3. Kebijakan SK Kepala puskesmas Tentang kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Padang Tiji.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan praktik klinis
Bagi Dokter Di FKTP
.
5. Prosedur Alat Dan Bahan
-Laboratorium Sederhana Untuk Pemeriksaan KOH
- Laboratorium Sederhana Untuk Pemeriksaan Gram
Faktor Risiko
a. Wanita lebih banyak menderita DA dibandingkan pria (rasio 1.3 : 1 ).
b. Riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga ( rhinitis alergi,
konjungtivitas alergi / vernalis, asma bronkial, dermatitis atopik, dll).
c. Faktor lingkungan: jumlah keluarga kecil, pendidikan ibu semakin
tinggi, penghasilan meningkat, migrasi dari desa ke kota, dan
meningkatnya penggunaan antibotik.
d. Riwayat sensitif terhadap wol, bulukucing, anjing, ayam, burung, dan
sejenisnya.
Faktor pemicu:
a. Makanan : telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah.
b. Tungau debu rumah
c. Sering mengalami infeksi disaluran napas atas (kolonisasi
Staphylococus aureus)
Predileksi
a. Tipe bayi (infantil)
1. Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai,
serta lutut ( pada anak yang mulai merangkak).
2. Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif, krusta.
b. Tipe anak
1. Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam, kelopak
mata, leher, kadang- kadang di wajah.
2. Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit skuama, likenifikasi,
erosi. Kadang- kadang disertai pustul.
c. Tipe remaja dan dewasa
1. Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata, tangan
dan pergelangan tangan, kadang –kadang ditemukan setempat
misalnya bibir mulut, bibir kelamin, puting susu, atau kulit
kepala.
2. Lesi berupa plak papular eritmatosa, skuama, linenifikasi,
kadang- kadang erosi dan eksudasi, terjadi hiperpigmentasi.
d. Berdasarkan derajat keparahan terbagi menjadi
1. DA ringan : apabila mengenai < 10 % luas permukaan kulit.
2. DA sedang : apabila mengenai kurang dari 10 -15% luas
permukaan kulit.
3. DA berat : apabila mengenai kurang dari > 50% luas permukaan
kulit.
Diagnosis Banding
a. Dermatitis seboroik (terutama pada bayi)
b. Dermatitis kontak
c. Dermatitis numularis
d. Skabies
e. Iktiosis
f. Psoriasis (terutama didaerah palmoplantar)
g. Sindrom Sezary
h. Dermatitis herpetiformis.
Pada bayi, diagnosis banding,yaitu:
a. Sindrom imunodefisiensi (misalnya sindrom Wiskott- Aldrich)
b. Sindrom hiper IgE
Komplikasi
a. Infeksi sekunder
b. Perluasan penyakit (eritroderma)
Kriteria Rujukan
a. Dermatitis atopik luas, dan berat
b. Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid
c. Bila diperlukan skin prick test / tes uji tusuk
d. Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama 4
minggu
e. Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait - Unit Rawat Jalan
- Unit Laboratorium Sederhana
- Rujuk Ke Layanan Kesehatan Sekunder
10. Dokumen Terkait Registrasi dan Rekam Medik Pasien
11. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan