Anda di halaman 1dari 73

CASE 2 DS 5

Mengapa benjolan tidak


terasa sakit ?
Tania Kusuma Wijaya - 160110160054
AMELOBLASTOMA
TIDAK
SAKIT

Jarang bermanifestasi dengan


tanda-tanda selain Tidak
pertumbuhan tumor lokal menyebabkan
Asimptomatik
pada initial perubahan
stage fungsi nervus
sensorik
Tumbuh
dengan
lambat

3
Terjadi Tumor
infeksi terasa
sekunder sakit

Biasa terjadi ketika tumor


sudah membesar

4
Ameloblastoma
Unikistik
Endah Ayu Lestari
160110160046
“ Definisi
Adalah tumor jinak yang menunjukkan
gambaran / mempunyai kavitas yang besar
dengan proliferasi sel ameloblastik (luminal,
intraluminal, atau mural).

▪ Luminal Ameloblastoma

▪ Intraluminal Ameloblastoma

▪ Mural Ameloblastoma
6
Gejala Klinis

▪ Prevalensi : 13%
▪ Bersifat kurang agresif dan rendah tingkat rekurensi nya
( kecuali: mural)
▪ 50% :terjadi pada usia 20-30 tahun
▪ Tidak predileksi dengan jenis kelamin.
▪ 10-15 % kasus: berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi
▪ 90% kasus: mandibula posterior (region parasimfisis dan
anterior maksila).
▪ Lesi tumbuh asimptomatik, menimbulkan pembengkakan pada
rahang. 7
Gambaran Radiografi

 Sebagai lesi radiolusen unilokular berbatas tegas disekeliling corona gigi yang
tidak erupsi.
▫ Dapat mengerosi korteks dengan perluasan ke mukosa oral disekitarnya.
▫ Erosi akar didekatnya (khas dan indikasi keganasan tumor).
 Rongga kista yang besar dan tunggal.

8
Gambaran Radiografi

9
Gambaran Radiografi

10
Gambaran Radiografi

11
OUR PROCESS IS EASY

Odontogenik Keratokista
Kista Dentigerous
(OKC

• Sulit dibedakan dengan


Ameloblastoma Unikistik : gambaran
klinis dan radiografi sama.
• Sumber epitel sama :
Reduce enamel epithelium mahkota gigi
Sisa epitel mallasez
Benih gigi itu sendiri
• Pemeriksaan histokimiawi : Beta- 12

Catenin.
Perawatan

▪ Kuretase
▪ Osteotomi periferal

13
Desmoplastic
Ameloblastoma
MELISSA AFIFAH
160110160059
• Jarang •Terhitung sekitar
4% - 13% dari
ditemui ameloblastoma

• Pertama kali di deskripsikan • Memiliki pola


oleh Eversole et.al 4 pada
tahun 1984 sebagai jenis baru histopatologi yang
dari ameloblastoma yang
mempengaruhi daerah
khas serta
mandibula yang berbeda gambaran radiografi
Irregularly shaped
epithelial island
Surrounded by
narrow zones of
loose-structure
connective tissue
embedded in
desmoplastic stroma

Histological specimen of a desmoplastic ameloblastoma


Epidemiologi
Insidensi desmoplastic ameloblastoma
berkisar antara 0,9% - 12,1% dalam ras
yang berbeda

Ukuran tumor rata-rata memiliki diameter


± 4,3 cm dengan median 3 cm.
Ada sekitar 44,4% kasus memiliki ukuran
lebih besar, 50 % memiliki ukuran lebih
kecil dan 5,6% yang memiliki ukuran sama
dengan 3cm.

Lokasi desmoplastic ameloblastoma lebih


banyak ditemui di mandibula dibandingkan
maksila (lesi anterior). Sebagian besar
lesi berada di 1 sisi.
•Gejala Klinis :

•- Pembengkakan
tanpa rasa sakit.
•- Ekspansi tulang
•- Resorpsi dan
Perpindahan gigi
A. Lesi menunjukkan gambaran
‘honeycomb appearance’
dengan perpindahan gigi

B. Radiografi menunjukkan
gambaran radiolusen unilokuler
dengan perpindahan gigi di
mandibula

C. Gambaran CBCT menunjukkan


ill-defined mixed density of
buccal expansion
CBCT
Nabiilah Tiyas B - 160110160049
CBCT (Cone Beam Computed Tomography)

Merupakan teknik pencitraan


digital yang menggunakan
paparan sinar X berbentuk
kerucut untuk memperoleh
informasi objek dalam bentuk
citra 3 dimensi

Dosis efektif (E) sesuai dengan kategori dan


model peralatan CBCT dan rentang FOV yang
ditunjuk berkisar 29-477 μSv

21
Indikasi
Endodontic

Implants Oral surgery

CBCT

Orthodontics
Dental
&
traumatology
Periodontics

Odontogenic
sinus
diseases

22
Kontraindikasi

CBCT memberikan dosis radiasi pasien yang


setara 5 hingga 74 kali dari sinar-X panoramik
 Seseorang yang atau 3 hingga 48 hari radiasi
telah terpapar
radiasi dalam
Memiliki keterbatasan akumulasi radiasi
waktu dekat
pengion yang membahayakan tubuh manusia,
sehingga penggunaannya harus memenuhi
prinsip proteksi radiasi

23
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS OF
AMELOBLASTOM
A
Mayang Nadhira Hasna
160110160050
DENTIGEROUS CYST

■ Kista odontogenik perkembangan yang berasal dari pemisahan folikel


gigi dari sekitar mahkota gigi yang belum erupsi dan melekat pada gigi
di persimpangan cementoenamel.

■ Kubungan antara ameloblastoma dan kista dentigerous adalah


hubungan yang kontroversial karena 20% ameloblastoma (unicystic
ameloblastoma) diperkirakan muncul dari kista dentigerous yang sudah
ada sebelumnya.
Dentigerous Cyst

Ameloblastoma

Unicystic Ameloblastoma
ODONTOGENIC KERATOCYST

■ Tumor odontogenik keratokistik (KOT) adalah tumor kista jinak yang


berasal dari gigi yang mungkin timbul dari lamina gigi, paling sering
terjadi pada mandibula posterior.

■ Biasanya unilocular dengan dinding tipis yang tidak kuat

■ Etiologi: Terkait dengan perkembangan lamina gigi. Epitel ini berasal


dari lamina gigi terutama ditemukan di gingiva dan ligamen
periodontal.
Ameloblastoma Odontogenik Keratocyst

Odontogenik Keratocyst
EXTRAOSSEOUS
(PERIPHERAL)
AMELOBLASTOMA
Kintan Nurpratiwi Gumilar
160110160048
■ Ameloblastoma perifer atau ameloblastoma extraosseous= ameloblastoma dengan
pertumbuhan eksofitik (lesi superfisial) yang terlokalisasi ke jaringan lunak, menutupi
daerah penyangga gigi pada rahang.
■ Jenis ameloblastoma ini termasuk ke tumor jinak, dan jarang terjadi.
■ Tidak ada keterlibatan keterlibatan tulang, tetapi menunjukkan adanya erosi tulang yang
dangkal yang dapat dideteksi saat operasi.
■ Usia rata-rata keseluruhan : 52,1 tahun. Laki-laki (52,9 tahun), perempuan (50,6 tahun).
■ Terjadi pada usia yang jauh lebih tinggi daripada ameloblastoma intraosseous yaitu 37,4
tahun.
■ Rasio kejadian pada pria dan wanita adalah 1,9:1.
■ Rasio lokasi kejadian pada maksila atau mandibula 1:2,6
■ Biasanya terjadi pada gingiva, mukosa bukal atau dasar mulut. Dari semua catatan kasus,
32% melaporkan paling banyak menyerang premolar mandibula.
■ Etiologi: sisa-sisa epitel ekstraosseus dari lamina gigi, sisa-sisa lamina
vestibular, sel-sel pluripoten di lapisan basal epitel mukosa dan
pluripoten sel-sel dari kelenjar ludah minor.
■ Gejala klinis:
- muncul tanpa rasa sakit
- pertumbuhannya lambat
- rekurensi jarang terjadi setelah eksisi
- permukaan yang halus atau tampak granular (akibat proses pengunyahan
sehingga tampak ulserasi atau keratotik)
■ Secara histologis, terdiri dari epitel ameloblastik yang berkembang
mendasari epitel mukosa.

Gambar 1. Tampilan tumor yang menunjukkan proliferasi jaringan epitel papiler

■ Diagnosis banding: granuloma piogenik, granuloma sel raksasa perifer,


fibroma odontogenik perifer, fibroma pengerasan perifer, papilloma, dan
epulis. Perawatan: eksisi bedah periosteal dengan margin bebas dari
penyakit serta perlu tindak lanjut yang berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA

1. Beena V, Choudhary K, Heera R, Rajeev R, Sivakumar R, Vidhyadharan K. Peripheral


ameloblastoma. J Oral Maxillofac Surgery, Med Pathol. 2017;29(5):434–7.
2. Bhat V, Bhandary SKB, Bhat SP. Extraosseous ameloblastoma of maxillary gingiva.
Indian J Surg Oncol. 2014;5(3):211–3.
3. Kato H, Ota Y, Sasaki M, Karakida K, Kaneko A, Sekido Y, et al. Peripheral
ameloblastoma of the lower molar gingiva. Tokai J Exp Clin Med. 2012;37(2):30–4.
MENGAPA BISA MUNCUL BENJOLAN(?)

Anna Nurshofa (160110160052)


 TUMOR: bertambahnya sel secara abnormal dan progresif yang dapat
merusak organ-organ tubuh lain.

Pengerasan
Pengerasan Sel
Sel tumor
tumor ++
++
Etiologi Tulang
Tulang +
+ warna
warna dan
dan meresorpsi
meresorpsi
mukosa normal
mukosa normal tulang
tulang

Meluas
Meluas ke
ke Meluas
Meluas ke
ke BENJOLA
intraoral
intraoral >> Gigi
>> Gigi Bukal/lingual
Bukal/lingual N konsistensi
konsistensi
tanggal.
tanggal. mandibula
mandibula lunak
lunak
APAKAH ADA HUBUNGAN
ANTARA ORAL HYGIENE BURUK
DENGAN AMELOBLASTOMA

Risni Gustiana Fitria Juda Putri


160110160047 160110160058
Salah satu etiologi dari ameloblastoma adalah adanya
karies, oral hygiene dapat bertambah buruk ketika
pasien merasa kesulitan untuk menyikat gigi karena
adanya tumor tersebut. Namun, tidak semua pasien yang
menderita ameloblastoma memiliki oral hygine yang
buruk.
Tumor Jinak
Mesenchymal
Ruti Diahayu Suryandari
160110160056
Cementoblastoma
Gambaran Klinis:
Biasanya ditemukan pada dewasa muda
✘Neoplasma jinak yang terdapat pada
pria (<25 tahun)
sementoblas yang membentuk
massa sementum pada akar gigi. Apex gigi M1 RB yang vital
✘Dapat ditangani dengan enukleasi Perkembangannya lambat
Terkadang terasa sakit, dan meluas sampai
ke rahang

Gambaran radiologis:
Massa radioopak dengan
batas radiolusen yang
menempel pada ujung
akar.

40
41
FIBROOSSEOUS
ODONTOGENIC LESIONS
CEMENTO-OSSIFYING FIBROMA
✘ Neoplasma jinak yang jarang  Akar gigi yang terlibat dapat
terjadi menyatu dengan lesi ataupun
✘ Perkembangan lesi lambat berpindah.
✘ Adanya pembengkakan pada  enukleasi
area premolar dan molar
mandibula
✘ Tidak menimbulkan rasa sakit
 Gambaran Radiologis
✘ Sering terdiagnosa pada
wanita berusia 20-40 tahun Adanya lesi radioopak dengan batas
radiolusen yang jelas dan dikelilingi
oleh zona kortikasi.
43

44
CEMENTO-OSSEOUS DYSPLASIAS
✘ Gangguan pertumbuhan non-neoplastik dan remodeling tulang serta sementum.
✘ Penyakit fibro-osseous paling umum pada rahang dan cukup umum untuk dilihat dari
waktu ke waktu dalam praktek kedokteran gigi umum.
✘ Semua jenis memiliki kecenderungan kuat untuk perempuan, terhitung lebih dari 90%
kasus, terutama yang keturunan Afrika. Pasien cenderung terlihat antara 30 dan 50
tahun, tetapi mungkin setelah bertahun-tahun penyakit tanpa gejala.

45
Periapical cemental dysplasia
✘ Terjadi ada area
Selama periode tahun, lesi yang terpisah membesar, dapat melebur
periapikal, gigi dan berkembang menjadi kalsifikasi internal.
insisiv RB Mineralisasi dimulai secara terpusat dan memberikan setiap lesi
penampilan seperti target secara radiografi.
✘ Asimptomatik
Akhirnya lesi berhenti membesar, jarang melebihi 8-10 mm, dan
menjadi radiopak yang padat.
tahap perkembangan dapat dilihat pada waktu yang Semuasama pada
lesi yang berbeda pada pasien yang sama. Seluruh gigi tetap vital.

46
47
Florid cemento-osseous dysplasia
✘ Gigi yang terlibat lebih dari 1
kuadran
✘ Gigi pada RB lebih sering terkena
✘ paling sklerotik dan sangat rentan
terinfeksi setelah ekstraksi.
✘ Beberapa pasien juga mengalami
solitary bone cyst dalam
hubungannya dengan lesi ini.

48
Perawatan
Ameloblastoma
Revi Sarah Fadhilah
160110160055
Tindakan bedah
Ameloblastoma

Tindakan Bedah
Ameloblastoma

Konservatif
Radikal (Reseksi)
(Enukleasi & Kuretase)

50
Pertimbangan

▹ Bentuk dan lokasi lesi patologis


▹ Growth rate
▹ Hubungan dengan struktur di dekatnya
▹ Karakter klinis
▹ Struktur histopatologi
▹ Keadaan umum pasien

51
Reseksi merupakan pengangkatan jaringan
lunak dan jaringan keras yang mengakibatkan
kerusakan yang cukup besar.

52
Teknik Reseksi
1. Prosedur ini dilakukan dengan anastesi umum.
2. Akses untuk melakukan operasi dapat dilakukan
melalui intraoral atau kombinasi intraoral-ekstraoral.
3. Jaringan lunak dan tulang yang terlibat diangkat,
melibatkan 0,5 – 1 cm jaringan yang sehat.
4. Gigi yang terlibat juga diangkat secara bersamaan.
5. Lakukan penghentian pendarahan dan penyusunan
otot-otot mastikasi, setelah itu persiapkan untuk
rekonstruksi daerah mandibula yang telah dioperasi.
6. Rekonstruksi dengan plat atau kombinasi plat dengan
bone graft

53
54
55
Benign epithelial and
mesenchymal tumor
Nurul Alisya Saufika
160110160060
Ameloblastic Fibroma
• Kasus langka, sering terjadi pada anak-anak dan bisa sangat destruktif dalam masa
pertumbuhan tulang wajah
• Usia 7-20 tahun
• Biasanya di posterior mandibula
• Lesi padat
• Multilocular/unilocular, dapat menyebar ke rahang secara perlahan dapat membuat
perpindahan pada gigi bahkan menghambat erupsi gigi
• Penanganannya dengan eksisi
Gambaran histologi

Gambarannya dapat dikatakan mirip dengan


ameloblastoma namun polanya berbeda
dengan jaringan ikat yang menyerupai sel
mesenkim
Primordial Odontogenic Tumor
• Tumor odontogenik yang sangat langka
• Pada anak-anak dan remaja
• Gambaran radiolusen, biasanya di posterior mandibula dan ramus
• Terkait dengan gigi yang tidak erupsi, diketahui saat melakukan radiografi dan terlihat
seperti kista dentigerous.
• Secara histologis, tumor menyerupai massa padat papilla gigi raksasa dengan lapisan
tipis ameloblas di sekitar peripheral tetapi tidak ada odontoblas, dentin atau matriks
enamel.
Odontoma
• Odontoma adalah malformasi perkembangan jaringan gigi
• Tumor odontogenik yang paling umum, dapat mencegah erupsi gigi pada anak-anak dan remaja.
• Terdapat 2 tipe: complex odontoma dan compound odontoma
Compound Odontoma Complex Odontoma
• Kumpulan dr banyak struktur terpisah, kecil, seperti • Terdiri dari massa tunggal yang tidak beraturan
gigi(dentikel) dalam satu crypt berasal dari jaringan keras dan lunak gigi
• seluruh lesi biasanya tidak lebih besar dari 20 mm. • tidak memiliki bentuk, mirip dengan gigi dan
sering kali membentuk kembang kol yang terdiri
• Jenis ini biasanya ditemukan pada maksila anterior dan dr nodul email dan dentin yang tidak teratur
menyebabkan pembengkakan minimal.
dapat berkembang hingga beberapa sentimeter
• Secara histologis, denticle tertanam dalam jaringan ikat dalam ukuran dan sering meluas ke rahang.
fibrosa dan memiliki kapsul berserat di sekitar
keseluruhan luka.
• Secara radiografis, ketika kalsifikasi
selesai,terlihat massa radiopak yg tidak teratur
• Setiap denticle memiliki sturktur terorganisir dan tertutup
enamel
• Secara histologis, massa terdiri dari semua
jaringan gigi tidak teratur, tetapi seringnya
• Denticle berkembang sperti gigi normal, mineralisasi berstruktur radial.
sepenuhnya dan setelah dewasa, pertumbuhannya terhenti.
Compound Odontoma Complex Odontoma
Compound Odontoma Complex Odontoma
TUMOR JINAK
Salsabila Farah nasuha
160110160057
Adenomatoid Odontogenic Tumour
• Tumor jinak yg tidak biasa
terjadi.
• Hamartoma
• Sering terjadi di anterior
maksila
• Usia 15-30 tahun
• Secara radiografi, terlihat
seperti dentigerous cyst
• Encapsulated
• Perawatan : enukleasi
Histologis
• Epitel membentuk ruang
seperti duktus
Squamous odontogenic tumour
• Kasus tumor jinak yang langka
(<100)
• Sering terjadi pada dewasa muda
• Melibatkan tulang alveolar
• the cell rests of Malassez, epitel
gingiva, dental lamina
• “inverted periodontal bone loss”
• Perawatan : Kuretase dan
ekstraksi gigi
Histologis
• Terdapat pulau-pulau
squamous ephitelium
dengan sel perifer yg datar
(tidak memanjang seperti
ameloblastoma)
• Tidak berkeratin
Calcifying Ephitelial Odontogenic Tumour
• Pindbourg tumour
• Kasus tumor langka
• Usia 40-70 tahun
• Lebih sering terbentuk di
posterior mandibula
• Terdapat amyloid
• Secara radiografi, radiolusen
(terkadang mixed radiolucency)
Histologis
• Polyhedral
epithelial cells
• Amyloid
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
AMELOBLASTOMA (TIPE GRANULAR & TIPE
BASAL)

ZISVIRA JASNI H.P


160110160053
GRANULAR CELL AMELOBLASTOMA

PERUBAHAN BENTUK SEL EPITEL


MENJADI SEL GRANULAR.
TIPE INI SERING MELIBATKAN PERIFERAL
SEL KOLUMNAR DAN KUBOID
(Atlas of Oral Pathology Karya John
W.Everson)
BASAL CELL AMELOBLASTOMA

LESI INI TERSUSUN DARI SARANG-


SARANG SEL BASOLOID YANG SERAGAM.
SEL PERIFERNYA CENDERUNG KUBOID
DARI PADA KOLUMNAR
(Diambil dari artikel dengan judul
ameloblastoma)

Anda mungkin juga menyukai

  • Bukti Foto Radiologi
    Bukti Foto Radiologi
    Dokumen2 halaman
    Bukti Foto Radiologi
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Uj Cobbs
    Uj Cobbs
    Dokumen5 halaman
    Uj Cobbs
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Bahan Crs 3
    Bahan Crs 3
    Dokumen60 halaman
    Bahan Crs 3
    mentaaripuspita
    Belum ada peringkat
  • Rubrik Penilaian CR Rifqa
    Rubrik Penilaian CR Rifqa
    Dokumen2 halaman
    Rubrik Penilaian CR Rifqa
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Pen Akses
    Pen Akses
    Dokumen6 halaman
    Pen Akses
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Konser CBT
    Konser CBT
    Dokumen5 halaman
    Konser CBT
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Format Rubrik Ujian MINICEX
    Format Rubrik Ujian MINICEX
    Dokumen1 halaman
    Format Rubrik Ujian MINICEX
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Ceee
    Ceee
    Dokumen25 halaman
    Ceee
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Lapjagggs
    Lapjagggs
    Dokumen13 halaman
    Lapjagggs
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Management of Cleft Lip and Palate
    Management of Cleft Lip and Palate
    Dokumen19 halaman
    Management of Cleft Lip and Palate
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Lapzuz
    Lapzuz
    Dokumen29 halaman
    Lapzuz
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Case 1 DS 5
    Case 1 DS 5
    Dokumen174 halaman
    Case 1 DS 5
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Status
    Status
    Dokumen6 halaman
    Status
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Materi Poster
    Materi Poster
    Dokumen1 halaman
    Materi Poster
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Draft 3
    Draft 3
    Dokumen3 halaman
    Draft 3
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Diabet
    Pertanyaan Diabet
    Dokumen2 halaman
    Pertanyaan Diabet
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Translate Jurnal
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Draft 4
    Draft 4
    Dokumen1 halaman
    Draft 4
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • DRAFT Panduan Praktik Klinis Kedokteran Gigi Pada Pelayanan Primer
    DRAFT Panduan Praktik Klinis Kedokteran Gigi Pada Pelayanan Primer
    Dokumen98 halaman
    DRAFT Panduan Praktik Klinis Kedokteran Gigi Pada Pelayanan Primer
    Dewi Astuti
    75% (8)
  • Buku Panduan PSPD Edit
    Buku Panduan PSPD Edit
    Dokumen146 halaman
    Buku Panduan PSPD Edit
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan
    Soal Latihan
    Dokumen30 halaman
    Soal Latihan
    Januar DwiHadyan
    Belum ada peringkat
  • Dental Radiography 1
    Dental Radiography 1
    Dokumen7 halaman
    Dental Radiography 1
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan TMD Non Bedah
    Penatalaksanaan TMD Non Bedah
    Dokumen27 halaman
    Penatalaksanaan TMD Non Bedah
    Nuri Augustini
    Belum ada peringkat
  • Draft 5
    Draft 5
    Dokumen1 halaman
    Draft 5
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Case 3 DS 5
    Case 3 DS 5
    Dokumen101 halaman
    Case 3 DS 5
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat
  • Case 4 DS 5
    Case 4 DS 5
    Dokumen85 halaman
    Case 4 DS 5
    19-2 W. RIFQA NURFAIDAH
    Belum ada peringkat