Anda di halaman 1dari 40

Dermatitis Case Report Session

Kontak
Alergi Oleh :
Afriade Yolanda 2040312100
Sasqia Trizolla 2040312129 
Preseptor :
Dr. dr. Qaira Anum, Sp.KK(K) FINSDV, FAADV
BAB 1
PENDAHULUA
 

N
Dermatitis atau eksim : Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen (bahan kimia, fisik, mikroorganisme) dan atau faktor endogen,
menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.

• Dermatitis kontak: dermatitis akibat bahan/sunstansi yang menempel


pada kulit.
• 2 jenis dermatitis kontak:
• Dermatitis kontak iritan (DKI) disebabkan iritasi kimia
• Dermatitis kontak alergi (DKA) disebabkan antigen (alergen) yang
memunculkan reaksi hipersensitivitas tipe IV (cell-mediated atau
tipe lambat).
• Jumlah pasien DKA lebih sedikit karena hanya mengenai orang
dengan keadaan kulit sangat peka (hipersensitif).

• Diperkirakan jumlah DKA maupun DKI makin bertambah seiring bertambahnya jumlah
produk yang mengandung bahan kimia.
• Insiden dan tingkat prevalensi DKA dipengaruhi oleh alergen tertentu.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Dermatitis kontak alergi adalah
Dermatitis yang terjadi akibat
pajanan ulang dengan bahan dari
luar yang bersifat haptenik atau
antigenik yang sama, atau
mempunyai struktur kimia serupa
pada kulit seseorang yang
sebelumnya telah tersensitisasi.
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi DKA 26-40% Orang dewasa


21-36% Anak-anak.

• Profil sensitisasi dapat berbeda di setiap negara.

• Nikel sulfat : alergen yang paling banyak ditemukan.


ETIOLOGI
Potensi sensitisasi allergen.

Suhu dan kelembaban lingkungan

Faktor individu: Keadaan kulit pada


lokasi kontak, status imunologi (sedang
sakit), terpajan sinar matahari
PATOGENESIS

Mengikuti respon imun yang di perantarai Reaksi terjadi melalui dua fase:
Suatu hipersensitivitias
oleh sel (cell-mediated immune response) Fase sensitisasi dan fase elisitasi
tipe lambat
atau reaksi imunologi tipe IV
GEJALA KLINIS
DKA akut : eritema, edema, papul, papulovesikel, krusta

Apabila keadaan akut terus berlangsung, dapat terbentuk bula


dan keluhan tersering berupa gatal.

DKA kronik: bisa saja penderita terpapar alergen berulang


ANAMNESIS:
DIAGNOSI Kontaktan yang dicurigai
berdasarkan kelainan kulit
S yang ditemukan.

PEMERIKSAAN FISIK:
Melihat lokasi dan pola
kelainan kulit untuk PEMERIKSAAN
mengetahui kemungkinan PENUNJANG
penyebab
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis Dermatitis
DKI DA Psoriasis
Numular seboroik
Tatalaksana
Tatalaksana

Terapi Medikamentosa Non Medikamentosa


● kompres lembab aluminium asetat
5% kompres diterapkan 15 - 30 ● menghindari pencetus
menit 2-4 kali sehari
● kortikosteroid topikal potensi ● Mengganti alas kaki dengan
pertengahan atau tinggi bahan kulit atau kain

● kasus yang parah : kasus yang ● Kurangi frekuensi garukan


parah, diberikan kortikosteroid
oral (sistemik), dosis 35-50
mg/hari tapering selama 7-10 hari
Prognosis
● Umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan
● Kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan

dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis,


atau psoriasis) atau terpajan oleh alergen yang tidak mungkin terhindari,
misalnya berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat di
lingkungan penderita.
Bab 3
Laporan
Kasus
Identitas Pasien
1.Nama : Tn. Y
2.Tgl Lahir/Umur : 5 Januari 1957/ 64 tahun
3.Jenis Kelamin : Laki-laki
4.Pekerjaan : Pedagang bakso
5.Alamat : Bukittinggi
6.Status Perkawinan : Sudah menikah
7.Agama : Islam
8.Suku : Minang
9.Tanggal Pemeriksaan : 10 Feb 2021
10.Nomor Hp : 08128409xxxx
Anamnesis
Seorang pasien laki-laki, berusia 64 tahun datang ke Poliklnik Kulit dan
Kelamin RS Achmad Moechtar Bukittinggi pada tanggal 10 Februari 2021,
dengan :

Keluhan Utama
Bercak merah dan gatal disertai perih pada kedua punggung kaki sejak 2
bulan yang lalu.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
- Awalnya, timbul bercak kemerahan disertai rasa gatal pada punggung
kaki kanan dan kiri sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan muncul setelah
pasien mengganti sendalnya dengan sendal karet. Bercak-bercak
merah disertai gatal ini seperti tali sendal jepit. Lama-kelamaan
bercak tersebut meluas ke telapak kaki. Kemudian karena terasa gatal
sehingga pasien sering menggaruk dan mengakibatkan bercak meluas
ke jari kaki, dan seluruh area telapak kaki.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
- 2 minggu SMRS pasien berobat ke mantri dan diberikan obat
gentamisin krim, digunakan 2x sehari tetapi tidak ada perbaikan dan
lesi semakin meluas. Lalu 1 minggu yang lalu timbul rasa perih dan
gatal yang semakin memberat pada lesi tersebut dan muncul kulit
pecah-pecah.
- Bercak kemerahan dan gatal tidak ditemukan pada bagian tubuh lain.
- Riwayat gatal pada daerah kaki saat berkeringat tidak ada
- Riwayat mengoleskan body lotion pada daerah kaki disangkal
- Riwayat menggaruk area pungggung kaki ada
Anamnesis
Riwayat Penyakit
Dahulu
- Tidak ada riwayat bercak - Tidak ada riwayat komorbid
merah, gatal dan nyeri seperti diabetes dan hipertensi
sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga/Atopi
- Tidak ada anggota keluarga
pasien yang mengeluhkan
- Riwayat asma dan alergi makanan
bercak merah dan terasa gatal
seperti ini. seperti susu, telur, udang, dan kerang
disangkal.
- Riwayat bersin-bersin lebih
- Riwayat gatal saat memegang karet
dari lima kali setiap pagi hari
tidak ada. atau memakai jam tangan disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis Cooperatif
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 89x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36.7ºC
IMT : 22.0 (normoweight)
Rambut : tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologikus
Lokasi : Hampir seluruh jari, punggung dan telapak kaki kiri dan kanan.
Distribusi : Terlokalisir bilateral
Bentuk : Khas menyerupai cetakan tali sandal
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Plak eritem dengan skuama kasar, erosi, ekskoriasi, dan
fissura
Diagnosis

Diagnosis Kerja Diagnosis Banding

Suspek Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Iritan


Alergi et causa sandal karet
Tinea Pedis
Pemeriksaan Labor dan Anjuran

●Pemeriksaan labor rutin : tidak ada

●Pemeriksaan KOH : tidak


ditemukan elemen jamur

●Pemeriksaan anjuran : Patch test


Tatalaksana
Umum Khusus
• Hindari kontak dengan alergen penyebab Topikal : Klobetasol Propionat krim
0,05% dua kali sehari
• Mengganti alas kaki yang berbahan
karet tadi dengan bahan lainnya seperti • Antihistamin : setrizin 1x10 mg/hari

kulit atau kain • Sistemik : metilprednisolon 2x8 mg

• Kurangi frekuensi garukan agar lecet selama 5 hari


tidak semakin meluas • Antibiotik : Eritromisin 3x500 mg
Prognosis

Quo ad Vitam Quo ad


Functionam

Dubia ad
Bonam bonam Bonan Bonam

Quo ad Quo ad
Sanationam Kosmetikum
Bab 4
Diskusi
Diskusi
Telah dilaporkan seorang pasien pasien laki-laki usia 64 tahun dengan
keluhan bercak merah disertai sisik putih kasar dan luka lecet yang terasa gatal
sejak dua bulan yang lalu. Awalnya, timbul bercak kemerahan dan terasa gatal
diantara sela jari pada kedua punggung kaki sekitar 2 bulan yang lalu. Terdapat
juga lepuhan dan terasa nyeri pada jari-jari dan punggung kaki 1 minggu yang
lalu. Bercak-bercak merah disertai gatal ini seperti cetakan tali sendal jepit.
Lama-kelamaan bercak tersebut meluas ke telapak kaki. karena terasa gatal,
pasien sering menggaruk dan mengakibatkan bercak meluas ke jari kaki, dan
seluruh area telapak kaki.
Diskusi
2 minggu SMRS pasien berobat ke mantri dan diberikan obat
gentamisin krim, digunakan 2x sehari tetapi tidak ada perbaikan dan lesi
semakin meluas. Lalu 1 minggu yang lalu timbul rasa perih dan gatal yang
semakin memberat pada lesi tersebut dan muncul kulit pecah-pecah. Pada
pasien tidak ditemukan riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit
keluarga.
Diskusi
Pada DKA, terjadi kerusakan kulit yang didahului oleh proses
sensitisasi berupa alergen yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Pada
kaki, yang paling sering menyebabkan DKA adalah bahan kimia rubber-
related. Hal ini sesuai dengan informasi yang didapat dari anamnesis, yaitu
pasien memiliki riwayat menggunakan sandal baru berbahan karet sejak 3
bulan yang lalu. Setelah pemakaian sandal tersebut, 2 bulan yang lalu lesi
mulai muncul di punggung kaki berupa bercak merah kemudian lesi
melebar hingga menyerupai bentuk cetakan tali sandal.
Diskusi
Dari pemeriksaan fisik : lesi di hampir seluruh jari kaki, punggung dan telapak kaki
kiri dan kanan, terlokalisir bilateral, berbentuk khas seperti cetakan tali sandal, susunan
tidak khas, berbatas tegas, berukuran plakat, serta efloresensi berupa plak eritem dengan
skuama kasar, erosi, ekskoriasi dan fissura

Manifestasi klinis DKA : polimorfik tergantung stadiumnya, yaitu akut : eritema,


edema, dan vesikel; subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta; dan kronik:
likenifikasi, fisura, skuama. Dari status dermatologikus pasien terlihat gambaran skuama
kasar dan fisura, sehingga pasien sesuai dengan stadium kronik. Selain itu, klinis
pasien ini sesuai dengan gambaran klinis DKA yang telah dijelaskan di tinjauan pustaka.
Diskusi
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis kerja pada pasien ini
adalah Dermatitis Kontak Alergi et causa sandal karet, sehingga riwayat pengobatan
pasien sebelumnya menggunakan gentamisin krim tidak memberi perbaikan terhadap
lesi pasien, karena bukan diakibatkan oleh infeksi melainkan alergi. Seharusnya pasien
mendapatkan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh
allergen.
Diskusi
Diagnosis banding pada pasien ini adalah dermatitis kontak iritan dan tinea pedis.
Pada pasien ini terdapat gejala yang serupa antara DKA dan DKI terutama DKI
Kumulatif yang disebabkan kontak berulang-ulang dengan iritan lemah seperti gesekan,
panas atau dingin, trauma minor dan lain-lain. Kelainan pada DKI kumulatif juga baru
muncul setelah kontak dengan bahan iritan berminggu-minggu atau bulan, bahkan bisa
bertahun-tahun. Pada DKI Kumulatif ditemukan gejala klasik berupa kulit kering,
disertai eritem, skuama, yang lama-kelamaan menjadi tebal dengan likenifikasi yang
difus. DKI kumulatif sering berhubungan dengan pekerjaan.
Diskusi
Klinis tinea pedis dapat berupa lesi polimorfik yaitu kulit menebal dan bersisik,
eritem biasanya ringan, dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi serta gatal yang
dipicu oleh keringat. Lesi dimulai dari sela-sela jari kaki dan bisa mengenai sampai ke
telapak kaki. Keluhan biasanya bersifat kronik dan resisten terhadap obat. Tinea pedis
banyak diderita oleh orang yang sering memakai sepatu tertutup disertai perawatan kaki
yang buruk, dan para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah.
Diskusi
Tatalaksana yang diberikan berupa tatalaksana umum dan khusus. Untuk
tatalaksana umum pada pasien ini berupa edukasi, yaitu tentang perjalanan penyakit
yang dideritanya akan lama walaupun dalam terapi dan sudah modifikasi lingkungan
pekerjaan, serta perawatan kulit. Edukasi selanjutnya yaitu tentang penyakitnya
disebabkan oleh adanya kontak dengan bahan alergen. Sehingga sangat penting untuk
dilakukan identifikasi dan menghindari bahan alergen yang dicurigai, yaitu sandal
berbahan karet, dan digantikan dengan sandal berbahan lain. Oleh karena itu, pada
pasien ini dianjurkan untuk melakukan patch test, sehingga alergen berdasarkan hasil uji
tempel dapat dihindari. Hal ini penting untuk pencegahan kekambuhan.
Diskusi
Tatalaksana khusus pada pasien ini yaitu dengan pemberian farmakoterapi berupa
oral dan topikal. Untuk mengurangi peradangan diberikan terapi oral berupa
metilprednisolone 2x8 mg/hari dan terapi topikal berupa klobetasol propionate 0,05% 2x
sehari. Pada pasien juga diberikan antihistamin yaitu cetirizine 1x10 mg/hari dan
antibiotik eritomisin 3x500 mg/hari untuk mencegah infeksi sekunder.

Prognosis pada pasien ini bonam selagi bisa menghindari kontak dari allergen
sehingga prognosis menjadi baik.
Terima
kasih CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai