Larutan alkali
Bahan kimia bersifat alkali : NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan
pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner,
lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahanbahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat
secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata
depan, bahkan sampai retina. Basa akan menembus kornea, kamera okuli
anterior sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan.
PATOFISIOLOGI
Mata terkena basa
kuat
Penetrasi larutan
basa ke dalam
mata
Safonikasi dan
disosiasi asam
lemak membrane
sel
Mukopolisakarida jaringan
oleh basa akan menghilang
dan terjadi penggumpalan
sel kornea atau keratosis
Penetrasi lebih
lanjut zat alkali
Penetrasi larutan
basa ke dalam
mata
KLASIFIKASI
Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat
baik)
Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat
dan terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran
iris tidak jelas dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus
(prognosis sangat buruk)
GEJALA KLINIS
Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu,
epifora, blefarospasme, dan nyeri berat. pada trauma basa,
kehilangan penglihatan sering bermanifestasi beberapa hari sesudah
kejadian
PX. FISIK
Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang
terkena zat kimia sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola
mata sudah netral. Obat anestesi topikal atau lokal sangat
membantu agar pasien tenang, lebih nyaman dan kooperatif
sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi,
pemeriksaan dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa
kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekanan
intra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi,
peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang
PX. PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah
pemeriksaan pH bola mata secara berkala dengan kertas lakmus.
Irigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai pH normal.
Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp
bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi
direk dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula
dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan
intraocular.
PENATALAKSANAAN EMERGENCY
1. Irigasi
Larutan normal saline paling sedikit 2000ml digunakan untuk mengirigasi mata selama 30
menit samapi pH mata menjadi normal (7,3). Jika perlu dapat diberikan anastesi topikal,
larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik.
2. Double eversi pada kelopak mata
Dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. Selain itu tindakan ini
dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi,
dan konjungtiva forniks.
3. Debridemen
pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re-epitelisasi pada
kornea.
MEDIKAMENTOSA
Trauma kimia ringan (derajat 1 dan 2) dapat diterapi dengan
pemberian obat-obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan
antibiotik profilaksis selama 7 hari. Sedangkan pada trauma kimia
berat, pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi
inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya
ulkus kornea.
MEDIKAMENTOSA
Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan
meningkatkan penyembuhan luka dengan membantu pembentukan
kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal
diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis sitemik dapat diberikan sampai
dosis 2 gr.
Asam Sitrat menghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon
inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam selama
10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang
terjadi 7 hari setelah trauma
PROGNOSIS
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan
penyebab trauma tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah
limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan
trauma dan prognosis penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada
pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang
buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan
gambaran cooked fish eye dimana prognosisnya adalah yang
paling buruk, dapat terjadi kebutaan
SUMBER
Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi keenam.
Philadelphia: Elseiver Limited. 2000.
Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical.eMedicine Journal.
2009.