Anda di halaman 1dari 40

DERMATITIS

ATOPIK
Prsentan
Zikra Apriani
Muhammad Luthfi
Fiola Salsabila Irwanto

Preseptor
dr. Yola fadilla Sp. DV
01
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Bayi A
Umur : 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bukittinggi
Tanggal masuk : 13 Juli 2022
KELUHAN UTAMA

Seorang bayi laki-laki berusia 2 bulan datang ke Poliklinik Kulit dan


Kelamin RSAM Bukittinggi bersama ibunya dengan keluhan bercak-
bercak kemerahan yang terasa gatal di kedua pipi sejak 1 minggu
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Becak-bercak kemerahan pada kedua pipi yang muncul secara tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu dan semakin bertambah banyak sejak 2 hari yang
lalu.
• Bercak kemerahan dikedua pipi disertai rasa gatal dan terdapat bekas
garukan
• Tidur pasien kadang terganggu karena rasa gatal
• Rasa gatal bertambah parah saat pasien berkeringat
• Kulit pasien terasa kering dan bersisik
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien belum pernah ada riwayat


seperti ini sebelumnya

• Pasien memiliki riwayat asma yang


masih sering kambuh
Riwayat Penyakit Keluarga

• Ibu pasien memiliki riwayat asma


• Ayah pasien selalu bersin-bersin di pagi hari
dikarenakan alergi cuaca dingin
Riwayat Pengobatan Sebelumnya

• Pasien belum pernah melakukan pengobatan


sebelumnya
• Ibu pasien tidak pernah mengoleskan obat-obatan dan
pelembab kulit sebelum lesi muncul
Riwayat Alergi
• Riwayat alergi obatan-obatan disangkal
• Riwayat alergi makanan disangkal
• Riwayat bersin-bersin pada pagi hari disangkal
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
• Pasien tinggal bersama kedua orangtua, pasien diberikan ASI,
ibu pasien mengatakan kebersihan pasien dan lingkungan
rumah selalu dijaga.
• Dirumah pasien tidak memiliki hewan peliharaan
• Ibu pasien tidak pernah mengganti deterjen atau sabun pencuci
pakaian dan peralatan mandi untuk pasien sejak dari lahir
Status Generalisata

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
Tanda Vital : Dalam batas normal
Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
Pemeriksaan ekstremitas : Dalam batas normal
Berat Badan : 5 kg
Status Dermatologikus
Lokasi : Kedua pipi
Distribusi : Simetris, bilateral
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran: Miliar - Plakat
Effloresensi: Makula eritem, papul eritem
Diagnosis
Diagnosis Kerja

Dermatitis Atopik Fase


Infantil

Diagnsis Banding

Dermatitis Kontak Alergi


Dermatitis Kontak Iritan
Pemeriksaan Penunjang
Skin prick test

Pemeriksaan imunologis
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana Umum
• Edukasi ibu pasien bahwa penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai
faktor dan bisa berlangsung lama atau dapat terjadi berulang (kronik-
residif)
• Edukasi ibu pasien untuk mengenali dan menghindari faktor pencetus
• Edukasi ibu pasien untuk menghindari menggaruk lesi
• Edukasi ibu pasien untuk menjaga kebersihan kulit pasien agar tidak
terjadi infeksi sekunder
Tatalaksana Khusus
Topikal

• Hidrocortisone cream 1% 2x perhari dioleskan tipis pada


lesi setelah mandi.
• Lanolin cream 10% 2x perhari dioleskan tipis pada lesi
setelah mandi.

Sistemik

• Cetirizine sirup : 0,25 mg/KgBB 1 kali sehari (Jika gatal)


RESEP
RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. X
SIP No. 123/sip/2022

Bukittinggi, 13 Juli 2022

R/ Hidrocortisone cream 1% tube No. I

S.u.e

R/ Lanolin cream 10% tube No. I

S.u.e

R/ Cetirizine syr 5 mg/ 5ml fls No. I

S1 dd cth ½ p.r.n

Pro : Bayi A
Umur : 2 Bulan
Alamat : Bukittinggi
Prognosis

Quo Ad Vitam : Bonam

Quo ad Sanationam : Dubia Ad Malam

Quo Ad Fungsionam : Bonam

Quo Ad Cosmeticam : Bonam


02
DISKUSI
Definisi
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit berupa
dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai
bagian tubuh tertentu terutama diwajah pada bayi (fase
infantil) dan bagian fleksural ekstremitas (pada fase anak)
Epidemiologi

Indonesia

Angka kejadian DA menurut Kelompok Studi


Dermatologi Anak (KSDAI) sebesar 23,67%. Dan
menempati peringkat pertama dari 10 besar penyakit
kulit anak.

Dermatitis atopik lebih sering terjadi pada wanita dari pada


laki-laki dengan ratio kira-kira 1,3:1
Etiologi

Etiologi dermatitis atopik sampai saat ini belum diketahui penyebabnya


dengan jelas namun beberapa faktor dapat menyebabkan dermatitis
atopik seperti faktor genetik (turunan), lingkungan, kerusakan fungsi
kulit, infeksi, stres, reaksi imunogi dan lain-lain.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Fase Infantil

o Predileksi utama diwajah diikuti kedua pipi, meluas ke dahi, kulit kepala, telinga,
leher, pergelangan tangan dan tungkai bagian fleksor. Bila anak mulai
merangkak, lesi dapat ditemukan pada daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, atau
tempat yang mengalami trauma.
o Lesi berupa eritema, papulovesikel yang halus dan gatal. Bila di garuk akan
pecah → eksudat → krusta
Fase Anak (2 - 10 tahun)

o Predileksi sering di fossa cubiti dan poplitea, fleksor,


pergelangan tangan, kelopak mata dan leher yang tersebar
simetris.
o Lesi subakut sampai kronis, disertai hiperkeratosis,
hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta dan skuama.
Fase Dewasa (>13 tahun)

o Predileksi mirip dengan fase anak, dapat meluas mengenai kedua


telapak tangan, jari-jari, pergelangan tangan, bibir, leher bagian
anterior, scalp, dan puting susu.
o Lesi bersifat kronis berupa plak hiperpigmentasi,
hiperkeratositosis, likenifikasi, erosi dan skuama.
o Rasa gatal lebih hebat saat beristirahat, udara panas dan
berkeringat.
Diagnosis

Kriteria Diagnosis
• Wiliam
• Hanifin Rajka

Skor Keparahan

SKORAD
Diagnosis Wiliam
● Harus ada : Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
● Ditambah 3 atau lebih tanda berikut :
o Riwayat perubahan kulit/kering di fossa cubiti, fossa poplitea, bagian anterior dorsum pedis,
atau sekitar leher (termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun).
o Riwayat asma / hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak <4 tahun).
o Riwayat kulit kering pada tahun terakhir.
o Eczema pada lipatan (pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak <4 tahun).
o Mulai terkena pada anak dibawah usia 2 tahun
Kriteria Hanifin- Hajka
Mayor Minor
 Pruritus  Kulit kering  Keratokonus
 Dermatitis wajah /  Iktiosis / hiperlinier palmaris /  Katarak
ekstensor bayi dan anak keratosis pilaris  Hiperpigmentasi area orbita
 Dermatitis fleksura pada  Peningkatan kadar serum IgE  Muka pucat / eritem
dewasa  Keilitis  Gatal bila berkeringat
 Dermatitis kronik / residif  eczema puting susu  Intolerans terhadap wol / pelarut
 Riwayat atopi pada  rentan mendapat infeksi lemak
penderita atau keluarganya Staphylococcus dan Herpes  Aksentuasi perifolikular
Simplex  Intoleransi makanan
 perifokular hiperkeratosis  Perjalanan penyakit dipengaruhi
 Rekuren konjungtivitis oleh emosi dan lingkungan
 Lipatan infra orbital Dennie –  Demografisme putih / delayed
Morgan blanch
Derajat No Kondisi Ciri-ciri Skor
1 Luas penyakit A. Fase anak
Keparahan • Kurang dari 9% luas tubuh 1

Hanifin-Rajka • Sekitar 9-36% luas tubuh


• Lebih dari 36% luas tubuh
2
3
B. Fase Infantil
• Kurang dari 18% luas tubuh 1
• Sekitar 18-54% luas tubuh 2
• Lebih dari 54% luas tubuh 3
2 Kekambuhan • Lebih dari 3 bulan remisi/tahun 1
• Kurang dari 3 bulan remisi/tahun 2
PENILAIAN • Terus menerus 3

SKOR : 3 Intensitas • Gatal ringan, kadang mengganggu tidur dimalam hari 1


3-4 Ringan • Gatal sedang, sering mengganggu tidur malam hari
2
5-7 Sedang (tidak terus menerus)

8-9 Berat • Gatal hebat mengganggu tidur sepanjang malam (terus-


menerus)
3
SKORAD
Rumus SCORAD = A/5 + 7B/2 + C
KETERANGAN :

● A = adalah jumlah luas permukaan kulit yang terkena dermatitis atopik di luar kulit kering
dengan mengikuti rule of nine dengan jumlah skor tertinggi kategori A adalah 100.

● B = adalah jumlah dari 6 kriteria inflamasi yaitu eritema/kemerahan, edema / papul /


gelembung yang melepuh, oozing / krusta, ekskoriasi, likenifikasi / berkerak / bersisik,
semua mempunyai nilai masing – masing berskala 0-3 (0 = tidak ada, 1 = ringan, 2 =
sedang, 3 = berat), jumlah skor tertinggi kategori B ini adalah 18.

● C = adalah jumlah dari nilai gatal dan gangguan tidur dengan skala 0 – 10 dengan jumlah
skor tertinggi kategori C adalah 10.
SKORAD
SKORAD
Berdasarkan dari penilaian SCORAD dermatitis atopik digolongkan menjadi:

o Dermatitis atopik ringan (skor SCORAD <15): perubahan warna kulit menjadi kemerahan,
kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi sekunder.

o Dermatitis atopik sedang (skor SCORAD antara 15–40): kulit kemerahan, infeksi kulit
ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan likenifikasi.

o Dermatitis atopik berat (skor SCORAD >40): kulit kemerahan, gatal, likenifikasi, gangguan
tidur dan infeksi kulit yang semuanya berat.
Pemeriksaan Penunjang
● Skin Prick Test → Positif, dijumpai rasa gatal, eritema dan urtikaria.

● Kadar IgE serum → Peningkatan kadar Ig E pada 80%-90%


Diagnosis Banding
DKA DKI

Kontak dengan alergen. Bahan kimia sederhana


Bahan yang bersifat iritan: bahan
dengan berat molekul rendah (hapten), bersifat
Etiologi lipofilik, sangat reaktif dan dapat menembus pelarut,deterjen, minyak pelumas,
asam, alkali dan serbuk kayu
stratum korneum

Tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan,


Predileksi genitalia, tungkai bawah. Dapat juga sistemik Area terkena bahan iritan

Polimorfik, bervariasi tergantung stadium:


Tergantung pada sifat iritan:
Gambaran klinis • Akut: eritema, edema, vesikel
• Subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta • Iritan kuat → gejala akut
• Iritan lemah → gejala kronik
• Kronik: likenifikasi, fisura, skuama
Tatalaksana Umum
o Edukasi dan dukungan kepada pasien, orang tua, serta pengasu
o Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus lingkungan yaitu menghindari bahan
iritan dan allergen
o Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal dengan pemberian
sabun pelembab segera setelah mandi
o Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk, antihistamin sedatif (lebih
dianjurkan pada bayi dan anak), atau non sedatif bila gatal sangat mengganggu
Topikal
Tatalaksana Khusus
• Emolien  memperbaiki keadaan stratum korneum
• Kompres NaCl 0,9% untuk lesi basah
• Kortikosteroid topikal diberikan sampai lesi kulit sembuh
- Usia 0-2 tahun : asam salisilat maksimum kortikosteroid potensi rendah, misalnya krim
hidrokortison 1-2,5%
- Usia >2 tahun : maksimum kortikosteroid potensi sedang, misalnya betamethasone
dipropionate 0,05% atau desoksimetahson 0,25%
- Usia pubertas sampai dewasa : kortikosteroid potensi tinggi atau superpoten 2 kali sehari
untuk efek yang lebih kuat, dapat dikombinasikan dengan asam salisilat 1-3% salep.
Tatalaksana Khusus
Sistemik
• Antihistamin  untuk mengurangi rasa gatal
• Antibiotika (amoksisilin-klavulanat, sefaleksin, eritromisin)  diberikan bila ada infeksi
sekunder dengan lesi luas atau tidak respon dengan AB topikal selama 7 hari
• Kortikosteroid sistemik  pada lesi yang luas dan sering mengalami kekambuhan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai