Dermatitis Kontak
Iritandr. Andini
Dokter Pembimbing :
Dwikenia Anjani, Sp. DV
Syarifah
Alawiyah
2018730142
Keluhan pertama kali timbul sejak bulan Juli tahun lalu, berupa gatal pada bercak
kemerahan yang awalnya hanya sebesar kacang kedelai dimana kemudian melebar
keseluruh kedua telapak dan punggung tangan disertai kulit kering.
Anamnesis
Khusus
(Autoanamnesis)
Pasien sehari-hari bekerja sebagai pengrajin kayu di pabrik kayu dan terpapar serbuk kayu kurang
lebih selama 1 tahun terakhir dan tidak menggunakan alat pelindung diri yang cukup. Pasien sudah
berusia 51 tahun yang secara fisiologis memiliki kulit tipis.
Pasien pernah mengalami keluhan serupa dan datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
pada bulan Desember tahun lalu. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
Riwayat asma pada pasien dan keluarga pasien disangkal. Riwayat hidung berair saat
pagi hari disangkal. Riwayat demam disangkal. Riwayat pemakaian handuk/pakaian
secara bersamaan disangkal. Riwayat memiliki hewan peliharaan disangkal. Lesi kulit
dapat menjadi kolonisasi sekunder dan/atau terinfeksi, terutama oleh Staphylococcus
aureus.
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum Sakit sedang
BB 58 kg
TB 163 cm
Mata
Fisik
Normocephal, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mulut Mukosa bibir lembab, gusi berdarah (-), gigi berlubang (-)
Thorax ● Paru : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-/-), vocal fremitus D/S
simetris, bronkovesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
● Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen ● Inspeksi : Permukaan perut tampak datar, supel, scar (-)
● Auskultasi: Bising usus (+) normal
● Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
● Perkusi : Timpani pada keempat kuadran
Ekstremitas Bentuk pergerakan simetris, akral hangat, edema (-), sianosis (-), nyeri tekan
(-) Kulit : Lihat status dermatologikus
Status
Dermatologikus
Distribusi :
Lesi dan Efloresensi : Regioner
Pada kedua telapak dan jari-jari tangan
tampak makula eritema, lesi kering, disertai
hiperkeratosis, fisura, multiple, sebagian
konfluen, bentuk tidak teratur, berbatas tidak
tegas dengan permukaan datar.
Pemeriksaan
Penunjang
Tidak dilakukan
Resume
Seorang laki-laki berusia 51 tahun dengan suku sunda, bekerja sebagai pengrajin kayu di pabrik
kayu. Keluhan pertama kali timbul sejak bulan Juli tahun lalu, berupa gatal pada kedua telapak
tangan disertai makula eritema yang awalnya berukuran lenticular dimana kemudian melebar
keseluruh kedua telapak dan punggung tangan dan kulit kering. Sejak 1 minggu yang lalu, pasien
mengeluhkan kulit dirasakan kering, gatal dan nyeri pada kedua telapak serta jari-jari tangan,
disertai makula eritema. Keluhan dirasakan sepanjang hari dan memburuk saat pasien bekerja.
Pasien sebelumnya telah diberikan pengobatan dan mengalami perbaikan. Pasien terpapar
serbuk kayu kurang lebih selama 1 tahun terakhir dan tidak menggunakan alat pelindung diri
yang cukup.
Resume
Pasien sudah berusia 51 tahun yang secara fisiologis memiliki kulit tipis. Pasien pernah
mengalami keluhan serupa pada bulan Desember tahun lalu. Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi, Anamnesis ke arah penyakit Dermatitis Kontak Alergi dan Dermatitis Kontak
Atopik disangkal. Pada pemeriksaan fisik generalisata didapatkan keadaan normal. Pada
pemeriksaan dermatologikus ditemukan pada kedua telapak dan jari-jari tangan tampak makula
eritema, lesi kering, disertai hiperkeratosis, fisura, multiple, sebagian konfluen, bentuk tidak
teratur, berbatas tidak tegas dengan permukaan datar.
Diagnosis Diagnosis Usulan
Kerja Pemeriksaan
Banding Dermatitis Kontak ● Patch Test
● Dermatitis Kontak Iritan Iritan Kronik ● Histopatologi
Kronik Kumulatif ec Susp Kumulatif ec Susp
Wood Dust Wood Dust
● Dermatitis Kontak Alergi
● Dermatitis Atopic
Penatalaksanaan
Umum
Pemakaian alat pelindung diri yang adekuat saat
bekerja, seperti sarung tangan, baju lengan panjang,
dan sepatu boot
Bekerja di pabrik kayu DKI Kumulatif merupakan hasil dari pajanan bahan kimia yang berulang
yang dapat merusak kulit. DKI Kumulatif juga merupakan bentuk DKI
Terpapar serbuk kayu setiap hari yang terpapar bahan iritan lemah, seperti oli, detergen, dll. Kerusakan
ini mungkin termasuk keduanya yaitu iritasi bahan kimia dan berbagai
faktor fisik yang berbahaya, seperti: seperti gesekan, mikrotrauma,
kelembaban rendah, efek pengering dari bubuk, tanah atau air dan
suhu. Kelainan baru terlihat nyata setelah kontak berlangsung
beberapa minggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian.
Analisa
Kasus
Analisa Pemeriksaan Fisik dan Status Dermatologikus
Pada kedua telapak dan jari-jari tangan Ditemukan makula hiperpigmentasi, erosi, lesi kering, disertai
tampak makula eritema, lesi kering, disertai hiperkeratosis.
hiperkeratosis, fisura, multiple, sebagian
konfluen, bentuk tidak teratur, berbatas Gejala klasik berupa kulit kering, disertai eritema, skuama, yang
tidak tegas dengan permukaan datar. lambat laun kulit menjadi tebal (hiperkeratosis) dengan likenifikasi ,
yang difus. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat
retak seperti Iuka iris (fisura), misalnya pada kulit tumit seorang
pencuci yang mengalami kontak secara terus menerus dengan
deterjen. Keluhan pasien umumnya rasa gatal atau nyeri karena
kulit retak (fisura).
Analisa
Diagnosis Kerja :
Kasus Dasar Diagnosis
Dermatitis Kontak Irritan Kumulative dapat ditemukan pada semua usia,
yang merupakan jenis dermatitis kontak yang paling sering terjadi. DKI Kronis
Dermatitis Kontak Kumulative terjadi lebih lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis
Iritan Kronik Kumulatif yang luas, sehingga adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
ec Susp Wood Dust alergik. Untuk ini diperlukan patch test dengan bahan yang dicurigai.
DKI kumulatif sering berhubungan dengan pekerjaan, oleh karena itu lebih
banyak ditemukan di tangan dibandingkan dengan bagian lain tubuh. Contoh
pekerjaan yang berisiko tinggi untuk DKI kumulatif yaitu: pencuci, kuli
bangunan, montir di bengkel, juru masak, tukang kebun, penata rambut.
Analisa
Diagnosis Banding :
Kasus Dasar Diagnosis
Dermatitis Kontak Alergi merupakan inflamasi kulit sebagai bentuk reaksi yang
disebabkan oleh kontak dengan eksogen allergen tertentu yang sebelumnya telah
● Dermatitis disensitisasi oleh seseorang. Ditandai dengan gejala klasik yaitu gatal. Kelainan kulit
Kontak bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi dermatitisnya. Pada stadium akut
Alergi dimulai dengan bercak eritematosa berbatas tegas yang diikuti edema,
● Dermatitis papulovesikel, vesikel atau bula. DKA akut di tempat tertentu, misalnya kelopak
Atopic mata, penis, skrotum, lebih didominasi oleh eritema dan edema. Pada DKA kronis
terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, berbatas
tidak tegas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan DKI Kronis.
Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang
teliti. Bisa dilanjut dengan pemeriksaan patch test untuk mengetahui alergen
penyebab yang jarang dapat diidentifikasi dengan analisis yang terampil dari
anamnesis dan distribusi dermatologis.
Analisa
Diagnosis Banding :
Kasus Dasar Diagnosis
Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit berupa dermatitis yang kronis residif,
disetai rasa gatal, yang pada kasus severe sering tak henti-hentinya sehingga
● Dermatitis menyebabkan gangguan tidur dan ekskoriasi, serta kulit yang rentan terhadap
Kontak Alergi infeksi.
● Dermatitis
Atopic Diagnosis DA dapat ditegakkan secara klinis dengan gejala utama gatal,
penyebaran simetris di tempat predileksi (sesuai usia), terdapat dermatitis yang
kronik-residif, riwayat atopi pada pasien atau keluarganya.
Analisa
Diagnosis Banding :
Kasus Dasar Diagnosis
Umum
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada DKI ada 3, yaitu penghentian pajanan terhadap bahan iritan
yang dicurigai, perlindungan bagian tubuh yang terpapar, dan penggantian bahan iritan dengan
yang tidak bersifat iritan.
Oleh karena itu, pada pasien ini disarankan menggunakan sarung tangan. Disarankan
menggunakan sarung tangan berbahan vinyl dengan cotton liners agar kelembapan tangan
tetap terjaga, tidak terlalu tebal yang menyebabkan kulit berkeringat atau tidak terlalu tipis
sehingga mampu menghindari tangan dari bahan irritant.
Analisa
Khusus
Penatalaksanaan
● Clobetasol propionate 0,05% 2x/hari digunakan setelah mandi dan sebelum tidur.
Kortikosteroid golongan I / super poten. Kortikosteroid topikal sedang hingga kuat dapat
digunakan untuk membantu meredakan pruritus dan berpotensi untuk mempercepat
penyembuhan.
● Vaseline album 50 gr 2x/hari digunakan setelah mandi, sebelum tidur, dan digunakan
terakhir. Pelembab berbahan emolien berbasis petrolatum atau petroleum jelly digunakan
untuk menghidrasi kulit. Petrolatum bekerja dengan cara membuat lapisan minyak di kulit.
Cara kerja ini akan mencegah penguapan air dari permukaan kulit, sekaligus memberikan
efek perlindungan pada kulit.
● Cetirizin 10 mg tab 1x/hari selama 10 hari. Bertujuan untuk mengurangi rasa gatal, reaksi
alergik dan inflamasi. Sebagai terapi sistemik dapat diberikan antihistamin (generasi sedatif
atau non-sedatif sesuai kebutuhan).
Terim
a
Kasih