PENDAHULUAN
Nama dari kelainan ini diambil dari nama seorang anatomist Jerman yaitu
Johann Friedrich Meckel. JF Meckel bukan orang pertama yang menemukan
kelainan ini, melainkan oleh Fabricus Hildanus pada tahun 1598 dan Lavater pada
tahun 1671. Namun pada tahun 1809 JF Meckel merupakan yang pertama kali
mempublikasikan deskripsi detail dari anatomi dan sumber embriologik dari
kelainan ini 1,2
1
dari penyakit ini menurun seiring dengan bertambahnya usia, komplikasi yang
ditimbulkan sangatlah serius dan dapat mengancam nyawa. Jadi pemahaman akan
kelainan kongenital ini, baik definisi, anatomi, prevalensi, gambaran klinis,
penatalaksanaannya, dan komplikasinya sangatlah penting untuk diketahui.
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
sampai ke suatu titik tempat kedudukan, pada orang dewasa, pertemuan dua
pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon transversum, dan usus belakang, yang
membentang dari sepertiga kiri kolon transversum hingga ke membrana kloakalis
(Gambar 1). Endoderm membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan
membentuk parenkim berbagai kelenjar seperti hati dan pancreas. Unsur otot dan
unsur peritoneum pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splangnik.2
4
empedu ke duodenum dan berakhir di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan
sepertiga distal kolon transversum. Seluruh usus tengah diperdarahi oleh arteri
mesenterika superior (Gambar 3).2
5
Gambar 3. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang
memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan
serta rotasi saluran usus primer. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu
untuk rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesentrika
inferior masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.1
6
Gambar 4. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan
lateral. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah
menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan
yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180 o
berlawanan arah jarum jam. Perhartika bahwa kolon transversum berjalan di
depan duodenum.3
7
Gambar 5. Anatomi usus halus
1. Tunica
Serosa.
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh
mesotel.
2. Tunica
Muscularis.
Dua selubung otot polos tidak bergaris membentuk tunica muskularis usus
halus.Lapisan ini paling tebal di dalam duodenum dan berkurang dalamnya
kearah distal.Lapisan luarnya stratum longitudinale dan lapisan dalamnya
stratum sirkulare.Plexus myentericus (Auerbach) dan saluran limfe terletak
di antara kedua lapisan otot ini.
3. Tunica Submukosa.
Tunica Submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak diantara
tunika muskularis dan lapisan tipis lamina muskularis mukosa, yang terletak
dibawah mukosa. Dalam ruang ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan
pembuluh limfe.Juga ditemukan neuroplexus Meissner.
4. Tunica Mukosa.
Tunica mukosa usus halus, kecuali pars superior duodenum tersusun dalam
8
lipatan sirkuler tumpang tindih yang berinterdigitasi secara transversa.
Masing- masing lipatan ini ditutup dengan tonjolan vili.
1. Plaque peyer
Plaque peyer terutama berada di dalam ileum dan lebih banyak ke distal.Ia
terdiri dari agregasi lymphaticus yang dikelilingi oleh plexus lymphaticus di
atas permukaan mesenterica usus.
2. Glandula Brunner
Glandula Brunner ada hampir seluruhnya di dalam duodenum, tetapi di
dalam jejunum proximal juga terdapat di proximal dan menurun dengan
penuaan.
2.2 Definisi
9
8. sebagian besar pasien menunjukkan gejala pada umur dibawah 2
tahun
2.3 Epidemiologi
2.4 Patogenesis
10
Fistula umbilikoileal; dikarenakan patensi komplit dari duktus
omphalomesenterik dengan lumen yang masih utuh terbuka sepanjang
duktus. Secara klinis akan ditemukan feses yang keluar dari umbilikus.
Intususepsi juga bisa ditemukan pada keadaan ini, dengan temuan klinis
berupa prolapse ileum pada umbilikus.
Sinus duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh kegagalan dari penutupan
bagian distal-end terhubung oleh pita fibrosis. Secara klinis pada bayi akan
ditemukan duh mukus yang keluar dari umbilikus.
Kista duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh bagian tengah dari duktus
masih paten sedangkan sekitarnya sudah mengalami obliterasi. Di dalam kista
akan ditemukan akumulasi mukus, sebab di dalamnya terdapat lapisan
mukosa intestinal
Pita fibrosis dari ileum ke umbilikus; dikarenakan oleh duktus
omphalomesenterik yang atrofi tidak secara sempurna mengalami obliterasi
dan absorpsi. Secara klinis dapat menyebabkan obstruksi intestinal dan
volvulus.
Divertikulum Meckel dan patensi komplit ileal-end dari duktus
omphalomesenterik. Divertikulum Meckel terletak pada sisi antimesenterik
dari ileum dan bisa ditemukan pita fibrous, jika bagian fibrosisnya tidak
terobliterasi secara penuh. Divertikulum ini umumnya ditemukan 40-100 cm
dari klep ileocecal dengan panjang dapat mencapai 5 cm dan diameter 2 cm.
Suplai darah dan venanya berasal dari pembuluh darah omphalomesenterik
yang masih utuh mesenteric superior halus atau sepanjang permukaan
divertikulum.
11
2.5 Manifestasi Klinis 2
1. Perdarahan
Melena atau tinja khas tampak berwarna merah jernih disebut current
jelly atau brick red appearance. Perdarahan dapat menyebabkan
anemia yang berat, tetapi biasanya berhenti sendiri karena kontraksi
pembuluh darah splanikus ketika penderita sudah menjadi hipovolemik.
Kadang-kadang perdarahan dari divertikulum Meckel dapat menjadi
begitu dramatis, dengan tinja berwarna kehitaman disebut tarry stools.
Gejala ini yang paling sering muncul yaitu sekitar 30 50% . kebanyakan
divertikulum Meckel dilapisi oleh mukosa ektopik, termasuk mukosa
pensekresi asam yang menyebabkan perdarahan intermitten tanpa nyeri
karena ulserasi mukosa ileum normal yang ada di dekatnya. Tidak seperti
mukosa duodenum bagian atas, asam tersebut tidak dinetralisir oleh
bikarbonat pankreas. Jadi, jika seorang bayi/anak datang dengan
perdarahan rectum tanpa nyeri berat, adanya divertikulum Meckel harus
dicurigai.
2. Obstruksi Usus
Divertikulum Meckel sering disertai obstruksi sebagian atau komplit.
Mekanisme obstruksi yang paling sering adalah kalau divertikulum
berperan sebagai titik awal suatu invaginasi. Kejadian ini lebih sering
terjadi pada anak laki-laki yang lebih tua. Penyebab lain obstruksi adalah
12
pita-pita intraperitoneum yang menghubugkan potongan-potongan sisa
duktus omfalomesenterikus dengan ileum dan umbilicus. Pita-pita ini
menyebabkan obstruksi karena menyebabkan herniasi interna atau
volvulus usus halus di sekeliling pita tersebut. Merupakan gejala kedua
yang sering muncul yaitu sekitar 30 35%.
3. Divertikulitis Meckel Akut
Terjadi pada 20% pasien yang bergejala dan sering salah diagnosis dengan
appendiks akut. Hal ini terjadi karena adanya obstruksi intraluminal oleh
divertikulum, yang menyebabkan terjadi inflamasi, edema, iskemia,
nekrosis dan perforasi.
13
Merupakan pemeriksaan yang dipilih untuk mendiagnosis suatu
divertikula Meckel. Dilakukan dengan cara memberikan infus intravena
teknetium-99m perteknetat yang akan terdeteksi melalui kamera. Sel-sel
pensekresi mukus dari mukosa lambung ektopik akan mengambil
perteknetat sehingga memungkinkan visualisasi divertikulum Meckel.
Sensitivitas scan akan lebih meninggi dengan pemberian H2-reseptor
antagonis, seperti cimetidin, glukagon dan gastrin. Sensitivitas scan yang
diperbesar ini adalah sekitar 85% dengan spesivisitas sekitar 95%.6,7
3. Angiografi
Cara deteksi lain adalah angiografi mesenterika. Dapat membantu
mendeteksi bagian yang mengalami perdarahan selama perdarahan aktif
berlangsung. Pengenalan terhadap vaskularisasi embrionik divertikulum
Meckel dapat membantu mengidentifikasi selama proses angiografi
berlangsung.
4. CT-Scan
CT mungkin bukan modalitas utama diagnosis divertikulum Meckel yang
baik. Divertikulum Meckel yang inflamasi tampak sebagai lesi kantung
pemisah, berisi udara, cairan atau kontras oral dan berhubungan dengan
bagian distal usus halus. Inflitrasi lemak mengelilingi lesi. Diagnosis
divertikulum Meckel dapat dicurigai bila gambaran ini terlihat. Klasifikasi
enterolith dan fibrosia sisa duktus vitellinus (pita jaringan lunak) dapat
terlihat. Gambaran divertikulum Meckel yang inflamasi pada CT
dilaporkan pada sedikit kasus pada orang dewasa. CT juga dapat
mengidentifikasi komplikasi lain seperti intususepsi, Littres hernia dan
tumor dan dapat memperlihatkan beberapa kondisi yang hampir sama
seperti appendiksitis, divertikulitis usus besar dan penyakit Crohn.
5. Histologi
Pada pemeriksaan histologi, 62% kasus terdapat heterotrofik mukosa
gaster, 6% jaringan pankreas, 5% jaringan pankreas dan mukosa gaster,
2% mukosa jejunum, 2% jaringan Brunner, dan 2% terdiri dari mukosa
gaster dan duodenum. Mukosa gaster yang ditemukan dapat berupa
14
fundus, bodi, antrum, ataupun pilori. Mukosa fundus dan bodi terdapat
kelenjar oxintik dengan parietal, chief, dan sel-sel mucous neck. Pada
Divertikulum Meckel dengan jaringan pankreas heterotrofik, dapat
ditemukan acini pankreas, duktus, atau islet, ataupun kombinasi diantara
ketiganya. Jaringan terletak di ujung dari Divertikulum Meckel dan
merupakan daerah tempat yang sering terjadi intususepsi.
Emergensi
Kebanyakan dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien karena kelainan ini
adalah bersifat sakit yang akut, pemasangan jalur intravena harus sesegera
mungkin dan administrasi dengan cairan kristaloid dan pasien dipuasakan secara
oral kemudian periksa laboratorium dan golongan darah. Jika terdapat pendarahan
yang signifikan segera transfusi dengan packed red cells obstruksi usus perlu
dilakukan dekompresi nasogastrik dan lakukan pemeriksaan roentgen plain foto.
Jika terdapat perdarahan pada anak-anak dengan kotoran yang dark tarry segera
lakukan gastrik lavage untuk mengeksklusi perdarahan dari sistem cerna atas. Dan
jika negatif lanjutkan dengan endoskopi atas dan sigmoidoskopi fleksibel.
Surgikal
Terapi definitif
Ada empat teknik yang mungkin dapat digunakan pada terapi pembedahan
Divertikulum Meckel, yaitu; 1) penjahitan; 2) penutupan-penjahitan; 3 dan end-
to-end anastomosis; 4) divertikulektomi. Pada keadaan perdarahan wedge
resection atau reseksi segmental dipilih untuk menjamin divertikulum yang
tereksisi terdapat mukosa gaster heterotrofik dan mukosa ileum yang ulserasi.
Pada obstruksi usus, eksisi lebar dibutuhkan untuk memastikan viabilitas dari
usus.
Pada kasus anak-anak dengan divertikulum luas yang beresiko terjadi
stenosis ileum jika divertikulektomi atau wedge resection dilakukan, maka reseksi
15
segmental menjadi pilihan. Pada keadaan Divertikulum Meckel dengan sinus
umbilikus dan fistula, perlu dilakukan eksisi umbilikus.
Terapi asimptomatis
Terapi pembedahan pada kasus asimptomatis masih kontroversial, sebab
dari data menunjukkan bahwa komplikasi dari kelainan ini menurun sesuai
dengan berjalannya waktu. Ada yang menyebutkan bahwa pada kasus dengan
divertikulum yang luas atau dengan pendek perlu dilakukan eksisi universal,
namun pada kedua kasus ini jarang terjadi komplikasi. Studi lain menunjukkan
bahwa hanya pasien-pasien yang dengan umur di bawah 50 tahun yang perlu
dilakukan tindakan bedah.
2.9 Komplikasi
Secara garis besar, komplikasi divertikulum Meckel dapat diklasifikasikan sebagai
:
1. The Peptic group, yang mana heterotropik mukosa gaster menyebabkan
perkembangan ulser peptik yang kronik pada divertikulum itu sendiri atau
sekitarnya ke stoma. Hal ini muncul dengan perdarahan, perforasi akut.
16
2. The Inflammatory group, yang mana inflamasi akut mengubah tempat dan
menghasilkan gangren serta perforasi. Perforasi juga dapat disebabkan
oleh penetrasi benda asing. Pada kelompok ini, tanda dan gejala mirip
dengan appendiksitis akut.
3. The Obstructive group, yang mana obstruktif intestinal merupakan hasil
dari intususepsi, volvulus, perlengketan, pita, tali fibrosa, benda asing atau
concretion.
4. The Umbilical group, yang meliputi fistula, kista dan granuloma.
5. The Tumor group, yang meliputi baik benigna (mioma, lipoma, neuroma
dan adenoma) dan maligna (adenocarcinoma, leiomyosarcoma dan tumor
carcinoid) dan kista.
2.10 Prognosis
Prognosis divertikulum Meckel baik. Angka kematian setelah operasi pada
pasien divertikulum yang simptomatik dilaporkan mencapai 2 5%. Pada pasien
asimptomatik yang dilakukan divertikulektomi insidental, mempunyai komplikasi
awal dan lanjut sekitar 2% kasus dengan angka kematian mencapai 1%.2
BAB III
KESIMPULAN
17
mengoptimalisasi keadaan vital dari pasien. Terapi surgikal dibedakan menjadi
dua yaitu definitf yang dilakukan untuk mengoreksi keadaan kelainan dan
menanggulangi mkomplikasi serta mencegahnya berlangsung lama. Terapi
surgikal kedua adalah terapi surgikal asimptomatis yang sekarang masih
kontroversial dan dilakukan untuk mengkoreksi kelainan ini sebelum timbul
komplikasi. Pada terapi surgikal definitf ada empat teknik yang mungkin dapat
digunakan, yaitu; 1) penutupan-penjahitan; 2) penutupan-penjahitan; 3) to-end
anastomosis; 4) pembelahan pita fibrosis dengan atau tanpa divertikulektomi.
Daftar Pustaka
18
7. Elsayes KM, Menias CO, Harvin HJ, Francis IR. Imaging Manifestations
of Meckels Diverticulum. AJR. 2007;189:81-88.
8. Ghritlaharey RK, Budhwani KS, Shrivastava DK, Shrivastava J. 2011;5(
693.
9. Emedicine. Rabinowitz SS. Pediatric Meckel Diverticulum. 2010.
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/931229
19