009
Apr;40(4):1169–75.
2. Noor S, Halimi M, Faiz NR, Gull F, Akbar N. Magnesium sulphate in the prophylaxis and treatment of eclampsia. J Ayub Med Coll
Abbottabad. 2004;16(2):50–4.
3. Khan KM, Patel JB, Schaefer TJ. Nifedipine. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023
Jun 25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537052/
4. Nicardipine. In: LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury [Internet]. Bethesda (MD): National
Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2012 [cited 2023 Jun 25]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548755/
5. Gupta M, Al Khalili Y. Methyldopa. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Jun 25].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551671/
6. Khalid F, Mahendraker N, Tonismae T. HELLP Syndrome. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 [cited 2023 Jun 25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560615/
7. Parikh P, Blauwet L. Peripartum Cardiomyopathy and Preeclampsia: Overlapping Diseases of Pregnancy. Curr Hypertens Rep.
2018 Jul 3;20(8):69.
8. Mubarik A, Chippa V, Iqbal AM. Postpartum Cardiomyopathy. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 [cited 2023 Jun 25]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534770/
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai