Anda di halaman 1dari 47

Dermatitis Atopik

ARDI KHUSNAIDI 2210070200056


AMALIA RAHMA PUTRI 2210070200111
DIVNA MONAPRILYA 2310070200002

Preseptor :
Dr. dr. H. Yosse Rizal, Sp. KK FINSDV FAADV
dr. Yola Fadilla, Sp. DV

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN KULIT DAN KELAMIN RSAM BUKITTINGGI
2023
Laporan Kasus
Identitas Pasien
● Nama : Tn. R
● Umur : 25 tahun
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Pekerjaan : Cleaning Service
● Alamat : Jl. Kesehatan No 7, Bukittinggi
● Agama : Islam
● Suku : Minang
● Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2023
Anamnesis
Keluhan Utama :
Seorang pasien laki-laki usia 25 tahun datang ke poli bagian kulit dan kelamin RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi tanggal 20 November 2023 dengan keluhan utama ruam
kemerahan yang gatal pada leher, lipat siku, dan area belakang lutut sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
● Timbul ruam kemerahan yang terasa gatal pada leher, lipat siku kiri dan kanan, serta
area belakang lutut kiri dan kanan yang muncul sejak 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit, dan memberat sejak 5 hari yang lalu.
● Gatal dirasakan terus-menerus, yang meningkat pada malam hari dan ketika sedang
berkeringat. Sehingga pasien sering menggaruknya dan kulit menjadi semakin kering
dan bersisik seperti terkelupas. Terkadang pasien menggaruknya hingga berdarah
● Riwayat demam tidak ada
● Riwayat mengoleskan sesuatu pada kulit pasien disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya, yaitu berupa ruam
kemerahan pada area lipat siku yang terasa gatal pada 1 tahun yang lalu
• Pasien memiliki riwayat asma yang sering kambuh
• Pasien memiliki riwayat rhinitis alergi
Riwayat Penyakit Keluarga
· Riwayat keluarga memiliki keluhan yang serupa dengan pasien disangkal
· Riwayat asma (+) pada ibu pasien
· Riwayat rhinitis alergi (+) pada ibu pasien
Riwayat Atopi
· Riwayat bersin bersin di pagi hari (+)
· Riwayat mata gatal, merah, berair (+)
· Riwayat alergi obat (-)
· Riwayat alergi makanan (-)
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
• Pasien tinggal bersama kedua orangtua, pasien mengatakan kebersihan pasien dan
lingkungan rumah selalu dijaga.
• Dirumah pasien memiliki hewan peliharaan kucing
• Pasien tidak pernah mengganti deterjen atau sabun pencuci pakaian dan peralatan
mandi
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
● Keadaan umum : Sedang
● Kesadaran : CMC
● TD : 120/90 mmHg
● Nadi : 85x/menit
● Frekuensi Nafas : 20x/menit
● Suhu : 36,0oC
● Berat badan : 65 kg
● Tinggi badan : 170 cm (BMI 22,4 normoweight)
● Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
● Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
● Pemeriksaan ekstremitas : Dalam batas normal
Status Dermatologikus

1.Lokasi : lipat siku kiri dan kanan,


belakang lutut kiri dan kanan, leher
2.Distribusi : regional, simetris
3.Bentuk : tidak khas
4.Susunan : tidak khas
5.Batas : tegas
6.Ukuran : miliar - plakat
7. Efloresensi : plak eritem, papul
eritem, likenifikasi eritema
Diagnosis :
Dermatitis Atopik Fase Dewasa

Diagnosis banding :
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak iritan

Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan IgE
• Skin Prick Test
Penatalaksanaan
Umum

• Edukasi pasien bahwa penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan bisa
berlangsung lama atau dapat terjadi berulang (kronik- residif)
• Edukasi pasien untuk mengenali dan menghindari faktor pencetus
• Edukasi pasien untuk menghindari menggaruk lesi
• Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan kulit pasien agar tidak terjadi infeksi sekunder
.

13
Tatalaksana Khusus
Topikal
• Betamethasone dipropionate 0.05% cream 2x perhari dioleskan
tipis pada lesi setelah mandi.
• Lanolin cream 10% 2x perhari doioleskan tipis pada lesi setelah
mandi

Sistemik
• Cetirizine : 1x 10 mg sehari (Jika gatal)
Resep
RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. X
SIP No. 123/sip/2023

Bukittinggi, 20 November 2023

R/ krim Betamethasone dipropionate 0.05% tube no. I


S2 dd applic loc dol
R/ Lanolin cream 10% tube No. I
S.u.e
R/ Cetirizin 10 mg tab No. X
S1 dd tab 1 s.p.r.n

Pro : Tn. R
Umur : 25 Tahun
Alamat : Bukittinggi
15
Prognosis

Quo ad vitam : Bonam


Quo ad sanationam : Dubia ad Malam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad kosmetikum : Bonam

16
Diskusi
Definisi
Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berupa
dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan
mengenai bagian tubuh tertentu terutama di wajah pada
bayi (fase infantil) dan bagian fleksura ekstremitas (pada
fase anak).
Epidemiologi

Hannover(Jerman)
Menggunakan kriteria Hanifin
Rajka pada anak sekolah (5-9
tahun) ditemukan sebesar
10,5 % dari 4219 anak

Indonesia
Angka kejadian DA menurut
Kelompok Studi Dermatologi
Anak (KSDAI) sebesar 23,67%.
● Di negera berkembang, 10-20% anak Dan menempati peringkat
menderita Dermatitis atopik dan 60% di pertama dari 10 besar penyakit
antaranya menetap sampai dewasa. kulit anak.
Etiologi
Faktor Internal
 Faktor predisposisi genetik (melibatkan banyak gen) yang
menghasilkan disfungsi sawar kulit serta perubahan pada sistem
imun, khususnya hipersensitifitas terhadap berbagai alergen dan
antigen mikroba.
 Faktor psikologis dapat merupakan penyebab atau sebagai dampak
DA.
 Faktor higiene akhir-akhir ini diduga merupakan salah satu faktor
resiko DA di dalam keluarga.
Faktor Eksternal
 Polutan (terpapar bahan/zat kimia)
 Gaya hidup
Fase akut

Pada DA akan mengalami perubahan Saat alergen masuk kekulit akan Diproses dan disajikan kepada
sawar kulit melibatkan ↑ absorpsi dan ditangkap oleh sel penyaji anti sel T-Helper yg berikatan
hipersensitivitas terhadap alergen gen ( sel Langerhans) dengan T-cell reseptor

IgE Akan berikatan dengan allergen memacu Mengeluarkan IL-4 &


Terjadilah vasodilatasi, sel mast berdegranulasi dan melepaskan membentuk sel
reaksi inflamasi (inflamasi mediator serta melepasan sitokin (IL-4,IL- β,memproduksi IgE
dermis : eritema), rasa gatal 13 )yang menginduksi pembentukan IgE dan
(ekskoriasi) dan manifestasi molekul adhesi sel endotel. Sedangkan IL-5
dikulit menginduksi dan memelihara eosinophil pada
lesi kronik
Fase Kronik
Pada DA yang menggaruk kulit Saat bakteri masuk kekulit Pada fase kronik sitokin
(barrier kulit jadi rusak) dapat maka sitokin dan kemokin akan yang berperan IL-12 yang
menyebabkan lesi sehingga bakteri berperan pada reaksi inflamasi dihasilkan oleh sel T-
DA Helper
dapat masuk kedalam kulit ( s. aureus )

↓ interferon yang menyebabkan sistem Terjadi peningkatan IgE & IL-


kekebalan tubuh menurun sehingga tidak 12
dapat melawan pathogen yang masuk kekulit
pada pasien DA
Manifestasi Klinis
Infantil
2 bulan -2 tahun

Tempat predileksi
utama diwajah
diikuti kedua pipi,
meluas ke dahi
kulit kepala,
telinga, leher,
pergelangan tangan
dan tungkai bagian
fleksor. tersebar
simetris.
Manifestasi Klinis
Anak
2-10 tahun

Tempat predileksi
lebih sering di
fossa cubiti dan
poplitea, fleksor
pergelangan
tangan, kelopak
mata dan leher,
dan tersebar
simetris.
Manifestasi Klinis
Remaja Dewasa
>13 tahun

Tempat predileksi
mirip dengan fase
anak, dapat meluas
mengenai kedua
telapak tangan,
jari-jari,
pergelangan
tangan, bibir,
leher, bagian
anterior, scalp, dan
putting susu.
Diagnosis
Kriteria Diagnosis

• Wiliam
• Hanifin Rajka

Skor Keparahan
SKORAD
Kriteria Hanifin- Hajka
Diagnosis ditegakkan dengan mengenali kriteria Hanifin dan Rajka
Mayor (minimal >3) Minor (minimal >3)
 Pruritus  Kulit kering  Keratokonus
 Dermatitis wajah /  Iktiosis / hiperlinier palmaris /  Katarak
ekstensor bayi dan anak keratosis pilaris  Hiperpigmentasi area orbita
 Dermatitis fleksura pada  Peningkatan kadar serum IgE  Muka pucat / eritem
dewasa  Keilitis  Gatal bila berkeringat
 Dermatitis kronik /  eczema puting susu  Intolerans terhadap wol /
residif  rentan mendapat infeksi pelarut lemak
 Riwayat atopi pada Staphylococcus dan Herpes  Aksentuasi perifolikular
penderita atau Simplex  Intoleransi makanan
keluarganya  perifokular hiperkeratosis  Perjalanan penyakit
 Rekuren konjungtivitis dipengaruhi oleh emosi dan
 Lipatan infra orbital Dennie – lingkungan
Morgan  Demografisme putih / delayed
blanch
No Kondisi Ciri-ciri Skor

Derajat 1
Luas
penyakit
A. Fase anak

Keparahan • Kurang dari 9% luas tubuh 1


• Sekitar 9-36% luas tubuh 2
Hanifin-Rajka • Lebih dari 36% luas tubuh 3
B. Fase Infantil
• Kurang dari 18% luas tubuh 1
• Sekitar 18-54% luas tubuh 2
• Lebih dari 54% luas tubuh 3
PENILAIAN
2 Kekambuhan • Lebih dari 3 bulan remisi/tahun 1
SKOR :
• Kurang dari 3 bulan remisi/tahun 2
3-4 Ringan
• Terus menerus 3
5-7 Sedang
• Gatal ringan, kadang mengganggu tidur
8-9 Berat 3 Intensitas
dimalam hari
1

• Gatal sedang, sering mengganggu tidur


2
malam hari (tidak terus menerus)
• Gatal hebat mengganggu tidur sepanjang
3
malam (terus-menerus)
SKORAD
Rumus SCORAD = A/5 + 7B/2 + C
KETERANGAN :

● A. penilaian luas penyakit


adalah jumlah luas permukaan kulit yang terkena dermatitis atopik di luar kulit kering dengan mengikuti rule of nine
dengan jumlah skor tertinggi kategori A adalah 100.

● B. penilaian intensitas
adalah jumlah dari 6 kriteria inflamasi yaitu eritema/kemerahan, edema/papul/gelembung yang melepuh,
oozing/krusta, ekskoriasi, likenifikasi/berkerak/bersisik, semua mempunyai nilai masing – masing berskala 0-3 (0 =
tidak ada, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 =berat), jumlah skor tertinggi kategori B ini adalah 18.

● C. penilaian subjektif
adalah jumlah dari nilai gatal dan gangguan tidur dengan skala 0 – 10, penilaian berdasarkan kesimpulan analogi gatal
dan tidak bisa tidur 3 hari / 3 malam terakhir.
Interpretasi Scorad

<25 Ringan

25-50 Sedang

>50 Berat
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang

Peningkatan kadar IgE dalam serum juga dapat terjadi pada


Kadar IgE sekitar 15% orang sehat, demikian pula kadar eosinophil,
sehingga tidak patognomonik.

Uji kulit dilakukan bila ada dugaan pasien alergik


terhadap debu atau makanan tertentu, bukan untuk Prick Test
diagnostik

untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan


Dermatografisme
terhadap kulit.
putih

Percobaan asetyl kolin akan menimbulkan


vasokonstriksi kulit yang tampak sebagai garis pucat Asetyl Kolin
selama 1 jam.
● Skin Prick Test → Positif, dijumpai rasa gatal, eritema dan urtikaria.
● Kadar IgE serum → Peningkatan kadar IgE pada 80%-90%
Penatalaksanaan
Menghindari faktor pencetus
Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar
kulit optimal
Medikamentosa
Pengobatan Topikal

• Hidrasi Kulit diberikan pelembab misalnya krim hidrofilik urea 10 %, asam laktat 5 %,
emolien
• Kortikosteroid Topikal
• Imunomodulator topical :
- Takrolimus (untuk anak usia 2-15 tahun  0,03%, dewasa  0,03%, 0,1 %)
- Pimekrolimus
- Preparat Ter (Likuor Karbonis Detergen 5 %-10% atau Crude coal tar 1 % - 5%)
- Antihistamin (krim dokasepin 5 %)
Pengobatan Sistemik

• Kortikosteroid
• Antihistamin
- Sistemik  generasi I dan II
- Generasi I  difenhydramin Hcl, klormenirahim maleat, hydroxyzine
- Generasi II cetirizine, loratadine
• Interferon
• Imunomodulator
Siklosporin 2 mg – 5 mg/kg/hari setelah gejala hilang tap off
Komplikasi
DA yang mengalami perluasan dapat menjadi eritroderma. Atrofi
kulit (striae atroficans) dapat terjadi akibat pemberian
kortikosteroid jangka panjang
Prognosis

● Quo ad vitam : bonam


● Quo ad functionam : bonam
● Quo ad sanationam : dubia ad malam
Terima kasih!
pertanyaan
1. Apa hubungan riwayat asma dengan DA
2. Apa penyebab DA menjadi kronik residif
3. Kenapa pada pasien ini DA terjadi pada saat dewasa
4. Kriteria sabun dan sampo seperti apa yang digunakan
pada DA
5.

Anda mungkin juga menyukai