Anda di halaman 1dari 38

Oleh: Aprilia Adiputri

Dokter Pembimbing: dr. Ismiralda Okke, Sp. KK


Identitas Pasien

Nama : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 65tahun
Alamat : Bumi Ayu
Pekerjaan : Pegawai Salon
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2012

Anamnesa
Keluhan Utama : gatal pada kedua
tangan dan wajah
Riwayat Penyakit Sekarang :
wanita usia 65 dengan keluhan gatal pada kedua
tangan sejak 1 bulan yang lalu, dan pada wajah
sejak 2 minggu yang lalu.
mulai dirasakan sejak 6 bulan yang lalu.
dimulai dari kedua tangan, kemudian muncul pada
wajah.
Pasien berprofesi sebagai pegawai di salon yang
selalu berkontak dengan bahan kimia pelurus atau
pewarna rambut.
sudah pernah berobat ke dokter, tetapi tidak
mengalami perbaikan.
Status Generalis: Dalam batas normal

Status Dermatologi:
Lokasi : antebrachii dextra et
sinistra dan facialis
Ukk : papul, vesikel, eritema,
krusta, hiperpigmentasi, skuama, dengan
penyabaran bilateral
Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan
Terapi:
Inj. Methil Prednisolon 125mg+difenhidramin
1amp
Loratadin 10mg 1x1tab
Klobetasol Propionat 0.05%
Asam salisilat 3%+LCD 5%

Diagnosa Kerja
Dermatitis kontak iritan akibat kerja
Diagnosa Banding
Dermatitis Kontak Alergi
Psoriasis
Pemeriksaaan Anjuran
Patch Test
Penatalaksaan
Kompres dingin
Glukokortikoid topikal
Antibiotik dan antihistamin

Prognosis
Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan
Dermatitis kontak iritan (DKI)
merupakan reaksi peradangan
nonimunologik pada kulit yang
disebabkan oleh kontak dengan faktor
eksogen maupun endogen.
Faktor eksogen berupa bahan-bahan
iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik)
dan faktor endogen memegang peranan
penting pada penyakit ini.

Epidemiologi
90% klaim kesehatan -> dermatitis
kontak. Konsultasi dengan dokter kulit
akibat dermatitis kontak adalah sebesar
4-7%.

Bila dilihat dari jenis kelamin, prevalensi
pada wanita adalah dua kali lipat
dibanding pada laki-laki
Etiologi
Sekitar 80-90% kasus (DKI) disebabkan
oleh pemaparan iritan berupa bahan
kimia dan pelarut.
Inflamasi dapat terjadi setelah satu kali
pemaparan ataupun setelah pemaparan
yang berulang (Keefner, 2004).
Faktor eksogen
Sifat kimia bahan iritan
Sifat dari pajanan
Faktor lingkungan

Faktor endogen
Genetik
Jenis kelamin
Umur
Suku
Lokasi kulit
Riwayat atopi
Patogenesis

Dermatitis kontak iritan yang terjadi
setelah pemaparan pertama kali disebut
DKI akut dan biasanya disebabkan oleh
iritan yang kuat, seperi asam kuat
Sedangkan, dermatitis kontak iritan
yang terjadi setelah pemaparan
berulang disebut DKI kronis, dan
biasanya disebabkan oleh iritan lemah
(Hayakawa, 2000).

Tanda dan Gejala
Ketika terkena paparan iritan, kulit
menjadi radang, bengkak, kemerahan
dan dapat berkembng menjadi vesikel
kecil atau papul (tonjolan) dan
mengeluarkan cairan bila terkelupas.
Gatal, perih dan rasa terbakar terjadi
pada bintik-bintik merah

Diagnosis
Anamnesa
Pasien mengklain adanya pajanan yang
menyebabkan iritasi kutaneus
Onset Penderita merasakan sakit, rasa
terbakar, rasa tersengat, dan rasa tidak
nyaman akibat pruritus yang terjadi.

Pemeriksaan Fisik
Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria
dignosis primer untuk DKI sebagai
berikut:
13-14

Makula eritema, hiperkeratosis, atau
fisura predominan setelah terbentuk
vesikel
Tampakan kulit berlapis, kering, atau
melepuh
Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan

Pemeriksaan penunjang
Patch Test
Kultur bakteri
Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan IgE

Diagnosa Banding
DKA
Dermatitis Atopi
Tinea Pedis
Sasaran Terapi
Menghilangkan inflamasi, rasa sakit saat
kulit ditekan dan iritasi
Mencegah pemaparan lebih lanjut pada
agen iritan
Edukasi pada pasien mengenai metode
untuk mencegah recurrent
Terapi non-farmakologi ICD
1. Pencucian sesegera mungkin pada area
yang terpapar agen iritan akan mengurangi waktu
kontak agen iritan dengan kulit, dan jika terjadi
respon kulit, hal ini akan membantu untuk mencegah
penyebaran dermatitis.
2. Beberapa substansi yang dapat
menyebabkan respon iritasi pada kulit
sebaiknya dihindari. Mengedukasikan kepada
pasien bagaimana cara untuk mengurangi resiko
terpapar merupakan hal yang penting.
3. Penggunaan baju pelindung, sarung tangan,
dan peralatan proteksi lainnya akan mengurangi
pemaparan iritan dan sebaiknya penggunaan alat
proteksi diganti secara periodik.
4. Hidropel dan pelembab penghalang kulit hollister
dapat digunakan untuk mencegah ICD jika
digunakan sebelum kontak dengan iritan.


Terapi Farmakologi
Kortikosteroid
Radiasi Ultraviolet
Antibiotik dan antihistamin
Imunosupresif topikal
Prognosis
Dubia ad bonam
Pembahasan
Hasil anamnesis :
Keluhan utama gatal yang dirasakan di
kedua tangan dan wajah. Dimana pasien
terpapar bahan iritan dan kedua tangan.
Keluhan tersebut sudah mulai dirasakan
sejak 6 bulan yang lalu.
Awalnya keluhan dimulai dari kedua tangan,
kemudian muncul pada wajah.

Pasien berprofesi sebagai pegawai di salon
yang selalu berkontak dengan bahan kimia
pelurus atau pewarna rambut.
Pasien sudah pernah berobat ke dokter,
tetapi tidak mengalami perbaikan.
Pasien mempunyai riwayat sebagai pegawai
salon.
Menyangkal adanya sisik yang menebal
pada bagian yang gatal.

Hasil pemeriksaan fisik status
dermatologis :
Lokasi : Antebrachii dextra et sinistra
dan facialis
Ukk : Papul dan vesikel berukuran
milier sampai dengan lentikuler, eritema,
krusta, hiperpigmentasi, skuama, dengan
penyebaran bilateral.


Diagnosa Banding
Dermatitis kontak alergika
Psoriasis

Pemeriksaan penunjang
Patch test


Terapi
Injeksi metilprednisolon 125 mg +
difenhidramin 1 ampul (iv)
Loratadine tablet; 1 x 10 mg per hari
Klobetasol propionate 0,05 % + likuor
karbonis detergen 5%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai