ENUKLEASI
Melissa A’fifah
160110160059
DEFINISI
Suatu proses dimana dilakukan pembuangan total dari lesi kista atau
pemisahan lesi dari tulang
Lapisan ini akan lepas sehingga kista dapat diangkat dari kavitas
tulang
INDIKASI KEUNTUNGAN KERUGIAN
Initial excisional
• Jika terdapat
• Pengangkatan biopsy telah
indikasi
kista pada rahang merawat lesi
marsupialisasi
• Ukuran lesi kecil Pasien tidak harus
membahayakan
sehingga tidak merawat marsupial
jaringan normal
banyak merusak Setelah sembuh,
Fraktur rahang
jaringan. pasien tidak
Devitalisasi gigi
terganggu dengan
Impaksi gigi
kavitas kista
TEKNIK
Pemberian antibiotic profilaksis tidak diperlukan,
kecuali jika pasien memiliki penyakit sistemik
tertentu
DEVELOPMENT INFLAMATORY
AL
• DEFINISI
• ETIOLOGI
• PATOGENESIS
• GAMBARAN KLINIS
• GAMBARAN RADIOGRAFI
• DIAGNOSIS BANDING
• GEJALA KLINIS
• CARA PENANGANAN
KISTA DENTIGEROUS
1. DEFINISI
Kista dentigeraous adalah rongga patologik yang dibatasi oleh
epithelium atau kantung jaringan ikat yang berbatas epithelium skuamusa
berlapis yang terbentuk disekeliling mahkota gigi yang tidak erupsi dan
terdapat cairan.
Kista dentigerous adalah kista yang berasal dari pemisahan foliker
disekitar gigi yang belum erupsi.
2. ETIOLOGI
• Gigi impaksi
• Gigi yang erupsinya tertunda
• Perkembangan gigi
• odontoma
3. PATOGENESIS
• Teori pertama : bahwa kista disebabkan oleh akumulasi cairan antara epitell email
tereduksi dan mahkota. Tekanan cairan mendorong proliferasi epitel email tereduksi
ke dalam kista yang melekat pada cemento-enamel junction dan mahkota gigi
• Teori kedua : kista diawali dengan rusaknya stellate reticulum sehingga membentuk
cairan antara eoitel email bagian dalam dan bagian luar. Tekanan cairan tersebut
mendorong proliferasi epitel email luar yang menyisakanperlekatan pada ggi d
bagian cemento enamel junction, lalu epitel dalam tertekan ke atas permukaan
mahkota
4. GAMBARAN KLINIS
• Kista dentigeraous 22,3% dari semua kista odontogenic.
• Gigi impaksi M3 RB, C RA, P RB, paling sering terlibat dalam pembentukan kista
• Tampak benjolan, kenyal, berbatas tegas, tidak terasa sakit, berwarna merah ungu,
tidak tumbuh gigi pada daerah bengkak.
• Bila kronis terjadi pergeseran gigi disekitar yang ekstrim, dan resorpsi tulang
alveolar dan akakr gigi.
5. GAMBARAN RADIOGRAFI
A. Tipe sentral
B. Tipe lateral
C. Tipe sirkumferensial
6. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
7. PERAWATAN DAN PROGNOSIS
• Diangkat dengan cara ekstripasi, enukleasi
• Kista yang lebih besar dilakukan marpialisasi
• Diberikan juga medikamentosa
• Prognosis kista dentigerous baik, dan tanpa rekurensi ( kecuali pengangkatan keseluruhan
kista tidak baik)
8. DIAGNOSA BANDING
• Odontogenik keratosis
• Ameloblastoma
• Tumor odontogenic adenomatoid
KISTA LATERAL PERIODONTAL
1. Definisi
kista lateral periodontal adalah perkembangan kista non-keratin yang terjadi pada
perlekatan atau bagian lateral dari akar gigi
2. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
1. Berasal dari kista dentigerous yang berkembang sepanjang permukaan lateral
mahkota sampai gigi erupsi, posisi kista terletak pada permukaan lateral akar.
2. Berasal dari proliferasi sisa Malassez di ligament periodontal meskipun stimulus
untuk proliferasi ini tidak dapat diketahui.
3. Berasal dari kista primordial pada benih gigi supernumery.
4. Berasal dari proliferasi dan transformasi kistik yang berasal dari lamina gigi.
3. GAMBARAN KLINIS
• Kista lateral periodontal hanya 0,3% dari semua kista odontogenic
• Kista ini sering muncul pada region caninus dan premolar rahang bawah
• Kista periodontal biasanya asimptomatik
• Tepi batas kista tampak berupa batas epitel yang tidak padat, tipis, dan tanpa keratin
4. GAMBARAN RADIOGRAFI
5. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
5. PENGOBATAN
• Instruksi keberihan mulut, scaling dan root planning serta bedah flap
untuk akses ke lesinya
• Enukleasi
KISTA
PARADENTAL
DAN KISTA
RESIDUAL
Endah Ayu Lestari
160110160046
KISTA PARADENTAL
Definisi:
Adalah suatu kista odontogenik peradangan yang meningkat dalam hubungan
nya dengan gigi molar ketiga rahang bawah vital yang erupsi sebagian dan
disertai riwayat perikoronitis (Craig 1976).
ETIOLOGI KISTA
PARADENTAL
Berhubungan dengan gigi yang erupsi sebagian. (berasal dari peradangan yang diawali dengan
perikoronitis pada waktu erupsi gigi).
Hubungan keberadaan proyeksi enamel bukal (tonjolan enamel) dan keberadaan kista
paradental di bagian dental).
Craig (1971), Ackermann, Cohen dan Altini: asal epitel pada kista paradental
1. Epitel enamel yang telah berkurang yang menutupi tonjolan enamel. (M2 RB, dan M3 RB)
2. Sisa epitel malasez pada pembentukan jaringan ligament periodontal gigi yang terlibat.
3. Hasil ekspansi unilateral dari folikel gigi sekunder pada destruksi peradangan dari
periodonsium dan tulang alveolar
GAMBARAN HISTOLOGIS
Gambaran non keratinisasi dan kista yang terinfeksi.
Sebagian lesi tidak dapat menunjukkan dinding epitel kista yang jelas
(gambaran yang lebih sesuai dengan granuloma) : tidak menunjukkan
keberadaan kolesterol dan proliferasi dari epitel non odontogenik dalam
dinding nya.
Dilapisi oleh epitel squamous stratified hyperplastic non keratinisasi.
Terdapat infilrat sel radang yang hebat, yang disertai dengan epitel hiperplastik
di dalam kapsul fibrous yang berdekatan dengan epitel.
GAMBARAN KLINIS
Karakteristik gambaran klinis Kista Paradental :
Umur
Umur rata-rata pasien dihubungkan dengan type gigi molar yang terlibat kista) : M1 permanen
RB (<10 thn), M2 permanen RB (11-15 thn), M3 permanen RB (18-34 thn).
Ras
Etiologi:
disebabkan oleh karena sisa-sisa jaringan granulasi pada gigi
penyebab yang tidak ikut terambil pada waktu dilakukan pencabutan
(Dian, 2002).
GAMBARAN KLINIS
1. Didapatkan rahang tidak bergigi dengan sejarah pernah dilakukan ekstraksi
2. Secara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya
banyak sel neutrofil pada dinding kista.
3. Terlihat asimetri pada tampak intraoral atau ekstraoral pada pasien.
4. Bahkan terjadi parastesia karena tekana pada saraf. (White, Pharoah, 2004).
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Adanya suatu rongga yang berlapiskan epitel yang tidak mengalami
keratinisasi squamosa dan mempunyai ketebalan yang bervariasi.
Memperlihatkan seperti spongrosa, dan hiperplasia karena terisi oleh cairan
dan debris selalar (Neville, dkk 2002).
GAMBARAN RADIIOGRAFIS
Radiolusen bulat / oval berbatas jelas seringkali dibatasi garis tipis radiopaque
dan terlihat pada daerah yang tidak bergigi.
Diameter kista residual biasanya 1-1,5 cm, atau lebih apabila diameternya
dalam ukuran yang lebih besar akan terjadi resorbsi pada tulang alveolar.
Ada daerah tidak bergigi akan terdapat kerusakan pada tulang dan akan
menimbulkan rasa sakit jika terkena infeksi sekunder.
Lokasi
Kista residual terletak pada kedua rahang, walaupun sering terdapat pada rahang bawah dan
lokasi sentral yaitu pada periapikal pada mandibula letaknya di atas nervus alveolasis inferior.
Luas dan Bentuk
Kista residual mempunyai batas tepiterluar yang bisa menjadi infeksi sekunder. Bentknya oval
atau bulat dengan diameter lebih dari 1,5 cm.
Struktur residual Internal
Aspek internal kista residual adalah radiolucent bila terjadi kekurangan klasifikasi nutrisi akan
menghasilkan kista lama. Ameloblastroma.
Efek pada stuktur di sekitarnya
Kista residual bisa mengakibatkan pergeseran atau perpindahan gigi atau resorpsi tulang, pada
lapisan terluar tulang akan mengalami perkembangan. Perkembangan ini bisa menyebabkan
terjadinya penekanan terhadap saraf alveolaris inferior (White, Pharoah 2004).
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
(PERBANDINGAN
DIAGNOSA)
Kista odontogenic keratocyst (OKC)
Kista radikular (terjadi pada gigi yang nekrosis atau keradangan).
Granuloma periapikal (tidak terdapat gambaran tipis radiopaque)
Memiliki kemiripan dengan lesi lain
Non-odontogenic benogn neoplasma : hemangioma benign neoplasma.
Odontogenic benign neoplasma : Unicystic ameloblastoma, adenomatoid.
Odontogenic tumor, dll
Lesi Primer pada tulang : langerhans cell histiocytis
(Sedano, 1996)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikroskpis
Diagnosis seperti diagnosis klinis, deskripsi, lesi berdasarkan lokasi, durasi, lama, warna,
Tekstur, konsistensi, mobilitas, potologi sehingga hasil pemeriksaan lebih akirat.
Teknik biopsy ada 2 yaitu teknik eksisional dan teknik insisional.
a. Teknik eksisional merupakan teknik yang digunakan untuk lesi yang kecil dan jinak
dengan diameter < 1 cm lebih.
b. Teknik insisional merupakan teknik untuk lesi yang dari 1 cm lesi yang ganas
( Pedeson, 1996).
Sitologi adalah suatu teknik sederhana untuk mendeteksi berbagai macam lesi di rongga
mulut dan bermanfaat untuk mengevaluasi keadaan yang dicurigai. Teknik diperoleh dari
darah, urin, dahak, dan bahan lain yang keluar spontan(Pedeson, 1986).
PENANGANAN KISTA
RESIDUAL
Penanganan kista residual bisa dilakukan dengan pembedahan yang terdiri dari :
Enukleasi (intoto) yang dilakukan pengangkatan atau membuang sebagian
atau seluruh organ yang berbatas jelas atau lesi yang mengisi rongga dengan
lapisan yang menutupinya. Biasanya pada kista kecil ± 2 cm.
Marsupialisasi (operasi partsch) yaitu dengan membuat jendela yang
berhubungan kantong kista dengan membuat jendela yang besar, dan apabila
pengambilan kista secara keseluruhan tidak memungkinkan.
Kombinasi marsupialisasi disusul enukleasi (Basoeseno, 1986).
KISTA JARINGAN LUNAK
Anna Nurshofa
160110160052
Kista Nasolabial
(Nasolabial Cyst)
Jarang ditemukan
Belum diketahui etiologinya Sel epitel pada mesenkim yang
berfusi pada masa embrional.
Sering ditemukan pada dekade keempat dan kelima
Laki-laki : perempuan = 1 : 4
Lokasi: pembengkakan pada lipatan hidung, bisa membesar
Menyebabkan distorsi dan resorbsi pada maksila
Tindakan: eksisi
Gambaran Radiografi
Gambaran Klinis
Kista Dermoid Sublingual dan Dermoid
(Sublingual Dermoid and Dermoid Cyst)
• Asimtomatik
• Gigi yang berdekatan biasanya vital
• Mukosa di atas korteks yang membesar tetap
berwarna normal
Fitur Radiografi
• Radiolusen dengan
bentuk “inverted pear
shaped”
• Diameter > 3-4 mm
• Resorpsi akar
Kista nasolabial
• Kista fissural
• Processus alveolaris dan di atas
apeks gigi insisiv.
• Pseudostratified columnar
epithelium.
• Epidemiologi
Perempuan : laki-laki = 3:1
10% dari kasus ini adalah bilateral
Clinical Features
CT
• Lokasi : jaringan lunak
nasolabial dan bibir atas
dekat lubang hidung.
• Bentuk : lesi melingkar
atau oval dengan sedikit
peningkatan jaringan
lunak di batasannya
Lesi Patologis &
Kista secara Umum
NURUL ALISYA SAUFIKA
160110160060
Lesi Patologis
Lesi adalah diskontinuitas jaringan patologis yang menyebabkan
perubahan strukur jaringan dan menimbulkan gejala. Lesi dapat
disebabkan karena infeksi, neoplasma maupun trauma. Lesi
dalam konteks bedah mulut dibedakan menjadi lesi yang bersifat
jinak dan ganas. Menurut, Regezi (Oral Pathology), lesi
diklasifikasikan di 3 tempat, yaitu pada mukosa, submucosa dan
rahang.
Mucosa
Vesiculobullous diseases
Ulcerative conditions
White lesion
Pigmented Lessions
Verucal-Papillary lesion
Red & blue lesion
Vesiculobullous diseases Ulcerative conditions White lesion
Radikular Nasopalatin
Dentigerous
Keratosis odontogenik
Marsupialisasi
Tania Kusuma Wijaya
160110160054
84
Definisi
Marsupialisasi adalah teknik yang dianjurkan untuk
mendekompresi dan mengecilkan kista atau tumor dengan
cara membuat suatu”jendela” pada dinding kista, bagian kista
yang diambil hanya isi dari kista sementara batas dari dinding
kista dengan orl mukosa dibiarkan pada tempatnya.
85
Lesi kista luas
87
Kerugian
Pasien bisa merasa kurang nyaman karena rongga kista harus selalu dijaga
kebersihannya untuk mencegah terjadinya infeksi,
88
Teknik
Area ulserasi atau ketebalan dinding kista harus diperhatikan drg untuk
mencegah kemungkinan adanya perubahan displasia atau neoplasma pada
dinding kista
Kavitas harus dipacked dengan gauze yang telah dioleskan benzoin atau
antibiotik
Setelah terjadi initial healing ( biasanya 1 minggu ) lakukan
pencetakan pada rongga mulut untuk membuat obturator dari akrilik
untuk mencegah masuknya makanan kedalam kavitas.
KISTA ODONTOGENIK
MAYANG NADHIRA HASNA
160110160050
SLIDE 3
KISTA
DEVELOPMENTAL INFLAMMATORY
• PRIMORDIAL • RADICAL
• GINGIVAL CYST OF INFANTS
• GINGIVAL CYST OF ADULTS • RESIDUAL
• LATERAL PERIODONTAL • PARADENTAL CYST
• DENTIGEROUS
• ERUPTION CYST
• CALCIFYING ODONTOGENIC CYST
• KERATOCYST ODONTOGENIC
KISTA
SLIDE 5 PRIMORDIAL
• Ditemukan di daerah di mana gigi seharusnya terbentuk tetapi hilang.
• Kista primordial paling sering muncul di daerah molar ketiga rahang bawah
• The cyst looks like an odontogenic keratocyst (also called a Keratocyst odontogenic
tumor) whereby the lesions displays a parakeratinized epithelium with palisading basal
epithelial cells.
• The term "Primordial cyst" is considered an outdated term and should be avoided.Most
"primordial cysts" are actually Keratocyst odontogenic tumors (KOT's).
Sumber: Kahn, Michael A. Basic Oral and Maxillofacial Pathology. Volume 1. 2001.
Kista odontogenik berkembang dari reticulum
stellate yang terbentuk menggantikan gigi.
Gambaran klinis:
Treatment:
Radical surgery – curettage of bone
GINGIVAL
SLIDE 7 CYST OF INFANTS
Biasa disebut Bohn’s nodules
Manifestasi: sedikit atau banyak, berwarna putih
kekuningan dengan bentuk bulat hingga oval
Umumnya tanpa gejala dan tidak menimbulkan rasa
tidak nyaman bagi bayi.
Kista gingiva pada bayi baru lahir adalah lesi mukosa oral
yang bersifat sementara.
Lesi ini sangat umum dalam 3 sampai 6 minggu setelah
kelahiran,
Umumnya berukuran 2 hingga 3 milimeter dalam
dimensi terbesarnya.
Meskipun prevalensinya tinggi, sekitar 25-
53% kista ini jarang terlihat oleh dokter gigi
atau dokter anak karena sifat sementara kista
ini, yang menghilang dalam 2 minggu hingga
5 bulan setelah kelahiran.
GINGIVAL CYST OF ADULTS
Kista gingiva dewasa bersifat jarang, kecil, non inflamasi,
dan dapat timbul dari sisa lamina gigi.
Histologi
Radiography
Kista radikular dikenal sebagai kista periapikal, kista periodontal, kista ujung akar atau kista gigi,
berasal dari sel epitel dalam ligamen periodontal sebagai akibat dari peradangan karena nekrosis
pulpa atau trauma. Biasanya terjadi pada usia dekade 3 dan 5.
Gigi non vital
Tidak nyeri kecuali terinfeksi
Tanda dan Mobilitas tinggi
gelaja Perpindahan gigi yang tidak erupsi
Biasanya terjadi di bukal/ palatal
Radiografi & Histologi
118
Eruption Cyst merupakan kista yang
berkembang pada jaringan lunak
bersifat jinak mengelilingi mahkota
gigi yang sedang erupsi.
119
Epidemiologi
Etiologi
• Ditemukan di gigi insisif dan molar
pertama maxilla pada anak-anak usia Akumulasi darah atau cairan
<10 tahun (6-9 tahun) diantara mahkota gigi yang
• Kadang-kadang ditemukan pada pasien erupsi dan berkurangnya
yang lebih tua dengan erupsi gigi yang epitel enamel dari folikel gigi
tertunda. di sekitarnya.
• Jarang ditemukan yang bersifat
congenital atau bawaan.
• Lebih banyak ditemukan pada laki-laki
(2:1).
120
Gejala Klinis
○ Pembengkakan yang licin di atas gigi yang sedang erupsi dengan warna
gingival yang normal atau biru.
○ Asimtomatik, jika terjadi infeksi terasa nyeri, lunak dan berfluktuasi.
○ Ukuran biasanya <1,5 cm.
○ Terkadang multiple cyst
121
Radiografi
122
Treatment
o Tidak memerlukan perawatan
dan sebagian besar akan
menghilang sendiri.
o Pembedahan (marsupialisasi)
diperlukan ketika sakit,
berdarah, terinfeksi, atau
masalah estetika muncul.
123
Calcifying Odontogenic
Cyst
124
WHO
Merupakan kista jinak (bisa
agresif dan rekuren) yang
berasal dari odontogenik,
ditandai dengan epitel mirip
ameloblastoma dengan ghost
cell yang dapat terkalsifikasi.
125
Gejala Klinis
o Pembengkakan yang bersifat
asimtomatik.
Epidemiologi
o Ukuran 2 hingga 4 cm.
○ Ditemukan pada usia 20-40
tahun ○ Perbesaran dari lesi kadang
akan menyebabkan
○ 75% kasus terdapat di area
displacement pada gigi atau
kaninus.
root tipping.
○ Dapat disertasi resorpsi akar
gigi
126
Radiografi
Treatment
o Enukleasi
o Kuretase
127
Interpretasi Kasus
Ruti Diahayu Suryandari
160110160056
Interpretasi Gambaran Radiologi
129
“
Interpretasi
Gambaran
Radiologis
130
▪ Site: dari cej bagian mesial mahkota ke cej ▪ Content: Radiolusen
bagian distal mahkota gigi 38 ▪ Asosiasi: mengekspansi hingga ke ramus
▪ Shape: monolokuler mandibula
▪ Size: ±10 mm ▪ Suspek radiologis: Kista Dentigerus pada
▪ gigi 38
Simetri: asimetri
▪ Border: radioopak dengan batas jelas dan tegas
131
Pemeriksaan
Patologi Anatomi
Kista Dentigerus
132
“
Pelayanan Patologi Anatomi merupakan pelayanan diagnostik dan
laboratorium terhadap jaringan dan/atau cairan tubuh. Pelayanan ini
berperan dalam penegakkan diagnosis yang berbasis perubahan morfologi
sel dan jaringan sampai pemeriksaan imunologik dan molekuler. Patologi
anatomi berperan dalam mendeteksi kelainan jaringan tubuh. Peran Patologi
Anatomi semakin meluas mencakup penentuan pilihan terapi.
133
134
Woven bone diproduksi ketika
osteoblast memproduksi osteoid
dengan cepat
136
137
138
PENATALAKSANAAN
KISTA
N A B I I L A H T I YA S B - 1 6 0 11 0 1 6 0 0 4 9
ENUKLEASI DAN KURATASE
Keuntungan :
• Mengurangi kemungkinan rekurensi
Kerugian
• Bersifat lebih destruktif pada
jaringan tulang dan sekitarnya
ENUKLEASI DAN KURATASE
Teknik
• Setelah enakluasi, dilakukan kuratase dengan kuret yang tajam
atau bur tulang dengan irigasi steril digunakan untuk
mengangkat 1-2 mm lapisan tulang disekitar kavitas
• Kavitas dibersihkan dan ditutup
ENUKLEASI DAN OSTEOTOMI
Perkembangan Kista
untuk kista berlapis epitel, di mana
inisiasi berbeda untuk setiap kelompok
kista, proses pembesaran kemungkinan
besar serupa untuk semua kista berlapis
epitel, meskipun mungkin ada beberapa
variasi dalam pembesarannya.
Perluasan sel
basal dari epitel
oral di atasnya