Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Divertikulum Meckel merupakan malformasi kongenital dari traktus


gastrointestinal yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 2%-4% dari populasi.
Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi dari traktus
gastrointestinal dengan adanya persistensi dari duktus vitello-intestinal./
omphalomesenterik yang gagal mengalami penutupan dan absorpsi. 1,2

Nama dari kelainan ini diambil dari nama seorang anatomist Jerman yaitu
Johann Friedrich Meckel. JF Meckel bukan orang pertama yang menemukan
kelainan ini, melainkan oleh Fabricus Hildanus pada tahun 1598 dan Lavater pada
tahun 1671. Namun pada tahun 1809 JF Meckel merupakan yang pertama kali
mempublikasikan deskripsi detail dari anatomi dan sumber embriologik dari
kelainan ini 1,2

Divertikulum Meckel merupakan yang sering ditemukan dari spektrum,


anomali pada duktus omphalomesenterik, yang dapat disertai dengan adanya
fistula umbilikoileal, sinus umbilikal, kista umbilikal, dan korda fibrosis yang
menghubungakan ileum ke umbilikus.3 Insiden dari Divertikulum Meckel
asimptomatis seimbang baik pada laki-laki maupun perempuan, tetapi gejala dari
komplikasi lebih sering ditemukan pada pasien laki-laki. 3

Kelainan kongenital ini umumnya ditemukan secara insidental pada saat


dilakukan laparatomi ataupun laparoskopi, namun kelainan ini sendiri dapat
memberikan ancaman jiwa bagi pasien yang menderitanya. Angka onset dan
frekuensi dari komplikasi Divertikulum Meckel menurun sejalan dengan umur.
Rentangan resiko komplikasinya sebanyak 4-25%. Komplikasi yang dapat
ditimbulkan adalah adanya ulkus, pendarahan, obstruksi usus kecil, divertikulitis,
dan perforasi.2
Dari beberapa komplikasi tersebut, pendarahan merupakan komplikasi
yang tersering terjadi yaitu sebanyak 20-30%. 1,2,3 Walaupun resiko komplikasi

1
dari penyakit ini menurun seiring dengan bertambahnya usia, komplikasi yang
ditimbulkan sangatlah serius dan dapat mengancam nyawa. Jadi pemahaman akan
kelainan kongenital ini, baik definisi, anatomi, prevalensi, gambaran klinis,
penatalaksanaannya, dan komplikasinya sangatlah penting untuk diketahui.

2
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Embriologi dan Anatomi Usus Halus

2.1.1. Embriologi Usus Halus ( Midgut)

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa tabung


sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung berupa suatu pelebaran
berbentuk kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang
asimetri. Duktus vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini. Pada
usia janin bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menerangkan
timbulnya cacat bawaan pada bayi dikemudian hari. Usus tumbuh dengan cepat
dan berada dibawah tali pusat. Sewaktu usus menarik kembali ke dalam rongga
perut, duodenum dan sekum berputar deengan arah berlawanan jarum jam.
Duodenum memutar dorsal arteri dan vena mesentrika superior, sedangkan sekum
memutar di ventralnya sehingga kemudian sekum terletak di fosa iliaka kanan.1
Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral,
sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke
dalam mudigah membentuk usus primitif. Dua bagian lain dari rongga berlapis
tersebut, kantung kuning telur dan allantois, tetap berada di luar mudigah (Gambar
1. A-D).
Pada lapisan kepala dan ekor mudigah, usus primitif membentuk sebuah
tabung berujung buntu, masing-masing usus depan dan usus belakang. Pada
bagian tengah yaitu, usus tengah, untuk sementara tetap berhubungan dengan
kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar
1.D).1
Perkembangan usus primitif dan turunannya biasanya dibagi menjadi 4 bagian
yakni; usus faringeal atau faring, yang membentang dari membrana bukofaringeal
hingga ke divertikulum trakeobronkialis (Gambar 1.D); usus depan, yang terletak
di sebelah kaudal tabung faring tersebut serta membentang ke kaudal hingga ke
tunas hati; usus tengah, mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan

3
sampai ke suatu titik tempat kedudukan, pada orang dewasa, pertemuan dua
pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon transversum, dan usus belakang, yang
membentang dari sepertiga kiri kolon transversum hingga ke membrana kloakalis
(Gambar 1). Endoderm membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan
membentuk parenkim berbagai kelenjar seperti hati dan pancreas. Unsur otot dan
unsur peritoneum pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splangnik.2

Gambar 1. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6, yang


memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus dan pembentukan serta
rotasi saluran usus primer. Arteri mesenterika superior membentuk sumbu untuk
rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesenterika inferior
masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.1
Perkembangan Usus Tengah
Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding
dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung
kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar 1 dan 2).
Pada orang dewasa, usus tengah mulai tepat di sebelah distal muara saluran

4
empedu ke duodenum dan berakhir di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan
sepertiga distal kolon transversum. Seluruh usus tengah diperdarahi oleh arteri
mesenterika superior (Gambar 3).2

Gambar 2. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan


lateral). Arteri mesenterika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah
menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan
yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180
berlawanan dengan arah jarum jam. Perhatikan bahwa kolon transversum berjalan
di depan duodenum.1

5
Gambar 3. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang
memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan
serta rotasi saluran usus primer. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu
untuk rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesentrika
inferior masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.1

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat


dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer (Gambar 3 dan 4).
Pada bagian puncaknya, saluran usus itu tetap berhubungan langsung dengan
kantung kuning telur melalui duktus vitellinus yang sempit (Gambar 3).
Bagian kranial saluran usus ini berkembang menjadi bagian distal duodenum,
jejunum dan bagian ileum. Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum,
apendiks, kolon asendens dan dua pertiga bagian proksimal kolon transversum.1

6
Gambar 4. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan
lateral. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah
menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan
yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180 o
berlawanan arah jarum jam. Perhartika bahwa kolon transversum berjalan di
depan duodenum.3

2.1.2 Anatomi Usus Halus

Secara anatomi usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu


duodenum, jejenum, dan ileum. Panjang duodenum kira-kira 20 cm, jejenum 100-
110 cm, sedangkan ileum 150-160 cm. Jejunoileum memanjang dari ligamentum
Treitz ke katup ileosekal. Jejenum lebih besar dan lebih tebal jika dibandingkan
dengan ileum, dan hanya memiliki satu atau dua arcade valvular dibandingkan
empat sampai lima pada ileum.3

Usus kecil digantung oleh mesenterium yang membawa pasokan vascular


dan limfatik.Mesenterium berjalan secara oblik dari kiri L2 ke kanan dari sendi S1
dan bersifat sangat mobile. Pasokan darah ke jejunum dan ileum melalui arteri
mesenterika superior, yang juga melanjutkan pasokan sampai kolon transversal
proksimal. Arcade vaskular dalam mesenterium menyediakan pasokan kolateral.
Drainase vena sejajar dengan pasokan arteri, membawa ke vena mesenterika
superior, bergabung dengan vena splenika di belakang pancreas untuk membentuk
vena porta.Drainase limfatik dari dinding usus melalui nodus mesenterikus ke
nodus mesenterikus superior ke dalam sisterna kili dan akhirnya ke duktus
torasikus.Lipatan mukosa membentuk plica plika sirkularis transversal
sirkumferensial. Persarafannya adalah parasimpatis dan mempengaruhi sekresi
serta motilitas . Simpatik berasal dari nervus splanikus melalui pleksus seliaka,
mempengaruhi sekresi dan motalitas usus serta vascular dan membawa aferen rasa
nyeri.3

7
Gambar 5. Anatomi usus halus

Dinding usus halus di bagi dalam 4 lapisan :

1. Tunica
Serosa.
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh
mesotel.

2. Tunica
Muscularis.
Dua selubung otot polos tidak bergaris membentuk tunica muskularis usus
halus.Lapisan ini paling tebal di dalam duodenum dan berkurang dalamnya
kearah distal.Lapisan luarnya stratum longitudinale dan lapisan dalamnya
stratum sirkulare.Plexus myentericus (Auerbach) dan saluran limfe terletak
di antara kedua lapisan otot ini.

3. Tunica Submukosa.
Tunica Submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak diantara
tunika muskularis dan lapisan tipis lamina muskularis mukosa, yang terletak
dibawah mukosa. Dalam ruang ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan
pembuluh limfe.Juga ditemukan neuroplexus Meissner.

4. Tunica Mukosa.
Tunica mukosa usus halus, kecuali pars superior duodenum tersusun dalam

8
lipatan sirkuler tumpang tindih yang berinterdigitasi secara transversa.
Masing- masing lipatan ini ditutup dengan tonjolan vili.

Lipatan dan vili lebih banyak di dalam jejunum dibandingkan di dalam


ileum, sehingga jejunum bertanggung jawab lebih besar dalam absorbsi. Ada dua
area dalam tingkatan submukosa dan bagian spesifik usus halus :

1. Plaque peyer
Plaque peyer terutama berada di dalam ileum dan lebih banyak ke distal.Ia
terdiri dari agregasi lymphaticus yang dikelilingi oleh plexus lymphaticus di
atas permukaan mesenterica usus.

2. Glandula Brunner
Glandula Brunner ada hampir seluruhnya di dalam duodenum, tetapi di
dalam jejunum proximal juga terdapat di proximal dan menurun dengan
penuaan.

2.2 Definisi

Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi kongenital


dari traktus gastrointestinal dengan adanya persistensi dari duktus vitello-
intestinal/ omphalomesenterik yang gagal mengalami penutupan dan absorpsi.2,4,5
Divertikulum dikenal dengan rule 2S yaitu :
1. mengenai 2 % dari populasi
2. jaraknya 2 kaki dari ileocaecal valve
3. panjangnya 2 inchi
4. hanya 2 % yang simptomatik dari semua divertikulum meckel
5. didalamnya mungkin terdapat 2 jenis jaringan heteropik yaitu
mukosa gaster dan jaringan pankreas
6. 2 penyakit mungkin timbul didalamnya yaitu ulkus peptikum dan
divertikulitis
7. 2 penyulit yang mungkin terjadi yaitu perforasi pada divertikulitis
akut atau ulkus peptikum dan perdarahan ulkus peptikum

9
8. sebagian besar pasien menunjukkan gejala pada umur dibawah 2
tahun

2.3 Epidemiologi

Dari data epidemiologi menunjukkan bahwa, prevalensi dari Divertikulum


Meckel mencapai 2% pada populasi umum. Kebanyakan dari kelainan ini
ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan laparotomi ataupun laparoskopi.
Rasio Divertikulum Meckel yang asimptomatis pada laki-laki dan perempuan
adalah 1:1, namun pada keadaan yang simptomatis atau keadaan komplikasi yang
sudah menimbulkan gejala cenderung dominan pada laki-laki yaitu dengan rasio
3:1. Sebuah studi menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin pasien Divertikulum
Meckel pada orang Jepang lebih tinggi orang Amerika dan Eropa Dari berbagai
macam studi menyebutkan bahwa resiko untuk terjadinya komplikasi selama
hidup adalah 4-25%. Sedangkan resiko untuk timbulnya komplikasi setelah
postoperasi eksisi dari divertikulum isidental adalah 8%. 4,5

2.4 Patogenesis

Duktus omphalomesenterik atau vitelline merupakan duktus yang


menghubungkan menghubungkan yolk sac dengan midgut yang sedang
berkembang. Pada minggu keenam perkembangan embrio, midgut memanjang
dan herniasi menuju korda umbilikus. Di dalam korda umbilikus, midgut
kemudian berotasi 90 arah jarum jam di sekitar axis dari arteri mesenterik
superior. Pada waktu yang bersamaan midgut juga memanjang untuk membentuk
jejunum dan ileum dan lumen dari duktus omphalomesenterik akan menutup.
Pada minggu ke-5 sampai ke-8 perkembangan embrio, midgut kembali menuju
kavum abdomen dan duktus omphalomesenterik akan menjadi pita fibrosis, yang
mana akan mengalami disintegrasi dan absorpsi. 2,4

Jika duktus omphalomesenterik mengalami kegagalan atrofi total dan


disintegrasi, maka duktus ini akan terus tumbuh. Karena kegagalan ini akan
menyebabkan berbagai kelainan kongenital, yaitu:4,5

10
Fistula umbilikoileal; dikarenakan patensi komplit dari duktus
omphalomesenterik dengan lumen yang masih utuh terbuka sepanjang
duktus. Secara klinis akan ditemukan feses yang keluar dari umbilikus.
Intususepsi juga bisa ditemukan pada keadaan ini, dengan temuan klinis
berupa prolapse ileum pada umbilikus.
Sinus duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh kegagalan dari penutupan
bagian distal-end terhubung oleh pita fibrosis. Secara klinis pada bayi akan
ditemukan duh mukus yang keluar dari umbilikus.
Kista duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh bagian tengah dari duktus
masih paten sedangkan sekitarnya sudah mengalami obliterasi. Di dalam kista
akan ditemukan akumulasi mukus, sebab di dalamnya terdapat lapisan
mukosa intestinal
Pita fibrosis dari ileum ke umbilikus; dikarenakan oleh duktus
omphalomesenterik yang atrofi tidak secara sempurna mengalami obliterasi
dan absorpsi. Secara klinis dapat menyebabkan obstruksi intestinal dan
volvulus.
Divertikulum Meckel dan patensi komplit ileal-end dari duktus
omphalomesenterik. Divertikulum Meckel terletak pada sisi antimesenterik
dari ileum dan bisa ditemukan pita fibrous, jika bagian fibrosisnya tidak
terobliterasi secara penuh. Divertikulum ini umumnya ditemukan 40-100 cm
dari klep ileocecal dengan panjang dapat mencapai 5 cm dan diameter 2 cm.
Suplai darah dan venanya berasal dari pembuluh darah omphalomesenterik
yang masih utuh mesenteric superior halus atau sepanjang permukaan
divertikulum.

11
2.5 Manifestasi Klinis 2

1. Perdarahan
Melena atau tinja khas tampak berwarna merah jernih disebut current
jelly atau brick red appearance. Perdarahan dapat menyebabkan
anemia yang berat, tetapi biasanya berhenti sendiri karena kontraksi
pembuluh darah splanikus ketika penderita sudah menjadi hipovolemik.
Kadang-kadang perdarahan dari divertikulum Meckel dapat menjadi
begitu dramatis, dengan tinja berwarna kehitaman disebut tarry stools.
Gejala ini yang paling sering muncul yaitu sekitar 30 50% . kebanyakan
divertikulum Meckel dilapisi oleh mukosa ektopik, termasuk mukosa
pensekresi asam yang menyebabkan perdarahan intermitten tanpa nyeri
karena ulserasi mukosa ileum normal yang ada di dekatnya. Tidak seperti
mukosa duodenum bagian atas, asam tersebut tidak dinetralisir oleh
bikarbonat pankreas. Jadi, jika seorang bayi/anak datang dengan
perdarahan rectum tanpa nyeri berat, adanya divertikulum Meckel harus
dicurigai.
2. Obstruksi Usus
Divertikulum Meckel sering disertai obstruksi sebagian atau komplit.
Mekanisme obstruksi yang paling sering adalah kalau divertikulum
berperan sebagai titik awal suatu invaginasi. Kejadian ini lebih sering
terjadi pada anak laki-laki yang lebih tua. Penyebab lain obstruksi adalah

12
pita-pita intraperitoneum yang menghubugkan potongan-potongan sisa
duktus omfalomesenterikus dengan ileum dan umbilicus. Pita-pita ini
menyebabkan obstruksi karena menyebabkan herniasi interna atau
volvulus usus halus di sekeliling pita tersebut. Merupakan gejala kedua
yang sering muncul yaitu sekitar 30 35%.
3. Divertikulitis Meckel Akut
Terjadi pada 20% pasien yang bergejala dan sering salah diagnosis dengan
appendiks akut. Hal ini terjadi karena adanya obstruksi intraluminal oleh
divertikulum, yang menyebabkan terjadi inflamasi, edema, iskemia,
nekrosis dan perforasi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang 6,7

Diagnosis preopeatif divertikulum Meckel adalah sangat sulit. Sehingga


dibutuhkan kecurigaan serta tanda dan gejala klinis yang cukup tinggi untuk
membantu memfokuskan evaluasi radiologi.

1. Foto Polos Abdomen


Foto polos dapat menunjukkan gambaran ileus obstruktif. Jika
divertikulum distensi, terlihat adanya udara di fossa ilaka kanan atau di
tengah abdomen dapat menjadi kunci diagnosis. Jika perforasi terjadi,
maka foto polos abdomen dapat menunjukkan adanya pneumoperitoneum.
Meskipun barium meal biasanya tidak terlalu membantu dalam
menggambarkan divertikulum Meckel pada beberapa pasien, tetapi
anomali ini dapat dideteksi jika teknik ini dilakukan dengan hati-hati.
Barium enema dapat menunjukkan divertikula Meckel jika refluks yang
cukup mencapai ileum terminal.
Penemuan dengan foto polos tidak spesifik. Evaluasi dengan
barium meal konvensional kurang spesifik karena divertikula mengisi dan
mengelilingi usus halus sehingga tumpang tindih dan menyebabkan
divertikula tidak jelas. Barium enema dapat membantu mendeteksi
divertikula Meckel karena terletak di distal.6,7

2. Scan Tektenium-99m perteknetat (99mTc)

13
Merupakan pemeriksaan yang dipilih untuk mendiagnosis suatu
divertikula Meckel. Dilakukan dengan cara memberikan infus intravena
teknetium-99m perteknetat yang akan terdeteksi melalui kamera. Sel-sel
pensekresi mukus dari mukosa lambung ektopik akan mengambil
perteknetat sehingga memungkinkan visualisasi divertikulum Meckel.
Sensitivitas scan akan lebih meninggi dengan pemberian H2-reseptor
antagonis, seperti cimetidin, glukagon dan gastrin. Sensitivitas scan yang
diperbesar ini adalah sekitar 85% dengan spesivisitas sekitar 95%.6,7

3. Angiografi
Cara deteksi lain adalah angiografi mesenterika. Dapat membantu
mendeteksi bagian yang mengalami perdarahan selama perdarahan aktif
berlangsung. Pengenalan terhadap vaskularisasi embrionik divertikulum
Meckel dapat membantu mengidentifikasi selama proses angiografi
berlangsung.

4. CT-Scan
CT mungkin bukan modalitas utama diagnosis divertikulum Meckel yang
baik. Divertikulum Meckel yang inflamasi tampak sebagai lesi kantung
pemisah, berisi udara, cairan atau kontras oral dan berhubungan dengan
bagian distal usus halus. Inflitrasi lemak mengelilingi lesi. Diagnosis
divertikulum Meckel dapat dicurigai bila gambaran ini terlihat. Klasifikasi
enterolith dan fibrosia sisa duktus vitellinus (pita jaringan lunak) dapat
terlihat. Gambaran divertikulum Meckel yang inflamasi pada CT
dilaporkan pada sedikit kasus pada orang dewasa. CT juga dapat
mengidentifikasi komplikasi lain seperti intususepsi, Littres hernia dan
tumor dan dapat memperlihatkan beberapa kondisi yang hampir sama
seperti appendiksitis, divertikulitis usus besar dan penyakit Crohn.

5. Histologi
Pada pemeriksaan histologi, 62% kasus terdapat heterotrofik mukosa
gaster, 6% jaringan pankreas, 5% jaringan pankreas dan mukosa gaster,
2% mukosa jejunum, 2% jaringan Brunner, dan 2% terdiri dari mukosa
gaster dan duodenum. Mukosa gaster yang ditemukan dapat berupa

14
fundus, bodi, antrum, ataupun pilori. Mukosa fundus dan bodi terdapat
kelenjar oxintik dengan parietal, chief, dan sel-sel mucous neck. Pada
Divertikulum Meckel dengan jaringan pankreas heterotrofik, dapat
ditemukan acini pankreas, duktus, atau islet, ataupun kombinasi diantara
ketiganya. Jaringan terletak di ujung dari Divertikulum Meckel dan
merupakan daerah tempat yang sering terjadi intususepsi.

2.7 Penatalaksanaan 2,4,5,8

Emergensi
Kebanyakan dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien karena kelainan ini
adalah bersifat sakit yang akut, pemasangan jalur intravena harus sesegera
mungkin dan administrasi dengan cairan kristaloid dan pasien dipuasakan secara
oral kemudian periksa laboratorium dan golongan darah. Jika terdapat pendarahan
yang signifikan segera transfusi dengan packed red cells obstruksi usus perlu
dilakukan dekompresi nasogastrik dan lakukan pemeriksaan roentgen plain foto.
Jika terdapat perdarahan pada anak-anak dengan kotoran yang dark tarry segera
lakukan gastrik lavage untuk mengeksklusi perdarahan dari sistem cerna atas. Dan
jika negatif lanjutkan dengan endoskopi atas dan sigmoidoskopi fleksibel.

Surgikal

Terapi definitif
Ada empat teknik yang mungkin dapat digunakan pada terapi pembedahan
Divertikulum Meckel, yaitu; 1) penjahitan; 2) penutupan-penjahitan; 3 dan end-
to-end anastomosis; 4) divertikulektomi. Pada keadaan perdarahan wedge
resection atau reseksi segmental dipilih untuk menjamin divertikulum yang
tereksisi terdapat mukosa gaster heterotrofik dan mukosa ileum yang ulserasi.
Pada obstruksi usus, eksisi lebar dibutuhkan untuk memastikan viabilitas dari
usus.
Pada kasus anak-anak dengan divertikulum luas yang beresiko terjadi
stenosis ileum jika divertikulektomi atau wedge resection dilakukan, maka reseksi

15
segmental menjadi pilihan. Pada keadaan Divertikulum Meckel dengan sinus
umbilikus dan fistula, perlu dilakukan eksisi umbilikus.

Terapi asimptomatis
Terapi pembedahan pada kasus asimptomatis masih kontroversial, sebab
dari data menunjukkan bahwa komplikasi dari kelainan ini menurun sesuai
dengan berjalannya waktu. Ada yang menyebutkan bahwa pada kasus dengan
divertikulum yang luas atau dengan pendek perlu dilakukan eksisi universal,
namun pada kedua kasus ini jarang terjadi komplikasi. Studi lain menunjukkan
bahwa hanya pasien-pasien yang dengan umur di bawah 50 tahun yang perlu
dilakukan tindakan bedah.

2.8 Diagnosis Banding


Diagnosis banding tergantung pada komplikasi divertikulum Meckel yang terjadi.
Karena, lokasi ileum yang berubah-ubah menyebabkan kita harus
mempertimbangkan semua kejadian patologis intraabdomen jika pasien datang
dengan proses inflamasi atau obstruksi.
1. Appendiksitis akut, tanda dan gejalanya sulit dibedakan dengan
divertikulitis Meckel akut dan dapat dibedakan saat operasi.
2. Divertikulitis. Divertikulitis sigmoid atau kolon bagian kanan memberikan
gejala yang sama dengan appendiksitis akut atau divertikulitis Meckel.
3. Penyakit Crohn. Perdarahan rectal dapat terjadi, terutama pada pasien
dengan keterlibatan kolon, tetapi tidak menunjukkan gejala yang khas,
dapat dibedakan dari divertikulum Meckel.9

2.9 Komplikasi
Secara garis besar, komplikasi divertikulum Meckel dapat diklasifikasikan sebagai
:
1. The Peptic group, yang mana heterotropik mukosa gaster menyebabkan
perkembangan ulser peptik yang kronik pada divertikulum itu sendiri atau
sekitarnya ke stoma. Hal ini muncul dengan perdarahan, perforasi akut.

16
2. The Inflammatory group, yang mana inflamasi akut mengubah tempat dan
menghasilkan gangren serta perforasi. Perforasi juga dapat disebabkan
oleh penetrasi benda asing. Pada kelompok ini, tanda dan gejala mirip
dengan appendiksitis akut.
3. The Obstructive group, yang mana obstruktif intestinal merupakan hasil
dari intususepsi, volvulus, perlengketan, pita, tali fibrosa, benda asing atau
concretion.
4. The Umbilical group, yang meliputi fistula, kista dan granuloma.
5. The Tumor group, yang meliputi baik benigna (mioma, lipoma, neuroma
dan adenoma) dan maligna (adenocarcinoma, leiomyosarcoma dan tumor
carcinoid) dan kista.

2.10 Prognosis
Prognosis divertikulum Meckel baik. Angka kematian setelah operasi pada
pasien divertikulum yang simptomatik dilaporkan mencapai 2 5%. Pada pasien
asimptomatik yang dilakukan divertikulektomi insidental, mempunyai komplikasi
awal dan lanjut sekitar 2% kasus dengan angka kematian mencapai 1%.2
BAB III
KESIMPULAN

Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital dari traktus


gastrointestinal yang sering ditemukan, akibat adanya kegagalan penutupan dan
penyerapan dari duktus omphalomesenterik atau vitellin, yaitu sebuah duktus
yang menghubungkan yolk sac dengan midgut yang sedang berkembang. Angka
kejadiannya mencapai 2-4% pada populasi umum dengan predileksi yang sama
atara laki dengan perempuan .
Gejala yang ditimbulkan dari kelainan beragam tergantung dari komplikasi
yang ditimbulkan. Komplikasi yang sering ditimbulkan adalah adanya obstruksi
usus, perdarahan, dan divertikulitis.
Penatalaksanaan dari kelainan kongenital ini dibagi menjadi dua yaitu terapi
emergensi dan surgical. Terapi emergensi berguna untuk mengembalikan dan

17
mengoptimalisasi keadaan vital dari pasien. Terapi surgikal dibedakan menjadi
dua yaitu definitf yang dilakukan untuk mengoreksi keadaan kelainan dan
menanggulangi mkomplikasi serta mencegahnya berlangsung lama. Terapi
surgikal kedua adalah terapi surgikal asimptomatis yang sekarang masih
kontroversial dan dilakukan untuk mengkoreksi kelainan ini sebelum timbul
komplikasi. Pada terapi surgikal definitf ada empat teknik yang mungkin dapat
digunakan, yaitu; 1) penutupan-penjahitan; 2) penutupan-penjahitan; 3) to-end
anastomosis; 4) pembelahan pita fibrosis dengan atau tanpa divertikulektomi.

Daftar Pustaka

1. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman. ed 10. Alih Bahasa Joko


Suyono, Editor Devi H Ronardy. Jakarta: EGC; 2009. Hal 243, 257-268.
2. Behrman, Richard E, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15.
Jakarta: EGC, 2000.hal 1313-1317
3. Sjamsuhidajat R, Jong W D. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta:
EGC; 2004. Hal 732.
4. Sagar J, Kumar V, Shah DK. Meckels diverticulum: a systematic review.
J R Soc Med. 2006;99:501-505.
5. Emedicine. Kuwajerwala NK. Meckel Diverticulum. 2008. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/194776
6. Levy AD, Hobbs CM. From the Archives of the AFIP. Meckel
Diverticulum: Radiologic Features with Pathologic Correlation.
Radiographics. 2004;2

18
7. Elsayes KM, Menias CO, Harvin HJ, Francis IR. Imaging Manifestations
of Meckels Diverticulum. AJR. 2007;189:81-88.
8. Ghritlaharey RK, Budhwani KS, Shrivastava DK, Shrivastava J. 2011;5(
693.
9. Emedicine. Rabinowitz SS. Pediatric Meckel Diverticulum. 2010.
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/931229

19

Anda mungkin juga menyukai