PENDAHULUAN
I. 1.
Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan Visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri
dan Berkeadilan dan 4 Misi, yaitu (1) Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu
dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya
kesehatan, dan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Departemen Kesehatan menyelenggarakan perannya dengan menempuh
enam strategi utama, yaitu: (1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat,
swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui
kerja sama nasional dan global, (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan
yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti;
dengan
pengutamaan
pada
upaya
promotif
dan
preventif,
(3)
manajemen
kesehatan
yang
akuntabel,
transparan
berdayaguna
dan
berhasilguna
untuk
memantapkan
desentralisasi
sudah
mengalami
banyak
perubahan.
Banyak
negara
sehat
tersebut
merupakan
penyempurnaan
dari
intervensi kesehatan yang tidak hanya terbatas pada manusia saja. Sesuai
dengan konsep sehat menurut Gordon & Le Richt (1950), timbul atau
tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
(Hartoyo, 2011)
a. Host (Pejamu)
b. Agent (Bibit penyakit)
c. Environment (Lingkungan)
Pemanfaatan
a.
b.
c.
d.
Lingkungan.
Perilaku.
Pelayanan kesehatan.
Biologik / keturunan
perlu
kerjasama
banyak
pihak,
perlu
pendekatan
I. 2.
Perumusan Masalah
Pada laporan ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen
pelayanan Puskesmas Secang I dan permasalahannya. Berdasarkan latar
belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu
bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok di Puskesmas Secang I
apabila disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
berlaku.
I. 3.
Tujuan Penulisan
I. 3. 1. Tujuan umum :
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan
manajemen program dan mutu pelayanan di Puskesmas Secang I pada
bulan Januari Desember 2014 dalam rangka upaya perbaikan kinerja
puskesmas.
I. 3. 2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Secang I.
b. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan Puskesmas Secang I
pada bulan Januari Desember 2014.
I. 4.
Manfaat Kegiatan
I. 4. 1. Bagi Mahasiswa :
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu
kesehatan Masyarakat.
b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.
d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
I. 4. 2. Bagi Puskesmas :
a. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi
target standar pelayanan minimal (SPM).
b. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas yang belum memenuhi target standar SPM.
c. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
d. Membantu puskesmas dalam mewujudkan program Indonesia sehat.
I. 5.
Metodologi
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder
yang didapatkan bulan Januari 2015 di Puskesmas Secang I. Data primer
berupa
pelaksanaan
proses
manajemen
(P1/Perencanaan,
P2/
melihat
ketiga
fungsi
manajemen
baik
P1/perencanaan,
I. 6.
Batasan Judul
Kami memilih judul Evaluasi Hasil Peninjauan Manajemen
Program Puskesmas Secang I di Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang Periode Januari Desember 2014. Evaluasi ini dilakukan
untuk
mengetahui,
menganalisa
dan
mendeskripsikan
bagaimana
I. 7.
Batasan Masalah
Batasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman
agar lebih terarah, jelas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang
ada. Maka dalam penelitian ini kami membatasi hanya membahas tentang
hasil peninjauan Manajemen Program dan Mutu Pelayanan Puskesmas
Secang I, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang Periode Januari
10
BAB II
DATA UMUM
II. 1. Lingkungan
II. 1. 1. Data Wilayah
a. Batas Wilayah
Wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Secang I Kecamatan Secang Kabupaten Magelang, meliputi batas-
11
Sebelah Barat
: Kecamatan Windusari
Sebelah Timur
Sebelah Utara
: Kabupaten Temanggung
Sebelah Selatan
: Kota Magelang
Desa
: 10 (sepuluh) desa.
Kelurahan
: 1 (satu) kelurahan
d. Peta Wilayah
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang terbagi dua wilayah
kerja Puskasmas, yaitu wilayah kerja Puskesmas Secang I dan wilayah
kerja Puskesmas Secang II, adapun untuk wilayah kerja Puskesmas
Secang I keadaan daerahnya 20% pegunungan sedangkan 80% dataran
dengan ketinggian 467 m diatas permukaan laut. Adapun peta wilayah
kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Secang I Kecamatan
12
13
PETA WILAYAH
PUSKESMAS SECANG 1
Donorojo
Krincing
Ngabean
Karangkajen
Secang
Madyocondro
Madusari
Ngadirejo
Kalijoso
Payaman
Jam bewangi
e. Transportasi
Transportasi di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) Secang I dapat dicapai dengan roda 4 (empat) dan
roda 2 ( dua ). Kendaraan umum yang ada untuk mencapai kota
kabupaten adalah Angkutan Desa (Colt) dan bus, untuk mencapai ke
desa-desa adalah Angkutan Desa (Colt) dan ojek. Jarak Puskesmas ke
Dinas Kesehatan Kabupaten dan ke kota kabupaten 28 km. Jarak
14
Desa
Jarak Ke Puskesmas
Karangkajen
7 km
Payaman
6 km
Jambewangi
6 km
Ngadirojo
4 km
Donorejo
4 km
Madyocondro
3 km
Kalijoso
3 km
Ngabean
3 km
Krincing
2 km
Madusari
2 km
Secang
1 km
Sumber : Statistik Kecamatan Secang, (2013)
15
g. Kondisi Demografi
Jumlah keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Secang
I adalah sebanyak 12.564 Kepala Keluarga dan jumlah penduduk per
jenis kelamin adalah laki-laki 22.748 jiwa, perempuan 23.335 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Secang I
adalah 1.658 jiwa/km2. (Rencana Strategi Bisnis Puskesmas Secang 1
2014)
II. 2. VISI, MISI, STRATEGI DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
II. 2. 1. Visi
Menjadi Puskesmas pilihan utama dalam pelayanan kesehatan
untuk mewujudkan masyarakat sehat.
II. 2. 2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan prima yang bermutu.
b. Mengelola sumber daya yang ada secara optimal.
c. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan di wilayah kerja.
d. Mengembangkan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasaan
pelanggan.
II. 2. 3. Strategi
a. Meningkatkan proses pelayanan, tertib, rapi dan cepat.
b. Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas untuk kepuasan
pelanggan.
c. Proses pelayanan yang berstandar nasional atau international.
d. Peningkatan SDM dengan pelatihan di dalam dan di luar puskesmas
dengan RCD, seminar, pendidikan formal dan informal.
16
Keputusan
Mentri
Kesehatan
RI
no.
17
f)
yang
berlaku.
Bila
terjadi
18
performance
yang
sesungguhnya
cara-cara
untuk
memperbaiki
penyimpangan tersebut.
6) Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut.
19
KEPALA PUSKESMAS
Dr. SUNARYO
KEUANGAN
Endah Mulyani
UNIT PELAYANAN
KESEHATAN
Dr. BENYAMIN TD
( Koordinator )
RAWAT JALAN
BP.Umum :SA Woro,
Amd.Kep
BP. Gigi
:drg. David H
Trauma Center :Budi
Waluyo
UNIT PENUNJANG
Lab. Kes
: Umiyati
Gudang Farmasi : Slamet Riyono
Apotik
: Slamet Riyono
Loket
: Anastasia W
SP3
: Darkam,S.ST
ADM. UMUM
Taryono
UNIT P2
KESEHATAN
Darkam S. ST
(Koordinator)
PENY. LINGKUNGAN
Darkam S. ST
UNIT PEMBANGUNAN
MASY + KELUARGA
Aida Sofiati, AM.Keb
(Koordinator)
KESGA
KIA
: Aida S. Amd.Keb
KB
: Titik S, Amd.Keb
P2P
P2B2/P2M: Misdi P
Imunisasi : Asliyah,Amd.Kep
PKM
Rini Indriati, A.Md.
MUATAN LOKAL
Perkesmas : Esti M
UKS/UKSG : Sih Widayati
PUSTU KARANGKAJEN
Esti Mularti
GIZI
Diah Heradiati N, A.Md.Gizi
PUSTU KALIJOSO
Asliyah, Amd.Kep
20
dengan baik.
Fungsi :
A. Sebagai Manager :
1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
2. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
3. Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
B. Sebagai seorang Dokter :
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita.
2. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi.
3. Melakukan penyuluhan kesehatan pada pasien dan masyarakat.
II. 4. 2. Dokter Umum
Tugas Pokok
Fungsi
21
penyuluhan
kesehatan
gigi
pada
penderita
dan
dan
membina
kerjasama
lintas
sektoral
dalam
Fungsi
22
Fungsi
b.
atas
23
c.
d.
e.
f.
g.
24
Fungsi
: Melaksanakan
kegiatan
dan
mengkoordinir
25
26
Fungsi
Fungsi
27
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi
28
II.5.
II. 5. 1. Tenaga
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1
S1
1
SMA
1
S2
Dokter Umum
1
S1
Dokter Gigi
2
S1
1
S1
2
D3
Perawat
3
SPK
Perawat Gigi
1
SPRG
3
D3
Bidan
10
PPB
Rekam Medis
3
SMA
PKM
1
D3
Laboran
1
D3
Nutrisionis
1
D3
Sanitarian
1
D3
Kefarmasian
1
AA
Penjaga Malam
1
SMA
Jumlah Tenaga Kerja
35
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Secang I, 2014
Jenis Sarana
Jumlah
1.
Puskesmas Induk
2.
3.
Puskesmas pembantu
29
4.
Mobil puskesling
5.
Sepeda motor
6.
Container drum
7.
8.
Freezer
9.
Kompor
10.
Mesin tulis
11.
Kalkulator
12.
Rak kartu
13.
Filling cabinet
14.
Sound system
15.
13
16.
Almari Kaca
11
Sumber : Buku Inventaris Puskesmas Secang I, 2014
Jenis Sarana
Strilisator uap
Vaksin karier
Termos
Tas imunisasi
Object gelas
Sarana laboratorium
Bilik hitung
Tabung Hematokrit
Sentrifuse listrik
Timbangan bayi
Bidan kit
Alat Hb Sahli
Timbangan injak
Dukun kit
Tabung oksigen
Jumlah
2
8
30
2
580
1
35
3
1
3
67
2
30
16.
17.
18.
19.
20.
Resuscitator
Incubator
Reagen tes Iodium
KMS ibu hamil
KMS bayi
1654
1504
21.
KMS murid
2431
22.
7914
23.
Spuit disposseable
5712
24.
Jarum
26745
25.
Tensimeter
26.
Stetoskope
27.
Diagnostic set
28.
Poliklinik set
29.
Isihara set
30.
THT set
31.
Stelisator listrik
32.
PHN kit
33.
Dental unit
34.
Diamond bor
35.
36.
Sterilisator tang
37.
UKGMD kit
38.
Comb test
39.
PP test
10
40.
41.
Hb kit
42.
1set
II. 5. 4. Dana
Setiap pelaksanaan kegiatan Puskesmas Secang I mendapatkan
dana dari APBD II dan Dinas kesehatan. Dana dari APBD II terbagi
menjadi dua yaitu dana rutin untuk menunjang kegiatan dan operasional
31
puskesmas dan dana BBM untuk biaya transportasi. Sedangkan dana lain
juga dari dana BOK dan BPJS.
II. 5. 5. Sumber Daya Manusia, Jumlah Dan Spesifikasinya
Jumlah sumber daya manusia (SDM) di puskesmas secang 1
adalah sebanyak 35 tenaga. Jenis tenaga yang digunakan, jumlah maupun
nama pegawai Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis tenaga
Dokter umum
Jumlah
3
Nama
dr. Heri Muchdiyono M.Kes
dr. Sunaryo
Dokter gigi
dr. Benjamin
drg. David Handoko
drg. Ruri
Bidan
13
Aida Sofianti
Titik Sulistiowati
Triatmi Pudjiastuti, Amd.Keb
Lis Barokah E L, Amd.Keb
Dani Margawasti
Siti Mariyah
Alri Andhiani
Endang Purwanti, Amd.Keb
Sumaryati
32
Yeti Sukarsih
Utik Hariani
Marni
4
Perawat
Fajar Hidayati
Budi Waluyo, S.Kep
Sri Andoko Woro, Amd.Kep
Misdi Purwati
Sri Haryati
Esti Mularti
5
6
7
8
No
9
10
11
Perawat gigi
Sanitarian HS
Petugas Gizi
Asisten Apoteker
Jenis tenaga
Petugas Laboratorium
Penjaga Malam
Staf
1
1
1
1
Jumlah
1
1
3
Asliyah
Sih Widiyawati
Darkam, AMKL
Dyah Heradiyati, Amd.Gizi
Slamet Riyono
Nama
Umiyati
Suyatno
Taryono
Endah Mulyani
12
13
II.6.
Tri Hestiningsih
PKM
1
Rini Indriati
Rekam Medik
1
Anastasya Widi
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Secang I, 2014
3. Kesehatan Lingkungan.
4. P2M
5. Promosi Kesehatan
6. Pengobatan
Terdapat 3 Upaya Kesehatan Tambahan Puskesmas Secang I, yaitu:
1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Usaha Kesehatan Sekolah
3. Kesehatan Jiwa
II. 6. 2. Jaringan Pelayanan Puskesmas Secang I
Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, sarana pelayanan yang
dimiliki oleh puskesmas adalah :
Pustu (puskesmas pembantu) terdapat 2, yaitu :
a.
Karangkajen
b.
Kalijoso
Karangkajen
b.
Madusari
c.
Secang
34
d.
Krincing
e.
Kalijoso
b.
c.
d.
:14
b. Payaman
:11
c. Kalijoso
:6
d. Ngadirojo
:7
e. Madyocondro
: 11
f. Madusari
:6
g. Secang
:12
h. Ngabean
:8
i. Krincing
: 10
j. Donorejo
:4
k. Karangkajen
:5
Poliklinik Umum
35
b.
c.
Pengobatan Gigi
d.
Klinik Gizi
e.
f.
Laboraturium
g.
Apotik
h.
Trauma Center
BAB III
DATA KHUSUS PROGRAM POKOK PUSKESMAS
36
Kuantitatif
penduduk
2.
Kualitatif
Tabel 3.1. Hasil Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak serta KB Puskesmas
Secang I Periode Januari-Desember 2014
Indikator
Target
Cakupan
Pencapaian
37
%
100%
95%
Kegiatan
1030
886
%
114%
98%
%
114%
103,17%
hamil*
Cakupan pertolongan persalinan
100%
236
131%
131,11%
95%
759
88%
92,50%
100%
694
84%
84,43%
95%
694
84%
88,87%
( 8 hr - 28 hr)
Cakupan kunjungan Bayi
Neonatal resti yg ada / ditemukan*
Pembinaan dukun bayi*
a.Jumlah dukun bayi yg
95%
90%
100%
712
847
32
87%
103%
26%
91,18%
114,49%
26,45%
terlatih
b.Frekuensi pembinaan dukun
Pelayanan kesehatan anak pra
100%
100%
31
31
95%
95%
95,38%
95,38%
100%
10
120%
120,00%
balita dan
pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan
95%
1267
44%
46,83%
100%
1703
100%
100%
siswa TK,
kelas 1 SLTP,SLTA dan setingkat
Cakupan pelayanan kesehatan
80%
62,39
100%
125%
remaja
(penjaringan kelas 1
80%
1076
38%
47%
UKS/dokter kecil*
(Penjaringan kelas 1)
Cakupan pemeriksaan kesehatan
38
SLTP,SLTA/sederajat)
Pembinaan TK
- Jumlah TK yang dibina*
PELAYANAN KELUARGA
BERENCANA
Jumlah seluruh peserta aktif
PELAYANAN USILA
100%
162
52%
523%
80%
7453
78%
98%
100%
11
100%
100%
70%
6598
70%
100%
III.2.2. Gizi
Pelayanan ini dikelola oleh 1 orang tenaga kesehatan. Tujuan dari
program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka penyakit akibat
kurang gizi ynag umunya diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah
terutama balita dan wanita.kegiatan gizi terdiri dari konseling gizi,
monitoring garam di pasar/masyarakat, pemberian vitamin A dosis tinggi
pada balita dan ibu hamil, pemberian kapsul iodium pada wanita nifas dan
anak, kunjungan rumah BGM dan gizi buruk.
Jenis kegiatan :
1. Pemantauan dan pertumbuhan balita
a. Balita ynag datang dan ditimbang (D/S) (80%)
b. Balita yang naik berat badannya (N/D) (80%)
c. Balita BGM ( <1,5%)
2. Pelayanan Gizi
Indikator :
39
a. Cakupan bayi (6-11 bulan ) yang diberi kapsul vit A dosis tinggi 1x
pertahun (95%)
b. Cakupan anak balita (12-59 bulan ) ynag diberi kapsul vitamin A
2x pertahun (95%)
c. Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tabelet Fe (90%)
d. Cakupan bufas yang mendapat kapsul vit A (89%)
40
Target
%
Cakupan
Kegiatan
%
Pencapaian
%
80%
3541
79,15%
99%
badannya (N/D)
Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi
80%
2286
64,16%
80%
95%
423
90,77%
96%
95%
3690
101%
106%
tablet Fe
Balita BGM
Cakupan pemberian pmt MP ASI
90%
< 1,5 %
813
338
89,93%
9,49%
100%
98%
89
23%
23%
perawatan
Cakupan bufas mendapat kapsul
100%
40%
40%
vit A
89%
799
92,58%
104%
41
Upaya
kesehatan
lingkungan
ini
bertujuan
agar
berubahnya,
Indikator
Institusi yg dibina
Jml Tempat Tempat Umum (TTU) yg
Cakupan
Target
%
Kegiatan
%
70%
48
287%
Pencapaian
%
403
diperiksa*
Tempat-tempat umum(TTU) yg
100%
162
147%
147%
80%
134
122%
152%
Penjualan(TP2M) diperiksa*
90%
197
168%
187%
75%
168
144%
191%
42
Rumah sehat
Penduduk yg memanfaatkan jamban
Rumah yg mempunyai SPAL
Rumah/bangunan bebas jentik Aedes
70%
75%
65%
100%
10048
10048
7769
10048
92%
128%
71%
92%
132%
171%
110%
92,00%
43
44
Indikator
Target
Cakupan
%
Kegiatan
%
P2 TB Paru
- Cakupan suspek tb paru*
- Penemuan kasus TB BTA(+)
Pencapaian
%
80%
29
5,5%
6,90%
70%
48
9,14%
13,05%
ditemukan/
ditangani (sesuai standar)
P2 Diare
Balita dg diare yg ditangani
100%
133
53%
53%
sesuai standar
Imunisasi
i. - Jumlah bumil yg
100%
119
47%
47%
mendapat TT1*
- Jumlah bumil yg mendapat
98%
459
48%
49%
TT2*
- BCG*
- DPT 1*
- DPT 3 *
- Polio 1*
- Polio 4*
- Campak*
- Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)*
- Hepatitis B1 total*
- Hepatitis B2*
- Hepatitis B3*
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
404
296
371
361
301
517
652
275
414
31,8
367
43%
64%
80%
78%
65%
112%
141%
60%
90%
69%
80%
45%
67,59%
84,71%
82,43%
68,73%
118,05%
148,88%
62,79%
94,53%
72,61%
84%
upaya-upaya
pembinaan
dan
pengembangan
peran
aktif
45
Target
%
Cakupan
Kegiatan
%
Pencapaian
%
PENYULUHAN KELOMPOK
DAN UMUM DIDALAM
DAN LUAR GEDUNG
PUSKESMAS
Rumah tangga sehat
Bayi yg dapat ASI eksklusif
65%
80%
4980
397
46%
90%
80%
11
100%
2008)
Posyandu mandiri (indikator
40%
41
43,62%
109%
2008)
Jml kunj.ke posyandu
6%
38
40,43%
674%
100%
100%
100%
80%
1188
158
474
424
105%
16,81%
100,85%
93,39%
105%
17%
101%
117%
seluruhnya (y)*
Jumlah kader terlatih*
Jumlah kader aktif*
70,23%
46
PENYULUHAN DAN
PENCEGAHAN DAN PENANG
GULANGAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyuluhan P3 NAPZA* di
sekolah
Penyuluhan HIV/ AIDS * di
100%
15
100%
100%
sekolah
Penyuluhan NAPZA dan
100%
15
100%
100%
24%
32
91%
381%
kesehatan
47
48
Peralatan
yang
digunakan
antara
lain
tensimeter,
stetoskop,
Kamis, Jumat
Pustu Kalidoso yang buka setiap hari Senin dan Kamis
yang
dikelola oleh dua dokter gigi dan satu perawat gigi. Kegiatan
pelayanan kesehatan gigi dilakukan dalam satu ruang dan ada kegiatan
luar gedung yang berupa penyuluhan dan pelayanan kesehatan gigi di
sekolah-sekolah dengan empat orang tenaga kesehatam yang terdiri
dari satu orang dokter, dua orang perawat dan satu petugas promosi
kesehatan
Pembiayaan kegiatan poliklinik gigi berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang. Peralatan yang digunakan dalam poliklinik gigi
masih terbatas terutama alat untuk sterilisasi peralatan yang telah
49
Untuk
hari
libur
selain
yang
sudah
ditetapkan
Target
%
Cakupan
Kegiatan
%
Pencapaian
%
JANGKAUAN PENGOBATAN
RAWAT JALAN
Jumlah kasus baru (x)
60%
SKRT 1995:
6780
31
51%
Hipertensi
Jantung ischemik
Stroke
83/1000 pddk
3/1000 pddk
2/1000 pddk
104/1000
1843
179
113
4
0,39
0,25
48,0%
130,0%
125,000%
Gg mental 5-14 th
pddk
140/1000
14
0,03
0,20%
Gg mental > 15 th
Kebutaan
Diabetes Melitus
pddk
1,47%
SKRT 1993:
137
11
331
0,3
0,02
0,72
2,10%
1%
450%
50
1.6/1000
pddk
UPAYA KESEHATAN GIGI
UKGS tahap 3*
Jml kunjungan gilut di rawat
50%
13
37
74%
5%
2692
120%
BAB IV
ANALISIS MASALAH
INPUT
Man
Money
Method
Matrial
Machine
PROSES
P1
P2
P3
OUTPUT
Cakupan
Program
LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
Sosial Ekonomi
Kebijakan
51
Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau cakupan
kegiatan tidak sesuai dengan standar minimal. Hal yang terpenting pada upaya
pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemecahan masalah
harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, yakni berdasarkan pendekatan
sistem penyebab masalah yang terjadi pada input, proses maupun lingkungan.
IV. 1.
Dapat diukur
Dapat diatasi
Berikut ini merupakan urutan siklus pemecahan suatu masalah,
yaitu :
1.
Penentuan
penyebab
masalah
hendaknya
jangan
masalah
paling
mungkin
terjadi
harus
dipilih
53
54
Masalah
< 100 (%)
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm
0,20
Gangguan mental 5-14th
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm
1
Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm
3
4
2
Gangguan mental >15th
Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA positif (case
5
6
7
8
5.52
9
detection rate)
Jumlah kader terlatih
Neonatal resti yang ditemukan
Balita gizi buruk mendapat perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita
17
26,45
40
46,83
dan prasekolah
Balita dengan diare yang ditangani sesuai
10
11
47
standar
Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm
12
47
48
Hipertensi
55
51
rawat jalan
Cakupan Balita dengan pneumonia yang
14
15
16
17
18
19
20
21
22
53
ditemukan/ditangani (sesuai standar)
Rumah tangga sehat
Balita yang naik BB
Jumlah bumil yang mendapat TT 2
Cakupan kn1 (6 jam sd 48 jam)
Jumlah bumil yang mendapat TT 1
Cakupan kn2 (hari ke 3 s/d hari ke 7)
Jumlah bayi mendapat imunisasi DPT 1
Cakupan kn3 ( 8 hari-28 hari)
Rumah atau bangunan bebas jentik aedes
23
74
80
83
84,43
85
88,87
90
91,18
92
aegypti
Cakupan pertolongan persalinan oleh
24
25
92,58
tenaga kesehatan
Jumlah bayi yang mendapat DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit a 1x per
26
27
28
29
30
31
96
tahun
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb aktif
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 1
Balita yang datang dan ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat BCG
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi
32
33
93
97
98
98
99
99
99
Hepatitis B1 total
UKGS Tahap 3
74
56
Masalah
mental 5-14th
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Gangguan
3
4
mental >15th
Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA positif (case detection
5
6
7
8
rate)
Jumlah kader terlatih
Neonatal resti yang ditemukan
Balita gizi buruk mendapat perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan
9
10
11
12
13
prasekolah
Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar
Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Hipertensi
Jumlah kasus baru dalam pengobatan rawat jalan
Cakupan Balita dengan pneumonia yang
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
0,20
99,80
99
98
5.52
94,48
91
17
26,45
40
83
73,55
60,00
46,83
53,17
47
47
48
51
53
53,00
52
49
53
47
74
80
83
84,43
85
88,87
90
91,18
92
26
20,00
17
15,57
15
11,13
10
8,82
8,00
57
kesehatan
Jumlah bayi yang mendapat DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit a 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb aktif
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 1
Balita yang datang dan ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat BCG
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis
32
33
B1 total
UKGS Tahap 3
92,58
7,42
93
96
97
98
98
99
99
7
4,00
3
2
2
1,00
1
99
74
26
Langkah 2 :
Menentukan kolom interval dengan rumus Sturgess :
k
= 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 33
= 1 + 3,3 (1,51)
= 6,011
=6
Keterangan :
k = jumlah kolom
n = jumlah masalah
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil, kemudian dibagi dengan kolom.
Besar masalah terbesar = 99,8
58
Langkah 4 :
Menentukan skala interval dan nilai setiap interval sesuai jumlah kolom.
Tabel 4.3. Skala interval besar masalah
Kolom
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Skala 6
Skala interval
1,00-16,47
16,48-32,95
32,96-49,43
49,44-65,91
65,92-82,39
82,40-98,87
Nilai
1
2
3
4
5
6
Langkah 5 :
Menentukan nilai besar masalah berdasarkan skala interval.
Tabel 4.4. Penilaian besar masalah
NO
Masalah
(1 -
(16.48 -
16,47) 32.95)
1 Deteksi kasus baru dan lama
RANGE
4
49.43)
65.91)
82.39)
-98.87)
x
59
NILAI
x
x
6
6
2 p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama
3 p2ptm Gangguan mental >15th
4 Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA positif
5 (case detection rate)
6 Jumlah kader terlatih
7 Neonatal resti yang ditemukan
Balita gizi buruk mendapat
6
5
4
8 perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang
11 remaja
Deteksi kasus baru dan lama
12 p2ptm Hipertensi
Jumlah kasus baru dalam
x
x
x
2
2
2
x
x
1
1
19 TT 1
60
20 ke 7)
Jumlah bayi mendapat imunisasi
21 DPT 1
22 Cakupan kn3 ( 8 hari-28 hari)
Rumah atau bangunan bebas
23 jentik aedes aegypti
Cakupan pertolongan persalinan
24 oleh tenaga kesehatan
Jumlah bayi yang mendapat
25 DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit a
26 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat
27 POLIO 4
28 Jumlah seluruh peserta kb aktif
Jumlah bayi yang mendapat
29 POLIO 1
Balita yang datang dan
30 ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat
31 BCG
Jumlah bayi yang mendapat
32. imunisasi Hepatitis B1 total
33 UKGS Tahap 3
Keganasan
Tingkat Urgensi
Tingkat Penyebaran
61
1
2
3
4
5
Tidak berbahaya
Kurang berbahaya
Cukup berbahaya
Berbahaya
Sangat berbahaya
Tidak mendesak
Kurang mendesak
Cukup mendesak
Mendesak
Sangat mendesak
Tidak menyebar
Kurang menyebar
Cukup menyebar
Menyebar
Sangat menyebar
Masalah
Tingkat
Keganasan
Nilai
Urgensi
Penyebaran
2.
p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama
3.
4.
>15th
Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA
10
13
1
4
3
5
1
1
5
10
10
5.
6.
7.
8.
perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang
9.
anak balita dan prasekolah
Balita dengan diare yang
10.
ditangani sesuai standar
Cakupan pelayanan kesehatan
11.
12.
remaja
Deteksi kasus baru dan lama
62
p2ptm Hipertensi
Jumlah kasus baru dalam
13.
11
1
2
1
4
1
1
3
7
10
10
standar)
Rumah tangga sehat
Balita yang naik BB
Jumlah bumil yang mendapat
17.
TT 2
Cakupan kn1 (6 jam sd 48
18.
jam)
Jumlah bumil yang mendapat
19.
TT 1
Cakupan kn2 (hari ke 3 s/d
20.
hari ke 7)
Jumlah bayi mendapat
21.
22
imunisasi DPT 1
Cakupan kn3 ( 8 hari-28 hari)
Rumah atau bangunan bebas
23
jentik aedes aegypti
Cakupan pertolongan
24
25
DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit
26
a 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat
27
28
POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb
63
aktif
Jumlah bayi yang mendapat
29
12
POLIO 1
Balita yang datang dan
30
ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat
31
BCG
Jumlah bayi yang mendapat
32
33
:5
Mudah
:4
Cukup mudah
:3
Sulit
:2
Sangat sulit
:1
Masalah
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Gangguan
1.
2.
Nilai
2
mental 5-14th
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Gangguan
3.
1
2
mental >15th
64
4.
5.
6.
7.
8.
4
rate)
Jumlah kader terlatih
Neonatal resti yang ditemukan
Balita gizi buruk mendapat perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan
9.
10.
11.
12.
13.
4
2
3
3
3
3
4
3
5
3
kesehatan
Jumlah bayi yang mendapat DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit a 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb aktif
Jumlah bayi yang mendapat POLIO 1
Balita yang datang dan ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat BCG
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi Hepatitis
32
33
3
3
3
2
3
24
25
26
27
28
29
30
31
4
2
3
3
prasekolah
Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar
Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Hipertensi
Jumlah kasus baru dalam pengobatan rawat jalan
Cakupan Balita dengan pneumonia yang
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22
23
4
4
4
3
4
4
4
4
B1 total
UKGS tahap 3
a. Kesesuaian (Propriety)
b. Murah secara ekonomis (Economic)
c. Dapat diterima (Acceptable)
d. Tersedianya sumber (Resource availability)
e. Legalitas terjamin (Legality)
Faktor PEARL dinilai dengan menggunakan skor sebagai berikut :
1 = setuju atau ada
0 = tidak setuju atau tidak ada
Tabel 4.8. Penilaian masalah berdasarkan faktor PEARL
HASIL
No
Masalah
L
KALI
14th
Deteksi kasus baru dan lama
2.
p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama
3.
4.
>15th
Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
5.
6.
7.
8.
perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang
9.
anak balita dan prasekolah
66
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
standar)
Rumah tangga sehat
Balita yang naik BB
Jumlah bumil yang mendapat
17.
TT 2
Cakupan kn1 (6 jam sd 48
18.
jam)
Jumlah bumil yang mendapat
19.
TT 1
Cakupan kn2 (hari ke 3 s/d
20.
hari ke 7)
Jumlah bayi mendapat
21.
22
imunisasi DPT 1
Cakupan kn3 ( 8 hari-28 hari)
Rumah atau bangunan bebas
23
jentik aedes aegypti
Cakupan pertolongan
24
25
DPT 3
67
a 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat
27
POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb
28
aktif
Jumlah bayi yang mendapat
29
POLIO 1
Balita yang datang dan
30
ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat
31
BCG
Jumlah bayi yang mendapat
32
33
Masalah
NPD
NPT
PRIORITAS
68
24
XXX
XXXI
14th
Deteksi kasus baru dan lama
2.
p2ptm Kebutaan
Deteksi kasus baru dan lama
3.
24
XXXII
4.
>15th
Cakupan suspek TB Paru
Penemuan kasus TB BTA
10
48
16
IV
13
76
25,33
6
5
5
10
4
2
1
0
44
64
14,67
0
V
XXXIII
36
12
33
11
XI
10
42
14
VII
27
XVI
39
13
IX
16
5,33
XXVII
11
42
14
VIII
2
2
2
3
7
6
4
2
3
1
1
1
20
18
24
6,67
6
8
XXI
XXIV
XVII
5.
6.
7.
8.
perawatan
Deteksi dini tumbuh kembang
9.
anak balita dan prasekolah
Balita dengan diare yang
10.
ditangani sesuai standar
Cakupan pelayanan kesehatan
11.
remaja
Deteksi kasus baru dan lama
12.
p2ptm Hipertensi
Jumlah kasus baru dalam
13.
pengobatan rawat jalan
Cakupan Balita dengan
pneumonia yang
14.
ditemukan/ditangani (sesuai
15.
16.
17.
standar)
Rumah tangga sehat
Balita yang naik BB
Jumlah bumil yang mendapat
69
TT 2
Cakupan kn1 (6 jam sd 48
18.
24
XVIII
24
XIX
18
XXV
10
44
14,67
VI
18
XXVI
50
16,67
III
10
33
11
XII
24
XX
20
6,67
XXII
28
9,33
XIV
15
XXIX
12
52
17,33
II
16
5,33
XXVIII
32
10,67
XIII
28
9,33
XV
20
6,67
XXIII
jam)
Jumlah bumil yang mendapat
19.
TT 1
Cakupan kn2 (hari ke 3 s/d
20.
hari ke 7)
Jumlah bayi mendapat
21.
22
imunisasi DPT 1
Cakupan kn3 ( 8 hari-28 hari)
Rumah atau bangunan bebas
23
jentik aedes aegypti
Cakupan pertolongan
24
25
DPT 3
Cakupan bayi yang diberi vit
26
a 1x per tahun
Jumlah bayi yang mendapat
27
POLIO 4
Jumlah seluruh peserta kb
28
aktif
Jumlah bayi yang mendapat
29
POLIO 1
Balita yang datang dan
30
ditimbang
Jumlah bayi yang mendapat
31
BCG
Jumlah bayi yang mendapat
32
33
70
standar)
9 Deteksi kasus baru dan lama p2ptm Hipertensi
10 Balita gizi buruk mendapat perawatan
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
71
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
V. 1.
V. 2.
72
Kelebihan
Kekurangan
Man
Penyampaian informasi
yang tidak lengkap dari
Tersedianya petugas
petugas ke pasien.
laboratorium yang kompeten
dalam melakukan pemeriksaan
sputum
Tersedianya dana dalam
pengelolaan program TB Paru
Money
73
Method
Material
sputum BTA.
dilaksanakan dengan
benar.
Lingkungan
Pelaksanaan diagnosa TB
standar WHO.
TB paru.
pemeriksaan BTA.
tempat pengeluaran
sputum.
TB.
Tersedia alat-alat pemeriksaan
dalam kasus TB.
Machine
Sulit mendapatkan
Tersedia OAT.
Puskesmas terletak di pinggir
Kurangnya kepatuhan
pasien dalam
menyerahkan sputum ke
laboratorium.
74
penyakit TB Paru.
Proses
Kelebihan
Tersedianya jadwal pelayanan di
P1
Kekurangan
Perencanaan pembiayaan
kegiatan tidak berjalan
P2
Kurangnya koordinasi
pemberantasan TB
menanggulangi kasus TB
Paru.
Kurangnya pemahaman
tentang tekhnik
anamnesis / pemeriksaan
Kurangnya konseling
75
mengenai pentingnya
pemeriksaan sputum dan
cara pengeluaran sputum
oleh tenaga kesehatan
kepada pasien suspek TB
Paru, sehingga sulit
mendapatkan sputum
dengan kualitas yang
baik. Sputum yang baik
itu adalah sputum
mukopurulen dengan
volume 3-5 ml setiap
pengambilan.
Kurangnya penyuluhan
mengenai TB Paru dari
faktor risiko sampai
P3
penanganannya.
Kurangnya pengawasan
Kurangnya koordinasi
pencatatan laporan
mengenai kasus TB
76
pelayanan kesehatan.
Protab dalam pemeriksaan sputum BTA belum dilaksanakan dengan
5.
benar.
Pelaksanaan diagnosa TB paru oleh pelayanan kesehatan tidak sesuai
6.
7.
sputum.
Sulit mendapatkan spesimen dahak yang baik untuk pemeriksaan
8.
9.
sputum
Pasien kurang mengerti cara pengeluaran sputum.
Kurangnya kepatuhan pasien dalam menyerahkan
sputum
ke
laboratorium.
10. Kesadaran penderita untuk berobat.
11. Berobat ketempat lain (BKPN)
12. Wilayah kerja puskesmas luas selain masalah jarak, terdapat masalah
biaya transportasi yang menjadi hambatan penderita datang ke unit
pelayanan kesehatan.
13. Perencanaan pembiayaan kegiatan tidak berjalan dengan baik.
14. Kurangnya koordinasi lintas program dalam menanggulangi kasus TB
Paru.
15. Kurangnya konseling mengenai pentingnya pemeriksaan sputum dan
cara pengeluaran sputum oleh tenaga kesehatan kepada pasien suspek
TB Paru, sehingga sulit mendapatkan sputum dengan kualitas yang
77
baik. Sputum yang baik itu adalah sputum mukopurulen dengan volume
3-5 ml setiap pengambilan.
16. Kurangnya penyuluhan mengenai TB Paru dari faktor risiko sampai
penanganannya.
17. Kurangnya pengawasan peran serta pustu, polindes, PKD dan posyandu
dalam deteksi TB.
18. Kurangnya koordinasi pencatatan laporan mengenai kasus TB
19. Tidak ada pencatatan pasien yang melakukan penyerahan sputum <
3x.
78
P3
Kurangnya pengawasan peran
serta pustu, polindes, PKD dan
posyandu dalam deteksi TB.
Kurangnya koordinasi pencatatan
laporan mengenai kasus TB
Tidak ada pencatatan pasien yang
melakukan penyerahan sputum <
3x
P2
Kurangnya koordinasi lintas program dalam
menanggulangi kasus TB Paru.
Kurangnya pemahaman tentang tekhnik anamnesis /
pemeriksaan fisik untuk kasus TB Paru
Kurangnya konseling mengenai pentingnya
pemeriksaan sputum dan cara pengeluaran sputum
oleh tenaga kesehatan kepada pasien suspek TB Paru
Kurangnya penyuluhan mengenai TB Paru dari faktor
risiko sampai penanganannya.
Machine
Money
INPUT
Tidak ada
dana khusus
unutk
penyuluhan
dan
kurangannya
dana untuk
transportasi
pasien
.
Sulit untuk
mendapatkan
specimen dahak
yang baik untuk
pemeriksaan
PROSES
P1
Perencanaan pembiayaan
kegiatan tidak berjalan
dengan baik.
Method
Protab dalam pemeriksaan sputum BTA
belum dilaksanakan dengan benar.
Pelaksanaan diagnosa TB paru oleh
pelayanan kesehatan tidak sesuai acuan
standar WHO
Material
Tidak tersedia tempat
khusus untuk melakukan
tempat pengeluaran
sputum di puskesmas
Man
.
MASALAH
Penemuan kasus
TB paru BTA (+)
(Januari-Desember
2014) sebesar
9.14% dari target
sebesar 70%
LINGKUNGAN
Pasien kurang mengerti cara pengeluaran sputum.
Kurangnya kepatuhan pasien dalam menyerahkan sputum
ke laboratorium.
Kesadaran penderita untuk berobat.
Berobat ketempat lain (BKPN)
Wilayah kerja puskesmas luas selain masalah jarak, terdapat
masalah biaya transportasi yang menjadi hambatan
penderita datang ke unit pelayanan kesehatan
79
V.3.
melakukan
konfirmasi
kepada
koordinator
program
penanganannya.
Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 5.2. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab Masalah
Kurangnya kerjasama lintas program
persepsi
-
80
konseling
mengenai
ahli
Konseling dilakukan oleh petugas
standar WHO
dari
faktor
risiko
penanganannya.
sampai
pengeluaran sputum
Penyuluhan kepada pasien dan
anggota keluarga serta lingkungan
sekitar pasien tentang pengetahuan
dasar TB Paru
Kurangnya
kerjasama
lintas
Menjalin
koordinasi
persepsi
komunikasi
dan
untuk
penyamaan
81
Hasil
penggabungan
alternative
V.5.
Penentuan
Pemecahan
Masalah
Dengan
Kriteria
Matriks
82
Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program:
a. Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat
diselesaikan.
Semakin banyak penyebab masalah yang teratasi maka nilainya
semakin efektif
b. Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah
Semakin penting masalah diselesaikan maka nilainya semakin
efektif
c. Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5
Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5.
Bila makin importancy maka nilai nya makin besar, mendekati 5.
Bila makin vulnerability maka nilai nya makin besar, mendekati 5.
2.
Efisiensi pogram
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah ( cost )
Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka
nilainya mendekati 1.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah dengan menggunakan kriteria matrix.
Nilai
Kriteria
Hasil akhir
Urutan
83
Masalah
(M x I x V) /
M
C
C
Menjalin
komunikasi
dan koordinasi
untuk
32
III
2.4
IV
12
II
penyamaan
persepsi
Pelatihan pada
petugas
dan
kader
yang
dilakukan oleh
dokter atau ahli
Menyediakan
tempat
atau
ruangan khusus
yang
bersifat
isolasi
untuk
pengeluaran
sputum.
Penyuluhan
kepada pasien
dan
anggota
84
keluarga serta
lingkungan
sekitar
pasien
tentang
pengetahuan
dasar TB Paru
serta
tentang
tekhnk
pengeluaran
sputum
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab
pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix maka didapatkan
urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya
penemuan TB paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Secang I adalah
sebagai berikut :
1. Menjalin komunikasi dan koordinasi lintas program. Ketika hal ini
dilakukan diharapkan dari masing-masing program dapat bekerja
sama dalam menjaring pasien-pasien TB paru.
2.
85
mendiagnosis TB paru.
Menyediakan tempat atau ruangan khusus yang bersifat
isolasi untuk pengeluaran sputum. Umumnya pasien merasa malu dan
rishi jika harus mengeluarkan dahak di tempat umum. Maka dari itu
jika terdapat ruangan khusus diharapkan pasien akan merasaa lebih
nyaman dalam mengeluarkan dahak.
86
(Tolak Ukur
Sasaran
Tempat
Pelaksana
Waktu
Biaya
Metode
Proses
Hasil)
Staf medis
Melakukan
Diskusi
puskesmas
sosialisasi
Mensinergiskan
terhadap petugas
Terlaksanann
Kepala
Secang
Puskesmas
tatap muka
Anggaran
Puskesmas 6 bulan/x
bidan PKD,
Secang I
ya sosialisasi
mengenai
rutin
secang 1
untuk petugas
deteksi dini
perawat
deteksi dini TB
kesehatan
kasus TB
pustu
87
Penyuluhan
kepada pasien
dan anggota
keluarga serta
lingkungan
Peningkatan
sekitar pasien
Dokter,
jumlah pasien
tentang
Anggaran
masyarakat
desa
perawat,
yang berobat ke
pengetahuan
3 bulan /x
Terlaksanany
Penyuluhan
rutin
a penyuluhan
kader.
puskesmas
dasar TB Paru
serta tentang
tekhnik
pengeluaran
sputum
88
Pelatihan
Puskesmas
bidan,
Anggaran
Dokter
1 tahun/ x
Secang 1
Terlaksanany
workshop
rutin
a workshop
kader
ahli
pemeriksaan
secara lengkap
Menyediakan
tempat
atau
Tersedianya
Peningkatan
ruangan
khusus
fasilitas
jumlah
yang
bersifat
Puskesmas Struktural
pemeriksaan
isolasi
untuk
Setiap
Anggaran
Pembangun
ruangan
khusus
an
isolasi untuk
Pasien TB
Secang 1
Puskesmas hari
sputum sewaktu di
pengeluaran
pengeluaran
puskesmas
sputum.
sputum
89
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
Okto
Nov
Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1*
2*
3*
*Keterangan :
1. Penyuluhan kepada msyarakat tentang gejala gejala dan bahaya penyakit TB serta tata cara pengeluaran sputum dan pentingnya
pemeriksaan sputum
2. Melakukan sosialisasi dan sinergisasi terhadap petugas kesehatan tentang deteksi dini TB
3. Workshop tentang anamnesis dan tekhnik pemeriksaan TB
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan
hasil kegiatan Puskesmas pada bulan Januari - Desember 2014, didapatkan
masalah dengan prioritas masalah penemuan kasus TB (+). Pada hasil
cakupan program SPM Puskesmas Secang I, pencapaian cakupan
penemuan kasus TB (+) pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2014 adalah 9,14% yang seharusnya mencapai 70%. Hal ini
menunjukkan penemuan kasus TB paru BTA (+) pada bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2014 belum mencapai target SPM Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2014.
Kemungkinan penyebab masalah diatas didapatkan masalah yang
paling mungkin yaitu :
1. Kurangnya kerjasama lintas program untuk diagnosis dan
penanganan TB paru BTA (+)
2. Kurangnya konseling mengenai pentingnya pemeriksaan sputum
dan cara pengeluaran sputum oleh tenaga kesehatan kepada pasien
TB paru.
Alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan antara lain
dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengobatan
dan pencegahan penyakit TB. Dengan alternatif kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain :
91
VI. 2. Saran
VI. 2. 1.Terhadap Puskesmas Secang I
a. Meningkatkan frekuensi penyuluhan pentingnya pemeriksaan
sputum dan cara pengeluaran sputum yang benar kepada pasien TB
yang tinggal di Wilayah Puskesmas Secang I.
b. Meningkatkan sosialisasi terhadap petugas kesehatan tentang
deteksi dini TB.
VI. 2. 2.Terhadap Masyarakat
a. Masyarakat diharapkan untuk lebih mawas diri terhadap gejalagejala TB.
b. Lebih aktif untuk memeriksakan diri di Puskesmas bila di curigai
terdapat gejala TB.
92
93
BAB VII
PENUTUP
94
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2007. Definisi, fungsi, tujuan, dan tugas Puskesmas. Available from:
http://wikimedya.blogspot.com/2011/03/defini-fungsi-tujuan-dantugas.html. Tanggal akses: 12 Januari 2015.
Anonymous.
2008.
Indonesia
Sehat
2010.
Available
from:
http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010/.
Tanggal akses: 12 Januari 2015.
.
Depkes. 2006. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator
Provinsi
Sehat
dan
Kabupaten/Kota
Sehat.
Available
from:
2007.
Paradigma
Sehat.
Available
from:
http://fadilhafiz.multiply.com/reviews/item/14?&show_interstitial=1&u=
%2Freview%2Fitem. Tanggal akses: 12 Januari 2015.
Hartoyo. 2011. Handout : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Survey Mawas Diri
dan Intervensi Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Masyarakat.
Magelang.
Puskesmas Secang I Kabupaten Magelang, 2012. Job Description. Magelang
Puskemas Secang I Kabupaten Magelang, 2014. Rencana Strategi Bisnis
Puskesmas Secang I. Magelang
Puskemas Secang I Kabupaten Magelang, 2013. Statistik Kecamatan Secang.
Magelang
Puskemas Secang I Kabupaten Magelang, 2014. Data Kepegawaian Puskesmas
Secang I. Magelang
95
Available
:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1012.
from
Diakses
http://sutanto.staff.uns.ac.id/files/2010/03/prop-simpus.pdf.
Diakses
96