Anda di halaman 1dari 7

1 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

Kista Dentigerous
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021

Oleh :

Afriade Yolanda 2040312100


Putri Aisyah Mirza 2040312139
Nanda Afila Gusira 1710313027

Preseptor :

dr. Dolly Irfandy , SpTHT-KL(K), FICS

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK


BEDAH KEPALA DAN LEHER
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
2 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

KISTA DENTIGEROUS
Afriade Yolanda, Putri Aisyah MIrza, Nanda Afila Gusira
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021

PENDAHULUAN Kista dentigerous menyumbang 24% dari semua


Kista dentigerous adalah kista odontogenik kista rahang, merupakan jenis kista odontogenik
yang berasal dari mahkota gigi yang impaksi, gigi kedua terbanyak setelah kista radikuler. Kista ini dapat
ektopik, atau gigi yang tidak tumbuh. Kista ini ditemukan pada anak-anak maupun dewasa dengan
disebabkan oleh akumulasi cairan antara epitel email insiden tertinggi pada dekade kedua atau ketiga
yang tereduksi dan mahkota gigi. Kista dentigerous kehidupan. Sekitar 70% kasus terjadi pada mandibula
menyumbang 24% dari semua kista rahang dan jenis dan 30% pada maksila. Berdasarkan jeniskelamin,
kista odontogenik kedua terbanyak setelah kista kista dentigerous lebih sering terjadi pada pria
radikuler. Kista ini dapat ditemukan pada anak-anak dibandingkan wanita dengan rasio 1,6:1.2,3
maupun dewasa dengan insiden tertinggi pada dekade Gigi yang sering mengalami kista dentigerous adalah
kedua atau ketiga kehidupan. Adapun gigi yang paling gigi molar ketiga mandibula diikuti oleh gigi kaninus
sering terlibat adalah gigi molar ketiga mandibula maksila. Kista dentigerous ini sangat jarang berasal
diikuti oleh gigi kaninus rahang atas, sangat jarang dari gigi ektopik yang tumbuh di sinus maksilla. Kista
berasal dari gigi ektopik yang tumbuh di sinus dentigerus yang berhubungan dengan gigi
1,2
maksila. supernumary hanya sekitar 5-6% dari semua kista
Kista dentigerous umumnya tidak dentigerus, dan 90% berasal dari meisodens maksila
menimbulkan rasa sakit. . Kista ini sering ditemukan (gigi supenumerary di daerah insisivus anterior rahang
secara kebetulan melalui pemeriksaan radiologi rutin. atas).1,3
Namun demikian, erupsi gigi yang tertunda atau 3. Klasifikasi
pembengkakan wajah mungkin menjadi keluhan Klasifikasi kista dentigerous ada tiga tipe, yaitu
utama. Ketika sinus maksilaris diinvasi, gejala klasik tipe sentral, lateral, dan sirkumferensial, sesuai
penyakit sinus seperti nyeri wajah, sakit kepala, sekret dengan posisi berkembangnya kista pada mahkota
hidung purulen atau obstruksi nasolakrimalis dapat gigi.
terjadi. Terapi definitif untuk kista ini adalah dengan 1) Kista dentigerous sentral yang merupakan kista
membuang kista dan gigi impaksi yang ikut terlibat. mengelilingi mahkota secara asimetris, menggerakkan
Prognosis kondisi ini adalah baik, sangat jarang gigi ke arah yang berlawanan dengan erupsi normal.
2,3
ditemukan kekambuhan. 2) kista dentigerous lateral. Pada tipe lateral kista
TINJAUAN PUSTAKA berkembang pada sisi mesial dan distal dari gigi dan
Kista Dentigerous meluas jauh dari gigi, hanya menutupi sebagian
1. Definisi mahkota gigi, menyebabkan miringnya gigi ke arah
Kista dentigerous adalah kista odontogenik yang yang tidak diliputi kista.
berasal dari mahkota gigi yang impaksi, gigi ektopik, 3) Kista dentigerous sirkumferensial. Pada tipe
atau gigi yang tidak tumbuh. Kista ini merupakan lesi sirkumferensial, seluruh organ email disekitar leher
patologis berupa rongga, dilapisi oleh epitel yang gigi menjadi kistik, sering menyebabkan gigi bererupsi
mengelilingi mahkota gigi dari cemento enamel menembus kista sehingga menghasilkan gambaran
junction (CEJ) dan berisi cairan. Kista ini terbentuk seperti kista radikular.5
oleh akumulasi cairan antara epitel email yang 4. Patofisiologi
tereduksi dan mahkota gigi.1,4 Kista dentigerus berasal dari enamel gigi setelah
2. Epidemiologi terjadi amelogenesis yang komplit. Kista dentigerus
muncul akibat akumulasi dari cairan antara gigi yang
3 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tidak erupsi dengan daerah sekitar gigi yang enamel akhir proses. Hal ini dapat menimbulkan gejala sakit
epitelnya berkurang. Cairan yang muncul ini bersifat kepala, obstruksi sinus, epifora karena obstruksi
hiperosmolar karena adanya albumin, immunoglobulin duktus nasolakrimalis, sinusitis berulang, rinore
dan debris epitel skuamosa. Cairan hiperosmolar ini purulen, elevasi dasar orbita, dan fraktur. Tumpukan
menyebabkan masuknya cairan ekstraselular ke lesi pada dasar orbita dapat menyebabkan diplopia
dalam kista sehingga mengakibatkan membesamya dan bahkan kebutaan.6 Selain itu, dapat timbul gejala
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
kista. Lapisan epitel dari kista ini mensekresikan pembengkakan pada wajah, dan malformasi hidung.10
kolagen dan faktor aktivasi osteoklas yang 6. Prinsip Diagnostik
menyebabkan reasorbsi tulang lokal yang a. Gambaran Radiologi
6,7
menyebabkan semakin membesamya ukuran kista. Studi pencitraan (atau thopantomographs)
Ada 3 teori mengenai pembentukan kista biasanya menunjukkan radiolusensi unilokular dengan
dentigerous. berbagai ukuran, terkait dengan mahkota gigi yang
Teori pertama menyatakan bahwa kista tidak erupsi, dengan batas sklerotik yang jelas. Jika
disebabkan oleh akumulasi cairan antara epitel email ruang folikel pada radiografi lebih dari 5 mm, kista
tereduksi dan mahkota gigi. Tekanan cairan 5 odontogenik dapat dicurigai. 6,9
mendorong proliferasi epitel email tereduksi ke dalam CT scan memberikan detail tulang yang superior,
kista yang melekat pada cement-enamel junction dan membantu dalam penentuan ukuran dan luas lesi, dan
mahkota gigi. berguna untuk membedakan lesi maksila yang berasal
Teori kedua menyatakan bahwa kista diawali dari antral dari lesi ekstra-antral.6
dengan rusaknya stellate reticulum sehingga Pada MRI ditemukan gambaran homogen secara
membentuk cairan antara epitel email bagian dalam hipointens pada gambar dengan pembobotan T1 dan
dan bagian luar. Tekanan cairan tersebut mendorong hiperintens pada gambar pembobotan T2. 6
proliferasi epitel email luar yang menyisakan b. Gambaran Histoparologi
perlekatan pada gigi di bagian cement-enamel Secara histologis, ada perbedaan temuan tergantung
junction; lalu epitel email dalam tertekan ke atas pada apakah lesi tersebut meradang. Kista yang tidak
permukaan mahkota. Saat telah terbentuk sempurna, meradang menunjukkan 2 sampai 3 lapisan sel kuboid
mahkota akan berprotrusi ke dalam lumen, dan akar- hingga sel skuamoid yang berdekatan dengan jaringan
akarnya memanjang ke sisi luar kista. ikat fibrosa, jarang menunjukkan sel bersilia, mukosa,
Teori ketiga, kista dentigerous disebabkan oleh atau sebasea. Kista yang meradang menunjukkan
peradangan jaringan periapikal akibat infeksi epitel proliferasi yang jauh lebih tebal, dengan rete
periapikal yang berasal dari gigi sulung , yang hiperplastik, peradangan kronis, dan kadang-kadang
mencapai dan merangsang pertumbuhan benih gigi keratin hialin (badan Rushton). Celah kolesterol sering
8
permanen sehingga memberikan akumulasi cairan. terjadi.9
Pada setiap teori, cairan menyebabkan proliferasi 7. Diagnosis Banding
kistik karena kandungan hiperosmolar yang dihasilkan Diagnosis banding meliputi uniksitik
oleh cellular breakdown dan produk produk sel ameloblastoma, adenomatoid odontogenik tumor
sehingga menyebabkan gradient osmotic untuk (AOT), stadium awal dari kista Gorlin, ameloblstik
8
memompa cairan ke dalam lumen kista. fibroma, ameloblastik fibro-odontoma, odontogenik
5. Manifestasi Klinis keratosit.9
Pasien biasanya tidak menunjukkan gejala atau 8. Penatalaksanaan
asimptomatik, sehingga kista ini ditemukan secara Pada pasien denga kista dentigerous umumnya
kebetulan saat pemeriksaan radiologi gigi rutin. tatlaksana yang dilakukan ditentukan dari ukuran kista
Namun, nyeri mungkin dialami saat terjadi ekspansi dan lokasi kista, usia pasien, gigi yang terkena
tulang atau resorpsi gigi yang berdekatan.9 dampak dan hubungan kista dengan struktur vital
Kista dentigerous muncul perlahan dan bisa disekitarnya. Ada beberapa penatalaksanaan terapi
bertahan beberapa tahun tanpa gejala. Ketika terjadi kista dentigerous pada lesi yang kecil, seperti
invasi sinus maksilaris, biasanya muncul gejala di enukleasi, yaitu pengerokan mukosa dinding kista
4 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

disertai dengan pencabutan gigi yang sakit dan Keadaan Umum : sakit sedang
pembuangan dinding kista yang menonjol. Jika lesi Kesadaran : CMC
besar maka dilakukan marsupialisasi dengan surgical Tekanan darah : 120/73 mmHg
drain yaitu membuat suatu jendela pada dinding kista Frekuensi nadi : 88x/menit
dalam pembedahan, mengambil isi kistanya dan Suhu : 36,5 o c
memelihara kontuinitas antara kista dengan rongga Pernapasan : 18x/menit
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
11
mulut, sinus maksilaris dan rongga hidung. Sianosis : tidak ada
9. Prognosis Edema : tidak ada
Prognosis dari kista dentigerous untuk sebagian Anemis : tidak ada
histopatologis didiagnosis kista dentigerous sangat Ikterus : tidak ada
11
baik, rekurensi jarang ditemukan. Pemeriksaan Sistemik
10. Komplikasi Kepala : normochepal
Terjadinya kista residual pada penatalaksanaan yang Mata : konjungtiva anemis -/- sclera ikterik
kurang sempurna terlebih pada tindakan enukleasi. -/-
11
Terjadi rekurensi juga sangat kecil. Thoraks : S1S2 reguler murmur (-) gallop (-)
LAPORAN KASUS suara napas bronkoversikuler rh-/- wh -/-
Identitas Pasien Abdomen : supel, busing usus (+) normal
Nama : Ny. Sri Melati Ekstremitas : CRT< 2 detik, udem tidak ada
Usia : 31 tahun Status Lokalis THT-KL
Jenis Kelamin : Perempuan Telinga
Alamat : Padang Pemerik Kelainan Dekstra Sinistra
saan

Keluhan Utama : Nyeri dan bengkak pada pipi Kelainan - -


Kongenital
kanan sejak 3 bulan SMRS
Daun Trauma - -
Riwayat Penyakit Sekarang : Telinga Radang - -
- Awalnya gigi geraham kanan atas berlubang Kelainan - -
dan nyeri, lalu timbul bengkak dan nyeri di Metabolik
Nyeri Tarik - -
pipi kanan. Nyeri Tekan - -
- Keluar ingus dari hidung tidak ada. Tragus
Cukup Lapang iya iya
- Rasa ingus mengalir di tenggorok tidak ada.
Sempit - -
- Riwayat keluar darah dari hidung tidak ada. Liang & Hiperemis - -
Dinding Edema - -
- Gangguan penciuman tidak ada.
Telinga Massa - -
- Rasa kebas di wajah tidak ada.
Bau - -
- Bersin -bersin > 5x bila terkena debu / dingin Warna - -
tidak ada. Sekret / Jumlah - -
Serumen Jenis - -
Riwayat Penyakit Dahulu :
MEMBRAN TIMPANI
- Riwayat bersin-bersin pada pagi hari >5x Warna putih putih
tidak ada Refleks (+) arah (+) arah
Utuh Cahaya jam 5 jam 7
- Riwayat asma tidak ada Bulging - -
- Riwayat keluar darah dari hidung tidak ada Retraksi - -
Atrofi - -
Riwayat Penyakit Keluarga :
MEMBRAN TIMPANI
- Tidak ada Jumlah MT tidak ada
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi: Perforasi Perforasi perforasi
Jenis
 Riwayat merokok dan minum alcohol Kuadran
tidak ada Pinggir
Tanda Radang - -
 Pasien bekerja sebagai pegawai swasta Fistel - -
Status Generalisata Sikatrik - -
5 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Mastoid Nyeri Tekan - - Massa Konsistensi - -


Nyeri Ketok - - Mudah - -
Rinne + +
digoyang
Weber Lateralisasi
Pengaruh - -
Tes Tidak Ada
Schwabach = = Vasokonstrikto
Garpu
Tala Kesimpulan Tidak ada tuli r
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
Audiometri tidak dilakukan RINOSKOPI POSTERIOR
Timpanometri
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Normal / sulit dinilai
Hidung
Cukup
Pemeriksaa Kelainan Dekstr Sinistr
Koana Lapang
n a a Sempit
Deformitas - - Massa
Kelainan - - Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kongenital Warna sulit dinilai
Hidung Luar Edema
Trauma - - Mukosa
Radang - - Jaringan
Massa - - Granulasi
Deformitas - - Ukuran sulit dinilai
Nyeri Tekan - - Warna
Sinus
Nyeri Ketok - - Permukaan
Paranasal Konka Inferior Edema
Rinoskopi Anterior Adenoid Ada / Tidak sulit dinilai
Vibrise sedikit sedikit Muara Tuba Tertutup sulit dinilai
Radang - -
Vestibulum Eustachius Sekret
Normal / - - Edema
Kavum Nasi Cukup Lapang Mukosa
Sempit - - Lokasi sulit dinilai
Lapang + + Ukuran
Pemeriksaa Kelainan Dekstr Sinistr Bentuk
n a a Massa Permukaan
Rinoskopi Anterior Post Nasal Ada / Tidak sulit dinilai
Lokasi - - Jenis
Drip
Jenis - -
Jumlah - -
Sekret Bau - - Oral Cavity dan Orofaring
Ukuran eutrofi eutrofi Pemeriksaa Kelainan Dekstra Sinistra
Warna merah merah
n
muda muda Trismus - -
Konka
Permukaan licin licin Uvula Edema - -
Inferior Edema - - Bivida - -
Ukuran eutrofi eutrofi
Simetris / simetris simetris
Warna merah merah
Palatum Tidak
Konka Media muda muda
Warna merah merah
Permukaan licin licin Molle +
Edema - - muda muda
Arkus Faring
Cukup Lurus/ lurus lurus Edema - -
Bercak / - -
Deviasi
Permukaan - - Eksudat
Warna - - Dinding Warna tidak tidak
Spina - - Faring hiperemi hiperemi
Septum Krista - -
Abses - - s s
Perforasi - - Permukaan licin licin
Lokasi - - Ukuran T1 T1
Bentuk - - Warna tidak tidak
Ukuran - - hiperemi hiperemi
Permukaan - -
s s
Tonsil
Warna - - Permukaan licin licin
6 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Muara Kripti tidak tidak Prognosis :


melebar melebar Quo ad vitam : Bonam
Detritus - - Quo ad sanam : Bonam
Eksudat - -
Warna - -
Edema - - DISKUSI
Abses - -
Perlengketa Perlengketa - - Telah dilaporkan pasien seorang perempuan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
n n usia 31 tahun dengan diagnosis kista dentigerous.
Lokasi - - Kista dentigerous adalah kista yang berasal dari
Bentuk - -
mahkota gigi yang impaksi, gigi ektopik, atau gigi yang
Ukuran - -
Tumor Permukaan - - tidak tumbuh. Kista ini merupakan kista odontogenik
Konsistensi - - yang dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa
dengan insiden tertinggi terjadi pada dekade kedua

Pemeriksaa Kelainan Dekstra Sinistra atau ketiga kehidupan.2

n Pasien datang dengan keluhan utama nyeri


Gigi Karies / - - dan bengkak pada pipi kanan. Kista detigerous
Radiks umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun
Kesan - -
demikian, erupsi gigi yang tertunda atau
Warna merah merah
pembengkakan wajah mungkin menjadi keluhan
muda muda
Bentuk normal normal utama. Ketika sinus maksilaris diinvasi, gejala klasik
Lidah
Deviasi - - penyakit sinus seperti nyeri wajah, sakit kepala, sekret
Massa - -
hidung purulen atau obstruksi nasolakrimalis dapat
terjadi.2
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
Inspeksi kelainan yang khas untuk kasus ini. Setelah dilakukan
1) Lokasi : Tidak ada CT-scan menunjukkan suatu kista dentigerous pada
pembesaran KGB sinus maksila. Pada pasien dilakukan operasi
2) Bentuk : Tidak ada maksilektomi medial perendoskopik untuk mengangkat
pembesaran KGB kista tersebut. Sesuai literatur, terapi definitif pada
3) Soliter / Multiple : Tidak ada kista dentigerous adalah dengan mengangkat kista
pembesaran KGB dan gigi impaksi yang ikut terlibat.2
Palpasi
1) Bentuk : Tidak ada DAFTAR PUSTAKA
pembesaran KGB 1. El-Fattah AMA, Khafagy YW, El-Sisi H,
2) Ukuran : Tidak ada Elkahwagi M, Ebada HA. Ectopic maxillary
pembesaran KGB sinus third molar with dentigerous cyst in 11
3) Konsistensi : Tidak ada patients: Tailored endoscopic assisted
pembesaran KGB approaches for a successful outcome. Clin
4) Mobilitas : Tidak ada Otolaryngol. 2021;00:1-5
pembesaran KGB 2. AlKhudair B, AlKhatib A, AlAzzeh G,
AlMomen A. Bilateral dentigerous cysts and
Diagnosis Utama :Kista Dentigerous ectopic teeth in the maxillary sinuses: A case
Diagnosis Tambahan :- report and literature review. Int J Surg Case
Pemeriksaan Anjuran : Rep. 2019;55:117–120

 Xray sinus paranasal 3. Shah KM, Karagir A, Adaki S, Pattanshetti C.

 CT Scan Sinus paranasal Dentigerous cyst associated with an impacted

Terapi : anterior maxillary supernumerary tooth. BMJ

Maksilektomi medial perendoskopik Case Rep. 2013;2013.


7 Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

4. Hutasoit Y, Sam B, Firman RN. Temuan kista


dentigerus rahang atas dengan perluasan
kavum nasal dan sinus maksilaris melalui
CBCT dan panoramik radiograf. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
2020;32(1):49-53.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
5. Shear M, Speight P. Cysts of the oral and
maxillofacial region. 2007. p.1-2; 123-31
6. Kasat VO, Freny R, Laddha RS. Dentigerous
cyst assosiated with an ectopic third molar in
maxillary sinus: a case report and review of
literature. Contemp Clin Dent. 2013;3 (3):373-
6
7. Suvarna Gowda, Borligegowda Viswanatha,
Pramod Junjanna, Keratinizing Dentigerous
Cyst: A Case Report and Review of
Literature, Research in Otolaryngology, Vol. 3
No. 6, 2014, pp. 85-88. doi:
10.5923/j.otolaryn.20140306.01
8. Oliveira GJ, Jose N, Lois N, Lisa G.
Conservative management of a dentigerous
cyst secondary to primary tooth trauma. Dent
Traumatol 2008; 24: 676–9.
9. Thompson LD. Dentigerous cyst. Ear Nose
Throat J. 2018; 97(3): 57.
doi:10.1177/014556131809700317
10. Önay Ö, Süslü AE, Yılmaz T. Huge
Dentigerous Cysts in the Maxillary Sinus: A
Rare Case in Childhood. Turk Arch
Otorhinolaryngol 2019; 57(1): 54-6.)
11. Dr. F.X. Adi Soesetijo, drg., MKes., Sp. Ros,
Dr. Didin Erma Indahyani, drg., MKes, et al.
Poceding Book “The ABC’s of Dentistry
Knowledge and Skill” FORKINAS FKG UNEJ
14th-15th. 2016.

Anda mungkin juga menyukai