Anda di halaman 1dari 17

Dermatitis Perioral

Pembimbing
dr. Fitriyanti, Sp.KK

Oleh :
Olyvia Dear P
Definisi
Dermatitis perioral adalah kelainan kulit berupa
inflamasi pada perempuan muda dan anak-anak dengan
kriteria lesi papula kecil, vesikel, dan pustul pada daerah
periorificial, terutama di sekitar mulut.
Karena kondisi ini dapat melibatkan daerah lain selain
daerah perioral, istilah dermatitis periorificial telah
diusulkan untuk gangguan pada penyakit ini.1,2
Presentasi klasik pada dermatitis perioral adalah erupsi
yang tumpang tindih dengan gambaran khas berupa
dermatitis eksematous dan erupsi pada jerawat.
Meskipun awalnya digambarkan pada wanita muda 15-
25 tahun, dermatitis perioral sekarang terjadi juga pada
anak-anak.
Sebuah gambaran dari dermatitis perioral menunjukkan
bentuk granulomatosa dermatitis perioral, termasuk
pemeriksaan histologis.1
Epidemiologi
Dermatitis pada orang dewasa lebih banyak
mempengaruhi perempuan.
Dermatitis perioral pada anak mungkin sedikit dominan
pada perempuan dan insidensi sama diantara setiap ras.
Dermatitis perioral telah dilaporkan sebagian besar pada
anak-anak usia prapubertas.
Dermatitis perioral dapat terjadi selama 6 bulan.
Peningkatan prevalensi pada anak-anak Afrika-Amerika
telah dilaporkan, namun belum ada penelitian yang
mendukung.2
Etiopatogenesis
Pasien sering mengungkapkan riwayat penggunaan steroid
reponsif pada erupsi akut pada daerah sekitar mulut, hidung,
dan/atau mata yang terjadi ketika kortikosteroid topikal
dihentikan.
Ketergantungan pada penggunaan kortikosteroid topikal dapat
mengakibatkan pengobatan berulang akibat rekurensi erupsi.
Dalam beberapa kasus, perempuan dengan penggunaan
kortikosteroid topikal akan terjadi dermatitis perioral
granulomatosa, yang biasanya terjadi pada anak-anak
prapubertas.
Namun dermatitis perioral tidak selalu terjadi akibat pemakaian
kortikosteroid topikal.
Penyebab pasti dari dermatitis perioral dalam kasus-kasus
lainnya tidak jelas, tidak ada kaitan dengan faktor genetik,
infeksi (candida, bakteri fusiform, atau demodex furiform).
Selain itu, pernah juga dilaporkan alergi terhadap flurida atau
komponen lain dalam pasta gigi.2
Manifestasi Klinik
Gambaran lesi pada dermatitis perioral mempunyai ciri khusus
seperti papula eritematos, vesikel, dan pustul.
Lesi biasanya simetris tetapi dapat juga unilateral dan muncul di
perioral, perinasal, dan / atau wilayah periokular.
Dalam tinjauan secara retrospektif dari 79 anak-anak dengan
dermatitis perioral, terdapat sekitar 39% di daerah yang bukan
perioral.
Pada dermatitis perioral terdapat gambaran eritema dan bersisik
dapat terlihat.
Granulomatosa dermatitis perioral dengan gambaran
eritematosa, papul berwarna kekuningan hingga kecoklatan.
Selain itu, gambaran lesi dilaporkan muncul pada telinga, leher,
kulit kepala, batang, labia major dan ekstremitas.
Selain itu pasien juga mengeluhkan terasa seperti terbakar atau
gatal.2
Diagnosis
Secara karakteristik, erupsi tiba-tiba terjadi di daerah
nasolabial kemudian menyebar dengan cepat ke zona
perioral terutama di pinggiran bibir.
Kondisi ini terus menerus, intermiten atau remiten.
Kadang-kadang dapat menyebar ke dahi, kelopak mata
dan glabella, dan jarang lesi mungkin hanya periokular.
Pruritus, rasa terbakar dan nyeri adalah gejala yang
menonjol.
Lesi terdiri dari papula kecil monomorfik dan pustula
terjadi dengan latar belakang kemerahan dan skuama.1
Histopatologi.
Tidak ada sejumlah besar data yang diterbitkan pada
histologi dermatitis perioral, mungkin karena
keprihatinan atas risiko jaringan parut dari biopsi wajah.
Satu studi dari 26 kasus menunjukkan sel mononuklear
perivaskular dan perifolikular menyusup dengan
perubahan eksematous ringan, epidermis spongiosis,
dan edema papiler dermis yang menonjol.
Ada peradangan perifollicular dan beberapa pustula
folikular.3,1
Sedangkan pada dermatitis perioral granulomatosa,
histopatologik menunjukkan hiperkeratosis folikel,
edema dan vasodilatasi di papiler dermis, perivaskular
dan parafolikular limfosit, histiosit, dan leukosit
polimorfonuklear dengan granuloma epiteloid sesekali
dan sel datia.3
Penatalaksanaan
Hentikan kortikosteroid topikal
Kortikosteroid fluorin dosis rendah (krim hidrokortison) dapat
meminimalkan lesinya.
Dalam kebanyakan kasus, terapi yang efektif adalah tetrasiklin,
doxycycline atau minociclin yang digunakan 8 sampai 10 minggu
dan di trapping of selama 2 sampai 4 minggu.
Pada anak di bawah 8 tahun, atau pasien alergi tetrasiklin, dapat
menggunakan eritromisin oral.
Tidak jarang pasien memerlukan terapi antibiotik sistemik dosis
rendah selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk
pengobatan kontrol.
Dalam kasus sulit dapat digunakan isotretinoin.1,2
Terapi antibiotik topikal, paling sering dengan
metronidazol topikal, harus dimulai bersamaan dengan
antibiotik sistemik.
Pemberian oitment umumnya harus dihindari dalam
pengobatan dermatitis perioral.
Terapi fotodinamik dengan asam 5-aminoevulinik
topikal telah menjanjikan untuk mengobati dermatitis
peroral.2
Komplikasi
Mayoritas kasus dermatitis perioral dan
granulomatosa tanpa sekuel atau kambuh.
Namun, ada laporan ditemukan jaringan parut.2
Pencegahan
Satu-satunya yang diterima secara luas faktor
yang dapat mempengaruhi terhadap
perkembangan dermatitis perioral adalah
penggunaan kortikosteroid topikal.
Menghindari kontak kulit wajah dengan produk
ini dapat mencegah terjadinya dermatitis
perioral.
Prognosis
Kerusakan dermatitis perioral biasanya terjadi
selama beberapa minggu hingga bulan.
Jika diobati dengan kortikosteroid topikal saja
maka kondisi ini dapat berulang.1,2
Daftar Pustaka
Jones JB. Rosacea, Perioral Dermatitis and Similar Dermatoses,
Flushing and Flushing Syndrome . In: Rooks textbook of
dermatology. 8th. Inggris: Blackwell; 2010.p.20.85-20.86.
Wasitaatmadja SM. Akne, Erupsi Akneformis, Rosasea, Rinofima.
Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Ed.6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011.hal. 261
Lawley PL, Parker RS. Peroral Dermatitis. In: Fitzpatricks color
atlas and synopsis of clinical dermatology. 8th ed. United States:
Mc Grawe Hill Education; 2013.p.13.01-13-05
Loai S, Huang C. Case Report Childhood Granulomatous Perioral
Dermatitis with Good Responses to Minocycline and Topical
Tacrolimus, Extraordinary Significance. Austin J Dermatology.
2015 Feb 27 ;2 (1):1-2
Webster FG. Rosacea and Related Disorders. In: Bolognia JL,
Jorizzo JL, Schaffer JV. Dermatology. 3rd ed. China: Elsevier-
Saunders; 2012.p.533-534
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai