Anda di halaman 1dari 14

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH


V. 1.

Kegiatan/IndikatorKerja yang Bermasalah


Indikator program kerja yang bermasalah adalah selisih antara
target yang diharapkan dengan hasil kegiatan yang dicapai, dimana
muncul apabila hasil yang dicapai kurang dari 100% dari target yang
diharapkan.
Dalam evaluasi manajemen program kerja puskesmas yang kami
kerjakan ditemukan 30 kegiatan program dengan hasil pencapaian kurang
dari 100%. Pencarian prioritas masalah dengan menggunakan metode
Hanlon Kuantitatif menemukan masalah yang menjadi prioritasutama
yaitu cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif. Pada hasil cakupan
program SPM Secang I, hasil pencapaian penemuan kasus cakupanbayi
yang mendapat ASI ekslusifadalah 11,38% yang seharusnya mencapai
80%. Hasil ini menunjukkan bayi yang mendapat ASI ekslusifpada bulan
Januari-Desember 2014 belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang Tahun 2014.

V. 2.

AnalisisPenyebabMasalah
Hal yang mendasari timbulnya antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk
menentukan penyebab masalah dilakukan dengan membuat diagram
fishboneberdasarkanpendekatan sistem. Dalam menganalisis penyebab
masalah secara menyeluruh digunakan pendekatan sistem meliputi input,
proses, output, outcome serta environment. Sehingga dapat ditelusuri halhal yangmenjadi kemungkinan menyebabkan munculnya permasalahanpermasalahan tersebut.

Tabel5.1.
1

Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah


Tahap Analisis Pendekatan Sistem
INPUT

Kelebihan

Man

Money

Tersedia petugas promkes


puskesmas.
Tersedianya tenaga kesehatan
(bidan di masing-masing desa)
yang memiliki kompetensi
menyampaikan promosi
kesehatan mengenai ASI
eksklusif
Tersedianya kader yang aktif di
masing-masing desa wilayah
kerja Puskesmas Secang I
Tersedianya pendanaan untuk
kegiatan promkes dari DIPA TP
BOK TAHUN 2014 SATKR
DINKES KAB. MAGELANG

Method

Material

Machine

Tersedia media iklan ASI


eksklusif di Poli KIA
Sudah dilakukannya Posyandu
secara rutin sesuai jadwal
Tersedia ruangan kerja Promkes
di Puskesmas yang dapat
digunakan sebagai ruang
penyuluhan
Tersedia meja 4 di Posyandu
sebagai tempat penyuluhan
Tersedia media poster dan buku
KIA untuk memberikan
pengetahuan ASI eksklusif

Kekurangan

Faktor kebiasaan dan ekonomi


Lingkungan

Proses

mendukung pemberian ASI


eksklusif bahkan pemberian ASI
hingga 2 tahun

Kelebihan

Petugas promkes Puskesmas


Secang I D3 bukan kesehatan
(Keputusan Menteri Kesehatan
mengenai Pedoman Promosi
Kesehatan Puskesmas mengatur
bahwa petugas promkes
puskesmas D3 Kesehatan)
Petugas promkes non kesehatan
dan kader tidak memiliki
sertifikat khusus perihal promosi
kesehatan dan managemennya

Penyuluhan di meja 4 Posyandu


mengenai ASI eksklusif kurang
maksimal dilakukan
Promosi asi eksklusif masih
terbilang pasif bergantung
permintaan ibu
Ruangan jarang ada pasien yang
melakukan konsultasi mengenai
ASI eksklusif
Ruangan promkes masih lintas
sektoral sehingga tidak kondusif
Ibu jarang membaca media
promosi
Ibu kurang memahami isi media
promosi
Ibu kurang memahami alasan
mengapa ASI eksklusif harus
diberikan (kandungan ASI)
Ibu kurang memahami waktu dan
alasan kapan pertama kali
diberikan asi eksklusif dan kapan
baiknya harus berhenti

Kekurangan

P1

Terencana program kegiatan


promkes ASI eksklusif

Pemberdayaan tenaga kesehatan


P2

Perencanaan program belum


detail (jadwal, petugas yang
bertanggung jawab)

Pelaksanaan masih dominan


dikerjakan oleh petugas yang
lain (non-promkes)
Petugas pemberi penyuluhan
ASI eksklusif merasa
masyarakat sudah banyak
mengetahui sehingga merasa
kurang perlu untuk
memberikanya
Kurangnya pemahaman
tentang tekhnik pemberian
penyuluhan

yang lain untuk promkes ASI


eksklusif (bidan)
Tersedia dan tersebar buku KIA dan
media poster

P3

Adanya pelaporan perbulan


mengenai angka pemberian ASI
eksklusif

Kurangnya koordinasi
petugas pemberi penyuluhan
dengan petugas promkes
sehingga mempengaruhi
proses pencatatan dan
pelaporan

Berdasarkan analisis sistem di atas, maka dapat diketahui beberapa


kemungkinan penyebab masalah, yaitu :
1. Petugas Promkes Puskesmas Secang I D3 bukan kesehatan
2. Sistem pencatatan telah dilakukan penyuluhan di meja 4 Posyandu
mengenai ASI eksklusif tidak dilakukan dengan baik
3. Ruangan konsultasi promosi kesehatan digunakan sebagai sarana pasif,
bukan media sarana aktif bagi ibu untuk promosi asi eksklusif
4. Ibu jarang membaca media promosi
5. Ibu kurang memahami alasan mengapa ASI eksklusif harus diberikan
(kandungan ASI)
6. Perencanaan program belum detail (jadwal, petugas yang bertanggung
jawab)
7. Pelaksanaan masih dominan dikerjakan oleh petugas yang lain (nonpromkes)

8. Petugas pemberi penyuluhan ASI eksklusif merasa masyarakat sudah


banyak mengetahui sehingga merasa kurang perlu untuk
memberikanya
9. Kurangnya pemahaman tentang tekhnik pemberian penyuluhan
V.3.

Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah mendaftar kemungkinan penyebab masalah, dilanjutkan dengan
kegiatan survey dan wawancara. Survey dan wawancara yang dilakukan
berupa survey dan wawancara kepada petugas kesehatan dan kepuasan
pasien
V.3.1 Survey dan Wawancara dengan Petugas
Kegiatan survey dan wawancara dengan petugas terkait
meliputi, Koordinator Promkes, Bidan dan Ahli Gizi
a.
Koordinator PromKes
Survey dan wawancara dengan koordinator promkes
menghasilkan kemungkinan masalah berupa:
1. Petugas Promkes Puskesmas Secang I D3 bukan
kesehatan
2. Petugas Promkes Puskesmas Secang I melakukan
promosi kesehatan ASI eksklusif bekerjasama dengan
tenaga kesehatan yang lain yaitu bidan dan ahli gizi.
Metode promosi yang dilakukan lebih sering dikerjakan
saat Posyandu, melalui penyuluhan di meja 4 Posyandu
mengenai ASI eksklusif namun pencatatan yang
dilakukan belum optimal disebabkan kesibukan yang
terjadi di Posyandu
3. Perencanaan program belum detail (jadwal, petugas
yang bertanggung jawab)
4. Pelaksanaan masih dominan dikerjakan oleh petugas
yang lain (non-promkes)
5. Petugas pemberi penyuluhan ASI eksklusif merasa
masyarakat sudah banyak mengetahui sehingga merasa
kurang perlu untuk memberikanya
b. Bidan

1. Bidan menyampaikan ASI ekslusif namun seringkali


terbatas waktu untuk mencatat jumlah ibu menyusui
2. Seringkali ibu-ibu juga terbatas waktu ke posyandu
sehingga terburu-buru
3. Masyarakat sudah memiliki kebiasaan memberikan ASI
hingga 2 tahun sehingga seringkali kurang antusias
untuk menerima penyuluhan ASI eksklusif
c. Ahli Gizi
1. Ahli gizi yang bertugas berjumlah 1 orang dan setiap
kali Posyandu berlangsung, petugas akan melakukan
kegiatan

berkeliling

dan

menyampaikan

materi

mengenai gizi yang tidak hanya ASI eksklusif sehingga


perlu membagi-bagi waktu agar materi lain juga dapat
disampaikan optimal
2. Pencatatan jumlah ibu menyusui dan memberikan ASI
eksklusif diusahakan se-optimal mungkin bekerjasama
dengan bidan
V.3.2 Survey dan Wawancara dengan Pasien
Telah dilakukan survey dan wawancara dengan pasien
melibatkan 35 responden dari posyandu Balita Madyocondro
Catak tanggal 18 Februari 2015. Hasil menunjukkan bahwa 100%
responden mengakui mengetahui tentang ASI eksklusif namun
dalam menuliskan apa yang dimaksud ASI eksklusif dan
kandungan ASI, sebesar 46% responden memberikan jawaban
yang tidak tepat. Pencatatan diakui oleh 57% responden.
Responden

merasakan

keramahan

dan

kepedulian

petugas

kesehatan terhadap kesulitan yang dialami ibu dalam memberikan


ASI eksklusif sebesar 71,4%. Dari 35 responden, sebesar 57,15%
kurang memperhatikan keberadaan media atau poster iklan ASI
eksklusif.

Setelah dilakukan konfirmasi terhadap petugas dan meninjau sisi


pasien, maka diperoleh kemungkinan penyebab masalah paling mungkin
adalah:
1. Petugas Promkes Puskesmas Secang I D3 bukan kesehatan
2. Sistem pencatatan telah dilakukan penyuluhan di meja 4
Posyandu mengenai ASI eksklusif tidak dilakukan dengan baik
3. Perencanaan program belum detail (jadwal, petugas yang
bertanggung jawab)
4. Pelaksanaan masih dominan dikerjakan oleh petugas yang lain
(non-promkes)
5. Petugas pemberi penyuluhan ASI eksklusif merasa masyarakat
sudah banyak mengetahui sehingga merasa kurang perlu untuk
memberikanya

1.
P3

Kurangnya koordinasi
2.
petugas pemberi
penyuluhan
3. dengan petugas
promkes sehingga
4.
mempengaruhi
proses
pencatatan dan pelaporan

P2
Pelaksanaan masih dominan dikerjakan oleh
petugas yang lain (non-promkes)
Petugas pemberi penyuluhan ASI eksklusif
merasa masyarakat sudah banyak mengetahui
sehingga merasa kurang perlu untuk
memberikanya

PROSES

P1

Perencanaan program
belum detail (jadwal,
petugas
yang
bertanggung jawab)

Kurangnya pemahaman tentang tekhnik


pemberian penyuluhan

5.
6.

Method

7.

Penyuluhan di meja 4 Posyandu mengenai ASI


eksklusif kurang maksimal dilakukan

8.
9.

Material
Ruangan jarang ada pasien yang
melakukan konsultasi mengenai ASI
eksklusif

10.
11.
12.
13.
14.
15.
INPUT

Man
.
Petugas promkes Puskesmas
Secang I D3 bukan kesehatan

MASALAH
Penemuan kasus
Bayi yang
mendapat ASI
ekslusif (JanuariDesember 2014)
sebesar 11.38% dari
target sebesar 80%

Machine
LINGKUNGAN

Ibu jarang membaca


media promosi

Money
-

Ibu kurang memahami alasan mengapa ASI


eksklusif harus diberikan (kandungan ASI)

16.

17.
18. Gambar 5.1 . Diagram Fish Bone

19.
20.

V.4.

Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

21.

Tabel 5.2. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah


22.
23. Penyebab Masalah

25.
Petugas Promkes Puskesmas Secang I D3
bukan kesehatan
26.

28.
Sistem pencatatan telah dilakukan
penyuluhan di meja 4 Posyandu mengenai ASI
eksklusif tidak dilakukan dengan baik
29.
31. Perencanaan program belum detail
(jadwal, petugas yang bertanggung jawab)
32.

34. Pelaksanaan masih dominan dikerjakan


oleh petugas yang lain (non-promkes)
35.

37. Petugas pemberi penyuluhan ASI


eksklusif merasa masyarakat sudah
banyak mengetahui sehingga merasa
kurang perlu untuk memberikanya
38.

24. Alternatif
Pemecahan Masalah
27. Memberikan
pembekalan materi
managemen promosi
kesehatan
bersertifikat setara
dengan D3kesehatan
30. Membentuk
legitimasi formal dan
pelaporan rutin untuk
pencatatan telah
dilakukannya promosi
asi eksklusif
33. Membetuk
perencanaan progam
formal yang dapat di
mengerti dan dapat
digunakan oleh
petugas dan kader
dari program promkes
36. Membentuk program
rutin pembekalan
materi kepada
petugas promkes baik
medis maupun non
medis yang di
setarakan
keilmuannya dan
dapat dipertanggung
jawabkan
keilmuannya
39. Membetuk pencatatan
formal daftar hadir
kegiatan ibu
menyususi perihal
promosi asi eksklusif
yang dapat
dipertanggung
jawabkan

40.
41.
42.

43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50. Promkes
Petugas
51.

Puskesmas

Secang I D3 bukan kesehatan

dilakukan
dengan
baik belum detail
Perencanaan
program
(jadwal,petugas yang bertanggung
jawab)

merasa

kurang perlu untuk meberikan

promosi

keilmuannya
Membentuk pencatatan

56.
57.
58.
59.
60.

eksklusif merasa masyarakat sudah


sehingga

managemen

materi
kesehatan

atau yang dapat dipertanggungjawabkan

Petugas pemberi penyukuhan ASI


mengetahui

pembekalan

bersertifikat setara dengan D3 kesehatan

52.
Sistem53.
pencatatan telah dilakukan
54.
penyuluhan di meja 4 Posyandu
55.

mengenai ASI eksklusif belum

Memberikan

Ibu

formal

dan

pelaporan rutin untuk daftar hadir

dan

telah dilakukannya kegiatan promosi asi


eksklusif

yang

dapat

dipertanggungjawabkan
Membentuk perencanaan program formal
yang

61.
62.
63.
64.

dapat

dimengerti

dan

dapat

digunakan oleh petugas dan kader dari


program promkes

jarang

membaca

promosi

media Membentuk media promosi yang


inovatif dan menarik

65.

promosi ASI eksklusif

66.
67.
68.
69. Gambar5.2. Kerangka alternatif pemecahan masalah
70.
71.

Hasil penggabungan alternative pemecahan masalah adalahsebagai

berikut :
1. Diberikan

pembekalan

bersertifikat

setara

materi

dengan

managemen

D3

kesehatan

promosi
atau

kesehatan

yang

dapat

dipertanggungjawabkan keilmuannya
2. Dibentuk pencatatan formal dan pelaporan rutin daftar hadir dan telah
dilakukannya

kegiatan

promosi

asi

eksklusif

yang

dapat

dipertanggungjawabkan
3. Membentuk perencanaan program formal yang dapat dimengerti dan
dapat digunakan oleh petugas dan kader dari promkes
4. Membentuk media promosi yang inovatif, informatif, kreatif dan
menarik
9

72.
73.

V.5.

Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks

menggunakan Rumus (MxIxV) / C


74.

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka

dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan


prioritas

alternatif

pemecahan

masalah

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan kriteria matrix dengan rumus:

75.

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai

berikut :
1.

Efektivitas program
76.
a

Pedoman untuk mengukur efektivitas program:

Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat


diselesaikan.
77.

Semakin banyak penyebab masalah yang teratasi maka

nilainya semakin efektif


b

Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah


78.

Semakin penting masalah diselesaikan maka nilainya

semakin efektif
c

Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalah


79.

Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5

80.

Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar,

mendekati 5.
81.

Bila makin importancy maka nilai nya makin besar,

mendekati 5.
82.

Bila makin vulnerability maka nilai nya makin besar,

mendekati 5.
2.

Efisiensi pogram
83.

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (

cost )

10

84.

Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil,

maka nilainya mendekati 1.


85.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan

masalah dengan menggunakan kriteria matrix.


86.
87. Tabel 5.3. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah
93. U
92. Hasi

90. Nilai

88. Penyelesaian

91. Kriteri

89. Masalah

akhi

a
n

99. (M x
94.

95. 96.

97. 98.

Ix

V C

V) /

100.

C
101.

Memberikan

pembekalan

materi

managemen

promosi

kesehatan bersertifikat setara


dengan D3 kesehatan atau
yang

dapat

103.104. 105.106. 107.


3

16

108.
II

dipertanggungjawabkan
keilmuannya
102.
109.

Membentuk

pencatatan

formal

dan

pelaporan rutin untuk daftar


hadir dan telah dilakukannya

111.112. 113.114. 115.

kegiatan promosi asi eksklusif

yang

25

116.
I

dapat

dipertanggungjawabkan
110.

11

117.

Membentuk

perencanaan program formal


yang dapat dimengerti dan
dapat digunakan oleh petugas
dan

kader

dari

119.120. 121.122. 123.


1

program

124.

12.5

III

promkes
118.
125.

Membentuk media

promosi yang inovatif dan

127.128. 129.130. 131.

menarik

132.

IV

126.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab

pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix maka didapatkan


urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya
promosi kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Secang I adalah sebagai berikut :
140.
1. Membentuk pencatatan formal dan pelaporan rutin untuk daftar hadir dan
telah

dilakukannya

kegiatan

promosi

dipertanggungjawabkan
2. Memberikan pembekalan materi
bersertifikat

setara

dengan

D3

asi

eksklusif

managemen
kesehatan

yang

dapat

promosi kesehatan
atau

yang

dapat

dipertanggungjawabkan keilmuannya
3. Membentuk perencanaan program formal yang dapat dimengerti dan dapat
digunakan oleh petugas dan kader dari program promkes
4. Membentuk media promosi yang inovatif dan menarik

12

141.

13

142.

14

Anda mungkin juga menyukai