Pembimbing:
Dr. Aris Aryadi Tjahjadi Oedi, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK
MODUL KULIT DAN KELAMIN
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
2019
BAB I PENDAHULUAN
Dermatitis Dermatitis Kontak
Keluhan Utama:
✢ Bintik-bintik yang kering dan tebal di lengan
dan perut 4
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poliklinik kulit dan kelamin dengan
keluhan bintik-bintik yang kering dan tebal pada lengan dan
perut sejak kurang lebih 4 tahun sebelum kerumah sakit.
Keluhan disertai rasa gatal yang dirasakan hilang timbul di
area tangan dan perut. Selain itu kulit tampak mengelupas
karena selalu digaruk ketika gatal. Pasien bekerja buruh
bangunan, keluhan ruam disertai gatal timbul ketika pasien
terpapar semen yang basah dan gatal dirasakan semakin hebat
saat malam hari, dan berkurang setelah mandi. Pasien
mengaku tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja,
pasien hanya menggunakan sepatu boot. 5
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
✢ Pasien pernah mengalami seperti ini
sebelumnya ± 6 tahun yang lalu.
✢ Riwayat Rhinitis (+)
✢ Hipertensi (-)
✢ Asma (-)
✢ Diabetes Militus (-)
6
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga :
✢ Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan sama
seperti pasien.
✢ Tidak ada riwayat asma.
Riwayat Sosial dan Ekonomi
✢ Pasien bekerja sebagai buruh bangunan. Pasien
tidak memakai alat pelindung diri secara lengkap
saat bekerja, pasien mengaku hanya menggunakan
sepatu boot. Pasien mengaku selalu mandi setelah
pulang bekerja. 7
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan Fisik (Tanggal 20 April 2019)
Status Generalis
✢ Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
✢ Kesadaran : Compos Mentis
✢ Tanda Vital :
✢ Tekanan Darah : 120/90 mmHg
✢ Nadi : 88 x/m, kuat angkat , reguler
✢ Pernafasan : 20 x/m
✢ Suhu : 36,5 ‘C 8
Status Dermatologi
Non medikamentosa
✢ Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung diri seperti sarung tangan atau
baju yang lengan panjang saat bekerja yang bersentuhan dengan alergen
✢ Mencegah garukan pada daerah yang gatal
✢ Menjaga kebersihan kulit
✢ Konsumsi obat secara teratur.
✢ Kontrol ke dokter teratur.
11
Prognosis
✢ Ad vitam : ad bonam
✢ Ad fungsionam : ad bonam
✢ Ad sanationam : ad bonam
✢ Ad Cosmeticam : ad bonam
12
Bab III TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis
yang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
tipe lambat terhadap bahan-bahan kimia yang
kontak dengan kulit dan dapat mengaktivasi
reaksi alergik.
13
Epidemiologi
Di Amerika Serikat DKA 7% dari penyakit yang terkait
dengan pekerjaan.
14
Etiologi
Alergen Penularan Utama
Nikel sulfat Logam, perhiasan
Neomisin sulfat Kandungan obat salap
Balsam peru Pengobatan topikal
Pewangi campuran Pewangi, kosmetik
Thimerosal Antiseptik
Sodium emas thiosulfat Medikasi
Formaldehyde Desinfektan, plastik
Quaternium-15 Desinfektan
Basitrasin Obat salep, bedak
Carba mix Karet, latex
Parabens Bahan pengawet
Pentadecylcatechols Tanaman
15
Patogenesis
16
Manifestasi klinis
Gejala Gatal
klinis
DKA kronis
DKA akut
terlihat kulit kering,
bercak eritema berbatas
berskuama, papul,
jelas, kemudian diikuti
likenifikasi dan mungkin
edema, papulovesikel,
juga fisur, batasnya tidak
vesikel atau bula. Vesikel
jelas. Kelainan ini sulit
atau bula dapat pecah
dibedakan dengan
menimbulkan erosi dan
dermatitis kontak iritan
eksudasi (basah).
kronis.
17
Diagnosa
✢ Pemeriksaan Fisik
✢ Anamnesis
Riw.penyakit sekarang Melihat lokalisasi dan
Riw. Penyakit dahulu pola kelainan kulit
Riw. Penyakit keluarga
Riw. Penyakit sosial/ individu
Gambaran Status
klinis dermatologis
Onset, lokasi, kualitas,
kuantitas, kronologi, faktor
yang memperberat dan ✢ Pemeriksaan Penunjang
memperingan, keluhan
penyerta Uji tempel (patch test)
18
Pemeriksaan Penunjang
19
Diagnosis Banding
20
Penatalaksanaan
Medikamentosa
✢ Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 30mg/hari
✢ Antihistamin cetirizine tablet 1x10mg/hari
✢ Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika
(amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500mg/hari
selama 5-7 hari
Nonmedikamentosa
✢ Memakai APD
✢ Personal hygiene
21
Bab IV Pembahasan-Anamnesis
Kasus Teori
22
Pemeriksaan fisik
Kasus Teori
• Dari status dermatologi: • Kelainan kulit bergantung pada
Efloresensi :Papul hiperpigmentasi, keparahan dermatitis dan lokasinya.
multipel, konfluen, likenifikasi (+). • Pada fase akut dimulai dengan bercak
Sebagian disertai dengan skuama eritematosa yang berbatas jelas
di regio Ektremitas superior kemudian diikuti edema,
( brachialis, papulovesikel, vesikel, atau bula.
cubitalis,antebrachialis,brachioradi Vesikel atau bula dapat pecah
ali,carpalis) dextra dan sinistra, dan menimbulkan erosi dan eksudasi
regio abdominalis (umbilica). (basah).
• Pada yang kronis terlihat kulit kering,
hiperpigmentasi, berskuama, papul,
likenifikasi, dan mungkin fissura,
batasnya tidak jelas.
23
Pemeriksaan Penunjang
Kasus Teori
Pada pasien dapat dilakukan • Gold standard untuk menegakkan
pemeriksaan penunjang berupa tes diagnosis DKA, termasuk yang
tempel untuk mengetahui alergen dicurigai adalah uji tempel.
pada pasien. Namun hal ini tidak
dilakukan di poliklinik, mengingat
terbatasnya waktu dan dana serta
tenaga medis. Diagnosis untuk
DKA dapat diteggakkan hanya
berdasarkan gejala klinik, status
dermatologis dan dari anamnesis.
24
Tatalaksana
Kasus Teori
Pengobatan medikamentosa • Pengobatan yang diberikan dapat
• Topikal: -krim desoksimetason berupa pengobatan topikal dan
0,25% dioleskan pada lesi sistemik
2xsehari • Pengobatan topikal akan menghambat
• Sistemik : methylprednisolon reaksi aferen dan eferen dari
tablet 2x8 mg (selama 5 hari) dermatitis kontak alergi. Steroid
secara tappering off menghambat aktivasi dan proliferasi
• Cetirizine tablet 2x10 mg spesifik antigen
(selama % hari) • Pengobatan sistemik: antihistamin
efek sedasi, kortikosteroid inflamasi
25
Prognosis
Kasus Teori
Ad vitam : ad bonam • Prognosis dermatitis kontak alergi
Ad fungsionam : ad bonam umumnya baik, sejauh bahan
Ad sanationam : ad bonam kontaknya dapat disingkirkan.
Ad Cosmeticam: ad bonam Prognosis kurang baik dan menjadi
kronis bila bersamaan dengan
dermatitis yang disbebabkan oleh
faktor endogen. Faktor lain yang
membuat prognosis kurang baik
adalah pajanan alergen yang tidak
mungkin dihindari misalnya
berhubungan dengan bekerjaan
tertentu atau yang terdapat di
lingkungan pasien.
26
Bab V Kesimpulan
✢ Demikian telah dilaporkan kasus dermatitis kontak alergi
pada seorang laki-laki berusia 48 tahun yang ditangani di
poli kulit dan kelamin RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka
Raya. Diagnosis ditegakkan melalui dilakukannya
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
dermatologi. Pada prinsipnya penatalaksanaan DKA yang
baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan
pasien untuk menghindari pencetus. Prognosis DKA pada
pasien ini baik, sejauh bahan kontaknya dapat
disingkirkan.
27
✢ Nanto, singgih suhan. Kejadian timbulnya Dermatitis Kontak pada petugas kebersihan. Jurnal
Majority,2015,4.8:147-152
✢ Tersinanda, trisna Yuliharti; Rusyati, Luh Made Mas. Allergic contact dermatitis. E-jurnal Medika
Udayana, 2013, 2.8:1446-1461
✢ Witasari, Dinar; Sukanto, Hari. Occupational contacct Dermatitis : Retrospective Study. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2014, 26.3:1-7
✢ Sularsito SA, Djuanda S.Dermatitis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2017
✢ Prasetyo, Dwi Ambang. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan
Pekerja Konstruksi Yang Terpapar Semen Di PT. Wijaya Kusuma Contractors Tahun 2014. 2014
✢ Tombeng, melina; Darmada, I. G. K; Darmaputra I.G.N. Occupational contact dermatitis in farmers. E-
jurnal medika udaya, 2013, 2.2:200-217
✢ Sudewi. Ni Putu, Et Al. Berbagai Teknik Pemeriksaan Untuk Meneggakkan Diagnosis Penyakit Aleergi.
Sari Pediatri, 2016, 11.3:174-8
✢ Lingga I.N. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Yang
Terpajan Dengan Bahan Kimia Di Perusahaan Invarsin. Medan. FK USU:2010
✢ Bourke, J.; Coulson, I; English, J. Guidelines for the management of contact dermatitis: an update.
British Journal of dermatology, 2009, 160.5: 946-954
✢ Thohiroh, asmahani; zulkarnain, iskandar. Retrospective study: oral therapy in children with Atopic
Dermatitis. Berkala ilmu Kesehatan kulit dan kelamin. 2011.
28
TERIMA KASIH
29